Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Voltage and Frequecy Effect to Characteristic and Amount of Microorganism of Starfruit Extract (Averrhoa carambola L) Using Pulsed Electric Field (PEF) Sumarlan, Sumardi Hadi; Liani, Riska Dwi April; Yulianingsih, Rini; Indriani, Dina Wahyu
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.074 KB)

Abstract

Fruit extract is one of the food commodities with high demand. Good processing will increase consumption level and sell price. There are two methods for food processing, thermal processing and nonthermal processing. Nonthermal processing method using Pulsed Electric Field (PEF) is one of the alternative way which can be used to decrease amount of microbs and keep fruit extract’s nutritions. Bangkok Red Starfruits varieties which has good taste and smooth texture has be come a good raw material in starfruit extract manufacture. Voltage variations in this research are 20 kV, 30 kV and 40 kV, with frequency variations which are 10, 20, 30 and 40 kHz. Testing results of this research using PEF showed that initial amount of microbe are 1300 CFU/mL can decrease effectively. Minimal decrease happened at voltage 40 kV and 30 kHz of frequency reached 130 CFU/mL. Maximal decrease happened at 40 kV of voltage reached 85.19%. with amount of microbs 1.925 x 103 CFU/mL. Lethal rates per second is 21.3 CFU/mL at 40 kV of voltage. Characteristic result testing has not significant diferences, there are range of pH at 3.09-3.24, Density 1.047-1.076 gram/cm3 , Total Suspended Solid at 14.5-15.6 %Brix, Viscosity at 7-9 Cp, Vitamin C contained at 11.66-16.97 mg/100 mL, and range of color, there are brightness level at 27.8-29.3, red level at 6.7-7.3 , and yellow level 6.8-7.9 .Keywords: Bangkok Red Starfruit, Pulsed Electric, Microbe Amounth. 
Non Thermal Preservation Process of Apple Cider Based on Oscillating Magneting Field (OMF) Technology Sari, Elok Kurnia Novita; Susilo, Bambang; Sumarlan, Sumardi Hadi
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.552 KB)

Abstract

Magnetic technology is one method of non thermal preservation for preserving food uses the magnetic field. Food preservation based on oscillating magnetic field technology, worked by using magnetic fields generated from currents to coils. The magnetic field is generated, then used to kill microorganism cells that are pathogen in food. The main purpose of this research is to design and study the characteristics and working principles of pasteurization machine based on oscillating magneting field, that tested to apple cider. Research methods used are experimental method by three treatment factors, namely the input voltage magnitude (V), the long treatment (t) and the input frecuency (f). The results of this study showed that the allocation of the magnetic field can safe the quality and keep the shelf life of aplle cider longer. At 130 V, frecuency at 50 Hz for 25 minutes treatment time, the total of microorganisms decreased up to 99.96%, and the last microorganisms are 10 col/g. Moreover, the degree of acidity (pH) and total suspended solid of apple cider more stable and has shelf life longer than the others. Food preservation technologies by providing a magnetic field does not cause high heat, so no loss of nutrients and damage to the material. So that the preservation process with this technology can be applied to food preservation process. Keywords: non thermal preservation, pasteurization, magnetic technology, pathogen microbial
STUDI KONSENTRASI STARTER DAN MEDIUM PERENDAMAN ASAM ASETAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN PERMEABILITAS MEMBRAN SELULOSA NATA DE BANANA SKIN Islami, Madaniyyah Mustika; Hendrawan, Yusuf; Sumarlan, Sumardi Hadi
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 16, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.154 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2015.016.01.01

Abstract

Membran merupakan selaput tipis semi-permeabel yang bersifat selektif terhadap komponen tertentu dalam suatu campuran larutan. Terdapat 2 macam bahan pembuatan membran yaitu bahan organik dan anorganik, pada penelitian ini  memanfaatkan bahan organik yaitu kulit pisang kepok. Untuk menghasilkan membran yang memiliki nilai sifat mekanis dan permeabilitas yang tinggi maka dalam pembuatan dibutuhkan  kinerja dari Acetobacter xylinum dan menghasilkan membran selulosa yang lebih berkualitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan starter dan perendaman asam asetat terhadap sifat mekanis dan permeabilitas membran serta untuk mengetahui hasil terbaik dari beberapa perlakuan. Penlitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor yaitu konsentrasi starter dan konsentrasi perendaman asam asetat. Faktor pertama yaitu konsentrasi penambahan starter terdiri dari 3 level yaitu 15, 20, dan 25%. Faktor kedua yaitu medium perendaman asam asetat terdiri dari 3 level yaitu 2, 4, dan 6% dengan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi uji sifat mekanis, permeabilitas membran, ketebalan, kadar air basis basah dan basis kering. Hasil pengamatan terbaik untuk nilai kuat tekan 3.94 kg/cm2, nilai kuat tarik 0.14 kg/cm2, ketebalan 0.11 mm, nilai permeabilitas 0.0016 mL/m2.detik, kadar air basis basah 74.66% dan basis kering 12.74%. Dari semua parameter dilakukan uji indeks efektivitas didapatkan membran selulosa terbaik pada perlakuan  konsentrasi starter 25% dan konsentrasi perendaman asam asetat 4%.
Pemurnian Bioetanol Menggunakan Proses Distilasi Dan Adsorpsi Dengan Penambahan Asam Sulfat (H2so4) Pada Aktivasi Zeolit Alam Sebagai Adsorben Susilo, Bambang; Nurirenia, Dela Feminda; Sumarlan, Sumardi Hadi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.438 KB)

Abstract

Etanol (alkohol) adalah nama suatu golongan senyawa organik yang mengandung unsur C, H dan O. Untuk mendapatkan bioetanol yang berkadar tinggi maka perlu dilakukan pemurnian kadar etanol yaitu menggunakan proses distilasi dan adsopsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dan penambahan asam sulfat (H2SO4) untuk aktivasi zeolit alam pada proses adsorpsi setelah dilakukan distilasi. Prosedur pemurnian ini menggunakan zeolit alam 100 mesh dengan variasi penggunaan asam sulfat 1%, 2%,3% dan penambahan adsorben 10gr, 25gr, 40gr. Hasil analisis terbaik menggunakan variasi penambahan asam sulfat dan massa zeolit alam diperoleh pada konsentrasi 2% dan penambahan massa zeolit 10 gram. Hasil pengukuran piknometer dengan kadar awal 18% meningkat menjadi sebesar 88,868%, setelah diujikan Gas Chromatography (GC) kadar awal sebesar 13,61% meningkat menjadi 85,18%. Sehingga dengan proses pemurnian menggunakan alat distilasi fraksinasi dan adsorpsi zeolit alam dapat meningkatkan 71,57% kadar etanolnya. Hasil pengujian Gas Chromatography (GC) hanya memiliki selisih sedikit (±5%) dengan pengukuran menggunakan piknometer.
ANALISIS KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN MESIN PEMANEN PADI ( LAMONGAN JAWA TIMUR Sumarlan, Sumardi Hadi; Achmad, Ary Mustofa; Hariyanto, Fudin
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Pada saat ini ketersediaan tenaga kerja dalam pengelolaan di bidang pertanian semakin terbatas.Keterbatasan ini baik mulai dari penyiapan lahan pengolahan tanah, pemeliharaan tanaman, panen,penanganan pasca panen, maupun pengolahan hasil. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka pentingmemanfaatkan peralatan dan mesin di bidang pertanian, agar tenaga kerja orang semakin efektif. Padamakalah ini akan di analisa pada penanganan panen dan perontokan padi dengan menggunakan mesinpemanen padi
Uji Performansi Prototype Belt Conveyor Pengangkut Tebu di Perusahaan Gula Kebon Agung – Malang Rachmawati, Meutia Nuraini; Sumarlan, Sumardi Hadi; Yulianingsih, Rini
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.44 KB)

Abstract

Tebu merupakan bahan pokok dalam pembuatan gula yang digunakan sebagai salah satu bahan utama pengolahan makanan maupun minuman dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi penduduk Indonesia, sehingga banyak dari pabrik industri tebu yang telah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu. Pada beberapa pabrik, pengangkutan tebu dari lahan ke tepi lahan masih dikerjakan secara manual dengan mempekerjakan buruh angkut. Salah satu alternatif peralatan pengangkut adalah dengan menggunakan belt conveyor, sehingga pengangkutan tebu dengan menggunakan tenaga buruh angkut dapat dikurangi dengan adanya belt conveyor. Hasil pengujian kecepatan prototype belt conveyor dengan membawa satu ikat tebu sebesar 1.52 m/s. Tegangan minimum belt untuk mencegah slip 494.48 Newton dan tegangan minimum belt untuk membatasi kelonggaran 106.24 Newton. Kapasitas prototype belt conveyor 12360.51 kg/jam, serta waktu pengangkutan tebu sebanyak kapasitas truk sebesar 1.24 jam, dibandingkan dengan waktu pengangkutan sebanyak kapasitas truk menggunakan satu orang buruh angkut yaitu 7.21 jam.
KARAKTERISTIK PENGGORENGAN VAKUM JAMUR Kajian Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan Jamur Kancing (Agaricus bisporus) Sumarlan, sumardi Hadi; Lastriyanto, Anang; Erawati, Diana
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.657 KB)

Abstract

Produk jamur meningkat dengan cepat dan tersedia dalam berbagai bentuk. Jamur yang bisa diolah menjadi bahan makanan adalah jamur tiram putih dan jamur kancing. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perendaman larutan CaCl2 terhadap kualitas keripik jamur, mengetahui pengaruh suhu penggorengan, mengetahui besarnya rendemen keripik jamur serta mengetahui besarnya energi selama proses penggorengan. Unsur pertama adalah durasi perendaman  CaCl2 pada 0, 30 dan 45 menit. Dan unsur lainnya adalah suhu wajan pada 80oC dan 90oC. Massa setiap perlakuan adalah 500 gram yang diulang dalam 2 kali. Jenis mesin yang digunakan adalah penggorengan vakum. Pengamatan dilakukan terhadap bahan dasar dan produk akhir (keripik jamur tiram putih dan keripik jamur kancing). Pengamatan material dasar meliputi analisis dan rendemen air. Dan sisi lain, teknik analisis termasuk perubahan suhu, tekanan dan energi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan keripik jamur tiram putih dan keripik jamur kancing dengan suhu wajan 90oC dan lama terendam larutan CaCl2 0,01% dalam 45 menit kebutuhan perlakuan lebih pendek pada waktu di wajan. Kadar air keripik jamur tiram tiram putih 0,763%, sedangkan kadar air keripik jamur kancing adalah 2,745%. Rendemen tertinggi keripik jamur tiram putih adalah 10,8% dengan suhu 80 oC, tanpa merendam larutan larutan CaCl2 0,01%, sedangkan rendemen tertinggi keripik jamur kancing  adalah 11,94%.
Pemurnian Biogas Dengan Sistem Pengembunan Dan Penyaringan Menggunakan Beberapa Bahan Media Prayugi, Ginanjar Eko; Sumarlan, Sumardi Hadi; Yulianingsih, Rini
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.55 KB)

Abstract

Kandungan CO2 pada biogas masih cukup besar. Hal ini menyebabkan efisiensi panas yang dihasilkan masih rendah sehingga kualitas nyala api biogas masih belum optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian dari kandungan CO2 dalam biogas, sehingga dalam permurnian ini diharapkan kadar gas metana dalam biogas dapat meningkat, dan kandungan gas lain seperti, CO2 dan uap air dapat berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan kandungan CO2 dan efektivitas penyerapan CO2 sebelum dimurnikan dan setelah dimurnikan dengan beberapa bahan media pemurni. Hasil analisa menunjukkan terjadinya penurunan kandungan CO2 pada biogas. Pada pemurnian dengan air kandungan CO2 turun sebesar 7,02 %. Untuk perlakuan dengan NaOH kandungan CO2 turun sebesar 4,79 %. Untuk kandungan CO2 pada kapur tohor turun menjadi 0 %. Pada Silika gel kandungan CO2 turun sebesar 4,63 %. Sedangkan kandungan CO2 pada Arang Aktif turun sebesar 10,503 %. Efektivitas penyerapan CO2 oleh kapur sangat efektif dalam mengurangi kadar CO2 yang terkandung dalam biogas dibandingkan bahan media lainnya. Sedangkan kandungan CH4 pada perlakuan kapur tohor yang paling besar. Hal ini dikarenakan kapur tohor dapat mengikat kadar CO2 yang terkandung dalam biogas lebih tinggi dibandingkan bahan media lainnya. Pada proses pengembunan, air yang diembunkan paling banyak terdapat pada perlakuan air + es (130C) sebesar 10,18 ml, disusul dengan perlakuan dengan air (21,50C) sebesar 5,79 ml dan perlakuan tanpa air (25,50C) sebesar 5,00 ml untuk tiap m3 biogas yang dialirkan. Hal ini dikarenakan semakin kecil suhu, hasil pengembunan yang diperoleh semakin besar.   Kata Kunci : CO2, Kapur Tohor, NaOH
STUDI KARAKTERISTIK FISIK KERIPIK PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) HASIL VACUUM FRYING TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN DAN PERLAKUAN BLANSING Lastriyanto, Anang; Sumarlan, Sumardi Hadi; Rahmawati, Safitri Rizka
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.923 KB)

Abstract

Pepaya termasuk dalam golongan buah klimaterik yang tumbuh sepanjang tahun. Buah klimaterik merupakan buah yang mengalami peningkatan produksi CO2 seiring dengan pemasakan buah disertai tingginya produksi gas etilen. Buah dengan laju respirasi yang tinggi akan mudah rusak dan daya simpan rendah. Pengolahan pasca panen sangat dibutuhkan sebagai solusi untuk mengurangi kerusakan dan mempertahakan kualitas dengan pengolahan menjadi berbagai produk diantaranya keripik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kematangan buah pepaya dan pre-treatment terhadap karakteristik fisik keripik pepaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua variabel, yaitu tingkat kematangan buah (sedikit matang, setengah matang dan matang) dan pre-treatment (tanpa blansing dan blansing). Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Buah pepaya diiris dengan ketebalan 4 mm dan dilakukan penggorengan menggunakan vacuum frying pada suhu 80 ˚C. Adapun pengujian yang dilakukan meliputi uji kadar air dan tekstur. Dari data hasil penelitian dilakukan analisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan blansing berpengaruh nyata terhadap kadar air sedangkan tekstur tidak berpengaruh nyata terhadap hasil keripik pepaya. Berdasarakan hasil uji keripik pepaya hasil penggorengan vakum diperoleh perlakuan terbaik menggunakan Metode Zeleny yaitu pada perlakuan tanpa perlakuan blansing dan tingkat kematangan buah matang diperoleh nilai tekstur sebesar 1,17N/mm2 dan kadar air sebesar 5,97 %.Kata kunci : blansing, pepaya, tingkat kematangan, vacuum frying
Pemodelan Dan Optimasi Proses Biofiksasi Karbondioksida Pada Biogas Menggunakan Java Moss (Taxiphyllum Barbieri) Dengan Response Surface Methodology adiansyah, muhammad; Hendrawan, Yusuf; Sumarlan, Sumardi Hadi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.089 KB)

Abstract

Perkembangan dunia di sektor ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut dunia beralih ke sumber energi yang ketersediaannya lebih melimpah dan bersifat terbarukan seperti biogas. Pada proses pembentukan biogas selain CH4 (55-75%) terdapat gas lain yang terbentuk seperti karbondioksida (24-45%). Hal tersebut menyebabkan menurunnya nilai kalor biogas sehingga perlu dilakukan proses penghilangan karbondioksida salah satunya dengan biofiksasi yang umumnya menggunakan mikroalga. Namun mikroalga masih memiliki kelemahan yaitu siklus hidup yang relatif singkat dan memiliki resistensi terhadap karbondioksida relatif rendah. Oleh karena hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemurnian karbondioksida menggunakan Java Moss (Taxiphyllum barbieri) dan hasil optimasi dari proses biofiksasi tersebut menggunakan dua variabel intensitas cahaya (μmol.m-2.s-1) dan waktu penyinaran (jam/hari) dengan metode Response Surface Methodology (RSM) dengan bantuan perangkat lunak Design Expert 9.0.6.2 trial version. Hasil optimasi menunjukkan nilai intensitas cahaya terbaik adalah 50 μmol.m-2.s-1 sedangkan waktu penyinaran terbaik adalah 15,73 jam/hari dengan prediksi penurunan karbondioksida sebesar 9,898%. Hasil verifikasi menunjukkan penurunan karbondioksida sebesar 9,8% yang memiliki nilai simpangan sebesar 1%.