Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK MICROTREMOR CHARACTERISTICS BASED ON SPECTRUM ANALYSIS, TIME FREQUENCY ANALYSIS, SEISMICITY ANALYSIS AT OPAK FAULT AREA Umi Habibah; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik mikrotremor berdasarkan citra TFA dan spektrum dan mengetahui seismisitas menggunakan analisis b-value di sekitar kawasan sesar Opak. Data penelitian ini diambil menggunakan seismometer tipe TDV-23S dan TDL-303S. Data mikrotremor diambil dari 39 titik data primer dengan spasi grid 2 km dan 48 titik data sekunder. Data yang didapat dari pengukuran tersebut berupa sinyal mikrotremor di setiap titik penelitian. Data tersebut kemudian diolah dengan metode Time Frequency Analysis dan spektrum menggunakan aplikasi Sessaray-Geopsy dan dikorelasikan dengan data bor untuk mengetahui struktur lapisan tanah di sekitar daerah penelitian. Untuk analisis seismisitas menggunakan data gempabumi tahun 2006-2016 dari BMKG yang kemudian diolah menggunakan analisis maximum likelyhood untuk mengetahui b-value. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik mikrotremor berdasarkan citra TFA dan spektrum dikorelasikan dengan data bor yang dikelompokkan sesuai dengan jenis formasi sekitar lokasi penelitian yang berada pada tanah aluvium, formasi Wonosari, formasi Semilir, dan formasi Endapan Merapi Muda yangmemiliki citra TFA dan spektrum dengan amplitudo yang berbeda-beda sesuai jenis susunan tanah dan batuan. Analisis seismisitas di sekitar sesar Opak memiliki magnitudo gempa antara 1,7 SR – 5,9 SR dengan kedalaman 10 km – 20 km dengan b-value 0,6 – 4,4.Kata Kunci: Time Frequency Analysis, spektrum, analisis maksimum likelyhood, Analisis seismisitas, B-value, Karakteristik mikrotremor, Sesar Opak AbstractThe research aimed to determine the microtremor characteristics based on Time Frequency Analysis and spectral curve, and seismicity analysis using the b-value analysis around Opak fault area. This research data was taken using type TDV-23s and TDL-303S seismometer. The primary data was taken from 39 points by 2 km grid spacing and 48 secondary data points. The data obtained from each measurement points was microtremor signal. The data was processed  using Time Frequency Analysis and spectrum used Sessaray-Geopsy aplication and correlated with drill data to determine the structure of layer of soil around measurement points. For seismicity analysis was used earthquake data since 2006-2016 from BMKG then processed using the maximum likelyhood analysis to determine b-value.The results indicate the that microtremor characteristics based on TFA and spectrum correlated with the drill data were according grouped by the type of formations which are the alluvium, Wonosari formation, Semilir formation, and Endapan Merapi Muda formation. Seismicity around Opak fault has earthquake magnitude between magnitude 1.7 - 5.9 RS, has  depth of 10 km - 20 km and b-value from 0.6 to 4.4. Keywords: Time Frequency Analysis, seismicity analysis, b-value, characteristics mikrotremor, Opak Fault
KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK MICROTREMOR CHARACTERISTICS BASED ON SPECTRUM ANALYSIS, TIME FREQUENCY ANALYSIS, SEISMICITY ANALYSIS AT OPAK FAULT AREA Umi Habibah; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik mikrotremor berdasarkan citra TFA dan spektrum dan mengetahui seismisitas menggunakan analisis b-value di sekitar kawasan sesar Opak. Data penelitian ini diambil menggunakan seismometer tipe TDV-23S dan TDL-303S. Data mikrotremor diambil dari 39 titik data primer dengan spasi grid 2 km dan 48 titik data sekunder. Data yang didapat dari pengukuran tersebut berupa sinyal mikrotremor di setiap titik penelitian. Data tersebut kemudian diolah dengan metode Time Frequency Analysis dan spektrum menggunakan aplikasi Sessaray-Geopsy dan dikorelasikan dengan data bor untuk mengetahui struktur lapisan tanah di sekitar daerah penelitian. Untuk analisis seismisitas menggunakan data gempabumi tahun 2006-2016 dari BMKG yang kemudian diolah menggunakan analisis maximum likelyhood untuk mengetahui b-value. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik mikrotremor berdasarkan citra TFA dan spektrum dikorelasikan dengan data bor yang dikelompokkan sesuai dengan jenis formasi sekitar lokasi penelitian yang berada pada tanah aluvium, formasi Wonosari, formasi Semilir, dan formasi Endapan Merapi Muda yangmemiliki citra TFA dan spektrum dengan amplitudo yang berbeda-beda sesuai jenis susunan tanah dan batuan. Analisis seismisitas di sekitar sesar Opak memiliki magnitudo gempa antara 1,7 SR – 5,9 SR dengan kedalaman 10 km – 20 km dengan b-value 0,6 – 4,4. Kata Kunci: Time Frequency Analysis, spektrum, analisis maksimum likelyhood, Analisis seismisitas, B-value, Karakteristik mikrotremor, Sesar Opak Abstract The research aimed to determine the microtremor characteristics based on Time Frequency Analysis and spectral curve, and seismicity analysis using the b-value analysis around Opak fault area. This research data was taken using type TDV-23s and TDL-303S seismometer. The primary data was taken from 39 points by 2 km grid spacing and 48 secondary data points. The data obtained from each measurement points was microtremor signal. The data was processed using Time Frequency Analysis and spectrum used Sessaray-Geopsy aplication and correlated with drill data to determine the structure of layer of soil around measurement points. For seismicity analysis was used earthquake data since 2006-2016 from BMKG then processed using the maximum likelyhood analysis to determine b-value.The results indicate the that microtremor characteristics based on TFA and spectrum correlated with the drill data were according grouped by the type of formations which are the alluvium, Wonosari formation, Semilir formation, and Endapan Merapi Muda formation. Seismicity around Opak fault has earthquake magnitude between magnitude 1.7 - 5.9 RS, has depth of 10 km - 20 km and b-value from 0.6 to 4.4. Keywords: Time Frequency Analysis, seismicity analysis, b-value, characteristics mikrotremor, Opak Fault
INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO Heningtyas Heningtyas; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran anomali medan magnet di sekitar jalur Sesar Oyo, mengetahui sus unan formasi batuan di wilayah sekitar jalur Sesar Oyo, dan mengetahui jalur Sesar Oyo berdasarkan pemodelan geomagnet.Pengambilan data dilakukan menggunakan PPM dengan 35 titik pengamatan dan spasi antar titik pengamatan 1,5 km. Pengolahan data dilakukan dengan koreksi variasi harian, koreksi IGRF, reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas. Pemodelan dilakukan dengan menganalisa anomali medan magnet yang telah direduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas dengan ketinggian 2500 m.Hasil analisa menunjukkan rentang nilai anomali medan magnet di kawasan penelitian adalah 180 nT – 660 nT. Hasil pemodelan 2D menunjukkan kawasan penelitian didominasi oleh 3 formasi batuan utama yaitu batubasalt-andesitik Formasi Nglanggran, batupasir Formasi Sambipitu, dan batugamping Formasi Wonosari. Hasil pemodelan 3D menunjukkan Sesar Oyo merupakan sesar geser dengan kedalaman 150 – 300 m, jalur sesar tersebut terbagi menjadi 2 segmen yaitu dengan arah N120°E sepanjang 5,8 km dan N160°E dengan panjang 2,5 km.Kata kunci : geomagnet, formasi batuan, Sesar Oyo.ABSTRACTThe aims of this study were to determine the distribution of magnetic field anomaly around Oyo Fault line area, to determine the structure of rocks around Oyo Fault line area, and to identify Oyo Fault line based on geomagnetic modeling. Data were acquired with 35 observation points and space between each point was 1,5 km. Data were processed using diurnal correction, IGRF correction, reduction to pole, and upward continuation. The modeling was done by analyzing magnetic field anomaly which had been reducted to pole and upward continuation at 2500 m height. The results showed that the range of magnetic field anomaly in the study area is 180 nT – 660 nT. The result of 2D modeling showed that the study area is dominated by 3 rock formations which are basalts-andesitic of Nglanggran Formation, sandstone of Sambipitu Formation, and limestone of Wonosari Formation. The result of 3D modeling showed that Oyo Fault is strike-slip fault with 150 – 300 m depth. The fault is divided into 2 segments, which has direction N120°E with 5,8 km length, and N160°E with 2,5 km length.Keyword : geomagnet, rock formation, Oyo Fault
PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA (MICROZONATION OF PEAK GROUND ACCELERATION AND EARTHQUAKE INTENSITY IN OYO RIVER FAULT LINES AREA, YOGYAKARTA) Meita Aulia Sari; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan mikrozonasi dari percepatan getaran tanah maksimum (PGA) dan intensitas gempabumidi kawasan jalur sesar Sungai Oyoakibat gempabumi Yogyakarta 27 Mei 2006. Pengambilan data mikrotremor dilakukan di 25 titik pengamatan yang terletak di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Data mikrotremor diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan kurva H/V yang menghasilkan nilai frekuensi predominan (f0) di setiap titik pengamatan sebagai parameter untuk menghitungPGA menggunakan metode Kanai (1966)danintensitas gempabumi menggunakan metode Wald (1999). Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai PGAberkisar antara 84,74 – 363,1 cm/s² dengan intensitas gempabumi berada pada skala VI, VII, dan VIII MMI.Mikrozonasi PGA dengan nilai relatif lebih tinggi berada di formasi Nglanggran (Kecamatan Imogiri bagian timur dan Kecamatan Dlingo bagian barat)dan formasi Sambipitu (Kecamatan Playen bagian barat).Sementara itu, mikrozonasi PGA dengan nilai relatif lebih rendah berada di formasi Wonosari (Kecamatan Panggang bagian Utara dan Kecamatan Playen bagian Barat daya, serta Kecamatan Imogiri bagian Tenggara dan Kecamatan Dlingo bagian Selatan). Kata kunci:    PGA, Intensitas gempabumi, Mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, Sesar Sungai Oyo  AbstractThe aims of this research were to determine and microzonate the peak ground acceleration (PGA) and earthquake intensity in Oyo River Fault Line Area which was caused by May 27th, 2006 Yogyakarta earthquake. The research data were acquired from microtremor signal measurement in 25 observation pointslocated in Bantul Regency and Gunungkidul Regency. Microtremor data were analyzed using Horizontal to Vertical Ratio (HVSR) method to determine predominant frequency for every observation point as parameter to determinePGA using Kanai method (1966) and earthquake intensity using Wald method (1999).The result showed that the value of peak ground acceleration was between 84,74 – 363,1 cm/s²with earthquake intensity of VI, VII and VIII MMI. Higher value of PGA was located in  Nglanggran formation (easternpart of Imogiri sub district and westernpart of Dlingo sub district) and Sambipitu formation (western part of Playen sub district). In addition, microzonation of PGA with lower value located in Wonosari formation (northern part of Panggang sub district and southwestern part of Playen sub district, also southeastern part of Imogiri sub district and southern part of Dlingo subdistrict).  Keywords:     PGA, Earthquake Intensity, Microtremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, Oyo river fault
PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA MICROZONATION OF PEAK GROUND ACCELERATION AND EARTHQUAKE INTENSITY IN OYO RIVER FAULT LINES AREA, YOGYAKARTA Meita Aulia Saru; Nugroho Budi Wibowo; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan mikrozonasi dari percepatan getaran tanah maksimum (PGA) dan intensitas gempabumidi kawasan jalur sesar Sungai Oyoakibat gempabumi Yogyakarta 27 Mei 2006. Pengambilan data mikrotremor dilakukan di 25 titik pengamatan yang terletak di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Data mikrotremor diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan kurva H/V yang menghasilkan nilai frekuensi predominan (f0) di setiap titik pengamatan sebagai parameter untuk menghitungPGA menggunakan metode Kanai (1966)danintensitas gempabumi menggunakan metode Wald (1999). Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai PGAberkisar antara 84,74 – 363,1 cm/s² dengan intensitas gempabumi berada pada skala VI, VII, dan VIII MMI.Mikrozonasi PGA dengan nilai relatif lebih tinggi berada di formasi Nglanggran (Kecamatan Imogiri bagian timur dan Kecamatan Dlingo bagian barat)dan formasi Sambipitu (Kecamatan Playen bagian barat).Sementara itu, mikrozonasi PGA dengan nilai relatif lebih rendah berada di formasi Wonosari (Kecamatan Panggang bagian Utara dan Kecamatan Playen bagian Barat daya, serta Kecamatan Imogiri bagian Tenggara dan Kecamatan Dlingo bagian Selatan).Kata kunci: PGA, Intensitas gempabumi, Mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, Sesar Sungai OyoAbstractThe aims of this research were to determine and microzonate the peak ground acceleration (PGA) and earthquake intensity in Oyo River Fault Line Area which was caused by May 27th, 2006 Yogyakarta earthquake. The research data were acquired from microtremor signal measurement in 25 observation pointslocated in Bantul Regency and Gunungkidul Regency. Microtremor data were analyzed using Horizontal to Vertical Ratio (HVSR) method to determine predominant frequency for every observation point as parameter to determinePGA using Kanai method (1966) and earthquake intensity using Wald method (1999).The result showed that the value of peak ground acceleration was between 84,74 – 363,1 cm/s²with earthquake intensity of VI, VII and VIII MMI. Higher value of PGA was located in Nglanggran formation (easternpart of Imogiri sub district and westernpart of Dlingo sub district) and Sambipitu formation (western part of Playen sub district). In addition, microzonation of PGA with lower value located in Wonosari formation (northern part of Panggang sub district and southwestern part of Playen sub district, also southeastern part of Imogiri sub district and southern part of Dlingo subdistrict).Keywords: PGA, Earthquake Intensity, Microtremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, Oyo river fault
Simulasi Dinamika Fluida Dam Break 2D Menggunakan Metoda Beda Hingga Skema Forward Time Backward Scheme (FTBS) Ilham Adi Panuntun; Rida SN Mahmudah; Restu Widiatmono; Denny Darmawan
Wahana Fisika Vol 7, No 1 (2022): June
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v7i1.46974

Abstract

Dam break merupakan salah satu simulasi dasar dalam komputasi dinamika fluida yang sering digunakan sebagai benchmark. Penelitian ini bertujuan membuat simulasi dam break 2D menggunakan metoda beda hingga skema Forward Time Backward Scheme (FTBS) yang tervalidasi oleh solusi analitis dan hasil dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, dibuat solusi numerik untuk persamaan Shallow Water (SWE) atau Saint-Venant yang didasarkan pada kekekalan massa dan momentum yang diturunkan dari persamaan Navier-Stokes. Kode simulasi  numerik dibuat menggunakan metoda beda hingga yang merupakan metoda paling umum dan paling sederhana untuk pemodelan dam break. Skema numerik yang digunakan adalah Forward Time Backward Scheme (FTBS). Pada tahap awal, dibuat simulasi dam break 1D yang hasilnya divalidasi dengan solusi analitik. Dari hasil analisis data, diperoleh nilai RSME yang relatif kecil, yaitu 0,0076. Selanjutnya, code tersebut dikembangkan untuk membuat simulasi dam break 2D yang hasilnya dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Hasil  perbandingan secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa code simulasi 2D yang dibangun dengan FTBS dapat merepresentasikan fenomena dam break dengan cukup memuaskan.
Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geo Khafidh Nur Aziz; Yosaphat Sumardi; Denny Darmawan; Nugroho Budi Wibowo
INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED PHYSICS Vol 6, No 01 (2016): April
Publisher : Department of Physics, Sebelas Maret University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/ijap.v6i01.1796

Abstract

This research was aimed to determine the distribution pattern of magnetic field anomaly and to identify the lithology of underground structure in Bribin Karst using geomagnetic method. Research location was Semanu Sub-district, Gunungkidul Regency at UTM coordinate of 464061 mT-464929 mT and 9111097 mU-9111970 mU. The data were taken using G-5 Proton Precession Magnetometer (PPM) by looping method. The result showed that the distribution pattern of the magnetic field anomaly in Karst Bribin has value of 330 nT - 530 nT and anomaly values reflecting the system of Bribin River has value of 400 nT-460 nT. The lithology of underground structure in Karst Bribin has susceptibility value of -0.069 (in SI) - 0.0661 (in SI) with depth 200 m associated with limestone, tuff, gypsum, rock salt, and minerals calcite and anhydrite and the lithology associated with the system of Bribin River has susceptibility value -0.069 (in SI) associated with gypsum, rock salt, and minerals anhydrite.