Abizar Algifari Saiful
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Eternal: Interpretasi Puisi Simbol “Q” Karya Sutardji Calzoum Bachri Abizar Algifari Saiful; Pande Made Sukerta
Jurnal Kajian Seni Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Kajian Seni Vol 7 No 2 April 2021
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1557.851 KB) | DOI: 10.22146/jksks.62900

Abstract

ABSTRACTThe work "Eternal" is a musical composition performance that adopts the meaning and significance of Sutardji Calzoum Bachri's symbolic poem "Q" as the base idea. The results of an in-depth observation of Sutardji Calzoum Bachri's symbolic poem "Q" are five main points which are derived from the interpretation of the author.  The five points are (1) We (humans) and God have different positions, different substances and different characteristics, unimaginably different, so humans need guidance ('Q' = al-Quran) in order to reach Him;  (2) Humans will always be limited in any ways as 'humans’, in contrast to creators and beings who are assigned the title alif, lam, mim;  (3) As human beings who have reason and sense, we’ll always look for meanings and be side by side with the universe (habluminallah and habluminannas);  (4) Confusion makes people speculate on everything;  and (5) In the end, questions will end in questions again. These points are used as the basis for the theme or the atmospheric description for creating the materials for the musical and working on each of the musical compositions in "Eternal".  The musical compositions are as follows: "Aku", "Q", "Seru!", "Alif Lam Mim", and "Tanya". The composition of the musical "Eternal" goes through three stages, namely the preparation of content ideas, the preparation of the composition ideas, and the actual composing.                        Keywords: Eternal, Music Analyzer, The Symbolic Poem “Q” ABSTRAKKarya “Eternal” adalah pertunjukan komposisi musik yang mengangkat arti dan makna puisi simbol “Q” karya Sutardji Calzoum Bachri sebagai ide gagasannya. Hasil pengamatan mendalam terhadap puisi simbol “Q” karya Sutardji Calzoum Bachri dapat ditemukan lima poin utama yang berasal dari hasil interpretasi pengkarya. Kelima poin tersebut yaitu (1) Kita (manusia) dan Tuhan memiliki perbedaan posisi, perbedaan zat dan perbedaan sifat, jauh tak terbayangkan, maka manusia butuh pedoman (‘Q’=al Quran) untuk sampai pada-Nya; (2) Manusia akan selalu terbatas dalam kadarnya sebagai ‘manusia’, berbeda dengan pencipta dan makhluk yang diberi predikat alif, lam, mim; (3) Sebagai manusia yang memiliki akal senantiasa mentadaburi (mencari makna) dan bersanding dengan alam semesta (habluminallah dan habluminannas); (4) Kebingungan membuat manusia berspekulasi terhadap segala hal; dan (5) Pada akhirnya pertanyaan akan berakhir pada pertanyaan kembali. Poin-poin tersebut digunakan sebagai titik pijak tema atau penggambaran suasana untuk menyusun materi musikal dan garap masing-masing komposisi musik dalam karya “Eternal”. Adapun komposisi musik tersebut sebagai berikut. “Aku”, “Q”, “Seru!”, “Alif Lam Mim”, dan “Tanya”. Penyusunan karya musik “Eternal” menggunakan tiga tahapan, yaitu penyusunan gagasan isi, penyusunan ide garapan, dan penuangan ide garapan. Kata kunci: Eternal, Analisa Musik, Puisi Simbol “Q” 
Guntur galunggung song: text and symbolic meaning review Abizar Algifari Saiful; Yudi Sukmayadi
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 18 No. 2 (2023)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v18i2.4569

Abstract

Mang Koko's 'Guntur Galunggung' is one of the most evocative and innovative songs in Sundanese music, created in response to the 1982 eruption of Mount Galunggung. This song represents a collaborative effort between Sundanese writer Wahyu Wibisana and musical artist Mang Koko, showcasing uniqueness in its thematic background, musical arrangement, and lyrical meaning. The research employs descriptive analysis, focusing on data processing through content analysis of music manuscripts. Data collection methods include observation, interviews, and literature studies. This analysis provides an in-depth review of the innovative Sundanese musical work, 'Guntur Galunggung,' highlighting its musical complexity and interrelated symbolic meanings. The research results reveal the intricate structure of the song "Guntur Galunggung," comprising 12 stanzas of rumpaka, 12 stanzas of gending accompaniment, and distinct sections with varying musical elements, while symbolically depicting the life of a local couple, Mang Maman, and Bi Warsih, emphasizing themes of simplicity, gratitude, resilience, and adaptation in the face of challenges, culminating in their migration to Sumatra as a metaphorical journey of rising after a fall.
The Application of Aleatoric Technique through Graphic Notation in the Choral Composition “Acumalaka” Gunawan, Sailendra Bedantara; Gunawan, Iwan; Saiful, Abizar Algifari
Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Vol 25, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/komposisi.v25i2.131069

Abstract

This article examines the use of aleatoric techniques through graphic notation in the choral music composition Acumalaka. It aims to demonstrate how aleatoric techniques and graphic notation can enhance artistic quality and musical expression. The composition process applied the practice-led research method, with the researcher serving as both composer and conductor. This approach involved the direct creation of the piece, alongside observing the choir's rehearsal and performance. Additionally, interviews with 14 singers were conducted to explore their experiences interpreting graphic notation and adapting to the creative freedom that aleatoric techniques allow. The collected data was analyzed thematically, combining critical reflections on the creative process with the singers' insights. Findings indicate that using aleatoric techniques through graphic notation enriched the musical dynamics, fostered creativity, and strengthened interactions among choir members. Moreover, aleatoric techniques and graphic notation can support innovative and collaborative musical experiences.
Syair Lagu Mang Koko: Masyarakat Sebagai Embrio Imajinasi Saiful, Abizar Algifari; Supriatna , Nanang
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.62928

Abstract

Mang Koko adalah seniman pembaharu karawitan Sunda. Karya-karyanya memiliki identitas yang khas. Identitas tersebut lahir dari akumulasi latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, pendidikan, dan kebudayaan. Lagu yang disusunnya banyak yang terinspirasi dari fenomena masyarakat Sunda. Kiranya dalam konteks ini, masyarakat merupakan embrio imajinasi Mang Koko dalam berkarya. Terlihat dari penggunaan lirik lagu yang mengetengahkan isu-isu masyarakat Sunda kala itu. Tujuan dari tulisan ini adalah menguraikan karya lagu Mang Koko yang mengangkat masyarakat sebagai pusat inspirasinya. Pengumpulan data terpusat pada observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Data berbasis teks tersebut kembali dibaca dan ditafsirkan menggunakan teknik analisis konten. Dua lagu yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu Badminton dan Guntur Galunggung, menunjukkan bagaimana Mang Koko merespon fenomena kemasyarakatan yang terjadi pada masanya. Masyarakat tidak hanya menjadi komunitas tempat seniman tinggal, ia merupakan gudang ide yang dinamis sebagai stimulus untuk menghadirkan produk ekspresi lanjutan.
INTERAKSI MUSIKAL PEMERAN DALAM GENDING KARESMEN SI KABAYAN JEUNG RAJA JIMBUL Saiful, Abizar Algifari; Saleh, Sukmawati
Jurnal Kajian Seni Vol 11, No 2 (2025): Jurnal Kajian Seni Vol 11 No 2 April 2025
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jksks.101778

Abstract

Gending karesmen Si Kabayan Jeung Raja Jimbul merupakan karya seni pertunjukan hasil kerja kolektif antara dua seniman Sunda, yaitu Wahyu Wibisana (naskah) dan Mang Koko (musik). Salah satu identitas dari gending karesmen, yaitu setiap pemeran melakukan dialog dengan cara dinyanyikan. Kemampuan pemeran tokoh tidak hanya piawai dalam berperan, namun perlu memiliki kemampuan musikal dan kualitas vokal yang mumpuni, maka interaksi yang terjadi di dalam gending karesmen adalah interaksi musikal. Tujuan penelitan ini adalah mengungkap arah interaksi musikal pemeran yang terjadi di dalam gending karesmen Si Kabayan Jeung Raja Jimbul. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan catatan reflektif. Fokus objek kajian pada penelitian ini adalah video rekaman pertunjukan gending karesmen Si Kabayan Jeung Raja Jimbul. Observasi dilakukan pada data video dan manuskrip musik. Ditemukan tiga arah interaksi musikal yang dipengaruhi oleh stimulus pra pentas dan saat pentas, yaitu interaksi musikal pemeran dengan dirinya terhadap lingkungan, interaksi musikal pemeran dengan pemeran lain (tunggal), dan interaksi musikal pemeran dengan kelompok pemeran. Ketiga arah interaksi musikal tersebut, memperjelas identitas khas gending karesmen Si Kabayan Jeung Raja Jimbul sebagai salah satu wujud teater rakyat.
Syair Lagu Mang Koko: Masyarakat Sebagai Embrio Imajinasi Saiful, Abizar Algifari; Supriatna , Nanang
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik (December)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.62928

Abstract

Mang Koko adalah seniman pembaharu karawitan Sunda. Karya-karyanya memiliki identitas yang khas. Identitas tersebut lahir dari akumulasi latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, pendidikan, dan kebudayaan. Lagu yang disusunnya banyak yang terinspirasi dari fenomena masyarakat Sunda. Kiranya dalam konteks ini, masyarakat merupakan embrio imajinasi Mang Koko dalam berkarya. Terlihat dari penggunaan lirik lagu yang mengetengahkan isu-isu masyarakat Sunda kala itu. Tujuan dari tulisan ini adalah menguraikan karya lagu Mang Koko yang mengangkat masyarakat sebagai pusat inspirasinya. Pengumpulan data terpusat pada observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Data berbasis teks tersebut kembali dibaca dan ditafsirkan menggunakan teknik analisis konten. Dua lagu yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu Badminton dan Guntur Galunggung, menunjukkan bagaimana Mang Koko merespon fenomena kemasyarakatan yang terjadi pada masanya. Masyarakat tidak hanya menjadi komunitas tempat seniman tinggal, ia merupakan gudang ide yang dinamis sebagai stimulus untuk menghadirkan produk ekspresi lanjutan.