Endang Buda Setyowati
Unknown Affiliation

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU Setyowati, Endang Buda
D3 Kebidanan Vol 3, No 1 (2014): Kebidanan
Publisher : D3 Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Pendahuluan : Perkembangan bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Wahyuni (1998) prevalensi Keterlambatan bahasa anak sebesar 9,3% dari 214 anak usia prasekolah di salah satu kelurahan Jakarta Pusat. Berdasarkan data di TK Saraswati Gresik Tahun 2012, keterlambatan bahasa anak mengalami peningkatan dari tahun 2009-2011 (20% - 35%). Maka masalah ini dipandang perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara perkembangan bahasa anak usia prasekolah (4-6 tahun) dengan pendidikan ibu. Metode : Penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan menggunakan desain cross sectional dan pengambilan data secara primer dan sekunder. Jumlah populasi sebesar 30 anak dan jumlah sampel 28 anak. Sampel ini diambil secara simple random sampling kemudian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisa dan di uji Chi-Square dengan ketentuan c2tabel 3,84 (a = 0,05). Hasil : Dari hasil penelitian menunjukkan perkembangan bahasa anak usia prasekolah yang belum memenuhi kompetensi adalah anak dari ibu yang berpendidikan rendah sebanyak 6 anak (66,67%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan c2hitung > c2tabel , sehingga H0 ditolak. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perkembangan bahasa anak usia prasekolah (4-6 tahun) dengan pendidikan ibu. Diskusi : Oleh karena itu untuk menurunkan angka prevalensi Keterlambatan bahasa pada anak usia prasekolah (4-6 tahun), bidan hendaknya melakukan deteksi dini atau pemantauan tumbuh kembang yang dapat dilakukan dengan menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) dan salah satu yang dilakukan oleh pemerintah adalah program PAUD untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa anak.Kata Kunci : Perkembangan Bahasa, Pendidikan Ibu
TINGKAT UMUR, PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN IVA SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM setyowati, endang buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 3 No 1 (2016): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.592 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara Inspeksi Visual dengan Asam asetat (IVA). Pencapaian pemeriksaan IVA di Puskesmas Manukan Kulon masih di bawah target tiap bulan (20% dari akseptor KB). Dari studi pendahuluan mayoritas umur ibu <20 tahun yang belum pemeriksaan IVA, sebagian besar seorang grandemultipara dan berpengetahuan kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana gambaran umur, paritas dan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker leher rahim di Puskesmas Manukan Kulon bulan Mei 2015. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah  penelitian deskriptif. Sample yang digunakan adalah seluruh akseptor KB bulan Mei 2015 sebanyak 65 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan menggunakan sampling jenuh, dimana jumlah seluruh populasi dijadikan sampel. Pengumpulan data menggunakan data primer, kemudian ditabulasi frekuensi dan  tabulasi silang. Hasil : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa mayoritas umur >35 tahun (44,62%), paritas grandemultipara (41,54%) dan berpengetahuan kurang (49,23%). Hasil tabulasi silang mayoritas yang melakukan pemeriksaan IVA berumur 20-35 tahun (33,33%), paritas grandemultipara (25,93%) dan berpengetahuan baik (50%) dibandingkan yang belum melakukan pemeriksaan IVA berumur <20 tahun, paritas primipara dan berpengetahuan kurang (93,75%).  Diskusi : Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa umur, paritas dan pengetahuan berpengaruh terhadap pemeriksaan IVA. Oleh karena itu perlu adanya langkah yang inovatif seperti sosialisasi tentang IVA pada masyarakat dan dalam upaya deteksi dini kanker serviks maka harus dilakukan pemeriksaan IVA secara rutin.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.892 KB)

Abstract

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks atau dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat tumbuh dari sel-sel mulut rahim atau keduanya. Infeksi HPV adalah faktor resiko utama kanker serviks. Terjadinya kanker  diawali dari kondisi pra kanker selanjutnya mengarah ke kanker stadium lanjut. Angka kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana masih tergolong tinggi yaitu 2,3% dari jumlah tersebut di antaranya pengguna kontrasepsi hormonal sebesar 34,84%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara jenis dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Metode : Penelitian ini menggunaka metode analitik dengan desain penelitian cross sectional, pengambilan sampel secara sistematik random sampling sejumlah 324 orang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kanker serviks, sedangkan variabel independennya adalah jenis kontrasepsi dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal. Instrumen penelitian adalah lembar pengumpulan data yang mengambil catatan rekam medik. Hasil penelitian ini dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan selanjutnya dianalisa dengan uji chi square dengan ketentuan ?=0,05 dengan X2 tabel (3,84). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang periksa pada jenis kontrasepsi pil sebanyak 24,2% dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal ? 5 tahun sebanyak 16,5% mangalami kanker serviks dibandingkan dengan ibu pada jenis kontrasepsi non pil sebanyak 96,4% dan pada lama pemakaian kontrasepsi hormonal <5 tahun sebanyak 92,8% tidak kanker serviks. Setelah dilakukan uji Chi Square didapatkan X2 hitung (31,89) > X2 tabel (3,84) pada jenis kontrasepsi dan X2 hitung (6,66) > X2 tabel (3,84) pada lama pemakian kontrasepsi hormonal sehingga H0 ditolak. Diskusi : Ada hubungan antara jenis kontrasepsi hormonal dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Dianjurkan semua wanita selama masih menggunakan pil untuk melakukan pemeriksaan ginekologik secara teratur, seperti pap smear setiap 6 bulan  sampai 1 tahun sekali untuk deteksi dini kanker serviks.
PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN USIA MENOPOUSE Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 2 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.671 KB)

Abstract

Menopause adalah berhentinya haid terakhiratau saat terjadinya haid terakhir setelah mendapat amenorhoe ± 1 tahun, terjadi pada usia antara 40-60 tahun.(Bobak, dkk, 2004) Hal ini berarti semakin lama atau cepat ibu mengalami menopuse maka semakin besar dampak yang terjadi pada ibu. Menurut data yang diperoleh dari BPS Kisworo Pratiwi Surabaya periode Mei-Juni 2012 menunjukkan bahwa didapatkan 3 orang (20%) mengalami menopause di usia < 45 tahun, dan 4 orang (26,6%) yang memasuki menopause pada usia > 50 tahun. Berdasarkan masalah diatas maka dilakukan penelitian dengan tujuan menganalisis adakah hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause. Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian cross sectional dan tipe yang digunakan adalah systematic random sampling, jumlah populasi 80 orang dan sampelnya 45 orang. Pengumpulan data dengan wawancara. Data kemudian diolah dengan tabel frekuensi, tabulasi silang kemudian dianalisa dengan uji Chi-Square. Hasil : Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas penggunaan kontrasepsi non hormonal 64,44% dan mayoritas mengalami usia menopause cepat 57,78%. Dari hasil tabulasi silang, penggunaan kontrasepsi non hormonal mayoritas mengalami menopause cepat 75,86%, sedangkan penggunaan kontrasepsi hormonal mayoritas mengalami menopause lambat 68,75% . Dan dari hasil Chi-Square,   (?2) hitung >  (?2 ) tabel (8,55 > 3,84). Diskusi : Ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause. Sebaiknya dalam menghadapi masa menopause diperlukan kesiapan diri, pemahaman ibu tentang menopause dan gejala gejala yang akan timbul pada masa menopause, serta mempersiapkan fisik dan psikologis untuk memasuki masa menopause mengingat kontrasepsi dapat mempengaruhi usia menopause
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DALAM PEMBERIAN ASI Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 1 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.231 KB)

Abstract

Jumlah ibu menyusui di RS DKT Gubeng Pojok dari tahun 2015 sampai 2016 menurun yaitu 27,4% menjadi 24,69%. Selain itu survey pendahuluan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dalam pemberian ASI, dari 10 ibu didapatkan 30% berpengetahuan kurang, 40% berpengetahuan cukup, 30% berpengetahuan baik. Sedangkan ibu yang memberikan ASI 30% dan tidak memberikan ASI 70%. Berdasarkan masalah ini dipandang perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dalam pemberian ASI. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang membawa bayi umur 1 sampai 9 bulan (ibu yang membawa anaknya imunisasi di RS DKT Gubeng Pojok) sebanyak 64 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Non Probability Sampling yaitu menggunakan Accidental Sampling sebanyak 64 orang dengan menggunakan kuesioner kemudian diolah menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil: Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan mayoritas ibu yang memberikan ASI berpengetahuan baik (66,67%) dan ibu yang tidak memberikan ASI mayoritas berpengetahuan cukup (66,67%) Diskusi: Mayoritas ibu yang memberikan ASI berpengetahuan baik tentang gizi seimbang dan ibu yang tidak memberikan ASI mayoritas berpengetahuan cukup tentang gizi seimbang. Maka sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan khususnya pada ibu tentang gizi seimbang ibu menyusui dan pentingnya memberikan ASI, sehingga harapan semua ibu dapat memberikan ASI bisa terwujud. Dukungan dari suami dan keluarga sangatlah penting terutama mendukung ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang serta memberikan ASI pada bayinya.
TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN KEP PADA ANAK USIA (3-5 TAHUN) DI POS PAUD TERPADU MULIA SURABAYA Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 2 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.876 KB)

Abstract

Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (Depkes RI, 2000). Angka kejadian KEP pada anak usia 3-5 tahun di Pos Paud Terpadu Mulia Surabaya cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2017-2018 sebesar 12,5 ? 15 %, diharapkan tidak melebihi angka prevalensi yang sudah ditetapkan oleh MDG?s sebesar 15,5%. Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan ibu dengan kejadian KEP pada anak usia (3-5 tahun) di Pos Paud Terpadu Mulia Surabaya bulan Juli Tahun 2018. Metode : penelitian yang digunakan bersifat Deskriptif. Populasi sebanyak 80 anak. Pengambilan sampel menggunakan  Non Probability sampling  dengan teknik sampel jenuh,  sampel pada penelitian sebanyak 80 anak. Pengumpulan data secara primer dan sekunder dengan cara melakukan penimbangan pada anak dan melihat tingkat pendidikan ibu dari rapot anak. Data kemudian dibuat tabel frekuensi dan tabulasi silang kemudian dibuat kesimpulan. Hasil : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu yang tingkat pendidikan rendah mayoritas anaknya mengalami KEP. Oleh karena itu diharapkan petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang pada ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun.
TINGKAT UMUR, PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN IVA SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM setyowati, endang buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 3 No 1 (2016): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.592 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara Inspeksi Visual dengan Asam asetat (IVA). Pencapaian pemeriksaan IVA di Puskesmas Manukan Kulon masih di bawah target tiap bulan (20% dari akseptor KB). Dari studi pendahuluan mayoritas umur ibu <20 tahun yang belum pemeriksaan IVA, sebagian besar seorang grandemultipara dan berpengetahuan kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana gambaran umur, paritas dan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker leher rahim di Puskesmas Manukan Kulon bulan Mei 2015. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah  penelitian deskriptif. Sample yang digunakan adalah seluruh akseptor KB bulan Mei 2015 sebanyak 65 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan menggunakan sampling jenuh, dimana jumlah seluruh populasi dijadikan sampel. Pengumpulan data menggunakan data primer, kemudian ditabulasi frekuensi dan  tabulasi silang. Hasil : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa mayoritas umur >35 tahun (44,62%), paritas grandemultipara (41,54%) dan berpengetahuan kurang (49,23%). Hasil tabulasi silang mayoritas yang melakukan pemeriksaan IVA berumur 20-35 tahun (33,33%), paritas grandemultipara (25,93%) dan berpengetahuan baik (50%) dibandingkan yang belum melakukan pemeriksaan IVA berumur <20 tahun, paritas primipara dan berpengetahuan kurang (93,75%).  Diskusi : Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa umur, paritas dan pengetahuan berpengaruh terhadap pemeriksaan IVA. Oleh karena itu perlu adanya langkah yang inovatif seperti sosialisasi tentang IVA pada masyarakat dan dalam upaya deteksi dini kanker serviks maka harus dilakukan pemeriksaan IVA secara rutin.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.892 KB)

Abstract

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks atau dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat tumbuh dari sel-sel mulut rahim atau keduanya. Infeksi HPV adalah faktor resiko utama kanker serviks. Terjadinya kanker  diawali dari kondisi pra kanker selanjutnya mengarah ke kanker stadium lanjut. Angka kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana masih tergolong tinggi yaitu 2,3% dari jumlah tersebut di antaranya pengguna kontrasepsi hormonal sebesar 34,84%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara jenis dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Metode : Penelitian ini menggunaka metode analitik dengan desain penelitian cross sectional, pengambilan sampel secara sistematik random sampling sejumlah 324 orang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kanker serviks, sedangkan variabel independennya adalah jenis kontrasepsi dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal. Instrumen penelitian adalah lembar pengumpulan data yang mengambil catatan rekam medik. Hasil penelitian ini dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan selanjutnya dianalisa dengan uji chi square dengan ketentuan ?=0,05 dengan X2 tabel (3,84). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang periksa pada jenis kontrasepsi pil sebanyak 24,2% dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal ? 5 tahun sebanyak 16,5% mangalami kanker serviks dibandingkan dengan ibu pada jenis kontrasepsi non pil sebanyak 96,4% dan pada lama pemakaian kontrasepsi hormonal <5 tahun sebanyak 92,8% tidak kanker serviks. Setelah dilakukan uji Chi Square didapatkan X2 hitung (31,89) > X2 tabel (3,84) pada jenis kontrasepsi dan X2 hitung (6,66) > X2 tabel (3,84) pada lama pemakian kontrasepsi hormonal sehingga H0 ditolak. Diskusi : Ada hubungan antara jenis kontrasepsi hormonal dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Dianjurkan semua wanita selama masih menggunakan pil untuk melakukan pemeriksaan ginekologik secara teratur, seperti pap smear setiap 6 bulan  sampai 1 tahun sekali untuk deteksi dini kanker serviks.
PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN USIA MENOPOUSE Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 2 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.671 KB)

Abstract

Menopause adalah berhentinya haid terakhiratau saat terjadinya haid terakhir setelah mendapat amenorhoe ± 1 tahun, terjadi pada usia antara 40-60 tahun.(Bobak, dkk, 2004) Hal ini berarti semakin lama atau cepat ibu mengalami menopuse maka semakin besar dampak yang terjadi pada ibu. Menurut data yang diperoleh dari BPS Kisworo Pratiwi Surabaya periode Mei-Juni 2012 menunjukkan bahwa didapatkan 3 orang (20%) mengalami menopause di usia < 45 tahun, dan 4 orang (26,6%) yang memasuki menopause pada usia > 50 tahun. Berdasarkan masalah diatas maka dilakukan penelitian dengan tujuan menganalisis adakah hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause. Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian cross sectional dan tipe yang digunakan adalah systematic random sampling, jumlah populasi 80 orang dan sampelnya 45 orang. Pengumpulan data dengan wawancara. Data kemudian diolah dengan tabel frekuensi, tabulasi silang kemudian dianalisa dengan uji Chi-Square. Hasil : Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas penggunaan kontrasepsi non hormonal 64,44% dan mayoritas mengalami usia menopause cepat 57,78%. Dari hasil tabulasi silang, penggunaan kontrasepsi non hormonal mayoritas mengalami menopause cepat 75,86%, sedangkan penggunaan kontrasepsi hormonal mayoritas mengalami menopause lambat 68,75% . Dan dari hasil Chi-Square,   (?2) hitung >  (?2 ) tabel (8,55 > 3,84). Diskusi : Ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause. Sebaiknya dalam menghadapi masa menopause diperlukan kesiapan diri, pemahaman ibu tentang menopause dan gejala gejala yang akan timbul pada masa menopause, serta mempersiapkan fisik dan psikologis untuk memasuki masa menopause mengingat kontrasepsi dapat mempengaruhi usia menopause
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DALAM PEMBERIAN ASI Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 1 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.231 KB)

Abstract

Jumlah ibu menyusui di RS DKT Gubeng Pojok dari tahun 2015 sampai 2016 menurun yaitu 27,4% menjadi 24,69%. Selain itu survey pendahuluan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dalam pemberian ASI, dari 10 ibu didapatkan 30% berpengetahuan kurang, 40% berpengetahuan cukup, 30% berpengetahuan baik. Sedangkan ibu yang memberikan ASI 30% dan tidak memberikan ASI 70%. Berdasarkan masalah ini dipandang perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dalam pemberian ASI. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang membawa bayi umur 1 sampai 9 bulan (ibu yang membawa anaknya imunisasi di RS DKT Gubeng Pojok) sebanyak 64 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Non Probability Sampling yaitu menggunakan Accidental Sampling sebanyak 64 orang dengan menggunakan kuesioner kemudian diolah menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil: Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan mayoritas ibu yang memberikan ASI berpengetahuan baik (66,67%) dan ibu yang tidak memberikan ASI mayoritas berpengetahuan cukup (66,67%) Diskusi: Mayoritas ibu yang memberikan ASI berpengetahuan baik tentang gizi seimbang dan ibu yang tidak memberikan ASI mayoritas berpengetahuan cukup tentang gizi seimbang. Maka sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan khususnya pada ibu tentang gizi seimbang ibu menyusui dan pentingnya memberikan ASI, sehingga harapan semua ibu dapat memberikan ASI bisa terwujud. Dukungan dari suami dan keluarga sangatlah penting terutama mendukung ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang serta memberikan ASI pada bayinya.