Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN Frisca Pakpahan; Supono .; Yudha Trinoegraha Adiputra
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.659 KB)

Abstract

Lele masamo (Clarias sp.) merupakan lele varian baru dan banyak diminati oleh petani ikan di Indonesia. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi budidaya intensif lele masamo dapat dilakukan dengan penambahan dasar kolam buatan, penggunaan imunostimulan berupa vitamin C dalam pakan dan probiotik termodifikasi. Penggunaan dasar kolam buatan pada budidaya lele masamo berdampak pada perubahan imunitas non-spesifik berupa stres akibat perubahan lingkungan budidaya dan perubahannya  teramati melalui pengamatan profil darah. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penambahan dasar kolam buatan terhadap kadar hematokrit, total leukosit, diferensial leukosit: limfosit, monosit dan neutrofil lele masamo yang diberi imunostimulan berupa probiotik dan vitamin C. Penelitian dilakukan selama 45 hari dan pengamatan profil darah dilakukan pada hari ke-0, hari ke-15, hari ke-30 dan hari ke-45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan dasar kolam buatan berpengaruh terhadap kadar  total leukosit dan monosit lele masamo (P<0,05). Penambahan dasar kolam buatan  tidak berpengaruh nyata terhadap kadar hematokrit, limfosit dan neutrofil lele masamo (P>0,05). Sintasan selama budidaya menunjukan penambahan dasar kolam buatan lebih baik dibandingkan tanpa dasar kolam buatan tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05).
APLIKASI DASAR KOLAM BUATAN PADA PEMBESARAN LELE MASAMO (Clarias sp.) SKALA SUPER INTENSIF DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK DAN VITAMIN C Andi Bimantara; Yudha Trinoegraha Adiputra; Siti Hudaidah
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.252 KB)

Abstract

Permasalahan pembesaran lele masamo (Clarias sp.) yang terjadi antara lain yaitu kompetisi untuk mempertahankan ruang gerak, mempertahankan hidup dan  konversi pakan menjadi daging kurang optimal yang  mengakibatkan penurunan dalam pertumbuhan dan penurunan  produksi. Penelitian bertujuan mengetahui efektivitas dasar kolam buatan pada pembesaran lele masamo menggunakan penambahan probiotik dan vitamin C terhadap biomassa akhir, kelangsungan hidup, panjang dan bobot ikan. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri 3 perlakuan  diantaranya adalah perlakuan pemeliharaan lele masamo tanpa menggunakan dasar kolam buatan, tanpa probiotik dan tanpa penambahan vitamin C   pada pakan (TDPC); pemeliharaan lele masamo tanpa menggunakan dasar kolam buatan, dengan penambahan probiotik pada air kolam dan vitamin C pada pakan (TDKB); pemeliharaan lele masamo dengan menggunakan 2 dasar kolam buatan dan penambahan probiotik pada air kolam dan vitamin C pada  pakan (DVPC). Hasil menunjukkan bahwa perlakuan dasar kolam buatan, penambahan probiotik pada air kolam dan penambahan vitamin C pada pakan (DVPC) pada pembesaran lele masamo super intensif berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup dengan kelangsungan hidup mencapai 94,67%. Tetapi,  perlakuan dasar kolam buatan, penambahan probiotik pada air kolam dan penambahan vitamin C pada pakan  pada pembesaran lele masamo super intensif tidak  berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan,  konversi pakan dan biomassa lele masamo. Penelitian ini juga membuktikan bahwa teknologi dasar kolam buatan efektif untuk meningkatkan produksi sebanyak 10% dari produksi normal. Lebih lanjut, pembesaran lele masamo skala super intensif memerlukan aplikasi probiotik dan vitamin C untuk menjaga imunitas dan kualitas air selama pemeliharaan.
PERFORMA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI INTENSIF DI DESA PURWOREJO KECAMATAN PASIR SAKTI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Luqman Hakim; Supono Supono; Yudha Trinoegraha Adiputra; Sri Waluyo
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.835 KB) | DOI: 10.23960/jrtbp.v6i2.p691-698

Abstract

Pacific white shrimp (Litopenaeus vannamei) is new species were culture to replace tiger shrimp (Penaeus monodon) in Purworejo village, Pasir Sakti sub-district of East Lampung residence. This study was purposed to investigate culture performances of Pacific white shrimp in semi intensive system in two farmer groups. Eight ponds with ± 2100 m2/ ponds and density of 60 ind/m2 was used for this study. Results showed that Pacific white shrimp performances was different among two farmer groups. Sido Makmur group showed better performance compared to Lestari Gemilang with showed of ponds productivity 1337,8 kg and 1330,3 kg, respectively. FCR and SR among two groups also showed different, there were 1,88 to 2,39 and 86,95% to 63,3%, respectively. High mortality after WSSV infection was decreased pond productivity. Water quality parameters such as ammonia (0,029-0,031 ppm) and light density (<40 cm) were not suitable for shrimp culture impacted to pond productivity. WSSV infection and water quality parameters had corellation to pond performances.
KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI DESA PURWOREJO, KECAMATAN PASIR SAKTI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Muhammad Mutakin; Supono Supono; Yudha Trinoegraha Adiputra
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrtbp.v7i2.p881-888

Abstract

Shrimp cultured in Purworejo Village begun in the 1980s. Productivity of shrimp farming in this region, had experienced a peak of success in 1998 with an average production of 200 kg / ha with black tiger shrimp (Penaeus monodon) as the main commodity. Productivity decreases to 120kg / ha then occur due to decreasing environmental quality and susceptible post larvae to disease infections. One effort to increase the productivity of ponds can be done by switching the cultivation of black tiger shrimp to Pacific white leg (Litopenaeus vannamei) shrimp. The purpose of this study was to study the feasibility of semiintensive Pacific whiteleg shrimp cultured. This research was carried out in two shrimp farmer groups namely Sido Makmur and Lestari Gemilang located in Purworejo Village, Pasir Sakti District, East Lampung Regency. The type of research used is a case study and uses descriptive tests. The results showed that Pacific white leg shrimp cultured can produce 10,804,45 kg/3 ha and achieve a profit of Rp. 407.025.500 with a net B/C of 1,7. Moreover, black tiger shrimp culturehas reached 725 kg/5 ha with a profit of Rp. 13.660.000 with net B/C of 1,2. This study concluded semiintensive Pacific whiteleg shrimp is profitable compared toblack tiger shrimp cultured. It is also feasible to be developed by the village community.