Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Produktivitas Alat Bor Furukawa HCR-1500 D20 II di Pit Araren Stage 4 Siti Alya Putri; Pantjanita Novi Hartami; Chairul Nas
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 2 No. 2 (2019): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.513 KB)

Abstract

Penambangan di Pit Araren Stage 4 diawali dengan melakukan kegiatan operasi pemboran dan peledakan untuk membongkar material ore dan waste. Area Pit Araren Stage 4 merupakan merupakan area host rock, yang terdiri atas volcanic basaltic andesite (VBA) dan volcanic andesitic fragmental (VAF), yang merupakan batuan beku ekstrusif yang memiliki sifat yang masif. Pengamatan desain pemboran dan peledakan untuk penelitian ini adalah burden 3,8 m; spasi 4,4; kedalaman lubang bor 5,5 m; dan jumlah lubang bor sebanyak 216 lubang bor untuk memenuhi kebutuhan target pemboran sedalam 1.188 m. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan produktivitas alat bor Furukawa HCR-1500 D20 II sebesar 57,3 m/jam dengan jam kerja 22 jam untuk 1 alat, sehingga dibutuhkan 2 alat bor dengan jam kerja masing-masing alat selama 11 jam, agar target pemboran tercapai. Terdapat 4 faktor ketersediaan alat yang digunakan, yaitu nilai mechanical availability (MA) sebesar 94,1%; physical availability (PA) sebesar 97,69%; use of availability (UA) sebesar 37,7%; dan effective utilization (EU) sebesar 36,83%. Dapat diartikan bahwa ketersediaan alat secara fisik maupun mekanik sudah bagus, tetapi nilai EU masih relatif kecil, hal karena alat bor tidak dimanfaatkan secara maksimal, yaitu banyaknya waktu standby karena menunggu lokasi yang belum tersedia maupun menunggu pemasangan titik lokasi.
Kajian Pengaruh Perubahan Kadar Air Total Batubara terhadap Perubahan Nilai Kalor dan Harga Batubara Edy Jamal Tuheteru; Bayu Cipta Laksana; Suliestyah Suliestyah; Pantjanita Novi Hartami; Chairul Nas; Hermanto Saliman
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 2 No. 2 (2019): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.098 KB) | DOI: 10.25105/imej.v2i2.9177

Abstract

Harga batubara bergantung pada kualitas yang dimiliki oleh batubara tersebut, semakin baik kualitas batubara yang dimiliki maka harga batubara juga akan tinggi. Kualitas batubara yang baik jika memiliki nilai kalor yang tinggi, dan kadar pengotor lainnya rendah seperti kadar abu, kadar zat terbang dan kadar pengotor lainnya. Melihat hubungan antara nilai kualitas tersebut, maka perlu adanya penelitian yang terkait dengan hubungan kadar air dengan nilai kalori batubara serta hubungannya terhadap harga batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar air total terhadap nilai kalor batubara dan bagaimana pengaruh perubahankadar air total terhadap harga batubara. Penelitian dilakukan di salah satu perusahan tambang batubara yang berada di wilayah Jambi yang memiliki nilai kadar air total hingga 46%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa dengan dilakukan upgrading batubara pada variasi suhu berpengaruh terhadap kandungan air batubara, sehingga juga berpengaruh terhadap nilai kalori batubara. Pada variasi setelah suhuawal (100 0 C) yakni 150 0 C, 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C, nilai kandungan Total air berkurang: 38,17%; 30,52%; 15,87% dan 7,47%, sehingga terjadi peningkatan nilai kalori batubara sebesar 4.676 Kcal/kg, 5.126 Kcal/kg, 5.660 Kcal/kg dan 6.204 Kcal/Kg. Berat sampel batubara mengalami penurunan pada suhu 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C sebesar554,3 gr, 456 gr dan 372,3 gr. Perubahan terhadap kualitas batubara setelah upgrading juga berpengaruh terhadap nilai Harga Patokan Batubara pada variasi suhu 100 0 C, 150 0 C, 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C, HPB menjadi272,28 Rp/Kg; 425,94 Rp/Kg; 532,48 Rp/Kg; 744,42 Rp/Kg dan 911,74 Rp/Kg, dengan adanya perubahan HPB, berakibat terhadap perubahan harga total batubara yang juga mengalami penurunan berat, adapun harga totalbatubara untuk setiap kilogram beratnya adalah Rp 190,60; Rp 259,82; Rp 292,86; Rp 342,43 dan Rp 337,34.
ANALISIS PENGARUH KELEMBAPAN LUBANG LEDAK TERHADAP FUMES HASIL PELEDAKAN TAMBANG BATUBARA Kendry Setiawan Tjan; Pantjanita Novi Hartami; Taat Tri Purwiyono
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Mei
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.567 KB)

Abstract

Fumes merupakan gas beracun dan sangat berbahaya yang terbentuk dari suatu reaksi pembakaran yang tidak sempurna. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap fumes hasil peledakan di tambang batubara dengan metode penambangan terbuka. Analisis dilakukan terhadap jenis dan kadar fumes yang terbentuk dan bagaimana cara pengukuran kandungan fumes tersebut secara tepat, akurat dan aman. Campuran bahan peledak yang tidak tepat berpotensi menghasilkan fumes. Pengukuran gas dilakukan dengan dua metode, yaitu menggunakan gas detector yang diletakkan pada drone dan shelter. Sebagai data pendukung, dilakukan pengukuran terhadap besarnya kelembapan dan suhu lubang ledak, serta kecepatan rata-rata angin pada lokasi peledakan. Kadar fumes terbesar yang terukur menggunakan metode drone menunjukkan kadar gas CO rata–rata sebesar 200,83 ppm; NO₂ 11,05 ppm; dan H₂S 4,8 ppm. Hasil pengukuran menggunakan metode shelter menghasilkan kadar gas CO rata- rata sebesar 164 ppm; NO₂ 9,92 ppm; dan H₂S 2,83 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran, kadar fumes dan nilai kelembaban lubang ledak menunjukan hasil yang berbanding lurus. Kadar fumes yang terbentuk juga dipengaruhi oleh deviasi desain peledakan aktual dengan rencana, terutama nilai deviasi kedalaman lubang ledak. Berdasarkan hasil penelitian disarankan merevisi prosedur pengecekan post blast di lokasi penelitian dengan menambah waktu tunggu pekerja sebelum pengecekan post blast.
Analisis Fragmentasi Peledakan Overburden Tiap Tumpukan dan Pengaruhnya terhadap Waktu Gali Nelly Anita Ampulembang; Hermanto Saliman; Pantjanita Novi Hartami
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.441 KB)

Abstract

Peledakan  yang  telah  dilakukan  memiliki  standar  nilai  PF  0,15-0,18  Kg/m3.  Sekitar  50%  ukuran fragmentasi masih di atas standar maksimal perusahaan yaitu, ¼ dimensi bucket Excavator Komatsu PC-400 yaitu 40 cm. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa peledakan yang dilakukan tidak sesuai target dan menyebabkan waktu gali  tinggi.  Penelitian  dilakukan  untuk  membuktikan  asumsi  tersebur  berdasarkan  kondisi  aktual  fragmentasi hasil  peledakan  overburden,  serta  mengetahui  berapa  lama  waktu  gali  dan  penyebab  tingginya  waktu  gali tersebut. Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil fragmentasi pada satu kali peledakan yang dibagi secara vertikal menjadi 3 bagian yaitu bagian atas lubang (tumpukan 1), bagian tengah lubang (tumpukan 2) dan bagian dasar lubang ledak (tumpukan 3). Hasil fragmentasi yang diperoleh pada Seam V Upper, yaitu rata-rata sebesar 70,3% dengan waktu gali tertinggi 15,18 detik dan pada  Seam H, yaitu fragmentasi rata-rata sebesar 75,7%  dengan  waktu  gali  tertinggi  10,94  detik.  Fragmentasi  kedua  area  tersebut  sesuai  dengan  standar perusahaan yaitu minimal 50% dibawah ukuran 40 cm, namun tidak dengan waktu gali yang tingginya melebihi standar yang seharusnya 7-10 detik. Tingginya waktu gali disebabkan oleh tidak diterapkannya penggunaan sub- drill, sehingga menyebabkan tingginya area  undulating dan juga terdapatnya  interlocking antar batuan akibat energi ledak yang tidak terdistribusi merata. Maka, diperlukan penambahan kedalaman lubang bor sebesar 1 m, untuk subdrill dengan nilai PF 0,16 Kg/m3.
Pelatihan Manajemen Waktu Alat Penambangan untuk Optimalisasi Pencapaian Target Produksi Mixsindo Korra Herdyanti; Pantjanita Novi Hartami; Cahyaningratri Prima Riyandhani; Yuga Maulana; Sekar Tika Sari
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 4 No 1 (2022): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.519 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v4i1.10309

Abstract

Masalah ketidaktercapaian produksi menjadi masalah yang paling umum dijumpai pada operasi penambangan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidak tercapaian produksi adalah manajemen waktu alat produksi yang buruk, sehingga mengakibatkan waktu kerja alat mekanis menjadi tidak optimal. PT Borneo Pasifik Global (PT BPG) merupakan perusahaan penambangan batubara yang mengalami ketidaktercapaian produksi karena nilai parameter penggunaan alat mekanis (UA) hanya sekitar 50%. Tim PkM FTKE melakukan penyuluhan dan pelatihan sederhana secara daring, bagi Staf Operasional PT BPG terkait pencatatan waktu kerja alat mekanis di lapangan, dengan tujuan untuk mengetahui hambatan yang menyebabkan kerja alat tidak optimal dan dapat mencari upaya penyelesaian hambatan di lapangan. Berdasarkan hasil diskusi, PT BPG dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik, terjadi diskusi interaktif, dan berminat apabila ada kegiatan serupa diselenggarakan kembali dengan topik yang berbeda.
Aplikasi Spreadsheet pada Penjadwalan Penambangan : Studi Kasus Penjadwalan Tambang Batugamping Danu Putra; Hermanto Saliman; Ibnu Hendratmoko; Pantjanita Novi Hartami; Edy Jamal Tuheteru; Ryhcef Subarmaga
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 5 No. 2 (2022): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/imej.v5i2.15383

Abstract

Aplikasi pemanfaatan perangkat lunak penambangan pada kegiatan penjadwalan banyak digunakan pada industri penambangan saat ini dikarenakan kemudahan dan kecepatan proses pengerjaannya. Penjadwalan tambang yang umumnya memakan waktu lama dapat diselesaikan dengan cepat dengan penggunaan software penamabangan. Walaupun demikian, software ini memiliki harga yang mahal dan umumnya menjadi tantangan pada tambang dengan skala menengah hingga kecil. Tantangan ini menyebabkan kurangnya ketersediaan alat pemecahan masalah terutama pada studi kasus penjadwalan tambang. Penelitian ini berusaha menunjukkan kemudahan penggunaan spreadhseet sebagai sarana penjadwalan penambangan pada sebuah studi kasus penambangan batugamping dengan luas area 50 hektar. PT X memiliki cadangan gamping sebesar 105.773.000 ton dengan proyeksi umur tambang selama 10 tahun. Pada penelitian ini, target produksi dihitung sebesar sesuai rencana umur tambang. Skema blok penambangan berdasarkan penampang penambangan kemudian diaplikasikan pada spreadsheet untuk menyelesaikan problem penjadwalan penambangan. Blok tertambang pada spreadsheet kemudian digunakan sebagai acuan pembuatan desain penambangan pada software gambar teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan spreadsheet dapat digunakan sebagai pengganti software penambangan dalam penjadwalan tambang dengan indikator ketercapaian penjadwalan sederhana seperti target volume atau tonnase material.
Evaluasi Kemajuan Tambang Menggunakan UAV/Drone Pada PT Roda Jaya Sakti Site Bete-Bete East 2 Tangofa, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah Rifqi Sukmoutomo; Taat Tri Purwiyono; Yuga Maulana; Pantjanita Novi Hartami; Edy Jamal Tuheteru
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 5 No. 2 (2022): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/imej.v5i2.15421

Abstract

Roda Jaya Sakti (RAJA) merupakan sebuah perusahaan yang bergelut dalam bisnis di bidang Mining Service, Heavy Equipment Rental, dan Kontraktor dengan kantor pusat terletak di kota Makassar Sulawesi Selatan. Dalam kegiatan penambangannya PT. RAJA perlu melakukan perhitungan volume kemajuan tambng untuk mengetahui pencapaian target produksi yang sudah di tetapkan oleh owner yaitu PT. Hengjaya Mineralindo (HM). Perhitungan produksi dapat dilakukan dengan metode pengukuran menggunakan GPS Geodetik secara langsung di lapangan atau secara ditimbang. Namun seiring berkembangnya teknologi, perhitungan volume kemajuan tambang dapat dilakukan dengan metode fotogrametri menggunakan UAV/drone. Dengan itu menjadikan hematnya waktu dan meminimalisir pengeluaran perusahaan. Hasil perbandingan antara metode terestris dengan GPS Geodetik dengan metode fotogrametri menunjukan selisih rata-rata 8,29%. Sementara toleransi yang diberikan oleh perusahaan adalah 10%, sehingga penggunaan UAV/drone dalam perhitungan kemajuan tambang dapat dipertimbangkan untuk digunakan. Kata kunci: Open Pit, GPS Geodetik, UAV/pesawat tanpa awak.
ANALISIS KUALITAS TANAH DAN AIR DI DESA CIKARAWANG,KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR: UPAYAPENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN Ririn Yulianti; Pantjanita Novi Hartami; Suliestyah; Christin Palit; Mohammad Apriniyadi; Restrida Nalaia Dame
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 6, Nomor 2, Juli 2025
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/2jth0g37

Abstract

Penurunan kualitas lingkungan hidup, terutama tanah dan air, menjadi salah satu tantangan utama dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam di berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kualitas tanah dan air di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, guna memberikan rekomendasi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Pengukuran kualitas tanah dilakukan melalui analisis parameter kimia seperti kadar C-organik, N-total, dan KTK, sedangkan kualitas air dianalisis berdasarkan parameter fisik dan kimia, termasuk TDS, pH, dan kandungan logam berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur tanah di Desa Cikarawang didominasi oleh tanah liat dengan kandungan unsur hara yang cukup tinggi, sehingga cocok untuk penanaman tanaman hias dan pertanian hortikultura. Kualitas air di daerah ini memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2023, dengan parameter fisik dan kimia dalam batas yang diperbolehkan, menjadikan air layak untuk berbagai penggunaan, termasuk air baku dan irigasi. Temuan ini memberikan dasar bagi pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan strategi pengelolaan lingkungan yang lebih efektif guna menjaga keseimbangan ekosistem dan memaksimalkan potensi sumber daya alam lokal secara berkelanjutan.
ANALISIS PENGARUH SUHU LUBANG LEDAK TERHADAP FUMES HASIL PELEDAKAN PADA TAMBANG EMAS PT MEARES SOPUTAN MINING Muhammad Al Harist; Pantjanita Novi Hartami; Yuga Maulana
Jurnal Eksakta Kebumian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL EKSAKTA KEBUMIAN (JEK)
Publisher : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/

Abstract

Gas beracun (fumes) yang dihasilkan dari peledakan tambang emas terbuka ini berbahaya dan terbentuk akibat pembakaran tidak sempurna. Studi ini mengukur jenis dan jumlah fumes serta mengevaluasi metode pengukuran yang tepat dan aman. Hasilnya menunjukkan bahwa campuran bahan peledak yang kurang tepat dapat meningkatkan produksi fumes. Pengukuran gas dilakukan dengan menggunakan gas detector yang diletakkan pada drone. Hasil pengukuran gas beracun (fumes) ditemukan kadar karbon monoksida CO sebesar 9 ppm dam hidrogen sulfida H₂S 0 ppm, hasil gas beracun yang dihasilkan cukup rendah. Kadar fumes ini dipengaruhi oleh suhu lubang ledak dan perbedaan antara rencana dan pelaksanaan peledakan, terutama kedalaman lubang ledak. Berdasarkan hasil pengukuran ini, dapat disarankan untuk waktu tunggu pekerja sebelum melakukan pemeriksaan pasca-peledakan guna memastikan keamanan dapat dilakukan satu menit setelah peledakan dilakukan.   The toxic gases (fumes) produced by blasting an open-pit gold mine are hazardous and are formed by incomplete combustion. This study measured the type and amount of fumes and evaluated appropriate and safe measurement methods. The results show that improper explosive mixtures can increase the production of fumes. Gas measurements were taken using a gas detector mounted on a drone. The results of the measurement of toxic gases (fumes) found carbon monoxide CO levels of 9 ppm and hydrogen sulfide H₂S 0 ppm, the results of toxic gases produced are quite low. The level of fumes is influenced by the blast hole temperature and the difference between the plan and the blasting execution, especially the depth of the blast hole. Based on the results of these measurements, it can be suggested that the waiting time for workers before conducting a post-blast inspection to ensure safety should be one minute after blasting.
KAJIAN TEKNIS DESAIN KOLAM PENGENDAPAN DI PIT CW 8 PT RODA JAYA SAKTI SULAWESI TENGAH Jian Karunia; Pantjanita Novi Hartami; Edy Jamal Tuheteru
Jurnal Eksakta Kebumian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL EKSAKTA KEBUMIAN (JEK)
Publisher : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/

Abstract

Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur atau material lain sehingga air yang dialirkan dari kolam pengendapan ke sungai sudah jernih, selain itu hal ini juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pendangkalan sungai. Kolam pengendapan juga dapat berfungsi sebagai tempat pengontrol kualitas dari air yang akan dialirkan keluar kolam pengendapan. Rancangan kolam pengendapan yang akan dibuat berdasarkan total pada debit air yang masuk ke dalam kolam pengendapan, yaitu sebesar 4,98 m3/s dengan intensitas air hujan sebesar 47,562 mm/jam Kolam pengendapan yang dirancang berbentuk limas terpancung yang dibuat berkelok-kelok (zig-zag). Kolam pengendapan yang di rancang memiliki 4 buah kompartemen dengan kedalam 5 m dan total volume rencangan sebesar 9.558 m3 dan memiliki 2 buah penyekat dengan lebar penyekat sebesar 5 m kecepatan pengendapan 0,00236 m/s dan waktu kecepatan pengendapan yaitu 35,31 menit. Kolam pengendapan harus dilakukan pemeliharaan agar dapatberfungsi dengan baik dan lama, yaitu dengan cara kolam pengendapan dibersihkan dari material padatanyang mengendap ke dasar kolam dengan menggunakan excavator komatsu PC 200 long arm. Untuk setiap kompartemen memiliki waktu pemeliharaan yang berbeda – beda pada tiap kompartemennya yaitu pada kompartemen 1 dapat dilakukan pemeliharaan 3 hari sekali. Kompartemen 2 dilakukan dilakukan setiap 8 hari sekali. Kompartemen 3 dilakukan setiap 24 hari sekali. Kompartemen 4 dilakukan setiap 303 hari sekali, dan diharapkan air yang keluar dari kompartemen 4 telah terendapkan sempurna.   The sedimentation pond functions to settle mud or other materials so that the water flowing from the sedimentation pond to the river is clear, in addition, this is also intended to prevent river siltation. The sedimentation pond can also function as a place to control the quality of water that will be flowed out of the sedimentation pond. The design of the sedimentation pond to be made is based on the total water discharge entering the sedimentation pond, which is 4.98 m3 / s with a rainfall intensity of 47.562 mm / hour The sedimentation pond designed is in the form of a truncated pyramid that is made winding (zig zag). The sedimentation pond designed has 4 compartments with a depth of 5 m and a total design volume of 9,558 m3 and has 2 partitions with a partition width of 5 m, a sedimentation speed of 0.00236 m / s and a sedimentation speed time of 35.31 minutes. Sedimentation ponds must be maintained so that they can function properly and for a long time, namely by cleaning the sedimentation pond from solid material that settles to the bottom of the pond using a Komatsu PC 200 long arm excavator. Each compartment has a different maintenance time for each compartment, namely compartment 1 can be maintained once every 3 days. Compartment 2 is carried out every 8 days. Compartment 3 is carried out every 24 days. Compartment 4 is carried out every 303 days, and it is hoped that the water that comes out of compartment 4 has been completely deposited.