Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN KACANG KEDELAI ( Glycine max ) DALAM PAKAN TERHADAP POTENSI REPRODUKSI KELINCI BETINA NEW ZEALAND WHITE MENJELANG DIKAWINKAN S. M Hadi Saputra; Sri Minarti; M. Junus
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 12, No 1 (2011): Ternak Tropika
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.08 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai dengan tingkatan yang berbeda di dalam pakan kelinci betina New Zealand White menjelang dikawinkan terhadap service per conception (S/C), lama kebuntingan dan litter size. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci jenis New Zealand White betina umur 6-8 bulan sebanyak 12 ekor dan jantan 2 ekor dengan rata-rata bobot badan adalah 2653,08 gram. Pakan yang digunakan adalah kacang kedelai, sawi, dan pollard. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan. Dilakukan dengan 3 perlakuan pakan yang berbeda dimana P0 sebagai kontrol, P1= pakan kontrol + 30gram kedelai, dan P2 = pakan kontrol + 60gram kedelai. Variabel yang diamati adalah Service per Conception, Lama Kebuntingan, dan Litter Size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kacang kedelai tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap service per conception, lama kebuntingan dan litter size (P>0,05).   Kata kunci : kacang kedelai, flushing, penampilan reproduksi kelinci New Zealand White. EFFECT OF SOYBEAN (GLYCINE MAX) AS FLUSHING FEED ON REPRODUCTIVE PERFORMANCE OF NEW ZEALAND WHITE DOES ABSTRAK The purpose of this research was to know the effect of soybean (Glycine max) as a flushing feed on reproductive performance of New Zealand White does. Research materials used were 12 New Zealand White does. The used roughage was Chinese cabbage (Brassica rugosa), while the concentrate were pollard and soybean (Glycine max). Research method was experiment based on Randomized Block Design With 3 treatments. Dietary treatment used were : P0 (control feed without soybean), P1 (control feed without soybean 30 g), and P2 (control feed with soybean 60 g).  The variables observed are service per conception,mating interval and litter size. The result showed that there was no significant effect (P > 0,05) of All treatments. Concluded that soybean meal is not appropriate as a flushing feed of New Zealand White does.   Key words : soybean, flushing, reproductive performance,does New Zealand White
Tingkat residu pestisida dalam daging kelinci peranakan New Zealand White yang diberi pakan limbah pertanian kubis (Brassica oleracea) S. Sulistyaningsih; Sri Minarti; Osfar Sjofjan
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 23, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: The study examines fat and water content, and the level of pesticide residues in rabbit’s meat which were fed cabbage leaves waste. The materials used in the study were 12 New Zealand White rabbits raised from 1.5 to 3 months of age. Those rabbits were divided into 3 different groups (large, medium and small) based on their initial body weight. The laboratory test shows there were several types of pesticide residues in the cabbage leaves and rabbit’s meat namely endosulfan, profenofos and chlorpyrifos. The lowest pesticide residues were found at small rabbit’s meat groups. In contrast, the fat content as well as the water content was found high at large rabbit’s meat groups.   Keywords: rabbits, cabbage, residues, fat content and water content
Integrating Total Quality Management with Islamic Values in Modern Islamic Education Luthfiatul Udhma; Sri Minarti
Managere: Indonesian Journal of Educational Management Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52627/managere.v7i1.784

Abstract

This study discusses the integration of Total Quality Management (TQM) and Islamic values in modern Islamic educational institutions, focusing on how the quality management approach can improve academic quality while building the character of students. The main problem is the lack of a TQM implementation model that holistically integrates Islamic values, so Islamic education often only emphasizes administrative aspects without strengthening the spiritual and moral dimensions. This research uses a qualitative method with a case study approach, involving in-depth interviews, documentation, and field findings on various stakeholders such as school leaders, teachers, students, and education supervisors. The study results show that implementing TQM based on Islamic values can create an education system that excels academically and in character, as long as it is supported by Islamic leadership, stakeholder involvement, and a structured and sustainable implementation strategy. These findings confirm that the quality of Islamic education is measured not only by the results of exams but also by the formation of the character and spirituality of students. The implications of this study reinforce the importance of cross-element collaboration and sustainable adaptation in the quality management of Islamic education and provide a practical model for the development of value-based education policies and practices in the future.
Metodologi Filsafat dan Teologi (Kalam) Puspa Utari; Sri Minarti
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/d9749q72

Abstract

Filsafat Al-Kindi dalam Memahami Teologi. Manusia merupakan makhluk unik yang menjadi kajian filsafat sejak awal. Denganmengkaji manusia, lahirlah banyak cabang ilmu pengetahuan yang bersumber dari manusia. Misalnya biologi, antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu komunikasi, ekonomi, hukum, dan lain-lain. Bahkan, banyak teori yang lahir dari cabang-cabang ilmu tersebut. Untuk itu, penulis mengkaji tentang manusia perspektif Al-Kindi. Pemikiran Al-Kindi cukup besar dan mendasar terutama di bidang filsafat, fisika, metafisika, epistemologi, dan etika. Ia mempertemukan antara filsafat dan agama. Menurut Al-Kindi filsafat adalah ilmu tentang kebenaran atau ilmu yang termulia dan tertinggi martabatnya. Agama juga merupakan ilmu mengenai kebenaran.. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penjelasan filsafat Al-Kindi dalam memahami teologi? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penjelasan filsafat Al-Kindi dalam memahami Teologi. Metode dalam Penelitian ini adalah library research, artinya data-data yang digunakan berasal dari sumber kepustakaan baik itu primer maupun sekunder, baik berupa buku, ensiklopedi, jurnal, majalah dan karya lain yang dipublikasikan. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini dengan mengumpulkan literatur baik sebagai sumber primer maupun sekunder untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah penelitian, kemudian melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan data dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis data deskriptif adalah data yang dikumpulkan beberapa kata-kata dan gambar bukan dalam bentuk angka-angka. Selanjutnya konten analisis adalah metodologi yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah dokumen. Konten analisis adalah teknik apa pun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untukmenemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Al-Kindi adalah filsuf pertama dalam Islam, yang menyelaraskan antara agama dan filsafat. Ia melicinkan jalan bagi Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusdy. Ia memberikan duapandangan berbeda. Pertama, mengikuti jalur ahli logika dan memfilsafatkan agama. Kedua, memandang agama sebagai sebuahilmu ilahiah dan menempatkannya di atas filsafat. Ilmu ilahiah ini diketahui lewat jalur para Nabi. Akan tetapi, melalui penafsiran filosofis, agama menjadi selaras dengan filsafat. Persoalan metafisika telah dibicarakan oleh al-Kindi dalam beberapa risalahnya, antara lain risalah yang berjudul “tentang filsafat pertama” dan “tentang keesaan Tuhan dan berakhirnya benda-benda alam”. Tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului oleh wujud lain, tidak berakhir wujud-Nya dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya.Sesuai dengan paham yang ada dalam Islam, Tuhan bagi Al-Kindi adalah Pencipta bukan penggerak pertama sebagaimana pendapat Aristoteles.
Studi Islam dengan Pendekatan Tasawuf Mistisme Islam Rahmat Dani Sinaga; Sri Minarti
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/5tmppy18

Abstract

Studi Islam dengan pendekatan tasawuf mistisisme Islam mengkaji dimensi spiritual Islam yang berfokus pada pencapaian kedekatandengan Tuhan melalui pengalaman batin, seperti zikir dan meditasi. Tasawuf menawarkan pendekatan yang berbeda dari aspek syariatdan sosial Islam, mengutamakan kesatuan dengan Tuhan dan penyucian jiwa. Penelitian ini menggali sejarah perkembangan tasawuf, pengalaman mistik seperti fana dan baqa, serta kritikan terhadap praktik tasawuf, baik dari ulama tradisional maupun reformis. Selain itu, tasawuf juga dianalisis dalam konteks masyarakat Islam kontemporer, dengan menghubungkannya dengan psikologi dan filsafat untuk menyeimbangkan aspek rasional dan spiritual. Jurnal ini bertujuan memberikan wawasan tentang kontribusi tasawuf dalam pembentukan karakter dan spiritualitas umat Islam, serta relevansinya dalam dunia modern yang materialistis.
Peran Multi-Dimensi Kyai dalam Penguatan Kemandirian Santri: Studi Kasus di Pondok Pesantren Al Husna Al Alawi dan Annasyiah Aljadidah Senori Tuban M Saiful Aziz; Sri Minarti; Hamam Burhanuddin
AN-NIBRAAS Vol 4 No 01 (2025): Vol. 4 No. 01 Juni 2025
Publisher : STAI AL AKBAR SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62589/jurnalpemikiranislam.v4i01.360

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan kemandirian santri. Kyai sebagai figur sentral di pesantren tidak hanya berperan sebagai guru ngaji, tetapi juga menjalankan berbagai fungsi penting lainnya seperti tabib, rois atau imam, pengasuh, motivator, dan orang tua kedua. Di Pondok Pesantren Al Husna Al Alawi dan Pondok Pesantren Annasyiah Aljadidah, multi peran kyai ini menjadi kunci dalam membimbing dan mendidik santri agar memiliki kemampuan mandiri, baik dalam aspek spiritual, sosial, maupun intelektual. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji tiga hal utama, yaitu: (1) apa saja bentuk multi peran kyai dalam membentuk kemandirian santri di kedua pesantren tersebut, (2) bagaimana implementasi multi peran kyai dalam membentuk kemandirian santri, dan (3) bagaimana hasil implementasi multi peran kyai dalam membentuk kemandirian santri. Ketiga fokus ini diteliti secara mendalam untuk memahami peran strategis kyai dalam mencetak santri yang mandiri melalui pendekatan personal, spiritual, dan sosial di lingkungan pesantren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, karena berupaya mengungkap pengalaman langsung kyai, ustadz, dan santri dalam menjalani proses pembentukan kemandirian di pesantren. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan menjaga validitas melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kyai di Pondok Pesantren Al Husna Al Alawi dan Pondok Pesantren Annasyiah Aljadidah menjalankan multi peran secara terpadu dan konsisten yaitu tidak hanya sebagai guru ngaji tetapi juga menjalankan berbagai fungsi penting lainnya seperti tabib, rois atau imam, pengasuh, motivator, dan orang tua kedua. Implementasi peran-peran tersebut diwujudkan melalui berbagai program seperti pengajian kitab kuning, pembinaan ibadah berjamaah, pelayanan spiritual, bimbingan pribadi, dan motivasi harian. Adapun hasil implementasi multi peran kyai terbukti mampu membentuk kemandirian santri dalam aspek belajar, beribadah, bermasyarakat, menyelesaikan persoalan pribadi, serta dalam pengambilan keputusan, sehingga para santri dapat menjadi pribadi yang matang, mandiri, dan siap menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.
Analisis Program Intensif Keagamaan dalam Pembentukan Karakter dan Kompetensi Peserta Didik: Studi pada MA Unggulan Ulumiyyah Jatirogo dan MA Plus Al-Muhibbin Jatirogo, Tuban Mukhamad Abdullah Lutfi; Sri Minarti; Hamam Burhanuddin
AN-NIBRAAS Vol 4 No 01 (2025): Vol. 4 No. 01 Juni 2025
Publisher : STAI AL AKBAR SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62589/jurnalpemikiranislam.v4i01.362

Abstract

Satuan pendidikan menjadi tumpuan harapan tumbuh kembangnya peserta didik menjadi manusia paripurna, yakni manusia yang memiliki sikap mental yang positif, pengetahuan yang memadai, dan sejumlah keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kehidupan. Pendidikan di MA Unggulan Ulumiyyah Jatirogo Tuban dan MA Plus Al-Muhibbin Jatirogo Tuban memiliki tujuan yang sama, yakni mengembangkan kompetensi peserta didik, khususnya dalam bidang keagamaan. Berdasarkan hal tersebut, MA Unggulan Ulumiyyah Jatirogo Tuban dan MA Plus Al-Muhibbin Jatirogo Tuban memiliki berbagai program kegiatan keagamaan untuk menunjang hal tersebut, program kegiatan tersebut mencakup kegiatan kurikuler maupun nonkurikuler. Salah satunya adalah program munaqosah atau sidang terbuka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk, implementasi dan hasil implementasi Program Intensif Keagamaan dalam pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik di MA Unggulan Ulumiyyah Ponpes Nahdlotut Tholibin Al-Islamiyyin dan MA Plus Al-Muhibbin Ponpes Moderen Al-Muhibbin 4 Bahasa, Jatirogo, Tuban. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dnegan jenis studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara observasi dan triangulasi data dari hasil wawancara yang dibuktikan dengan observasi dan juga dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Bentuk program intensif keagamaan di MA Unggulan Ulumiyyah Jatirogo Tuban berupa pendalaman ilmu-ilmu keagamaan, yakni: tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, kajian kitab kuning (Kitab Safinatun Najah), kajian ilmu Nahwu-Shorof (Kitab Jurumiyyah & Amtsilatut Tasrifiyyah). Bentuk program intensif keagamaan di MA Plus Al-Muhibbin Jatirogo, Tuban berupa pendalaman ilmu-ilmu keagamaan, yakni kajian Kitab Tafsir Jalalain. (2) Implementasi program intensif keagamaan keagamaan di MA Unggulan Ulumiyyah Jatirogo Tuban: program dilaksanakan setiap hari; adanya klasifikasi kelas berdasarkan kemampuan peserta didik; materi pembelajaran: tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, kajian kitab Safinatun Najah; kajian ilmu Nahwu-Shorof (Kitab Jurumiyyah & Amtsilatut Tasrifiyyah); metode yang digunakan: metode pembelajaran pondok salaf (sorogan dan bandongan). Implementasi program intensif keagamaan keagamaan di MA Plus Al-Muhibbin, Jatirogo, Tuban: program dilaksanakan pada hari Senin, Selasa Rabu; adanya klasifikasi kelas berdasarkan kemampuan penguasaan bahasa asing peserta didik; metode yang digunakan: sorogan dan terjemah bahasa. (3) Hasil implementasi program intensif keagamaan dalam pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik di MA Unggulan Ulumiyyah Jatirogo Tuban: pembentukan karakter disiplin berupa ketepatan waktu mengikuti kegiatan yang ada, kehadiran peserta didik dalam mengikuti program intensif keagamaan dan adanya hukuman bagi peserta didik yang terlambat datang. Karakter tanggungjawab berupa kesiapan peserta didik dalam mengikuti program intensif keagamaan dan kesungguhan peserta didik dalam melaksanakan program. Kompetensi berupa adanya peningkatan dalam kemampuan membaca dan memahami isi dari kitab kuning yang dipelajari, peningkatan jumlah kelulusan pada sidang munaqosah kitab dan meningkatnya rata-rata nilai kelulusan pada sidang munaqosah kitab. hasil implementasi program intensif keagamaan di MA Plus Al-Muhibbin Jatirogo Tuban adalah pembentukan karakter disiplin berupa ketepatan waktu mengikuti kegiatan yang ada, kehadiran peserta didik dalam mengikuti program intensif keagamaan dan adanya hukuman bagi peserta didik yang terlambat datang. Karakter tanggungjawab berupa kesiapan peserta didik dalam mengikuti program intensif keagamaan dan kesungguhan peserta didik dalam melaksanakan program. Kompetensi peserta didik, berupa adanya peningkatan dalam kemampuan membaca dan memahami isi dari kitab kuning yang dipelajari dan kemampuan peserta didik dalam menjelaskan isi dari kitab Tafsir Jalalain dalam berbagai bahasa.
Metodologi Ulumul Hadits Pajar Anwar; Sri Minarti
Fatih: Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/7ytxq209

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep dan metodologi Ulumul Hadis, yaitu disiplin ilmu yang mempelajari segala aspek yang berkaitan dengan hadis Nabi Muhammad SAW. Ulumul Hadis mencakup berbagai cabang ilmu yang bertujuan untuk mengkaji, mengelola, dan menilai keaslian serta pemahaman hadis. Studi ini menyoroti beberapa pengetahuan seperti, definisi hadis, bentuk-bentuk hadis, dan unsur-unsur hadist. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka dengan menganalisis literatur dari berbagai sumber klasik dan kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ulumul Hadis memainkan peran krusial dalam memastikan keaslian dan pemahaman yang benar terhadap hadis, yang pada gilirannya mendukung pengamalan ajaran Islam yang autentik dan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan pentingnya Ulumul Hadis dalam studi Islam dan kontribusinya dalam mempertahankan integritas ajaran Islam melalui metodologi yang ketat dan sistematis.
Bidang Ilmu dan Kebudayaan Arnismawati; Sri Minarti
Fatih: Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/r2x63s49

Abstract

Dalam catatan sejarah, Islam merupakan Agama yang paling mudah diterima ajarannya oleh setiap orang diberbagaipenjuru dunia. Hal tersebut dikarenakan dalam ajaran Islam tidak ada penolakan atau penentangan pada kultur budayadaerah selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunah Nabi. Artinya masuknya Ajaran Islam dalam dalam suatu daerah tertentu itu melalui penetrasi kebudayaan daerah yang ada didaerah tertentu dengan perpaduan Ajaran Islam. Oleh karena itulah ajaran Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat suatu daerah dengan pertimbangan tanpa merubah budaya yang sudah ada atau budaya peninggalan nenek moyang yang ada di daerah tersebut. Maka tidak heran jika kita datang ke suatu daerah tertentu kemudian kita mengamati ada sebuah perbedaan dalam hal peribadatan Agama Islam didaerah tersebut, itu semua bermula dikarenanakan terjadi penetrasi antara budaya lokal yang sudah ada didaerah tersebut dengan Ajaran Islam.
MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIKAN ISLAM Andita Dwi Puspita Ningsih; Sri Minarti
Salimiya: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam Vol. 6 No. 2 (2025): Salimiya
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) IAIFA Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58401/salimiya.v6i2.2175

Abstract

Islamic education resource management is an important aspect in achieving the goal of quality education, which not only focuses on increasing knowledge, but also on the formation of a generation of faith, knowledge and morals. The purpose of this study is to describe the challenges faced and managerial strategies that can be applied in managing Islamic education resources. This research uses a descriptive qualitative approach, with data collection through literature studies, interviews, and observations of management practices in Islamic educational institutions. The results show that Islamic education resource management faces various challenges, such as limited resources, lack of infrastructure, and the quality of human resources that still need to be improved. To overcome these challenges, this study proposes several strategies, including strategic planning, human resource development, material and financial resource management, and continuous monitoring and evaluation. In its implementation, the role of the government and Islamic education institutions is very important to improve the quality of management and provide adequate facilities. With the implementation of appropriate strategies, efficient management of Islamic education resources can help achieve optimal Islamic education goals.