Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

ANALISIS ZONA GENANGAN TSUNAMI AKIBAT GEMPA BUMI MEGATHRUST DI SELATAN PULAU JAWA Rike Nainitania; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan menentukan waktu datang gelombang, tinggi gelombang, dan pemetaan zona rawan dampak gelombang tsunami akibat gempa bumi megathrust di selatan Jawa. Penelitian ini menggunakan metode analisis numerik dengan software Delft Dashboard. Data yang digunakan berupa historis gempa bumi selatan Jawa 1994 yang menyebabkan tsunami Banyuwangi dan 3 skenario magnitude gempa bumi yaitu 7 Mw, 8 Mw, dan 9 Mw. Hasil penelitian menunjukkan waktu tempuh gelombang tercepat untuk magnitude 7 Mw di Kabupaten Sukabumi dengan waktu 28 menit, magnitude 8 Mw terjadi di Kabupaten Garut dengan waktu 26 menit, dan magnitude 9 Mw pada Kabupaten Garut dengan waktu 29 menit. Ketinggian gelombang terbesar untuk magnitude 7 Mw pada Kabupaten Tasikmalaya (0,61 meter), magnitude 8 Mw pada Kabupaten Tulungagung (2,29 meter), dan magnitude 9 Mw pada Kabupaten Tasikmalaya (10 meter). Jangkauan Run Up gelombang terbesar magnitude 7 Mw, 8 Mw, dan 9 Mw menunjukkan daerah rawan yaitu pada Kabupaten Tasikmalaya.Kata-kata Kunci : Tsunami, Megathrust, Pesisir Selatan Jawa
ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA MICROTREMOR ANALYSIS FOR SEISMIC VULNERABILITY INDEX MICROZONATION AROUND OYO RIVER FAULT YOGYAKARTA Ika Kurnaiwati; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan mikrozonasi indeks kerentanan seismik (Kg) di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo. Data penelitian diperoleh melalui pengukuran sinyal mikrotremor di 25 titik lokasi dengan spasi 2 km. Data mikrotremor dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan frekuensi predominan dan faktor amplifikasi di setiap titik penelitian. Hasil dari analisis mikrotremor digunakan untuk menentukan nilai indeks kerentanan seismik (Kg), sehingga diketahui bahwa nilai indeks kerentanan seismik (Kg) berkisar 0,1x10-6sampai 18,1x10-6 s2/cm. Mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai tinggi berada pada formasi Wonosari yang menyebar di Kecamatan Panggang bagian Barat Laut, Kecamatan Playen bagian Barat Daya, dan Kecamatan Dlingo bagian Selatan. Sedangkan mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai rendah berada pada formasi Nglanggran dan formasi Sambipitu yang menyebar di Kecamatan Playen bagian Barat, Kecamatan Imogiri bagian Timur dan Kecamatan Dlingo bagian Barat. Kata kunci:     Indeks kerentanan seismik, mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio AbstractThe aims of this research was to determine the value and microzonation of seismic vulnerability index (Kg) around Oyo River fault. Data were obtained by microtremor measurement at 25 location with 2 km spacing. The microtremor data were analyzed using Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to obtain the predominant frequency and amplification factor at each measurement point to determine the value of seismic vulnerability index (Kg). The results showed that the seismic vulnerability index (Kg) was around 0,1x10-6 to 18,1x10-6 s2/cm. Based on microzonation results, the highest seismic vulnerability index was on Wonosari formation that spread across the Northwestern part of Panggang sub district, the Southwestern part of Playen sub district, and the Southern part of Dlingo sub district. Meanwhile, the low seismic vulnerability index was on Nglanggran formation and Sambipitu formation that spread across the Western part of Playen sub district, the Eastern part of Imogiri sub district, and some locations in the Western part of Dlingo sub district. Keywords:     seismic vulnerability index, microtremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio
MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK MICROZONATION OF PEAK GROUND ACCELERATION USING KANAI (1966) METHOD AND EARTHQUAKE INTENSITY IN OPAK FAULT LINES AREA Rifka Addawiyah; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 3 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan mikrozonasi percepatan getaran tanah maksimum (PGA) dan intensitas gempabumi dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI), dan mengetahui mikrozonasi tingkat resiko kerusakan gempa berdasarkan peta kerusakan gempabumi Yogyakarta 27 Mei 2006. Data penelitian ini diambil menggunakan seismometer tipe TDV-23S dan TDL-303S. Data mikrotremor diambil dari 39 titik data primer dengan interval setiap titik 2 km dan 48 titik data sekunder. Data mikrotremor dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan nilai frekuensi predominan dan faktor amplifikasi di setiap titik pengamatan. Nilai frekuensi predominan digunakan untuk mencari nilai periode predominan yang selanjutnya digunakan untuk mencari nilai percepatan getaran tanah maksimum menggunakan metode Kanai (1966). Intensitas gempabumi dicari menggunakan persamaan Wald (1999) dengan input nilai percepatan getaran tanah maksimum. Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai percepatan getaran tanah maksimum berkisar antara 39,24 – 485,37 cm/s² dengan intensitas gempabumi berada pada skala V, VI, VII, dan VIII MMI. Mikrozonasi percepatan getaran tanah maksimum dengan nilai tertinggi (titik 2) berada di Kecamatan Imogiri, sedangkan nilai PGA terendah (titik 31) berada di Kecamatan Prambanan. Berdasarkan hasil mikrozonasi tingkat resiko kerusakan gempa, terdapat 3 desa yang termasuk dalam tingkat resiko tinggi kerusakan gempa yaitu Desa Wukirsari dan Desa Karangtengah yang berada di Kecamatan Imogiri, serta Desa Srimulyo yang berada di Kecamatan Piyungan. Untuk tingkat resiko sedang dan rendah menyebar di berbagai desa di kawasan jalur Sesar Opak. Kata kunci: Mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, PGA, Intensitas gempabumi, Sesar Opak AbstractThe aims of this research were to determine the value of peak ground acceleration (PGA) and earthquake intensity in Modified Mercalli Intensity (MMI) scale, and to determine microzonation of the risk level of earthquake damage of Yogyakarta 27 May 2006 earthquake.This research data were taken using TDV-23s and TDL-303S seismometer. The primary data were taken from 39 points with 2 km interval and 48 secondary data points. Microtremor data were analyzed using Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to get predominant frequency and amplification factor at each point of observation. The predominant frequency was used to calculate the value of predominant period, then it was used to calculate the value of peak ground acceleration using Kanai method (1966). The earthquake intensity was obtained using Wald method (1999) with peak ground acceleration value as the input.The result showed that the value of peak ground acceleration ranged from 39.24 to 485.37 cm/s² with earthquake intensity was on scale of V, VI, VII, and VIII MMI. The highest value of peak ground acceleration (point 2) was located in Imogiri sub district, while the lowest PGA value (point 31) was located in Prambanan sub district. Based on the results of microzonation of earthquake damage risk level, 3 villages had the high-risk earthquake damage, they were Wukirsari Village and Karangtengah Village which are located in Imogiri sub district, and Srimulyo Village in Piyungan sub district. For the medium and low risk level of earthquake damages spread at various villages in Opak Fault lines area. Keywords: Microtremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, PGA, Earthquake Intensity, Opak Fault 
ANALISIS DOSIS PADA PENYEMBUHAN KANKER PAYUDARA DENGAN BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) MENGGUNAKAN MCNP X THE DOSAGE ANALYSIS ON BREAST CANCER HEALING WITH BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) BY USING MCNP X Norma Ayu Rahmawati; Sardjono Sardjono; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi boron-10 terhadap laju dosis untuk pengobatan kanker payudara dan(2) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi boron-10 terhadap lamanya waktu iradiasi pada terapi kanker payudara. Penentuan besar laju dosis dan waktu iradisipada BNCT dilakukan dengan metode simulasi MCNPX. Metode simulasi ini dilakukan dengan membuat pendekatan geometri untuk organ payudara yang didalamnya terdapat kanker dengan diameter kanker 3 cm. Kanker diinjeksi dengan menggunakan Boron-10 dengan variasi 20μg/g – 45μg/g. Kemudian kanker diiradiasi dengan menggunakan sinar alfa dengan energi termal dan epitermal. Hasil keluaran dari MCNPX berupa fluks neutron yang diolah secara matematik untuk laju dosis dan waktu iradiasi yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui laju dosis pada jaringan kanker untuk dosis boron 20 μg/g Kanker adalah 0,0531 Gy/detik dengan waktu iradiasi 941,16 detik atau 15,7 menit, 25 μg/g Kanker adalah 0,0756 Gy/detik dengan waktu iradiasi 661,75 detik atau 11 menit, 30 μg/g Kanker adalah 0,0867 Gy/detik dengan waktu iradiasi 576,82 detik atau 9,6 menit dan 35 μg/g Kanker adalah 0,098 Gy/detik dengan waktu iradiasi 510,44 detik atau 8,5 menit, 40 μg/g Kanker adalah 0,109 Gy/detik dengan waktu iradiasi 458,67 detik atau 7,6 menit dan 45 μg/g Kanker adalah 0,12 Gy/detik dengan waktu iradiasi 415,60 detik atau 6,9 menit.Hasiltersebutdibuatgrafikdenganfiting linear sehinggadapatditarikkesimpulanbahwasemakin besar konsentrasi Boron-10 yang diinjeksikan maka laju dosis semakin tinggi secara linear dan untuk waktu iradiasi semakin menurun secara linear untuk pengobatan kanker payudara.Kata-kata kunci : BNCT, kanker payudara, MCNPXAbstractThe purpose of this research wasto determine (1) to determine the effect of the concentration of boron-10 dose rate for breast cancer treatment(2) to determine the effect of the concentration of boron-10 on the length of time of irradiation in the treatment of breast cancer.The determination of accepted total radiation dosage rate and theduration of cancer therapy irradiationusedsimulation with MCNPX program. This simulation method is done by creating a geometric approach to the organ in which there are breast cancer with a diameter of 3 cm cancer. Cancer injected using Boron-10 with a variation of 20μg / g - 45μg / g. Then cancer is irradiated with alpha rays with energy using thermal and epithermal. The output of the neutron flux MCNPX be treated mathematically for the dose rate and irradiation time desired. The result of this research indicate that the dosage rate on cancer tissue for boron dosage of 20 μg/g of Kanker is 0.0531 Gy/second with the duration of 941.16 second or 15.7 minutes, 25 μg/g of Kanker is 0,0756 Gy/second with the duration of irradiation is 661,75 second or 11 minutes, 30 μg/g of Kanker is 0,0867 Gy/second with duration of irradiation is 576,82 second or 9,6 minutes and 35 μg/g of Kanker is 0,098 Gy/second with duration of irradiation is 510,44 second or 8,5 minutes, 40 μg/g of Kanker is 0,109 Gy/second with duration of irradiation is 458,67 second or 7,6 minutes and 45 μg/g of Kanker is 0,12 Gy/second with duration of irradiation 415,60 second or 6,9 minutes.These results was graphed with linear fittings sehinggadapat drawn the conclusion that the greater the concentration of Boron-10 is injected, the higher the dose rate and linear manner for irradiation time decreases linearly for the treatment of breast cancer.Key words : BNCT, breast cancer, MCNPX
MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR GRINDULU, KABUPATEN PACITAN BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR Ulfa Fadhilah; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mikrozonasi nilai frekuensi predominan, faktor amplifikasi, indeks kerentanan seismik dan ketebalan lapisan sedimen serta mengetahui hubungan keterkaitan keempat parameter tersebut terhadap nilai digital elevation model (DEM) di kawasan jalur Sesar Grindulu, Kabupaten Pacitan. Pengambilan data dilakukan menggunakan set alat Digital Portable Seismograph  merek Taide tipe TDL-303S dengan durasi pengukuran ±30 menit  untuk setiap titik pengukuran. Sinyal mikrotremor dalam domain waktu dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) sehingga didapatkan parameter frekuensi predominan () dan faktor amplifikasi (). Parameter ini kemudian digunakan untuk mikrozonasi, analisis indeks kerentanan seismik, dan analisis ketebalan lapisan sedimen di jalur Sesar Grindulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai frekuensi predominan () di kawasan jalur Sesar Grindulu berkisar antara 0,6 – 9,6 Hz, nilai faktor amplifikasi ()berkisar antara 3,15 - 15,30, nilai indeks kerentanan seismik berkisar antara 1,06 s2/cm - 390,09 s2/cmdan nilai ketebalan lapisan sedimen berkisar antara 13,22  - 335,81 m. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara keempat parameter tersebut terhadap nilai Digital Elevation Model (DEM).  Kata kunci : mikrotremor, indeks kerentanan seismik, Sesar Grindulu
Kajian Indeks Bahaya Gempabumi dengan Metode Intensitas Guncangan Permukaan di Yogyakarta dan Jawa Tengah Mifta Arunahul Janah; Laila Katriani; Denny Darmawan; Nugroho Budi Wibowo
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Vs30 (kecepatan gelombang geser hingga 30 m), PGA (Peak Ground Acceleration), GAF (Ground Amplification Factor), intensitas guncangan permukaan, dan indeks bahaya gempabumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah metode intensitas guncangan permukaan yang dikembangkan JICA (2015). Data PGA diambil dari halaman web PUSKIM-PU, data Vs30 diambil dari web USGS, sedangkan nilai GAF diolah menggunakan persamaan Midorikawa. Berdasarkan nilai GAF dan PGA maka diperoleh nilai PGA permukaan yang diklasifikasikan untuk memperoleh indeks bahaya gempabumi. Hasil penelitian menunjukkan nilai Vs30 sebagian besar masuk kategori bahaya gempabumi tinggi karena berada pada kelas SD dan SC (jenis batuan sedang dan lunak). Nilai PGA tinggi diketahui berada di sekitar kawasan jalur sesar dan nilai GAF tinggi berada di tepi daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Nilai Intensitas Guncangan Permukaan tinggi juga didominasi berada di kawasan jalur sesar. Sedangkan indeks bahaya gempabumi sebagian besar masuk kategori tinggi.Kata-Kata Kunci: indeks bahaya gempabumi
ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA MICROTREMOR ANALYSIS FOR SEISMIC VULNERABILITY INDEX MICROZONATION AROUND OYO RIVER FAULT YOGYAKARTA Ika Kurnaiwati; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan mikrozonasi indeks kerentanan seismik (Kg) di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo. Data penelitian diperoleh melalui pengukuran sinyal mikrotremor di 25 titik lokasi dengan spasi 2 km. Data mikrotremor dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan frekuensi predominan dan faktor amplifikasi di setiap titik penelitian. Hasil dari analisis mikrotremor digunakan untuk menentukan nilai indeks kerentanan seismik (Kg), sehingga diketahui bahwa nilai indeks kerentanan seismik (Kg) berkisar 0,1x10-6sampai 18,1x10-6 s2/cm. Mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai tinggi berada pada formasi Wonosari yang menyebar di Kecamatan Panggang bagian Barat Laut, Kecamatan Playen bagian Barat Daya, dan Kecamatan Dlingo bagian Selatan. Sedangkan mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai rendah berada pada formasi Nglanggran dan formasi Sambipitu yang menyebar di Kecamatan Playen bagian Barat, Kecamatan Imogiri bagian Timur dan Kecamatan Dlingo bagian Barat. Kata kunci:     Indeks kerentanan seismik, mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio AbstractThe aims of this research was to determine the value and microzonation of seismic vulnerability index (Kg) around Oyo River fault. Data were obtained by microtremor measurement at 25 location with 2 km spacing. The microtremor data were analyzed using Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to obtain the predominant frequency and amplification factor at each measurement point to determine the value of seismic vulnerability index (Kg). The results showed that the seismic vulnerability index (Kg) was around 0,1x10-6 to 18,1x10-6 s2/cm. Based on microzonation results, the highest seismic vulnerability index was on Wonosari formation that spread across the Northwestern part of Panggang sub district, the Southwestern part of Playen sub district, and the Southern part of Dlingo sub district. Meanwhile, the low seismic vulnerability index was on Nglanggran formation and Sambipitu formation that spread across the Western part of Playen sub district, the Eastern part of Imogiri sub district, and some locations in the Western part of Dlingo sub district. Keywords:     seismic vulnerability index, microtremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio
ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA MICROTREMOR ANALYSIS FOR SEISMIC VULNERABILITY INDEX MICROZONATION AROUND OYO RIVER FAULT YOGYAKARTA Ika Kurniawati; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan mikrozonasi indeks kerentanan seismik (Kg) di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo. Data penelitian diperoleh melalui pengukuran sinyal mikrotremor di 25 titik lokasi dengan spasi 2 km. Data mikrotremor dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan frekuensi predominan dan faktor amplifikasi di setiap titik penelitian. Hasil dari analisis mikrotremor digunakan untuk menentukan nilai indeks kerentanan seismik (Kg), sehingga diketahui bahwa nilai indeks kerentanan seismik (Kg) berkisar 0,1x10-6sampai 18,1x10-6 s2/cm. Mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai tinggi berada pada formasi Wonosari yang menyebar di Kecamatan Panggang bagian Barat Laut, Kecamatan Playen bagian Barat Daya, dan Kecamatan Dlingo bagian Selatan. Sedangkan mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai rendah berada pada formasi Nglanggran dan formasi Sambipitu yang menyebar di Kecamatan Playen bagian Barat, Kecamatan Imogiri bagian Timur dan Kecamatan Dlingo bagian Barat.Kata kunci: Indeks kerentanan seismik, mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral RatioAbstractThe aims of this research was to determine the value and microzonation of seismic vulnerability index (Kg) around Oyo River fault. Data were obtained by microtremor measurement at 25 location with 2 km spacing. The microtremor data were analyzed using Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to obtain the predominant frequency and amplification factor at each measurement point to determine the value of seismic vulnerability index (Kg). The results showed that the seismic vulnerability index (Kg) was around 0,1x10-6 to 18,1x10-6 s2/cm. Based on microzonation results, the highest seismic vulnerability index was on Wonosari formation that spread across the Northwestern part of Panggang sub district, the Southwestern part of Playen sub district, and the Southern part of Dlingo sub district. Meanwhile, the low seismic vulnerability index was on Nglanggran formation and Sambipitu formation that spread across the Western part of Playen sub district, the Eastern part of Imogiri sub district, and some locations in the Western part of Dlingo sub district.Keywords: seismic vulnerability index, microtremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio
KAJIAN POTENSI LIKUEFAKSI DI PULAU JAWA DENGAN METODE GLOBAL GEOSPATIAL LIQUEFACTION MODEL (GGLM) Achmad Maulana Achsan; Denny Darmawan; Nugroho Budi Wibowo
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang potensi likuefaksi di Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran nilai kecepatan gelombang geser pada kedalaman 30 m (Vs30),  percepatan getaran tanah (PGA), dan indeks kebasahan tanah (CTI) serta untuk mengetahui kawasan yang berpotensi mengalami likuefaksi di Pulau Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode GGLM. Parameter yang digunakan dalam metode ini berupa data Vs30, data percepatan tanah maksimum berdasarkan nilai PGA dan data indeks kebasahan tanah (CTI). Data Vs30 diperperoleh dari website USGS, data PGA diperoleh dari website PUSKIM dan data CTI diperoleh dari website NERC Enviromental Information Data Centre. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecepatan gelombang geser hingga kedalaman 30 meter (Vs30) di Pulau Jawa berada pada kisaran 180 m/s – 900 m/s, nilai percepatan tanah maksimum (PGA) berada pada kisaran 11 – 73 gal, dan nilai CTI berada pada kisaran 3,5 – 6. Berdasarkan metode GGLM, potensi likuefaksi di Pulau Jawa mayoritas berada di bagian utara Pulau Jawa dengan nilai probabilitas 0,35 – 0,7. Untuk Provinsi Banten berada di wilayah Kota Tangerang yang memiliki nilai probabilitas sekitar 0,5 sehingga dimungkinan mengalami likuefaksi. Provinsi DKI Jakarta hampir pasti tidak mengalami likuefaksi karena memiliki nilai probabilitas sekitar 0,25. Bagian utara Provinsi Jawa Barat dengan nilai probabilitas 0,45 memiliki kemungkinan likuefaksi. Wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang hampir pasti mengalami likuefaksi terdapat di Kabupaten Demak dan Kabupaten Kudus dengan nilai probabilitas 0,7. Provinsi DIY tidak mungkin mengalami likuefaksi karena memiliki nilai peluang likuefaksi sekitar 0,05 – 0,3. Wilayah Provinsi Jawa Timur yang mungkin mengalami likuefaksi dengan nilai probabilitas 0,6  berada di Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sidoarjo dan perbatasan antara Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Nganjuk. Kata kunci: Global Geospatial Liquefaction Model, likuefaksi, Pulau Jawa
ANALISIS GSS (GROUND SHEAR STRAIN) DENGAN METODE HVSR MENGGUNAKAN DATA MIKROSEISMIK PADA JALUR SESAROPAK ANALYSIS OF GSS (GROUND SHEAR STRAIN) USING HVSR METHOD FROM MICROSEISMIC DATA ON OPAK FAULTLINES Yuni Setiawati; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian tentang GSS (Ground Shear Strain) dengan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) menggunakan data mikroseismik pada jalur Sesar Opak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai GSS sepanjang jalur Sesar Opak dan memprediksi fenomena berdasarkan nilai GSS di sepanjang jalur Sesar Opak. Data mikrotremor diambil di 39 titik pengamatan sebagai data primer dengan jarak antar titik 2 km dan penambahan data sekunder sebanyak 46 titik yang berasal dari peneliti sebelumnya dan BMKG. Data mikrotremor dianalisis menggunakan metode HVSR untuk memperoleh nilai faktor amplifikasi dan nilai frekuensi predominan. Data hasil pengolahan mikrotremor digunakan untuk menghitung nilai indeks kerentanan seismik dan nilai percepatan tanah maksimum (PGA). Nilai percepatan tanah maksimum ditentukan dengan metode Kanai, dengan parameter data gempabumi 27 Mei 2006. Nilai indeks kerentan seismik dan nilai percepatan tanah maksimum digunakan untuk menentukan nilai GSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai GSS di sepanjang jalur Sesar Opak berkisar 3,9 ×10-5 sampai dengan 5,3 × 10-3. Daerah yang memiliki GSS tertinggi berada di daerah Sanden dan terendah di daerah Piyungan. Fenomena yang mungkin terjadi yaitu getaran, keretakan tanah dan penurunan tanah.Kata kunci: Ground Shear Strain, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, mikrotremorAbstractThe research about GSS (Ground Shear Strain) using Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method from microseismic data on Opak fault lines had been finished. The research aimed to determine GSS value along Opak fault lines and to predict phenomena based on GSS value along Opak fault lines. The microtremor data was taken on 39 observation points with 2 km spacing as primary data and 46 points added as secondary data from previous research and BMKG. Microtremor data was analysed using HVSR method to get amplification factor and predominant frequency. The data from microtremor signal were used to determine the seismic vulnerability index and peak ground acceleration (PGA). Peak ground acceleration value was determined using Kanai method, with parameter data taken from 27 Mei 2006 earthquake source. Seismic vulnerability index value and peak ground acceleration value were used to determine GSS value. The result of this research showed that GSS value along Opak fault lines was about 3,9 x 10-5 to 5,3 x 10-3. Area that has highest GSS was in Sanden area and the lowest one was in Piyungan area. The phenomena that can happen were vibration, cracked ground and land subsidence.Keywords : Ground Shear Strain, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, microtremor