Rima Novita Sari
Universitas Darma Persada

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tantangan Ryousai Kenbo dalam Menyeimbangkan Pekerjaan Rima Novita Sari
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.652 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v2i1.7262

Abstract

Ryousai kenbo created as country ideology to encourage women in Japan for not giving up their role as a mother. However, as the expansion of modernization, many opportunities for women to have career outside domestic roles are freely open. Today, ryousai kenbo could be considering as obstacle to aim women’s domestic role stability and social equality. The aim of the study is to identify the obstacle of balancing work life as ryousai kenbo and career women in Japan. This study is a qualitative approach by using analysis of article in media and survey. Theory is qualitative descriptive to find the analysis result. The method used is analysis of news article and survey. Based on the results, this study concludes the obstacle of women for work-life balance between ryousai kenbo and career women with four facts, which are 1) gender wages gap, 2) ryousai kenbo roles are limited to child rearing and house work, 3) mother as a career woman is facing difficult from resignation, 4) several regular regulations could not be implemented due to concerns of social pressure at work.
From NEET to ‘NIITO’: Defining Social Problem in Japan Rima Novita Sari; Herlina Sunarti; Ni Luh Suparwati
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/taiyou.v3i1.9551

Abstract

This research aims to denote the phrase NEET, which became ‘niito’ in Japan. NEET stands for Not in Education, Employment, or Training at its inception and refers to social problems faced by productive forces who are not in education or employment. NEET has developed into a social problem in many other countries, and the word was later renamed ‘niito’ in Japan. According to the data collected, the term NEET in Japan morphed which spawned a variety of additional ‘niito’ that are not only related to the workforce but also individual psychological and mental health concerns. The method of research is qualitative with descriptive analysis. The social problems theory by Richard C. Fuller dan Richard R. Myers (1941) used to find the answer; demonstrates three steps of the problems which are awareness, policy determination and reform. As results of the research, NEET in Japan originally denoted the phrase productive forces solely did not wish to work. However, as the term evolved in society, it gave rise to various ‘niito’ meanings. Thus, in Japan, the term NEET refers to labor force concerns and individual psychological disorders that can contribute to a person becoming ‘niito’.
Kegiatan Webinar Soft Skill Meningkatkan Kompetensi Personal Dalam Pandemi Covid-19 Bertha Nursari; Tia Martia; Rima Novita Sari; Zainur Fitri; Metty Suwandany; Hermansyah Djaya
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 3, No 2 (2023): June
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.3.2.245-252.2023

Abstract

Pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah webinar soft skill bertema meningkatkan daya saing kompetensi personal dalam masa pandemi covid-19. Kondisi pandemi virus Covid-19 mengakibatkan institusi pendidikan diberikan tantangan untuk beradaptasi agar dapat mengembangkan potensi dalam menghasilkan pengetahuan komprehensif sesuai bidang keilmuan. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jepang memang dibutuhkan oleh perusahaan yang memiliki keterkaitan dan kerjasama dengan Jepang, namun ketika di lapangan, kemampuan ini harus didukung dengan kompetensi-kompetensi lain, baik berupa hard skill, maupun soft skill agar seorang staf mampu berkontribusi secara optimal. Kemampuan bahasa Jepang dan penguasaan hard skill lain pada umumnya menjadi modal awal untuk dapat memenuhi persyaratan agar dapat bergabung di suatu perusahaan. Namun, pada saat menjalankan aktivitas di perusahaan, penguasaan soft skill pendukung ternyata sangat berperan dan menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas dan kelancaran pengembangan karier selanjutnya. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk webinar yang mengundang narasumber yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi personal terutama soft skill berupa kemampuan menerjemahkan, kemampuan melakukan presentasi dalam bahasa Jepang, dan hal-hal apa saja yang harus dan perlu disiapkan agar menjadi tenaga kerja yang siap pakai baik di perusahaan Jepang yang berdomisili di Indonesia maupun di Jepang.
Pembuatan Modul Pembelajaran Japanese Language Proficiency Test N4 Tia Martia; Bertha Nursari; Zainur Fitri; Metty Suwandany; Rima Novita Sari; Hermansyah Djaya
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 3, No 2 (2023): June
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.3.2.305-310.2023

Abstract

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran guna meningkatkan kemampuan yang sesuai kebutuhan peserta didik. Salah satu bahan ajar yang sering digunakan adalah buku cetak dan modul, keduanya mempunyai tujuan yang sama yakni mempermudah pengajar dan peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Buku cetak identik dengan buku ajar sedangkan modul adalah satu kesatuan bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri maupun dengan tutor/pendamping. Dalam pengabdian masyarakat Tahun Ajaran 2022-2023 ini, dilakukan kegiatan pembuatan modul JLPT N4 yang membahas moji goi (huruf dan kosakata) dan bunpou (tata bahasa). Modul ini disusun berdasarkan metode pendidikan berbasis kompetensi (competency-based education) dengan didukung metode Research and Development (RD).