Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The design of a simple water heater on eel (Anguilla marmorata) development in controlled pond Sudrajat, Iman; Solang, Jhonly
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Edisi Khusus 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.0.0.2014.7304

Abstract

Eels (Anguilla marmorata) can adapt to the temperature of 12-31 ° C but require an optimum temperature to support growth due to their slow growth. Low water temperature could also influence their appetite and be susceptible to disease. The water heater is needed in the location where source water is abundant but low temperature, such as Tatelu Freshwater Aquaculture Center with 22-25°C. This activity was aimed to increase the  the water temperature of eel enlargement treatment tank. The design began with making an easily operated-water heating working block system diagram and detailing low cost budget for good equipment production. This application gave a fairly good impact on the eel rearing, in which the eels were not susceptible to disease and  had stable appetite. The  temperature could be adjusted as desired by installing a microcontroller to save energy and prevent  overheating the media. For 1 ton of water with initial temperature of 25°C takes about 2 hours to produce a water temperature of 28 ° C.  To make a prototype water heater costs about  IDR 3 million for 450 watts of power and water flow of 25 liters/min. Ikan sidat (Anguilla marmorata) membutuhkan suhu optimal dalam budidaya agar mendukung pertumbuhannya yang cenderung lambat. Suhu air rendah dapat juga mempengaruhi nafsu makan dan potensi munculnya penyakit. Pemanas air dibutuhkan pada lokasi yang sumber airnya melimpah tetapi bersuhu rendah, seperti BBAT Tatelu yang memiliki kisaran suhu air 22 - 25°C. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai suhu air pada bak treatment pembesaran ikan sidat. Perancangan dimulai dengan membuat diagram blok sistem kerja pemanas air dengan operasional yang mudah dan merinci anggaran agar didapatkan biaya yang murah dibandingkan peralatan sejenis produksi pabrikan. Hasil penerapan memberi dampak yang cukup baik dalam menunjang pemeliharaan ikan sidat. Selama masa pemeliharaan, benih sidat tidak mudah terserang penyakit dan nafsu makan stabil. Suhu yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan keinginan dengan adanya penambahan alat mikrokontroller yang berfungsi memutus arus jika suhu mencapai batas yang diinginkan sehingga dapat menghemat energi dan mencegah terjadinya panas berlebih pada media pemeliharaan. Kisaran suhu yang dihasilkan untuk 1 ton air dengan suhu awal 25°C membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menghasilkan suhu air 28°C. Untuk membuat prototipe pemanas air ini membutuhkan biaya sekitar 3 juta rupiah dengan daya 450 watt dan kecepatan aliran 25 liter /menit.
Comparative Analysis of Consumer Preferences for Meatballs with 70% Barracuda Fish (Sphyraena barracuda) and 9% Seaweed (Kappaphycus alvarezii) Cangara, Arie Syahruni; Suro Adhawati, Sri; Amiluddin, Amiluddin; Audy Jaya Gosari, Benny; Sudrajat, Iman; Mughsita Sani, Andi Nadia
Torani Journal of Fisheries and Marine Science Vol. 8 No. 1 (2024): VOLUME 8, NOMOR 1, DECEMBER 2024
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/torani.v8i1.41868

Abstract

This study aims to analyze consumer preferences for meatballs formulated with 70% barracuda fish (Sphyraena barracuda) and 9% seaweed (Kappaphycus alvarezii), and to compare them with conventional meatballs. The method used is an organoleptic test involving 20 respondents in Makassar City. Respondents assessed four main aspects: taste, aroma, texture, and appearance, using a Likert scale (1–5). Descriptive analysis results show that barracuda fish meatballs scored higher in texture (4.0) compared to conventional meatballs (3.7), while conventional meatballs were superior in taste (4.5 versus 4.2). The t-test results indicate that the difference in texture is significant (p < 0.05), whereas the differences in taste, aroma, and appearance are not significant (p > 0.05). Overall, meatballs made with barracuda fish and seaweed have potential for commercial development, especially as a healthier alternative with optimal nutritional value.
VALUE ADDED PERKAWINAN INDUK UDANG WINDU (Penaeus monodon) DARI LOKASI YANG BERBEDA Cangara, Arie Syahruni; Sudrajat, Iman
Torani Journal of Fisheries and Marine Science Vol. 26 No. 1 (2016)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.153 KB) | DOI: 10.35911/torani.v26i1.2615

Abstract

The research aim was to compare inner mating of Penaeus monodon and to determine growth of junevile fromcross mating between broodstock from the same and different area. This study was using broodstock from Siwaand Pangkep. Six broodstock from the same and different area would then been mating. Parameters forbroodstock quality were measured including fecundity, period of mating, fertilization, egg diameter and egghatching capability. Parameters for measuring larvae quality were survival rate, number of larvae for eachstage, growth of larvae for each stage. The result showed that the best reproductive potency were fecundity,fertilization and survival rate of larvae that found from mating between female broodstock from Siwa and malebroodstock from Pangkep.Keywords : Source of broodstock, Penaeus monodon, reproductive potency, broodstock and larvae quality
Resilience of Processed Fishery MSME during The Covid-19 Pandemic in Makassar City Cangara, Arie Syahruni; Fakhriyyah, Sitti; Gosari, Benny Audy Jaya; Hasani, Muh. Chasyim; Wahid, Abd; Sudrajat, Iman; Amri, Andi; ., Amiluddin; Fachry, Mardiana E.
Torani Journal of Fisheries and Marine Science VOLUME 5 NOMOR 2, JUNI 2022
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/torani.v5i2.19285

Abstract

The Covid-19 outbreak has had a serious impact on various aspects of life and so far no drugs and antivirals have been found to completely cure the outbreak. Covid-19 has also become a serious threat in the economic field, one of which is in the field of processing fishery products. This study aims to determine the resilience of MEMEs in processed fisheries before the pandemic and during the COVID-19 pandemic in Makassar City. The sample in this study were eight MSMEs processed fisheries in the city of Makassar which were selected by purposive sampling. Primary data collection was carried out by interview using the help of a questionnaire. The data that has been collected was analyzed using a qualitative descriptive method. The results of the study show that the adaptations or strategies adopted by MEMEs in processing fisheries in meeting their daily needs are grouped into three categories, namely: The first is an active strategy, namely carrying out various activities by self-employment. The second passive strategy is trying to avoid risks caused by non-economic shocks (e.g. reducing social costs, health, education, and surrendering to circumstances). Furthermore, the network strategy is for example establishing relationships to obtain assistance both informally and formally from other parties.
IDENTIFIKASI KERAGAMAN BUAH HASIL PERSILANGAN MANGGA ARUMANIS 143 DENGAN PODANG URANG Sudrajat, Iman; Nihayati, Ellis; Wardiyati, Tatik
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangga Arumanis 143 berasal dari daerah Probolinggo, Jawa Timur. Mangga arumanis 143 merupakan salah satu kultivar yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai mangga unggulan, karena rasa yang disukai konsumen (Rebin et al., 2001). Mangga Podang Urang merupakan salah satu produk buah unggulan lokal dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kekhasan yang dimiliki oleh mangga Podang Urang terutama adalah pada penampilan warna kulit buah merah jingga menarik, daging buah jingga, bentuk buah cantik. (Baswarsiati dan Yuniarti, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk Mempelajari buah hasil persilangan mangga varietas Arumanis-143 dengan varietas Podang Urang adalah untuk  mengetahui  keragaman morfologi dan organoleptik. Penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pengembangan Benih Hortikultura yang beralamat di jalan Urip Sumoharjo no. 33, Pohjentrek, Kota Pasuruan,  Provinsi Jawa Timur, dan di laboratorium fisiologi tumbuhan fakultas pertanian universitas Brawijaya. Penelitian dilakukan pada bulan Agusutus 2013 sampai  Februari 2014. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah pohon mangga berusia tujuh tahun yang telah dipanen dari hasil persilangan varietas Arumanis-143 x Podang urang dan Podang Urang x Arumanis-143. Jumlah pohon sebanyak 70 pohon dengan rincian persilangan Podang Urang x Arumanis-143 berjumlah 25 pohon, persilangan Arumanis-143 x Podang Urang berjumlah 43 pohon, pohon induk varietas Arumanis-143 berjumlah satu pohon, dan pohon induk mangga varietas Podang Urang berjumlah satu pohon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan pengumpulan data pada pengamatan langsung melalui karakterisasi, dan uji organoleptik dengan pengumpulan data yang didapat dari beberapa panelis.
BAKSO IKAN RUMPUT LAUT MAKANAN SEHAT UNTUK MENDUKUNG PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT Syahruni Cangara, Arie; Amiluddin, Amiluddin; Syahrul, Syahrul; Fakhriyyah, Sitti; Suro Adhawati, Sri; Amri, Andi; Sudrajat, Iman; Cangara, Satriawati; Aswin, Aswin
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): martabe : jurnal pengabdian kepada masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i2.631-638

Abstract

Bakso nyatanya tidak banyak mengandung serat pangan walaupun suda bersumber dari daging hewani. Namun, semestinya tubuh sangat membutuhkan serat pangan tersebut untuk Kesehatan. Senyawa anorganik, yang mungkin memiliki konsekuensi negatif jika digunakan dalam jumlah berlebihan dan hal ini biasanya digunakan sebagai bahan pengenyal pada bakso. Menambahkan serat nutrisi pada produk bakso dan membantu memperbaiki tekstur bakso agar lebih kenyal adalah solusi yang mungkin untuk masalah ini. Penggunaan Rumput laut dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan. Karena kegunaan rumput laut sebagai emulsifier selama proses pembuatan bakso, dengan fungsi tersebut penambahan bubur rumput laut dapat meningkatkan kualitas produk. Permasalahan yang ditemukan adalah produk bakso yang dipasarkan di sekitar kampus hanya mengandung karbohidrat yang tinggi dan tanpa serat pangan. Solusi yang ditawarkan yakni dengan adanya produk bakso ikan rumput laut menjadi makanan siap makan yang memiliki gizi seimbang dan kaya serat pangan yang dibutuhkan oleh tubuh.