Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

POTENSI BATUAN INDUK FORMASI TALANGAKAR DAN LEMAT PENGHASIL HIDROKARBON DI CEKUNGAN SUMATRA SELATAN Cahyaningratri Prima Riyandhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.8425

Abstract

Terdapat beberapa formasi pada Blok Western South Sumatra Extention, Zona Musi Platform, Cekungan Sumatra Selatan tetapi hanya Formasi Lemat dan Formasi Talangakar yang akan dianalisis. Dari kedua formasi ini memiliki lingkungan pengendapan mulai dari fluvial sampai laut dangkal. Untuk Formasi Lemat terendapkan di lingkungan fluviodeltaik dan merupakan serpih yang berguna sebagai batuan induk. Formasi Talangakar yang terdiri dari batupasir, serpih dan sisipan batulanau diendapkan pada lingkungan fluvial hingga deltaik dan berperan sebagai batuan induk. Hasil analisis dari geokimia organik sampel-sampel batuan dari kedua formasi menunjukkan adanya potensi hidrokarbon yang baik dan dapat dipastikan Formasi Lemat dan Formasi Talangakar merupakan batuan induk potensial di Cekungan Sumatera Selatan.Kata Kunci: Geokimia hidrokarbon, geokimia organik, Formasi Talangakar, Cekungan Sumatera Selatan.
POTENSI BATUAN INDUK FORMASI TALANGAKAR DAN LEMAT PENGHASIL HIDROKARBON DI CEKUNGAN SUMATRA SELATAN Cahyaningratri Prima Riyandhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.233 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.8425

Abstract

Terdapat beberapa formasi pada Blok Western South Sumatra Extention, Zona Musi Platform, Cekungan Sumatra Selatan tetapi hanya Formasi Lemat dan Formasi Talangakar yang akan dianalisis. Dari kedua formasi ini memiliki lingkungan pengendapan mulai dari fluvial sampai laut dangkal. Untuk Formasi Lemat terendapkan di lingkungan fluviodeltaik dan merupakan serpih yang berguna sebagai batuan induk. Formasi Talangakar yang terdiri dari batupasir, serpih dan sisipan batulanau diendapkan pada lingkungan fluvial hingga deltaik dan berperan sebagai batuan induk. Hasil analisis dari geokimia organik sampel-sampel batuan dari kedua formasi menunjukkan adanya potensi hidrokarbon yang baik dan dapat dipastikan Formasi Lemat dan Formasi Talangakar merupakan batuan induk potensial di Cekungan Sumatera Selatan.Kata Kunci: Geokimia hidrokarbon, geokimia organik, Formasi Talangakar, Cekungan Sumatera Selatan.
PENYARINGAN UNSUR-UNSUR LOGAM (Fe, Mn) AIR TANAH DANGKAL DI KELURAHAN JEMBATAN LIMA, TAMBORA, JAKARTA BARAT Suherman Dwi Nuryana; Hidartan Hidartan; Himmes Fitra Yuda; Cahyaningratri Prima Riyandhani
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 1 No 3 (2019): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.299 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v1i3.6044

Abstract

Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air bersih yang tinggi bagi masyarakat yang diambil dari air permukaan (0-40 m) rentan akan penurunan kualitas airnya, yang disebabkan oleh adanya pengaruh (influen) dari air sungai sekitarnya yang sudah tercemar oleh limbah logam berat yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Pemakaian airtanah yang berasal dari sumur gali kendala yang paling sering ditemui adalah masalah kandungan zat besi (Fe) dan mangan (Mn) yang terdapat dalam kandungan air tanahnya yang berasal dari air permukaan. Metode sederhana untuk menurunkan kadar logam berat zat besi dan mangan dalam airtanah, salah satu diantarannya yakni dengan cara  filtrasi. Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang kualitas air sumur di Kelurahan Jembatan Lima, cara pembuatan alat filtrasi yang sederhana dan mudah, dengan biaya pembuatan tidak mahal, dengan bahan dan alat yang ada disekitar kita yang mudah di dapat. Metodologi meliputi survey lapangan, uji kualitas air sumur, cara pembuatan filtrasi air bersih sederhana dan pengukuran kualitatif hasil penyuluhan pada sesi tanya jawab tentang kualitas air bersih pada peserta PKM. Kegiatan penyuluhan kualitas airtanah dan pembuatan filtrasi air bersih secara sederhana ini dilakukan di Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Hasil uji kualitas air sumur menunjukkan kandungan Fe > 0,3 mg/L dan Mn >0,4 mg/L, sudah tercemar oleh unsur-unsur logam dibawah standar baku mutu menurut Permenkes No. 492/2010, yang disebabkan oleh faktor limbah industri maupun rumah tangga. Hasil penyuluhan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai, ditunjukkan oleh animo para peserta yang sangat besar, lebih dari 60% peserta yang mengajukan berbagai pertanyaan pada saat sesi tanya-jawab.
PROGRAM EDUKASI GEOLOGI DAN MITIGASI BENCANA BAGI GURU SMAS PESAT BOGOR Wildan Tri Koesmawardani; Cahyaningratri Prima Riyandhani; Mohammad Apriniyadi; M. Burhannudinnur; Benyamin Benyamin
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 1 No 3 (2019): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.587 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v1i3.6045

Abstract

Negara Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu Lempeng Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia. Posisi tersebut menyebabkan Indonesia dilalui oleh 2 jalur pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Hal tersebut menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi, dan sebagian masih aktif sampai saat ini. Keberadaan gunung berapi tersebut memberikan dampak besar bagi masyarakat. Dampak positifnya seperti tanah yang subur dan sumber daya alam yang melimpah. Dampak negatifnya adalah bahaya letusan gunung berapi dan potensi-potensi bencana alam yang lainnya seperti gempa tektonik. Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana alam dari “the silent killer”, kemudian juga untuk menimalisir risiko dan atau dampak yang mungkin terjadi karena suatu bencana, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam. Kegiatan penyuluhan Program Edukasi Geologi dan Mitigasi Bencana  ini telah dilakukan di Sekolah Menengah Atas Swasta Pesat Bogor, Jawa Barat. Metodologi yang dilakukan berupa pengambilan data kuesioner terhadap peserta sebanyak 30 responden saat sebelum dan sesudah penyuluhan agar terlihat hasil kesampaian dari sistim penyuluhan ini. Berdasarkan hasil statistik dari data kuesioner tersebut menunjukan bahwa program edukasi geologi ini dapat diterima oleh seluruh responden dengan sangat baik.
Pelatihan Manajemen Waktu Alat Penambangan untuk Optimalisasi Pencapaian Target Produksi Mixsindo Korra Herdyanti; Pantjanita Novi Hartami; Cahyaningratri Prima Riyandhani; Yuga Maulana; Sekar Tika Sari
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 4 No 1 (2022): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.519 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v4i1.10309

Abstract

Masalah ketidaktercapaian produksi menjadi masalah yang paling umum dijumpai pada operasi penambangan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidak tercapaian produksi adalah manajemen waktu alat produksi yang buruk, sehingga mengakibatkan waktu kerja alat mekanis menjadi tidak optimal. PT Borneo Pasifik Global (PT BPG) merupakan perusahaan penambangan batubara yang mengalami ketidaktercapaian produksi karena nilai parameter penggunaan alat mekanis (UA) hanya sekitar 50%. Tim PkM FTKE melakukan penyuluhan dan pelatihan sederhana secara daring, bagi Staf Operasional PT BPG terkait pencatatan waktu kerja alat mekanis di lapangan, dengan tujuan untuk mengetahui hambatan yang menyebabkan kerja alat tidak optimal dan dapat mencari upaya penyelesaian hambatan di lapangan. Berdasarkan hasil diskusi, PT BPG dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik, terjadi diskusi interaktif, dan berminat apabila ada kegiatan serupa diselenggarakan kembali dengan topik yang berbeda.
Geochemical Characterization of Coal, Carbonaceous Shale, and Marine Shale As Source Rock in West Sulawesi, Indonesia Yarra Sutadiwiria; Muhammad Burhannudinnur; Moehammad Ali Jambak; Cahyaningratri Prima Riyandhani; Yeftamikha Yeftamikha
Indonesian Journal on Geoscience Vol 9, No 3 (2022)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17014/ijog.9.3.303-314

Abstract

DOI:10.17014/ijog.9.3.303-314The eastern part of the Makassar Strait has not achieved significant success in the petroleum exploration stage. In general, exploration wells in this area have not found hydrocarbons to date. Most of the problems experienced by these wells are geochemical-related, including the absence of a source rock where the hydrocarbon is formed, immature source rock, and low volume of hydrocarbon. Therefore, this study aims to find potential Eocene source rock in West Sulawesi. It commenced by determining the paleofacies followed by the geochemical analysis of well cutting and surface samples. The geochemical analyses conducted are total organic carbon (TOC), rock eval pyrolysis (REP), kerogen type, vitrinite reflectance (VR), and gas chromatography/mass spectrometry (GC/MS). The samples that have a potential as an Eocene source rock were coal, as well as carbonaceous and marine shale. Based on the plotting of relative abundance for sterane (C27 - C29), the coal and carbonaceous shale had the input from terrestrial organic material with a contribution from marine, while marine shale had the input from marine organic material and contribution from terrestrial. Furthermore, coal and carbonaceous shale had a relatively high proportion of C29 sterane compared to C27 and C28, while marine shale had a relatively high proportion of C27 compared to C28 and C29. The higher plants also contributed to the organic matter in carbonaceous shale and coal samples, as indicated by the abundance of oleanane/C 30 hopane and the other significant content of resin biomarker. In accordance with the objectives of the study, it was found that during the Eocene, the type of source rock in the eastern side of the province varied, starting with coal and carbonaceous shale in the upper intertidal-fluviodeltaic environment, and marine shale sediments from the source facies of marine algal.
Spatial Simulation Model of Bauxite Grades Using R Data Analysis: Its Implication for Exploration Activity Rosmalia Dita Nugraheni; Dedi Sunjaya; Bronto Sutopo; Mohammad Apriniyadi; Cahyaningratri Prima Riyandhani; Imam Setiaji Ronoatmojo
Indonesian Journal on Geoscience Vol 9, No 3 (2022)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17014/ijog.9.3.

Abstract

DOI:10.17014/ijog.9.3.In exploration, the investigation of prospective area encounters several barriers of land ownership, budget limitation and exhausting permit procedures. To speed up the exploration activities of bauxite deposits, bauxite characteristics and grades of the gap areas should be simulated based on the available set of test pit data. This study aimed to address the limitations and optimize the exploration boundaries using R. R data analysis weaves the framework of kriging geostatistics that required information from the adjacent data. This study utilizes the geochemical data of Al2O3, Fe2O3, SiO2 and TiO2 from 296 test pit sampling sites to extrapolate the blank data. The geochemical data used for R analysis were taken from bauxite horizon, while the other mineralogical properties were taken entirely from the exposed bedrock and test pit data. To verify the result of R analysis, recent data of the simulated area were used as a comparison. The R result shows the prediction value is slightly below the actual value of Al2O3. The kriging simulation of Al2O3 was correlated with test pit and mineralogical characters of samples and reveals that the predicted value of simulation closely represents the true value of Al2O3 grades. Extrapolation results of Fe2O3 and RSiO2 with regards to Al2O3 grades are suggesting that higher grade of bauxite underwent desilication and deferruginization as evidenced by a high value of Index of Lateritization. It can be inferred that this attempt points out the advantages of a quick and reliable projection of bauxite laterite deposits from the limited parameters.
POTENSI BATUAN INDUK FORMASI TALANGAKAR DAN LEMAT PENGHASIL HIDROKARBON DI CEKUNGAN SUMATRA SELATAN Cahyaningratri Prima Riyandhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.8425

Abstract

Terdapat beberapa formasi pada Blok Western South Sumatra Extention, Zona Musi Platform, Cekungan Sumatra Selatan tetapi hanya Formasi Lemat dan Formasi Talangakar yang akan dianalisis. Dari kedua formasi ini memiliki lingkungan pengendapan mulai dari fluvial sampai laut dangkal. Untuk Formasi Lemat terendapkan di lingkungan fluviodeltaik dan merupakan serpih yang berguna sebagai batuan induk. Formasi Talangakar yang terdiri dari batupasir, serpih dan sisipan batulanau diendapkan pada lingkungan fluvial hingga deltaik dan berperan sebagai batuan induk. Hasil analisis dari geokimia organik sampel-sampel batuan dari kedua formasi menunjukkan adanya potensi hidrokarbon yang baik dan dapat dipastikan Formasi Lemat dan Formasi Talangakar merupakan batuan induk potensial di Cekungan Sumatera Selatan.Kata Kunci: Geokimia hidrokarbon, geokimia organik, Formasi Talangakar, Cekungan Sumatera Selatan.
BIBLIOMETRIC ANALYSIS ON NUMERICAL LITHOFACIES IDENTIFICATION FOR RESERVOIR CHARACTERIZATION IN THE PERIOD OF 1980 -2021 Imam Setiaji Ronoatmojo; Muhamad Apriniyadi; Rosmalia Dita Nugraheni; Cahyaningratri Prima Riyandhani; Cahaya Rosyidan Rosyidan; Yarra Sutadiwiria
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 11 No. 4 (2022): DESEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v11i4.14424

Abstract

The term "electrofacies" was introduced in 1980 by Serra and Abbott, it had been developed promptly since 2009. The development was triggered predominantly by wireline logging technology and artificial intelligence technology. The electrofacies categorization was intended to facilitate the study of reservoir characterization. However, it is difficult to formulate deterministically, due to the uniqueness of the depositional environment and geological processes that involve many physical properties. At least, there are 369 articles which were obtained from Scopus sources in the period of 1980 - 2021. In this bibliometric analysis, we regrouped the articles into four groups, i.e. “pattern recognition” “facies analysis”, “objectives” and “quality”. This grouping was attained on the methods of co-occurences, co-authorship, citation analysis and bibliographic coupling using VOSviewer software. The distance and coupling between themes will determine the level of quality and quantity of discussion between them. The quality of the objective resides in the certainty value of the lithology controlled by transportation or diagenetic events. For example, sand and shale which are siliciclastic lithology will have a higher degree of certainty than carbonate rocks. Therefore, the wide gap occurred during the application of artificial intelligence, especially for complex facies and uncertain geological conditions. The application of artificial intelligence is not solely functional without involving geological analysis. The implication is some researchs are still needed from this point of view, so the electrofacies role cannot be independent without developing models of the diagenetic process.
ANALISIS GEOKIMIA HIDROKARBON SUMUR “FLP” CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA: GEOCHEMICAL ANALYSIS OF HYDROCARBON WELL "FLP" BASIN NORTH EAST JAVA Filipus Armando Armando Ginting; Yarra Sutadiwiria; Cahyaningratri Prima Riyandhani; Muhammad Burhannudinnur; Imam Setiaji Ronoatmojo; Novi Triany
Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) VOLUME 4, NOMOR 1, FEBRUARI 2023
Publisher : Universitas trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jogee.v4i1.14415

Abstract

Daerah riset terdapat pada Blok Madura, Cekungan Jawa Timur Utara berupa dua sumur FLP-1 dan FLP-2. Analisa dilakukan agar mengetahui karakteristik batuan induk, material organic, biomarker, dan potensi batauan induk(source rock). FLP-1 diketahui terdapat Formasi Tuban dan Formasi Tawun, pada sumur FLP-2 diketahui Formasi Kujung dan Formasi Tuban.indikasi batuan induk potesial (tipe kerogen II) potensi mengenerasikan hidrokarbon jenis utama berupa gas, asal material tumbuhan tingkat tinggi dan lingkungan pengendapan organik fluvio-deltaic. Sumur FLP-2 Formasi Kujung Indikasi batuan induk efektif. (tipe kerogen II/III) potensi menggenerasikan hidrokarbon jenis minyak dan gas, asal material alga dan tumbuhan tingkat tinggi dan fasies organik marine-deltaic.