Putri Amelia
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tatalaksana Penutupan Duktus Arteriosus Persisten Transkateter Muhammad Irfan; Muhammad Ali; Tina Christina Lumban Tobing; Rizky Adriansyah; Hafaz Zakky Abdillah; Putri Amelia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 6 (2021): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v48i6.1432

Abstract

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan salah satu kelainan bawaan terbanyak di dunia. Secara umum kelainan ini dibagi menjadi tipe sianotik dan asianotik. Duktus arteriosus persisten (DAP) merupakan salah satu tipe PJB asianotik dan menduduki peringkat ke 3 dari seluruh kelainan jantung bawaan. Penutupan DAP secara transkateter saat ini menjadi pilihan utama jika gagal dengan obat-obatan dan ukuran defek memungkinkan. Pengamatan pasca penutupan transkateter penting untuk menilai perubahan klinis dan kemungkinan komplikasi.Congenital heart disease (CHD) is one of the most frequent congenital anomalies in the world. These anomalies are usually divided into cyanotic and acyanotic type. Patent ductus arteriosus (PDA) is acyanotic type of CHD and ranked 3rd of all CHD. Transcatheter PDA closure now become first choice if drug treatment fails and the size of the defect is qualified for nonsurgery closure. Post-closure observation is important to assess clinical changes and possible complications.
Hubungan Neutrophil – Lymphocyte Ratio (NLR) Terhadap Mortalitas Pasien Sepsis di Unit Perawatan Intensif RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2018 Bastian Lubis; Ahmad Yapiz Hasby; Alvin Oktomy Putra; Gema Nazri Yanni; Putri Amelia
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 39 No 1 (2021): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.521 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v39i1.213

Abstract

Sepsis adalah keadaan disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan karena disregulasi respon tubuh terhadap infeksi. Sepsis juga merupakan penyebab kematian utama di antara pasien kritis unit perawatan intensif non-koroner di Amerika Serikat. Tahun 2010 tercatat prevalensi pasien rawat intensif yang menderita sepsis di Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo adalah 25% dengan derajat mortalitas sebesar 77,3%. Untuk menilai seberapa berat respons inflamasi digunakan biomarker. Salah satu biomarker yang digunakan adalah neutrophil-lymphocyte ratio (NLR). Sampai saat ini masih belum digelar konsensus untuk melihat hubungan antara NLR dengan prognosis pasien sepsis. Melihat hubungan neutrophil-lymphocyte ratio terhadap mortalitas pasien sepsis di ICU RSUP Haji Adam Malik.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian berupa cross-sectional. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medis dan metode pengumpulan data berupa total sampling. Dari hasil penelitian, didapatkan insidensi sepsis di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik sebanyak 97 pasien dan didominasi oleh pasien lansia dan laki-laki dengan jumlah pasien masing-masing sebesar 58 orang. Analisis bivariat menggunakan uji Fisher’s Exact Test didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan secara statistik dengan nilai p value 0,371 antara NLR terhadap mortalitas pasien sepsis. Tidak didapatkan hubungan neutrophil-lymphocyte ratio terhadap mortalitas pasien sepsis.
Tatalaksana Penutupan Duktus Arteriosus Persisten Transkateter Muhammad Irfan; Muhammad Ali; Tina Christina Lumban Tobing; Rizky Adriansyah; Hafaz Zakky; Abdillah; Putri Amelia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48 No 6 (2021): Kardiologi
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v48i6.80

Abstract

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan salah satu kelainan bawaan terbanyak di dunia. Secara umum, kelainan ini dibagi menjadi tipe sianotik dan asianotik. Duktus arteriosus persisten (DAP) merupakan salah satu tipe PJB asianotik dan menduduki peringkat ke-3 dari seluruh kelainan jantung bawaan. Penutupan DAP secara transkateter saat ini menjadi pilihan utama jika gagal dengan obat-obatan dan ukuran defek memungkinkan. Pengamatan pasca-penutupan transkateter penting untuk menilai perubahan klinis dan kemungkinan komplikasi. Congenital heart disease (CHD) is one of the most frequent congenital anomalies in the world. These anomalies are usually divided into cyanotic and acyanotic type. Patent ductus arteriosus (PDA) is acyanotic type of CHD and ranked 3rd of all CHD. Transcatheter PDA closure now becomes first choice if drug treatment fails and the size of the defect is qualified for nonsurgery closure. Post-closure observation is important to assess clinical changes and possible complications.
The Relationship between the Therapy Cycle and the Success of Patent Ductus Arteriosus Closure Treatment in Premature Babies Amelia, Putri; William Chandra Wijaya; Pandaibesi, Robby
Qanun Medika - Jurnal Kedokteran FK UMSurabaya Vol 9 No 02 (2025): Qanun Medika Vol 09 No 02 July 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jqm.v9i02.25785

Abstract

Patent Ductus Arteriosus (PDA) is a disease often found in premature babies characterized by failure or delay in the closure of the Ductus Arteriosus (DA). PDA frequently occurs in babies born prematurely and is caused by high levels of prostaglandin E2 (PGE2) due to incomplete closure of the ductus and lung function. This condition can disrupt hemodynamics, so it needs to be closed. Closure can be done using cyclooxygenase (COX) inhibitor drugs, such as Indomethacin and Ibuprofen. Apart from that, paracetamol can also be used as an alternative to trigger the closure of the PDA. This study aims to establish the correlation between the medical intervention cycle and the efficacy of closing Patent Ductus Arteriosus (PDA) in preterm infants. The investigation employed an observational, retrospective, analytical approach along with a cross-sectional layout. The sampling technique in this research was total sampling. The sample obtained was 24 newborns, which was secondary data in the form of medical records obtained at the medical records installation of RSUP Haji Adam Malik Medan and Mother and Child Stella Maris Hospital Medan. All data were then processed and analyzed, and statistical tests were carried out using Spearman correlation tests with the SPSS application. The outcomes of this investigation, utilizing the Spearman correlation analysis, revealed a significant value of p = 0.001 (p<0.05) concerning the association between the duration of treatment and treatment efficacy and a significant value of p = <0.001 (p<0.05) concerning the treatment cycle and treatment efficacy. Thus, there was no relationship between the treatment cycle and the success of the treatment.