Febrina Mahmudah
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan ATC/DDD dan DU 90% di Bagian Bedah Digestif di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung Mahmudah, Febrina; Sumiwi, Sri A.; Hartini, Sri
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.209 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.4.293

Abstract

  tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah, di antaranya pengobatan akan lebih mahal, efek samping lebih toksik, meluasnya resistensi dan timbulnya kejadian superinfeksi yang sulit diobati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien bedah digestif di salah satu rumah sakit di Bandung. Data penggunaan antibiotik diperoleh dari Instalasi Rekam Medis pada Juli–Desember 2013. Data diperoleh dengan metode ATC/DDD dan DU 90%. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi retrospektif yang diambil dari catatan medik untuk menilai kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik. Sampel diambil dengan cara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 208 catatan medik didapatkan total penggunaan antibiotik 17,9 DDD/100 hari rawat dan antibiotik yang masuk dalam DU 90% yaitu seftriakson (8,77 DDD/100 hari rawat), metronidazol (4,61 DDD/100 hari rawat), sefiksim (1,09 DDD/100 hari rawat), sefepim (0,85 DDD/100 hari rawat), siprofloksasin (0,73 DDD/100 hari rawat), dan meropenem (0,42 DDD/100 hari rawat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kuantitas penggunaan antibiotik yang paling banyak adalah seftriakson sebesar 8,77 DDD/100 hari rawat dan antibiotik yang masuk dalam segmen 90% yaitu seftriakson, metronidazol, sefiksim, sefepim, siprofloksasin, dan meropenem.Kata kunci: ATC, DDD, kuantitas, studi penggunaan antibiotikStudy of the Use of Antibiotics with ATC/DDD System and DU 90% in Digestive Surgery in Hospital in Bandung Abstract Antibiotics are the most widely prescribed medicines in the hospital. Improper use of antibiotics can cause various problems, such as treatment will be more expensive, more toxic side effects, and the emergence of widespread resistance superinfection events that are difficult to treat. The objective of this study was to determine quantity and pattern of antibiotic usage in hospitalized patients at one hospital in Bandung. Sample were taken by simple random sampling method. The quantity of antibiotics usage was assessed by counting the Defined Daily Dose (DDD)/100 patient days and DU 90%. Based on 208 patient medical records, it was found that total antibiotic usage was 17.9 DDD/100 patient days and antibiotics were included in the DU 90% is ceftriaxone (8.77 DDD/100 patient days), metronidazole (4.61 DDD/100 patient days), cefixime (1.09 DDD/100 patient days), cefepime (0.85 DDD/100 patient days), ciprofloxacin (0.73 DDD/100 patient days) and meropenem (0.42 DDD/100 patient days. The results showed that the use of antibiotics in quantity at most is ceftriaxone for 8.77 DDD / 100 days of hospitalization and antibiotics included in segment 90% were ceftriaxone, metronidazole, cefixime, cefepime, ciprofloxacin, and meropenem.Keywords: ATC, DDD, quantity, study of the use of antibiotics
Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan ATC/DDD dan DU 90% di Bagian Bedah Digestif di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung Febrina Mahmudah; Sri A. Sumiwi; Sri Hartini
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2956.36 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.4.293

Abstract

  tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah, di antaranya pengobatan akan lebih mahal, efek samping lebih toksik, meluasnya resistensi dan timbulnya kejadian superinfeksi yang sulit diobati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien bedah digestif di salah satu rumah sakit di Bandung. Data penggunaan antibiotik diperoleh dari Instalasi Rekam Medis pada Juli–Desember 2013. Data diperoleh dengan metode ATC/DDD dan DU 90%. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi retrospektif yang diambil dari catatan medik untuk menilai kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik. Sampel diambil dengan cara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 208 catatan medik didapatkan total penggunaan antibiotik 17,9 DDD/100 hari rawat dan antibiotik yang masuk dalam DU 90% yaitu seftriakson (8,77 DDD/100 hari rawat), metronidazol (4,61 DDD/100 hari rawat), sefiksim (1,09 DDD/100 hari rawat), sefepim (0,85 DDD/100 hari rawat), siprofloksasin (0,73 DDD/100 hari rawat), dan meropenem (0,42 DDD/100 hari rawat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kuantitas penggunaan antibiotik yang paling banyak adalah seftriakson sebesar 8,77 DDD/100 hari rawat dan antibiotik yang masuk dalam segmen 90% yaitu seftriakson, metronidazol, sefiksim, sefepim, siprofloksasin, dan meropenem.Kata kunci: ATC, DDD, kuantitas, studi penggunaan antibiotikStudy of the Use of Antibiotics with ATC/DDD System and DU 90% in Digestive Surgery in Hospital in Bandung Abstract Antibiotics are the most widely prescribed medicines in the hospital. Improper use of antibiotics can cause various problems, such as treatment will be more expensive, more toxic side effects, and the emergence of widespread resistance superinfection events that are difficult to treat. The objective of this study was to determine quantity and pattern of antibiotic usage in hospitalized patients at one hospital in Bandung. Sample were taken by simple random sampling method. The quantity of antibiotics usage was assessed by counting the Defined Daily Dose (DDD)/100 patient days and DU 90%. Based on 208 patient medical records, it was found that total antibiotic usage was 17.9 DDD/100 patient days and antibiotics were included in the DU 90% is ceftriaxone (8.77 DDD/100 patient days), metronidazole (4.61 DDD/100 patient days), cefixime (1.09 DDD/100 patient days), cefepime (0.85 DDD/100 patient days), ciprofloxacin (0.73 DDD/100 patient days) and meropenem (0.42 DDD/100 patient days. The results showed that the use of antibiotics in quantity at most is ceftriaxone for 8.77 DDD / 100 days of hospitalization and antibiotics included in segment 90% were ceftriaxone, metronidazole, cefixime, cefepime, ciprofloxacin, and meropenem.Keywords: ATC, DDD, quantity, study of the use of antibiotics
Aktivitas Antiinflamasi Keladi Belau (Caladium bicolor (W. Ait) Vent.) Terhadap Enzim Siklooksigenase (COX) Secara In Vitro Nisa Naspiah; Yoppi Iskandar; Moelyono M W Moelyono M W; Febrina Mahmudah; Lia Puspitasari
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 3 (2016): Spesial Issue of Mulawarman Pharmaceuticals Conference Proceeding (Prosiding Semnas T
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.965 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v3i2.129

Abstract

Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi keladi belau (Caladium bicolor (W. Ait) Vent.) terhadap enzim siklooksigenase (COX) secara in vitro telah dilakukan. Aktivitas antiinflamasi secara in vitro terhadap enzim COX ditentukan dengan menggunakan metode TMPD (N,N,N’,N’-tetrametil-p-fenilendiamin) secara spektrofotometri. Enzim COX yang diuji meliputi enzim COX-1 dan COX-2. Berdasarkan hasil pengujian diketahui ekstrak batang keladi belau mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan nilai IC50 sebesar 250,66 ppm terhadap COX-1 dan 255,27 ppm terhadap COX-2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut lebih banyak menghambat enzim COX-1.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Gonore Di RSUD AWS Samarinda Berdasarkan ATC/DDD dan DU90% Fatmawati Eka Putri; Febrina Mahmudah; Hadi Kuncoro
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 7 (2018): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.396 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v7i1.284

Abstract

Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebakan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang dapat diobati dengan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan kuantitas penggunaan antibiotik pada penyakit gonore. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi retrospektif yang diambil dari catatan medik untuk menilai kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik. Sampel diambil dengan cara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 catatan medik didapatkan total penggunaan antibiotik 54,33 DDD/1000 KPRJ dan antibiotik yang masuk dalam DU 90% yaitu cefixime (28,8 DDD/1000 KPRJ), azitromisin (14,1 DDD/1000 KPRJ), amoxicillin (3,2 DDD/1000 KPRJ), doxycycline (3,2 DDD/1000 KPRJ), levofloxacine (2,12DDD/1000 KPRJ), ciprofloxacin (1,7 DDD/1000 KPRJ), dan gentamisin (0,7DDD/1000 KPRJ). Kesimpulan penelitian yang didapat menunjukkan bahwa secara kuantitas penggunaan antibiotik yang paling banyak adalah cefixime sebesar 28,8DDD/1000 KPRJ.
Pengaruh Pemberian Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Profil Kadar Malondialdehida (MDA) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Lusi Setiowati; Lizma Febrina; Febrina Mahmudah; Adam M. Ramadhan
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 8 (2018): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.182 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v8i1.320

Abstract

Daun sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang telah digunakan secara empiris oleh masyarakat karena salah satu manfaatnya sebagai antioksidan. Daun sirsak diketahui banyak mengandung berbagai senyawa antara lain steroid/terpenoid, flavonoid, kumarin, alkaloid, dan tanin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui IC50, kadar MDA pemberian infusa daun sirsak dan pengaruh pemberian infusa daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap tikus putih yang terpapar asap rokok berdasarkan pengukuran kadar malondialdehida (MDA). Penelitian ini menggunakan 20 tikus putih yang dibagi dalam empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol, paparan 7 hari, paparan 14 hari dan paparan 7 hari lalu pemberian infusa daun sirsak 7 hari. Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar MDA yaitu metode Thiobarbituric Acid Reactive Substance (TBARS) yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada ? = 531 nm. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji-t. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu IC50 sebesar 66,08 ppm (kuat), kadar MDA pada kelompok pemberian infusa daun sirsak pada hari ke 0, 7 dan 14 nilainya berturut-turut sebesar 0,470 nmol/mL; 0,652 nmol/mL dan 0,470 nmol/mL. Hasil statistik menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap profil kadar MDA (p<0,05).
Pengaruh Pengobatan ARV terhadap Peningkatan Limfosit Pasien HIV-AIDS Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Dwi Putri Romadhoni; Febrina Mahmudah; Adam M. Ramadhan
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 8 (2018): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.017 KB)

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi dan menyerang sel limfosit CD4. Virus ini mampu berkembang biak dengan cepat hingga membunuh sel CD4 dan akhirnya dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga virus ini dapat dicegah dengan obat ARV (antiretroviral). Keberhasilan terapi ARV dapat diukur seberapa patuhnya pasien ODHA dalam melakukan terapi ARV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, pola pengobatan dan pengaruh peningkatan limfosit terhadap pasien HIV-AIDS. Penelitian dilakukan dengan rancangan studi observasional dengan pengambilan data secara retrospektif, dianalisis secara deskriptif dengan kriteria inklusi adalah pasien HIV-AIDS rawat jalan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita HIV-AIDS terbanyak adalah perempuan dengan usia 20-43 tahun (51,92%). Pola pengobatan menunjukkan bahwa kombinasi ARV TDF(300)+3TC(300)+EFV(600) adalah kombinasi ARV terbanyak yang digunakan pada pasien HIV-AIDS dengan jumlah 20 pasien (38,46%). Dari hasil uji t-test didapatkan adanya pengaruh (p<0,05) pengobatan ARV dengan limfosit CD4 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengobatan ARV dapat meningkatkan limfosit CD4 pada pasien HIV-AIDS.
Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan ATC/DDD Pada Pasien Bedah Orthopedi Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Fitriyani; Adam M. Ramadhan; Febrina Mahmudah
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 8 (2018): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.559 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v8i1.325

Abstract

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, pada penanganannya dapat dilakukan teknik konservatif atau dengan pembedahan. Pada proses pembedahan tidak sedikit mikroba yang ikut masuk atau tidak sengaja masuk kedalam anggota tubuh yang di bedah sehingga perlu digunakan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan kuantitas penggunaan antibiotik pada pasien bedah orthopedi. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Data penggunaan antibiotik dianalisis secara deskriptif dengan metode ATC/DDD dan DU 90% dari catatan rekam medik, dengan kriteria inklusi pasien bedah orthopedi, dewasa, dan rawat inap di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda selama periode Januari-Desember 2017. Hasil penelitian karakteristik diperoleh terbanyak jenis kelamin laki-laki sebesar 54 pasien (63,52%), usia 46-65 tahun sebesar 35 pasien (41,18%), dan jenis pekerjaan swasta sebesar 34 pasien (40%). Penggunaan antibiotik berdasarkan ATC/DDD diperoleh sebesar 20,21 DDD/100 patient-days pada kategori obat ceftriaxone dan antibiotik yang masuk dalam segmen DU 90% adalah ceftriaxone, cefixime, cefadroxil, dan amoxicillin.
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Inul Ahmanda Reiza; Laode Rijai; Febrina Mahmudah
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 10 (2019): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.138 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v10i1.371

Abstract

Pineapple (Ananas comosus (L.) Merr) is one type of fruit that is in demand by the community, both local and world. Pineapple has a waste part that is skin. Pineapple skin in Indonesia is generally just thrown away as waste, whereas pineapple skin contains chemical compounds that are known to have properties. The purpose of this study was to determine secondary metabolite compounds found in pineapple skin. This type of research is descriptive qualitative. Then the method used is phytochemical analysis. The Positive test of this method is characterized by a change in color. Pineapple skin samples were taken from Samarinda, East Kalimantan. The extract was carried out by maceration of dry samples using 96% ethanol solvent. The results of the pineapple skin extraction are then carried out phytochemical screening tests using certain reagents. Phytochemical screening tested included flavonoids, alkaloids, steroids, triterpenoids, tannins, phenolics, and saponins. Based on the results of phytochemical screening research, positive pineapple skin extracts contain flavonoids, alkaloids, tannins, and saponins, while negative results contain phenolic compounds, steroids, and triterpenoids.
Pengaruh Pemberian Madu terhadap Kolesterol Total Mega Ulfiyah Noor; Fajar Prasetya; Febrina Mahmudah
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 12 (2020): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1474.375 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v12i1.410

Abstract

Honey contains Vitamin C which is a natural antioxidant which can have the effect of lowering total cholesterol levels in the blood. This study aims to determine the characteristics of gender, age, and occupation of hypercholesterolemic respondents and to determine the effect of honey administration on reducing total cholesterol levels of hypercholesterolemic respondents in Palaran District, Samarinda. The research method used is quasy experimental and research procedures by measuring before and after being given treatment. Data collection on the characteristics of respondents obtained the highest percentage of women as much as 80%, age 46-55 years as much as 40%, and housewives as much as 75%. The results of descriptive analysis of total cholesterol levels in the pre-test gave an average result of 224.9 mg / dL and the post-test gave an average result of 202.1 mg / dL. Based on the research results, it can be concluded that honey can have an effect on reducing total cholesterol levels in the blood.
Studi Literatur: Aktivitas Antidiabetes Bawang Dayak (Eleutherine americana) dan Serai (Cymbopogon citratus) Miranda Aurora Pratiwi; Febrina Mahmudah; Yurika Sastyarina
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 12 (2020): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.951 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v12i1.422

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by hyperglycemia. The Indonesian government is currently advising the public to consume traditional-based medicines because of their low side effects. One of the traditional medicines used is lemongrass and dayak onions. This study aims to determine the chemical compound content and antidiabetic activity of lemongrass and dayak onions. The research method used is the literature review method. Data searches were performed online on the PubMed, Science Direct, Google, Elsevier, and Google Scholar databases as well as other journal search websites. The scientific journals used are scientific journals published in the last 13 years. From 9 literature that has been studied, it shows that dayak onion tubers identify the presence of tannin compounds, saponins, flavonoids, alkaloids, steroids, terpenoids, glycosides, and anthraquinones while lemongrass contains tannin compounds, saponins, flavonoids, alkaloids, steroids, terpenoids, essential oils, phenolic, anthraquinones, carbohydrates, and glycosides. From 14 literature it is known that dayak onion tubers and lemongrass have antidiabetic activity. Compounds that have anti-diabetic activity properties include flavonoids, tannin and alkaloids contained in dayak onion and lemongrass, other than that essential oils contained in lemongrass.