Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Usaha Produksi Bibit Bawang Merah Melalui Peningkatan Ketahanan Tanaman Dari Serangan Hama Dan Infeksi Penyakit Di Desa Taman Ayu Lombok Barat I Ketut Ngawit; Ahmad Zubaidi; Wayan Wangiyana; Ni Wayan Sri Suliartini
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.459 KB) | DOI: 10.29303/jsit.v1i1.12

Abstract

Due to the increasing use of inorganic fertilizers and pesticides, the prototype of the onion seed bulb known as the Ampenan Cultivar, its superiority has been declining from year to year. This phenomenon is characterized by the increasing size of the seed bulbs reaching 400-500 cloves kg-1 (while the size of normal seed tubers is 700-800 cloves kg-1), is less dense, has no breath, and grows less than 95%. Actions taken to overcome these problems are, training and direct field guidance through demonstration plots on efforts to increase the quantity and quality of onion seed tuber production by applying repeated clone selection techniques, optimal application of organic soil improvement materials and regulation of intercropping cropping patterns between shallots with peanut plants as an antidote to pest and disease infections. Based on the evaluation of all activities, the results obtained from the implementation of this program are: The target farmers attending the training and demonstration plot implementation were very enthusiastic. The appropriate technology that was introduced can be well received because it gives higher results and benefits compared to conventional businesses that have been undertaken so far. More benefits are gained by applying this integrated ecological farming model because, very little is needed for fertilizers and pesticides, weeding is easier, irrigation is efficient and farmers get additional products from peanut products. Besides being able to provide added value economically, agronomically the legume crop is very beneficial because it can protect plants from pest, weeds and diseases and restore soil fertility for sustainable farming.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS ABU MINERAL TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) DAN SERAPAN Si Islamul Homsi; R. Sri Tejo Wulan; I Ketut Ngawit
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 30 No 3 (2020): Jurnal Agroteksos Desember 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.288 KB) | DOI: 10.29303/agroteksos.v30i3.585

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis pupuk abu mineral terhadap pertumbuhan beberapa varietas padi (Oryza sativaL.,) dan serapan silikat (Si).Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2018 menggunakan pot percobaan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua (2) faktor yaitu faktor abu (abu sekam padi, abu kulit kacang tanah dansampah kota) dan faktor varietas (Inpari 32 dan Ciherang), dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga (3) kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis of Varians (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) BV tertinggi ditunjukkan oleh abu sampah kota, pH tertinggi ditunjukkan oleh abu sampah kota, C-Organik tertinggi ditunjukkan oleh abu sampah kota, N Total tertinggi ditunjukkan oleh abu sekam padi, dan C-N rasiotertinggi ditunjukkan oleh abu sampah kota. 2) perlakuan abu (abu sekam padi, kuit kacang tanah, dan abu sampah kota) (A) dan kombinasi abu (A) dan varietas (V) tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. 3) perlakuan varietas Inpari 32 (V1) berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering. Seain itu varietas Inpari 32 lebih responsif; dan varietas Inpari 32 ini lebih superior dibandingkan dengan varietas Ciherang. 4) perlakuan abu sampah kota (A3) dan interaksi abu sampah kota dan varietas Ciherang (A3V2) menunjukkan serapan Silika tertinggi jika dibandingkan abu yang lain.
PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) MELALUI SELEKSI KLON BERULANG SEDERHANA PADA SISTEM BUDIDAYA ORGANIK DI DESA TAMAN AYU Wayan Wangiyana; I Ketut Ngawit; Akhmad Zubaidi; Nihla Farida
Jurnal Abdi Insani Vol 6 No 3 (2019): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v6i3.263

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi petani bawang merah di wilayah kawasan lereng Gunung Malang, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat adalah semakin rendahnya produktivitas tanah akibat kurangnya pemanfaatan pupuk organik, mahalnya pengadaan umbi bibit bawang, dan masih rendahnya kemampuan kewirausahaan petani. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarkaat ini adalah untuk meningkatkan produktifitas para petani di Desa Taman Ayu dalam memproduksi bawang merah. Metode kegiatan adalah pelatihan dan kaji tindak, berupa pembuatan demplot dan pendampingan petani dalam kegiatan upaya peningkatan produktivitas bawang merah dengan aplikasi pupuk organik, pengadaan umbi bibit bawang merah melalui seleksi berulang sederhana dan pendampingan pengolahan limbah kandang ternak dan limbah pertanian menjadi pupuk organik. Berdasarkan hasil evaluasi seluruh kegiatan, masukan teknologi organik yang didemplotkan memberikan hasil bawang merah dengan keuntungan yang lebih tinggi, yang mencapai Rp 53.560.000,- s/d Rp 63.360.000,- pada musim tanam ke-I dan mencapai Rp 79.364.000,- s/d 91.369.000,- pada musim tanam ke-II, dengan BC-ratio mencapai 1,86-2,23, dibandingkan dengan pertanaman non-demplot. Selain dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi, aplikasi pupuk organik sangat menguntungkan secara agronomis karena dapat menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang secara berkelanjutan
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETANI LAHAN KERING MELALUI OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM USAHATANI EKOLOGIS TERPADU DI DESA AKAR-AKAR KABUPATEN LOMBOK UTARA I Ketut Ngawit Ngawit; Ni Made Laksmi Ernawati; Nihla Farida
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i2.316

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi oleh petani di wilayah pengembangan lahan kering Lombok Utara antara lain, produktivitas tanah dan kemampuan kewirausahaan petani rendah, serta pemanfaatan sistem hubungan timbal balik antara tanaman dengan ternak (Crop and life stock animals relation) masih kurang.Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola lahan usahataninya; Diperoleh model produksi berupa sistem usatani ekologis terpadu; dan Diproduksi pakan ternak awetan berupa hay dan silase. Tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah: Pelatihan dan kaji tindak berupa demplot dan pendampingan secara langsung tim pelaksana kegiatan terhadap petani tentang aplikasi model rancang bangun usahatani ekologis terpadu, pendampingan pengolahan gulma, produk hijauan (forage), dan limbah pertanian menjadi silase dan hay. Berdasarkan hasil evaluasi seluruh aktivitas kegiatan dan analisis secara ekonomi model usaha tani yang diterapkan diperoleh beberapa luaran pokok yaitu : Petani sasaran mengikuti kegiatan pelatihan dan pelaksanaan demplot sangat antusias. Model masukan teknologi yang diintroduksikan memberikan hasil yang cukup tinggi. Keuntungan yang lebih banyak diperoleh dengan penerapan model usahatani ekologis terpadu ini karena pemeliharaan tanaman lebih mudah, efisien pengairan dan petani selalu dapat menyediakan komoditi sayuran setiap hari, sehingga lebih mudah pemasarannya. Keberhasilan peserta dalam pengolahan gulma dan limbah pertanian menjadi Hay dan Silase selain dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi juga secara agronomis sangat menguntungkan karena dapat menjaga tanaman dari gangguan gulma, serta kesuburan tanah untuk usahatani yang berkelanjutan.
Peningkatan Produktivitas Lahan Kering melalui Teknik Budidaya Tumpang Sari Kacang Tanah di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara Hanafi Abdurrachman, Astam Wiresyamsi, I Ketut Ngawit, Ahmad Zubaidi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.338 KB)

Abstract

Pengusahaan kacang tanah di Kec. Kayangan KLU dilakukan pada lahan sawah tadah hujan dan tegalan dengan kondisi air yang sangat terbatas (lahan kering) dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang rendah, sehingga produksi yang diperoleh rata-rata 0,75 ton/hapolong basah. Upaya peningkatkan produktivitas lahan kering di perlukan adopsi teknologi oleh masyarakat.. Teknologi yang ditawarkan pada kegiatan ini adalah menerapkan teknik budidaya tumpang sari. Budidaya tumpang sari dilakukan untuk mengefisienkan penggunaan lahan dan air tanah, serta menghindari gagal panen. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan transfer teknologi budidaya tumpang sari kacang tanah di lahan kering melalui demplot dan penyuluhan langsung ke petani, dengan harapan agar: (1).Pendapatan petani bertambah; (2). Pengetahuan dan keterampilan petani meningkat dalam penguasaan teknologi produksi usaha tani kacang tanah; (3). Petani akan termotivasi dalam berusaha tani kacang tanah. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah di lakukan kegiatan yang meliputi: (1). Desiminasi teknologi budidaya tumpang sari kacang tanah di lahan kering dengan metode ceramah dan diskusi antara tim penyuluh dengan kelompok tani; (2). Demplot dengan melibatkan petani mulai dari perencanaan, penanaman, pemeliharaan, panenan, membandingkan, dan memutuskan apakah program yang dilaksanakan menguntungkan atau tidak. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta penyuluhan sangat respons terhadap paket teknologi tumpang sari kacang tanah dengan beberapa jenis tanaman palawija lainnya yang disuluhkan,karena petani belum banyak mengetahui manfaatnya, terutama untuk mengefisiesikan penggunaan lahan dan air tanah serta menghindari gagal panen, mengurangi transpirasi berlebihan pada tanaman kacang tanah. Antusiasme masyarakat mengikuti penyuluhan ini, juga didorong oleh rasa keingintauhan yang tinggi terhadap paket teknologi budidaya tumpang sari sebagai alternatif mengatasi masalah lahan kering. Hal lain yang menyebabkan peserta bersemangat dalam berdiskusi dengan tim penyuluh adalah selain materinya yang menarik dan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi dalam berusaha tani, mereka juga merasa puas terhadap jawaban dan solusi yang ditawarkan oleh tim penyuluh bahkan peserta masih berharap pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram untuk memberikan pelatihan dan bimbingan lebih lanjutan terkai masalah lahan kering. Hasil demontrasi paket teknologi budidaya tumpang sari kacang tanah dengan tanaman jagung, masyarakat merasa puas melihat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, walaupun pada akhir pertumbuhan dan perkembangannya mengalami gangguan akibat bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok Utara dan Daerah-daerah lain di NTB., bencana ini menyebabkan masyarakat harus mengungsi dan meninggalkan kegiatan usaha taninya dalam waktu yang cukup lama, ditambah lagi dengan rusak fasilitas sarana dan prasara irigasi di lokasi demplot, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi tidak optimal terutama saat-saat pengisian polong kacang tanah dan biji jagung, sehingga hasil panenan menjadi berkurang atau tidak sesuai dari yang diharapkan, sebagai penopang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Peningkatan Produktivitas Lahan Kering melalui Teknik Budidaya Tumpang Sari Kacang Tanah di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara Hanafi Abdurrachman, Astam Wiresyamsi, I Ketut Ngawit, Ahmad Zubaidi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.103 KB)

Abstract

Pengusahaan kacang tanah di Kec. Kayangan KLU dilakukan pada lahan sawah tadah hujan dan tegalan dengan kondisi air yang sangat terbatas (lahan kering) dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang rendah, sehingga produksi yang diperoleh rata-rata 0,75 ton/ha polong basah. Upaya peningkatkan produktivitas lahan kering di perlukan adopsi teknologi oleh masyarakat.. Teknologi yang ditawarkan pada kegiatan ini adalah menerapkan teknik budidaya tumpang sari. Budidaya tumpang sari dilakukan untuk mengefisienkan penggunaan lahan dan air tanah, serta menghindari gagal panen. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan transfer teknologi budidaya tumpang sari kacang tanah di lahan kering melalui demplot dan penyuluhan langsung ke petani, dengan harapan agar: (1).Pendapatan petani bertambah; (2). Pengetahuan dan keterampilan petani meningkat dalam penguasaan teknologi produksi usaha tani kacang tanah; (3). Petani akan termotivasi dalam berusaha tani kacang tanah. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah di lakukan kegiatan yang meliputi: (1). Desiminasi teknologi budidaya tumpang sari kacang tanah di lahan kering dengan metode ceramah dan diskusi antara tim penyuluh dengan kelompok tani; (2). Demplot dengan melibatkan petani mulai dari perencanaan, penanaman, pemeliharaan, panenan, membandingkan, dan memutuskan apakah program yang dilaksanakan menguntungkan atau tidak. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta penyuluhan sangat respons terhadap paket teknologi tumpang sari kacang tanah dengan beberapa jenis tanaman palawija lainnya yang disuluhkan,karena petani belum banyak mengetahui manfaatnya, terutama untuk mengefisiesikan penggunaan lahan dan air tanah serta menghindari gagal panen, mengurangi transpirasi berlebihan pada tanaman kacang tanah. Antusiasme masyarakat mengikuti penyuluhan ini, juga didorong oleh rasa keingintauhan yang tinggi terhadap paket teknologi budidaya tumpang sari sebagai alternatif mengatasi masalah lahan kering. Hal lain yang menyebabkan peserta bersemangat dalam berdiskusi dengan tim penyuluh adalah selain materinya yang menarik dan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi dalam berusaha tani, mereka juga merasa puas terhadap jawaban dan solusi yang ditawarkan oleh tim penyuluh bahkan peserta masih berharap pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram untuk memberikan pelatihan dan bimbingan lebih lanjutan terkai masalah lahan kering. Hasil demontrasi paket teknologi budidaya tumpang sari kacang tanah dengan tanaman jagung, masyarakat merasa puas melihat pertumbuhan dan perkembangan tanaman,walaupun pada akhir pertumbuhan dan perkembangannya mengalami gangguan akibat bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok Utara dan Daerah-daerah lain di NTB., bencana ini menyebabkan masyarakat harus mengungsi dan meninggalkan kegiatan usaha taninya dalam waktu yang cukup lama, ditambah lagi dengan rusak fasilitas sarana dan prasara irigasi di lokasi demplot, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi tidak optimal terutama saat-saat pengisian polong kacang tanah dan biji jagung, sehingga hasil panenan menjadi berkurang atau tidak sesuai dari yang diharapkan, sebagai penopang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Peningkatan Produktivitas Petani Lahan Kering Melalui Optimalisasi Penerapan Sistem Usahatani Ekologis Terpadudi Lombok Utara I Ketut Ngawit; Ni Made Laksmi Ernawati; Nihla Farida
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.179 KB)

Abstract

The main problem faced by farmers in development area of dryland in North Lombok is low soil productivity and farmer entrepreneurial ability and also system utilization of Crop and life stock animals relation is still poor. Actions taken to overcome those problems are training and action review by using demonstration plot (demplot) and direct assistance of activities implementing team toward farmers about application of integrated ecological farming design, assistance of weeds processing, forage, and agricultural waste became silase and hay. Based on evaluation result of all activities and economic analyses of applied farming model, several principal output were obtained i.e. target farmers followed enthusiastically training activities and implementation of demplot. The technology input model introduced gave high enough yield. More benefits are obtained with application of this integrated ecological farming design because easier plants maintenance, irrigation efficiency, and farmers can always supply vegetables commdities everyday so that marketting is easier. The success of participants in weeds processing and agricultural waste became silase and hay, besides being able to provide value added economically it is also very profitable agronomically because it can prevent plants from weeds and soil fertility for sustainable farming.
PENGARUH PUPUK HAYATI MIKORIZA DAN TUMPANGSARI DENGAN KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA GALUR PADI BERAS HITAM SISTEM IRIGASI AEROBIK: Kata kunci: Padi beras hitam, galur harapan, tumpangsari, kedelai, mikoriza. Maesarah Maesarah; Wayan Wangiyana; I Ketut Ngawit
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 24 No. 2 (2022): JURNAL INNOFARM : Jurnal Inovasi Petanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/innofarm.v24i2.7370

Abstract

Abstract. Black rice is a functional food ingredient that is very beneficial for human health, but in general, black rice varieties are mostly upland rice with low productivity. This study aimed to determine the effect of mycorrhiza biofertilizer and intercropping with soybean on growth and yield of two promising lines of black rice in an aerobic irrigation system. The experiment was carried out in Dasan Tebu, Kediri, West Lombok, from May to September 2020, which was arranged according to the Split Split-Plot design with three blocks and three treatment factors, namely black rice genotypes (G3; G9) as the main plots, intercropping with soybeans (T0: without intercropping; T1: with intercropping) as the sub-plots, and mycorrhiza biofertilizer application (M0: without; M1: with mycorrhiza) as the sub-sub-plots. The results indicated that both black rice genotypes were different only in the percentage of unfilled grains, i.e. lower in G3 (10.43%) than in G9 (14.39%). Additive intercropping with soybean significantly increased growth and yield components of black rice, with a higher grain yield was on black rice intercropped with soybeans (38.42 g/clump) compared to monocrop rice (32.62 g/clump). Application of mycorrhiza biofertilizers also significantly increased tiller number, dry straw weight, and grain yield per clump, and decreased the percentage of unfilled grains, with a higher grain yield was obtained in black rice supplied with mycorrhiza biofertilizer (38.47 g/clump) than without mycorrhiza (32.57 g/clump). However, there were significant interactions between the treatment factors, especially on grain yield, indicating that G9 was more responsive to application of mycorrhiza biofertilizer than G3.
PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN PEMANFAATAN LIMBAH KANDANG TERNAK SAPI MENJADI PUPUK ORGANIK DI DESA SUKARARA, KECAMATAN SAKRA BARAT, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NTB Ginang Adyatmang Suwarno; Khrisna Sanjaya Indra Pratama; Brilyan Ridha; Khairia Regita Cahyani; Nadya Oktavira Jazzika; Ni Putu Cening Ardani; Sahnim Sahnim; Indah Pratiwi; Irma Maulana; Lisa Andriani; I Ketut Ngawit
Jurnal Pepadu Vol 3 No 4 (2022): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v3i4.2009

Abstract

Populasi Hewan ternak di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah. Seiring dengan meningkatnya populasi hewan ternak, tentunya limbah ternak yang dihasilkan juga akan meningkat. Apabila Limbah ternak tidak dikelola dengan baik, maka dapat berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara. Sehingga, salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan limbah ternak hewan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk organik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukarara, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur karena mayoritas masyarakat Desa Sukarara merupakan Peternak dan Petani. program kerja ini tepat dilaksanakan di Desa Sukarara, karena saat melaksanakan observasi, ditemukan kotoran sapi yang tertumpuk dan belum dimanfaatkan, oleh karenanya kelompok KKN Tematik Desa Sukarara tertarik untuk melaksanakan kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Pemanfaatan Limbah Kandang Ternak. Hasil yang dicapai dengan diadakan program ini adalah wawasan dan pemahaman masyarakat tentang Pupuk Organik dan Cara mengolah Limbah kandang bertambah.
Weeds Ethnobotanical Studies: Use of Midicinal Plant as A Self-Medication by The Community of Bayan Traditional Village, North Lombok District, West Nusa Tenggara Nihla Farida; I Ketut Ngawit; Ahmad Jupri
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 11 (2024): November
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i11.7231

Abstract

The study aimed to describe and inventory the diversity of medicinal plant species used by the people of Bayan traditional village. The study used descriptive methods and data collection using survey techniques and semi-structured interviews. The survey location was determined by random sampling in the yards of the Sasak, Balinese, and Javanese tribes, each with three sampling points. Parameters observed were population characteristics, morphology, and how to use medicinal plants. The results showed that medicinal plants were found in the yards of the Javanese tribe in 50 species with 1197 individuals, the Balinese tribe in 47 species with 974 individuals, and the Sasak tribe in 35 species with 548 individuals. The dominant species with the highest abundance index were star gooseberry, agathi, turmeric, ginger, white tumeric, halviva, cat's whiskers, and noni. The medicinal plant species found have been used to treat 28 kinds of diseases. The form of plant life that is widely used for medicine is herbaceous. The part of the plant organ that is most widely used for traditional medicine raw materials is the leaf. The most common way to process medicinal plants is by boiling them, then drinking boiled water, finely grinding them, and drinking the juice.