Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGGUNAAN PAKAN KONSENTRAT HIJAU TERHADAP TINGKAT KONSUMSI DAN KECERNAAN BAHAN KERING, PROTEIN KASARDAN SERAT KASAR PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA Ta'ena, Adelfina; Susanti, Sri; Fitasari, Eka
Fakultas Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of research was study the effect using 10-30% leaf meal on Green concentrate to feed intake and digestibility Etawah Croosbreed goat. The research was conducted in Klampok Village Singosari Subdistrict. The feed material used were rice bran, milled corn flour, soybean meal, coconut meal, mineral, molasses, and mixed of Gliricidia maculata, Leucaena leucocephala, Calliandra calothyrsus, Artocarpus heterophyllus leaf meal (1: 1: 1: 1 ratio) of 10%, 20% and 30% in green concentrate. Sixty male Etawah Croosbreed goat at the average body weight of 26,63 ± 2,07 kg arranged in Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 4 groups. The treatments applied were P0 (basal diet+concentrate 18% crude protein/CP, without leaf meal), P1(basal diet+green concentrate 18% CP with 10% mixed leaf meal), P2 (basal diet+green concentrate 18% CP with 20% mixed leaf meal), P3(basal diet+green concentrate 18% CP with 30% mixed leaf meal). Basal diet concists of various kinds of leaves(Tithonia diversifolia, mixed grass, nimba leaf, groundnut straw, Centrosema pubescens, lier leaf, avocado leaf, mindi leaf, Gliricidia maculata, Leucaena leucocephala, cassava leaf, and Calliandra calothyrsus).The results showed that the use of 20% mixed leaf meal in green concentrate (CP 18%) gave to produce good levels of feed intake and digestibility in Etawah Crossbreed Goat. Penelitian bertujuan mempelajari penggunaan10-30% tepung daun dalam konsentrat hijau terhadap tingkat konsumsi pakan dan kecernaan kambing Peranakan Etawa.Penelitian dilaksanakan di Desa Klampok Kacamatan Singosari, analisis proksimat dilakukan di laboratorium nutrisi dan makanan ternak, Universitas Brawijaya. Bahan pakan yang digunakan adalah bekatul, jagung giling, bungkil kedelai, bungkil kelapa, mineral, molases dan campuran tepung daun Gliricidia maculata, Leucaena leucocephala, Calliandra calothyrsus, Artocarpus heterophyllusdengan perbandingan 1:1:1:1 sebanyak daun 10-30% dalam konsentrat hijau. Materi percobaan sebanyak 16 ekor kambing Peranakan Etawa jantan dengan bobot badan 26,63 ± 2,07 kg, dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kelompok. Perlakuan yang diuji adalah: P0 (Pakan basal + Konsentrat tanpa campuran daun dengan PK), P1(Pakan basal+ Konsentrat hijau (tepung daun tepung gamal, tepung daun lamtoro, tepung daun kaliandra, dan tepung daun nangka) PK18% penggunaan tepung daun 10%),P2(Pakan basal + konsentrat hijau (tepung daun gamal, tepung daun lamtoro, tepung daun kaliandra, dan tepung daun nangka) PK18% penggunaan tepung daun 20%), P3(Pakan basal + konsentrat hijau (tepung daun gamal, tepung daun lamtoro, tepung daun kaliandra, dan tepung daun nangka) PK18% tepung daun 30%). Pakan basal yang diberikan paitan, rumput campuran, daun nimba, jerami kacang tanah, daun sentrosema, daun lier, daun alpukat, daun mindi, gamal, lamtoro, daun singkong, dan kaliandra. Hasil penelitian menunjukan penggunaan tepung daun gamal, lamtoro, kaliandra dan nangka dengan perbandingan (1:1:1:1) sebanyak 20% dan PK 18% dalam pakan konsentrat hijau dapat menghasilkan konsumsi dan kecernaan yang baik pada kambing peranakan etawa.
IDENTIFIKASI DAUN TANAMAN DITINJAU DARI KOMPOSISI NUTRIEN DAN PROPORSI PEMANFAATANNYA UNTUK PAKAN TERNAK KAMBING Seni, Rafael; Susanti, Sri; Supartini, Nonok
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2015 di Kecamatan Ampelgading dan Wonosari Kabupaten Malang. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis daun tanaman, komposisi nutrien dan proporsi pemanfaatannya untuk pakan ternak kambing. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Objek penelitian adalah daun tanaman yang sering diberikan oleh responden. Responden penelitian adalah 50 orang peternak kambing yang tinggal di Dusun Argosuko Desa Argoyuwono Kecamatan Ampelgading dan 30 orang peternak kambing di Dusun Rekesan Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pakan hijauan yang sering diberikan oleh peternak lebih didominasi oleh hijauan jenis leguminosa dengan kadar protein cukup tinggi berkisar 19,23-27,85%. Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala), Gamal (Gliricidia sepium) dan Kaliandra (Calliandra calothyrsus), paling banyak digunakan peternak dengan proporsi penggunaan berkisar 73,3-100%, sedangkan daun Nangka (Artocarpus heterophyllus) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) digunakan responden dengan proporsi 56,7-65,3%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa jenis daun tanaman yang sering diberikan oleh peternak didominasi jenis leguminosa pohon.
PROFIL KONSUMSI PAKAN BASAL HARIAN DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KAMBING DI PETERNAK RAKYAT (Studi Kasus di Dusun Prodo Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang) Nini, Dominikus Dama; Susanti, Sri; Astuti, Farida Kusuma
Fakultas Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aims to study a profile of the basal feed intake and average daily gain (ADG) of goat. The research was conducted in Klampok Village Singosari Subdistrict Malang with the case study method. The generally observations were conducted on fifty farmers. Feed intake and ADG of goat were measured in ten respondents, with criteria the ownership of livestockmore than 2 head and breeding time at least for six years.The research variables were breeder profile, forages type, feed intake and ADG.The data obtained was tabulated, calculated average, standard deviation and analyzed descriptively. The results showed that the type of forage that is often given were Thitonia diversifolia, Paraserianthes falcataria, Brachiaria sp., Sacharum officinarum, Calliandra calotyrsus and Leucaena leucocephala. Dry matter intake during the study 12.92 kg per animal unit, it was equal 3.98% body weight of goat. Average daily gain on lamb 55,60g/head; young goat 82,33g/head and adult goat 80,57 g/head. Tujuan penelitian menentukan pola konsumsi pakan basal harian dan pertambahan bobot badan (PBB) kambing.Penelitian dilaksanakan di Desa Klampok Kecamatan Singosari Malang, dengan metode studi kasus. Pengamatan secara umum dilakukan terhadap 50 peternak. Konsumsi pakan dan PBB ternak kambing diukur pada 10 orang responden dengan kriteria kepemilikan ternak lebih dari 2 ekor dan lama beternak minimal 6 tahun.Variabel penelitian adalah profil peternak, jenis pakan hijauan, konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan hijauan yang sering diberikan pada ternak kambing adalah Thitonia diversifolia, Paraserianthes falcataria, Brachiaria sp., Sacharum officinarum, Calliandra calotyrsus dan Leucaena leucocephala. Konsumsi bahan kering (BK) 12,92 kg/ST setara dengan 3,98% dari bobot badan kambing. Rata-rata pertambahan bobot badan harian anak kambing 55,60g/ekor, kambing muda 82,33g/ekor dan kambing dewasa 80,57 g/ekor.
PENGARUH PERBEDAAN LEVEL PEMBERIAN TEPUNG KECAMBAH TERHADAP KONSUMSI PAKAN DAN PRODUKSI TELUR AYAM KEDU Duka, Andro Umbu; Susanti, Sri; Darmawan, Hariadi
Fakultas Pertanian Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aims to study the effect of using flour sprouts on feed intake and eggs production of Kedu chicken. The material consisted of 16 Kedu chickens, yellow corn, pollard, meat flour, minerals, dl-methionine 2%, lysine 0.50%, tomato waste, vegetables waste, fish waste, sprouted flour. Sprouted flour was giving as much as 5-15% in the feed. The study used an experimental method, designed in a completely randomized design (CRD) with 4 treatments 4 replications. The treatments tested were P0 (Feed without sprouts), P1 (Feed + 5% flour sprouts), P2 (Feed + 10% flour sprouts), P3 (feed + 15% flour sprouts). The results showed that the addition of 5-15% sprouts to the feed had no significant effect (P>0.05) on feed intake and egg production of Kedu chicken. The addition of flour sprouts up to 15% in feed gives the same response to feed intake and egg production of Kedu chicken. It is recommended to further research about the addition of flour sprouts with levels that are more varied or higher than 15%, so that they can provide more accurate information about the potential of sprouts flour as chicken feed. Penelitian bertujuan mempelajari pengaruh penggunaan tepung kecambah dalam pakan terhadap konsumsi pakan dan produksi telur ayam Kedu. Materi yang digunakan terdiri dari 16 ekor ayam Kedu, jagung kuning, pollard, tepung daging, mineral, dl-metionin 2%, lisin 0,50%, limbah tomat, limbah sayur, limbah ikan, tepung kecambah. Penggunaan tepung kecambah sebanyak 5-15% dalam pakan. Penelitian menggunakan metode percobaan, dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu P0 (Pakan ransum tanpa kecamba), P1 (Pakan ransum+5% tepung kecambah), P2 (Pakan ransum + 10% tepung kecambah), P3 (pakan ransum + 15% tepung kecambah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung kecambah sebanyak 5-15% pada pakan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan dan produksi telur ayam Kedu. Penambahan tepung kecambah hingga 15% pada pakan memberikan respon yang sama terhadap tingkat konsumsi dan produksi telur ayam Kedu. Disarankan perlu penelitian lebih lanjut tentang penambahan tepung kecambah dengan level yang lebih bervariasi atau lebih tinggi dari 15%, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang potensi tepung kecambah sebagai pakan ayam.
STRATEGI SUPLEMENTASI LEGUMINOSA UNTUK MENINGKATKAN PENAMPILAN DOMBA Eko Marhaeniyanto; Sri Susanti
BUANA SAINS Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.795 KB) | DOI: 10.33366/bs.v11i1.174

Abstract

Research using potential local leguminosa to used supplementation with basal diet rice straw to effort effects on intake, nutrient digestibility and daily gain sheep. Research materials consisted of 16 rams, average body weight 13,10 ± 0,4 kg, placed in 16 individual cages. Treatment of feed used are rice straw, Gliricidia maculata and Leucaena leucocephala. Research methods in vivo experiments with randomized block design (RBD), which consists of 4 treatments and 4 replications. The treatment consisted of level legume supplementation on R0 (0%), R1 (0.25%), R2 (0.5%), and R3 (1.0%). The results legume supplementation on basal diet of rice straw showed very significant on feed intake, digestibility and intake digested of feed (P0.05). Conclution in this research: supplemented legume Gliricidia maculata and Leucaena leucocephala 1.0% BW on basal diet rice straw shows feed intake, digestibility and daily gain tend to give better performance
KADAR SAPONIN DAUN TANAMAN YANG BERPOTENSI MENEKAN GAS METANA SECARA IN-VITRO Sri Susanti; Eko Marhaeniyanto
BUANA SAINS Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.12 KB) | DOI: 10.33366/bs.v14i1.78

Abstract

The research aims to identify and select of tree foliages as a feed source of protein, saponins and in lower CH4 production in vitro. The research material are 10 tree foliages Hibiscus rosa-sinensis, Linn, Eritrina lithosperma, Gliricidia sepium, Jacq, Calliandra calothyrsus, Meissn, Moringa oleifera, Lamm, Leucaena leucocephala, Swieteria mahagoni, Artrocarpus heterophyllus, Paraserianthes falcataria and Samanea saman. Evaluation of saponin extract from the tree foliages is done by adding a saponin extract on feed control. Control diet consisted of concentrate and forage Zea mays with the proportion of 1:1 crude protein content of 13.3%. The design used a randomized block (RBD) with treatment: R0 = 0.5 g control diet, S1 = R0 + 0.5% saponin extract and S2 = R0 + 1% saponin extract from DM. The variables measured were (a) chemical composition (b) total gas production, (c) the production of CH4, and (d) digestibility DM and OM (DMD and OMD) in vitro. The addition of saponin extract from tree foliages in the control diet caused a decrease in feed digestibility. The use of 1% saponin extract from Hibiscus rosa-sinensis, Linn, Moringa oleifera, Lamm, and Paraserianthes falcataria leaves, lowered DMD and OMD control diet by 7%. Three species Calliandra calothyrsus, Meissn, Moringa oleifera, and Samanea saman shows CH4 production is less than 1%, so the potential to be used as feed ingredients protein source. The highest content of saponins found in Paraserianthes falcataria leaves (15.04%). Use of saponin 1% of Hibiscus rosa-sinensis, Linn, Moringa oleifera and Paraserianthes falcataria leaves lowered the value DMD, OMD control diet for 4,3-6,0% after 96 hours of incubation
KAJIAN KOMPOSISI KIMIA AMPAS KEDELAI HASIL SAMPING PENGOLAHAN KECAP Sri Susanti
BUANA SAINS Vol 6, No 1 (2006)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.252 KB) | DOI: 10.33366/bs.v6i1.93

Abstract

The research was conducted from May-June 2004 at the Ketchup “Kinking” Factory Turban regency. The aim of the research was to study of food substance content or soy dregs chemical composition from two methods of ketchup making. Method used in this research was a case study. Soy dregs from two methods of ketchup making, i.e. fermentation (F) and sangria (S) were used in this research. Proximate analysis was conducted at the Laboratory of Animal Feed and Nutrition, Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University Malang, and amino acid analysis was conducted at the Laboratory of Food Processing Balitbangtan, Bogor Regency. The results showed that the soy dregs from fermentation method (F) had a greater composition than that of sangrai method (S), with a complete amino acid content. So that, the soy dregs from fermentation method performed a good feed source for avian and non ruminant animals
PRODUKSI DAN KECERNAAN IN-VITRO RUMPUT GAJAH PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK NITROGEN DAN SULFUR Sri Susanti
BUANA SAINS Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.858 KB) | DOI: 10.33366/bs.v7i2.192

Abstract

The research was aimed to observe production and in-vitro digestibility of Elephant grass with different ratio N : S fertilizer. This research with experimental methods was executed in two phases. The first phase was Elephant grass cultivation with different ratio of N : S fertilizer. The second phase was measurement of in-vitro digestibility. Seven treatments and three blocks were arranged in a Randomized Block Design. The results showed that fertilization of S did not significantly affect production and digestibility of Elephant grass. Over application S fertilizer reduced in-vitro digestibility (dry matter / DM and organic matter / OM). The best of DM digestibility (62,59%) and OM digestibility (65,41%) were at ratio N : S fertililzer = 300 : 0
PEMANFAATAN DAUN KELOR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TERNAK KELINCI NEW ZEALAND WHITE Eko Marhaeniyanto; Sugeng Rusmiwari; Sri Susanti
BUANA SAINS Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.053 KB) | DOI: 10.33366/bs.v15i2.369

Abstract

Field research was conducted in the Laboratory of Animal Husbandry University Tribhuwana Tunggadewi Malang. The aim of research to find out the supplementation of Moringa oleifera Lamm leaves (MOL) on basal diets (the grass and pollard) on feed intake, average daily gain and litter size of rabbits.The method used is the method of experiment, a randomized block design (RBD) with 4 treatments and 4 replicates. The treatments tested are P0: grass Cynodon plectostachyus + Pollard; P1: grass Cynodon plectostachyus + (Pollard 90% + MOL 10%); P2: grass Cynodon plectostacius + (Pollard 80% + MOL 20%); P3: grass Cynodon plectostacius + (Pollard 70% + MOL 30%).The results showed that the dry matter feed intake ranged from 98 to 120 g/head/day (± 4-5% of body weight DM),the average daily gains (g/head/day) P0, P1, P2 and P3 each are 9,69a ± 1,77g, 13,48ab±3,05g; 18,96b±5,91gdan 19,83b±7,21and the average litter size of the P0, P1, P2 and P3 each are 6,25a + 0.95; 6,75a+0,50; 7,50ab+0,57; 8,75b+0,95.Conclusion of the study that the use of Moringa oleifera Lamm leaves as feed supplement concentrate female New Zealand White rabbits can increase feed intake, body weight gain and increase litter size. Suggestions for use of Moringa oleifera Lamm leaves powder ranging from 10 to 30% of concentrate feed rabbits
PEMBUATAN PAKAN KONSENTRAT DAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN KELINCI DI DUSUN KAGRENGAN DESA NGIJO KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG Eko Marhaeniyanto; Ariani Trisna Murti; Sri Susanti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.217 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.612

Abstract

Upaya dalam meningkatkan produktivitas ternak kelinci adalah melalui ketersediaan pakan yang murah dan berkualitas. Pembuatan pakan konsentrat berbasis bahan lokal menjadi solusi yang perlu diupayakan. Ketersediaan pakan konsentrat secara mandiri mendorong peningkatan produktivitas kelinci dan akan menjamin keberlanjutan usaha karena biaya produksi semakin efisien. Upaya meningkatkan produksi dan omset penjualan perlu didukung dengan perbaikan manajemen dan sarana pendukung produksi. Kegiatan pendampingan dilakukan untuk meningkatkan produksi baik kuantitas dan kualitas, meningkatkan pemahaman dan ketrampilan mitra, meningkatkan omset penjualan dari masing masing mitra, meningkatkan ketentraman/kesehatan masyarakat, menghasilkan produk pakan konsentrat dan makanan olahan berbasis produk kelinci serta dibukukan dalam Buku Praktis Peternakan “ Pembuatan Pakan Konsentrat dan Produk Olahan Berbasis Kelinci”. Kegiatan pada Mitra 1. (Asosiasi Peternak Kelinci Mandiri) difokuskan pada produksi pakan konsentrat kelinci. Peralatan yang digunakan berupa mesin chopper, penepung, oven dan dilengkapi mesin pencetak pellet dengan kapasitas produksi 75-100 kg/jam dari tim IbM. Kegiatan pada Mitra 2. (Kelompok Wanita Hemara) diprioritaskan untuk meningkatkan ketrampilan dan kapasitas produksi. Tim melakukan pelatihan dan pendampingan dalam diversifikasi produk olahan kelinci (krupuk rambak, nugget, bakso), perbaikan manajemen proses pengolahan untuk peningkatan produksi dan pemasaran produk. Dukungan peralatan dari Tim IbM berupa alat penggiling daging, panci presto, pedal sealer dan mesin penepung tulang. Melalui program IbM ini, diproduksi pakan konsentrat kelinci yang murah dan berkualitas, berbagai pangan olahan berbasis kelinci, meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi, penyusunan SOP dan pendampingan implementasinya, serta penetapan standar hygiene dan sanitasi sesuai dengan Standard sanitation operating procedure.