S. Hendriatiningsih
Surveying and Cadastre Research Group, Faculty of Earth Sciences and Technology, Bandung Institute of Technology

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

As-Built Drawing Bangunan untuk Pendaftaran Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dalam Sistem Kadaster 3-Dimensi Hendriatiningsih, S.
Indonesian Journal of Geospatial Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3257.035 KB)

Abstract

Survey Pemetaan Model Bangunan Tiga Dimensi (3D) Metode Terrestrial Laser Scanning untuk Dokumentasi As-Built Drawing Paramita, Elok Lestari; Hendriatiningsih, S.; Gumilar, Irwan; Wisayantono, Dwi
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.367 KB)

Abstract

Abstrak. Untuk mendapatkan informasi bangunan, dapat dilakukan as-built survey. Saat ini, teknologi pemindaian laser digunakan untuk teknik survey pemetaan tiga-dimensi (3D) yang disebut sebagai survey pengukuran dengan metode Terrestrial Laser Scanner (TLS). Salah satu aplikasi TLS adalah membuat visualisasi model 3D untuk dokumentasi as-built drawing. Pengukuran dengan metode TLS adalah melakukan pemindaian obyek dan merekam point-clouds 3D dalam jumlah yang besar untuk membentuk model 3D. Pemindaian dari titik-titik yang direncanakan agar memperoleh obyek yang bertampalan. Pada proses pengolahan data point-clouds, dilakukan registrasi dengan metode natural-point-feature, filtering, georeferencing dan wrapping untuk mendapatkan model 3D dengan menggunakan perangkat lunak Geomagic. Analisis registration adalah membandingkan error registrasi dengan ketelitian penentuan posisi (6mm) berdasarkan spesifikasi alat TLS. Di beberapa stand-point diperoleh error registrasi hingga mencapai 14,827 m. Untuk memperoleh error registrasi yang lebih kecil dari 6 mm, dilakukan registrasi secara bertahap. Dimensi bangunan berupa jarak pada model 3D dibandingkan dengan jarak yang diukur dengan alat ukur Electronic Total Station (ETS). Hasil ukuran jarak pada model 3D sama dengan hasil ukuran jarak ETS. As-built survey dapat dilakukan dengan teknik survey pengukuran 3D metode TLS.Abstract. To get the information of the building, it can be done as-built survey. Currently, laser scanner technology used for three-dimensional (3D) mapping survey is known as measurement survey technique by Terrestrial Laser Scanner (TLS) method. One application of TLS is to create 3D model for as-built drawings documentation. TLS instrument scans the object and records 3D point-clouds in large numbers to create 3D model. Scanning from the stand-points are planned in order to obtain the overlapped objects. In the point-clouds data processing, its activities are naturalpoint-feature registration, filtering, geo-referencing and wrapping to create 3D modeling using Geo-magic software. Registration analysis is to compare the registration error with a positioning accuracy (6mm) by means of the TLS instrument specification. Several stand-points are obtained registration error of up to 14.827 m. Furthermore, carried step by step registration in order to obtain registration error smaller than 6 mm. The dimensions of the building in the form of distance on the 3D model compared to the distance measured by Electronic Total Station (ETS) instrument. The results, measured distance on the 3D model is equal to measured distance by ETS instrument. As-built surveys can be done with 3D mapping survey technique by TLS method.
Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi Hendriatiningsih, S.
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.75 KB)

Abstract

Abstrak. Salah satu pekerjaan penting dalam surveying rekayasa adalah melakukan stake-out titik rencana desain geometri baik horisontal maupun vertikal di permukaan bumi. Untuk memenuhi akurasi titik stake-out yang diinginkan, standard deviasi titik stake-out yang dicapai harus lebih kecil dari standar deviasi titik stake-out yang diinginkan. Standar deviasi titik stake-out yang dicapai dalam setting-out sudut dan jarak dipengaruhi oleh standar deviasi titik ikat dan akurasi peralatan yang digunakan. Untuk mengaplikasikan stake-out titik di permukaan bumi, diperlukan pemilihan peralatan surveying sesuai standar deviasi titik stake-out yang diinginkan. Metode hitungan data stake-out titik ini bermanfaat untuk aplikasi stake-out titik yang membutuhkan akurasi tinggi.Abstract. Of important tasks on engineering surveying is the staking out of points on geometric design, either horizontally or vertically. In order to satisfy the required accuracy, the achieved accuracy should be smaller than the required one. The achieved point standard deviation using setting-out of angle and distance on field was influenced by known point standard deviation and instrument accuracy. Stake-out data computation methods in this study are rather valuable in the special application which require high accuracy.
INTEGRATION CONSTRUCTION OF MARINE UTILIZATION ELEMENTS TOWARDS INDONESIA GOOD OCEAN GOVERNANCE IN MARINE CADASTRE PERSPECTIVE Astor, Yackob; SULASDI, Widyo Nugroho; Wisayantono, Dwi; Hendriatiningsih, S.
Indonesian Journal of Geospatial Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.937 KB)

Abstract

Abstract. Indonesia as an archipelagic country has marine larger area than land. With approximately consist of more than 13.466 islands (Geospatial Information Agency, 2013) and 99.093km coastline (Geospatial Information Agency, 2013), making Indonesia has more abundant natural resources of the sea than in land. This potential condition of marine resources is seen as an opportunity for Indonesia as a developing country to build excellence in coastal and marine field. However, after 70 years of its independence, maritime sector has not proved as a sector that can be seeded by the nation and relied by Indonesian people. Based on the literature, one of the main problems in Indonesian ocean is the unintegrated nature of utilization activities between institutional (sector), local government (provincial and city/county) and customary that caused overlapping claims marine areas that may result in marine boundaries conflicts.This paper discusses aboutintegration constructionconcept of marine utilization elements in Indonesia. Integration concept can be constructed by marine cadastre elements (right, restriction, and responsibility), integration principle and legal certainty principle in Law No. 4/2011 about Geospatial Information, Law 1/2014 about Coastal Management Areas and Small Islands, Law 23/2014 about Regional Autonomy, and Law 32/2014 about Marine.Keywords: right, restriction, responsibility, integration principle
Penyediaan Peta Daerah Konflik untuk Manajemen Konflik Pertanahan dengan UAV Handayani, Alfita Puspa; Saptari, Asep Yusup; Abdulharis, Rizqi; Hendriatiningsih, S.; Hernandi1, Andri
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.692 KB)

Abstract

Tingkat penyelesaian kasus sengketa konflik masalah pertanahan diIndonesia masih kurang dari 50%. Kendala terbesar adalah gesekan denganmasyarakat yang menguasai tanah yang menjadi objek sengketa dan konflik.Dengan perkembangan teknologi pemetaan yang ada, pemetaan daerah konflikdapat dilakukan tanpa secara langsung datang ke lokasi dan tanpa secaralangsung berhadapan dengan masyarakat. Salah satu teknologi pemetaan yangmampu memiliki akses untuk dapat memetakan daerah konflik tanpa secaralangsung datang ke lokasi dan tanpa secara langsung berhadapan denganmasyarakat adalah Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dengan metodefotogrametri berbiaya rendah/low cost photogrammetry dan menggunakanwahana pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Kelebihanmetode UAV ini, dapat digunakan pada topografi dengan resiko tinggi danaksessibilitas yang sulit, sehingga merupakan suatu solusi pemetaan di daerahkonflik. Untuk manajemen konflik pertanahan, tidak hanya peralatan saja yangakan digunakan, akan tetapi perlu diperhatikan pula mengenai metode dan teknikpemetaan serta pendekatan karakter sosial budaya masyarakat untukmenyelesaikan konflik, bukan sebagai pemicu tumbuhnya masalah lain.
KRITERIA PENENTUAN GARIS BATAS LAUT UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN Djunarsjah, Eka; Sulistiyo, Budi; Hendriatiningsih, S.; Wisayantono, Dwi; Windupranata, Wiwin; Setiyadi , Johar
GEOID Vol. 4 No. 2 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v4i2.1266

Abstract

Dalam pengelolaan wilayah laut di perairan Indonesia dibutuhkan suatu penataan ruang laut yang terkait dengan fungsi-fungsi batas maritim, batas administrasi, dan batas laut. Saat ini, penarikan batas maritim didasarkan pada UNCLOS 1982 dan batas administrasi didasarkan pada UU No. 32 tahun 2004. Selama ini, penarikan garis batas laut dalam kaitannya dengan pemetaan dan pengelolaan sumberdaya laut, belum mempunyai kriteria yang jelas. Penentuan garis batas laut memerlukan kriteria sesuai dengan nama unsur geografi maritim (laut, selat, dan teluk). Kriteria tersebut mencakup tentang penentuan titik awal penarikan garis, penarikan garis batas laut, selat dan teluk, serta penentuan nama bagian-bagian laut. Penentuan garis batas laut ini merupakan bagian dari kegiatan toponimi maritim untuk melengkapi Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) kelautan. Tersedianya IDSN kelautan ini, sangat berguna bagi proses pengambilan keputusan dalam pegelolaan sumberdaya laut secara terpadu.