Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

HUBUNGAN PERSEPSI PENDERITA TENTANGDUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETERATURAN PERAWATAN DAN PENGOBATAN PADA PENDERITA KUSTA DI KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES Andry Firmansyah; Edy Seosanto; Ernawati -
FIKkeS Vol 6, No 2 (2013): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.83 KB)

Abstract

Dukungan keluarga dalam penanganan pengobatan penyakit kusta sangat dibutuhkan untuk memberikan pendampingan dalam proses pengobatan, walaupun peranan para petugas juga sangat besar. Hal utama yang menjadi upaya dalam pendampingan proses pengobatan penyakit kusta bagi keluarga adalah untuk memperkecil kemungkinan kejadian yang tidak diharapkan, seperti tidak mau minum obat, tidak mau mengurus diri sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi penderita kusta tentang dukungan keluarga dengan keteraturan perawatan dan pengobatan pada penderita kusta di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasi dengan metode pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita penyakit kusta PB dan MB di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarharjo dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total samplingyaitu berjumlah 58 orang yang terdiri dari penderita kusta PB (12 orang) dan MB (46 orang). Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah persepsi penderita kusta tentang dukungan keluaga dan keteraturan perawatan dan pengobatan pada penderita kusta. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik Fisher Exact. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh sebagian besar persepsi penderita kusta tentang dukungan keluarga sebagian besar adalah buruk yaitu sebanyak 33 orang (56,9%), keteraturan penderita kusta dalam perawatan dan pengobatan kusta sebagian besar adalah tidak teratur yaitu sebanyak 56 orang (96,6%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi penderita kusta tentangdukungan keluarga dengan keteraturan perawatan dan pengobatan pada penderita kusta di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes, dengan nilaip-value 0,181 > ? (0,05). Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut maka diharapkan masyarakat dapat meningkatkan dukungan penghargaan dan dukungan emosional kepada anggota keluarga yang menderita penyakit kusta, yaitu dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada penderita kusta untuk melakukan aktivitas fisik serta dengan memberikan suasana rumah yang nyaman bagi penderita kusta.Kata kunci:dukungan keluarga, keteraturan perawatan dan pengobatan, kusta
TERAPI RELAKSASI TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG ERNAWATI -; TRI HARTITI; IDRIS HADI
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: Bio Molekuler, Analis Kesehatan, Keperawatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.318 KB)

Abstract

Nyeri pada saat menstruasi atau  haid sering dikeluhkan  seorang wanita sebagai sensasi tidak nyaman, bahkan karena timbulnya nyeri tersebut dapat mengganggu aktivitas dan memaksa penderita untuk istrahat dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya selama beberapa jam atau beberapa hari. Puncak insiden dismenore primer terjadi pada akhir masa remaja (adolescence) dan di awal usia 20, insiden dismenore pada remaja (adolescence) dilaporkan sekitar 92%. Rasa ketidaknyamanan jika tidak diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan/terapi secara farmakologis atau non farmakologis. Dalam lingkup keperawatan dikembangkan terapi non farmakologis sebagai tindakan mandiri perawat. Penelitian ini untuk menjelaskan   perbedaan derajat nyeri dismenore sebelum dengan sesudah dilakukan terapi relaksasi pada mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini menggunakan Quasi eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Pengambilan subyek dilakukan berdasarkan Proporsional Random Sampling dan  yang memenuhi syarat inklusi yaitu sebanyak  50 orang . Usia responden berkisar antara 17 – 28 tahun, sebelum dilakukan terapi relaksasi nafas dalam mengalami  nyeri sedang sebanyak 31 orang (62,0%) dan sesudah dilakukan teknik relaksasi sebagian besar kategori nyeri ringan sebanyak 35 orang (70,0%). dengan uji Wilcoxon diketahui nilai significant difference p = 0,000, <  (0,05). Sehingga ada perbedaan yang bermakna antara nyeri dismenore sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam  pada mahasiswi  S-1 Keperawatan UNIMUS dan ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam relaksasi dengan nyeri dismenore.Kata Kunci : Tehnik relaksasi nafas dalam, dismenore
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN PRINSIP ”ENAM TEPAT” DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RS Dr.KARIADI SEMARANG Yunie Armiyat; Ernawati -; Riwayati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan penting seorang perawat dalam menjalankan peran kolaborasinya.Saat memberikan obat pada pasien perawat perlu memperhatikan aspek enam tepat yang meliputi: tepat pasien(right client), tepat obat (right drug) tepat dosis (right dosis, tepat waktu (right time), tepat cara (right route) dan tepat dokumentasi (right documentation). Tingkat penerapan prinsip”enamtepat”dalam pemberian obat oleh perawat merupakan gambaran perilaku perawat yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor internal seperti karakteristik perawat dan faktor eksternal seperti ketersediaan peralatan, adanya prosedur tetap diruangan dan pengawasan dari ketua tim atau kepala ruang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip enam tepat dalam pemberian obat di Ruangan rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang dan mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja perawat dengan penerapan prinsip enam tepat dalam pemberian obat di Ruangan rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang.Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik menggunakan uji statistik non parametrik Kendall tau dan sperman rho dengan pendekatan cross sectional. Responden adalah perawat yang terlibat dengan kegiatan pemberian obat di Ruangan rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang sejumlah 70 orang. Data dikumpulkan sebanyak dua kali untuk masing-masing responden dengan melakukan observasi perilaku perawat terkait dengan penerapan “enam tepat” dalam memberikan obat dengan panduan observasi. Data juga dikumpulkan dengan kuesioner terkait karakteristikperawat.Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa semua perawat belum menerapkan prinsip “enam tepat” dalam pemberian obat secara keseluruhan dengan urutan ketepatan adalah sebagai berikut :(1) tepat dosis, (2) tepat waktu, (3) tepat pasien, (4) tepat pendokumentasian, (5) tepat cara dan terakhir adalah (6) tepat obat.Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja perawat dengan penerapan prinsip”enam tepat”dalam pemberian obat. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi penerapan prinsip”enam tepat” dalam pemberian obat oleh perawat. Upaya penerapan prinsip”enam tepat” dapat dilakukandengan sosialisasi, pengawasan dan pelatihan bagi perawat .Kata kunci : Prinsip enam tepat pemberian obat, tingkat pendidikan perawat, lama kerja perawat.
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Evi Yusnita; Siti Aisah; Ernawati -
FIKkeS Vol 5, No 1 (2012): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.855 KB)

Abstract

Komunikasi terapeutik yang baik diharapkan dapat memberikan informasi yang baik dan dapat membina hubungan saling percaya terhadap pasien sehingga pasien akan merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya. Apabila kemampuan perawat tidak mencakup dan tidak dapat memelihara hubungan interpersonal yang baik maka pasienpun tidak akan puas dengan pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian ini menggunakan korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling sebanyak 91 orang.Instrumen penelitian menggunakan chek list dan kuesioner.Analisa data menggunakan uji sperman rank.Hasil uji sperman rank diperoleh ? value sebesar 0,001 < 0,05 berarti ada hubungan yang signifikan antara hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Perawat sebaiknya dalam melakukan komunikasi terapeutik sesuai dengan protab yang telah ditentukan oleh pihak rumah sakit, dan melakukan komunikasi terapeutik sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan sehingga dapat memberikan komunikasi terapeutik secara optimal.Kata kunci : Komunikasi Terapeutik, Kepuasan Pasien
GAMBARAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DI PUSKESMAS GENUK DAN BANGETAYU SEMARANG Haqi Maulana Mochammad; Siti Aisah; Ernawati -
FIKkeS Vol 5, No 2 (2012): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.674 KB)

Abstract

Pengawas menelan obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru harus dikenal, dipercaya, dan disetujui oleh petugas kesehatan maupun penderita tuberkulosis paru (Depkes RI, 2007). Untuk mendukung tugas dan fungsinya PMO harus memiliki karakteristik yang handal meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan kemampuan komunikasi dengan penderita, dan memahami peran dan tugasnya. Jenis kelamin PMO ikut berperan dalam penentuan tingkat keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Perbedaan jatidiri antara pria dan wanita mempengaruhi produktivitas kerja individu. Jati diri seorang pria ditentukan oleh kemampuannya. Pria akan membanggakan diri atas kemampuan memecahkan masalah atau menyelesaikan sebuah pekerjaan, sedangkan wanita lebih mementingkan rasa kepedulian, integritas dan nilai-nilai yang lebih personal dan kepedulian untuk melayani. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran Pengawas Menelan Obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Genuk dan Bangetayu Semarang. Penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif sederhana. Variabel gambaran Pengawas Menelan Obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas Genuk dan Bangetayu Semarang yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, kemampuan komunikasi dan peran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pengawas Menelan Obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Genuk dan Bangetayu Semarang sebanyak 37 orang. Penelitian menggunakan teknik total Sampling sebanyak 37 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar perempuan yaitu sebanyak 21 orang (56,8%), umur responden sebagian besar tergolong pada umur dewasa dini yaitu sebanyak 22 orang (59,5%), pendidikan responden sebagian besar berpendidikan dasar yaitu sebanyak 19 orang (51,4%), pekerjaan responden sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta masing-masing sebanyak 13 orang (35,1%), PMO sebagian besar adalah keluarga pasien yakni sebanyak 36 orang (97,3%), pengetahuan responden sebagian besar Baik yakni sebanyak 19 orang (51,4%), kemampuan komunikasi responden termasuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 24 orang (64,9%), peran PMO sebagian besar Baik yakni sebanyak 26 orang (70,3%). Hasil penelitian ini dharapkan dapat dijadikan rekomendasi kepada masyarakat khususnya penderita tuberkulosis paru tentang arti pentingnya kehadiran PMO disamping penderita untuk menjamin kepatuhan menelan obat.Kata Kunci : Pengawas Menelan Obat (PMO)Pustaka : 23 (1994 - 2010)
Analisis Yuridis Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/Pmk.010/2012 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 Terkait Kewajiban Pendaftaran Fidusia Ernawati -
RechtIdee Vol 12, No 1 (2017): June
Publisher : Trunojoyo Madura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/ri.v12i1.2925

Abstract

Jaminan Fidusia lahir karena perkembangan sosial ekonomi masyarakat atas kebutuhan modal dan menjadi salah satu solusi jaminan pinjaman bergerak yang dianggap mampu memacu pertumbuhan ekonomi kecil. Untuk menjamin kepastian hukum pemerintah mengatur dalam Undang-undang Jaminan Fidusia dan pelaksanaanya diatur didalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010.2012 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015. Terkait Dengan Kewajiban Pendaftaran Jaminan Fidusia. Latar belakang lahirnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012 karena banyaknya perusahaan pembiayaan yang tidak mendaftarkan jaminan fidusia tepat waktu melainkan saat pembiayaan mulai dianggap macet, Padahal lahirnya kreditor yang memiliki hak preferen juga hak eksekutorial yaitu pada saat jaminan fidusia itu didaftarkan. karena ulah perusahaan pembiayaan itu negara juga kehilangan Pendapatan dari  Penerimaan Negera Bukan Pajak (PNBP). Sehingga Muncullah Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 untuk menunjang pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2015 serta aturan pelaksana undang-undang jaminan fidusia. Kata Kunci : Kepastian Hukum, Fidusia, Pendaftaran Fidusia
ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR hendri tamara yuda; ernawati -; puji handoko
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 8, No 2 (2012): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu etika berbicara masalah nilai atau penilaian, dalam hal iniyang dinilai adalah tingkah laku orang. Masalah etika sangat tergantungkebiasaan, adat istiadat dan kebudayaan suku bangsa setempat(Machfoedz, 2008). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang salingbergaul atau dengan istilah lain saling berinteraksi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiandeksriptif kuantitatif untuk menilai persepsi masyarakat terhadap etikapergaulan mahasiswa kos. Sampel yang digunakanm 102 warga DukuhKruwed Selokerto.Analisis data menggunakan uji distribusi frekuensi.Hasil penelitian diperoleh Gambaran etika pergaulan mahasiswakos laki-laki STIKES Muhammadiyah Gombong dalam perspektifmasyarakat dukuh Kruwed yaitu 75,43 % cukup baik, 28,43 % baik dan15,69 % kurang baik. Gambaran etika pergaulan mahasiswa kosperempuan STIKES Muhammadiyah Gombong dalam perspektifmasyarakat dukuh Kruwed yaitu 68,63 % cukup baik, 17,65 % baik dan13,37 % kurang baik.Kata kunci: Etika, Remaja, pergaulan
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN Retno Darwati; Cokro Aminoto; Ernawati -
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 10, No 3 (2014): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Personal protective equipment(PPE)is very important for nurses whoarealways in contactwith the patient.Oneofthe equipments is a glove.Theuse of glovesisto protect the hands and contactwith blood,allkindsof body fluids,secretions, non-intact skin,mucous membranes and contaminated objects.Thenurse's knowledge is the basicfoundation of attitudesandbehaviors in PPEusage especially sterilegloves for infusion installationThe aim of  this study is to determine the correlation between nurses’ knowledgeabout the prevention of infection with the complianceofusing sterile gloves when applying infusion on class iii ward of SarasHusadaHospital Purworejo.Thisis a descriptiveobservational correlationresearchusing crosssectionalapproach.Thepopulations in this studywere all nurses intheclass III inpatientward Saras HusadaGeneralHospital totaling 34 peopleand 31 of them weretaken as the samples. Questionnaires were used togain data about knowledge about preventionof infection.  Observationsheetswere used to gain data about the sterile gloves usage.Dataanalysis used ChiSquare testOf 77.4%of the respondents had good category of knowledgeaboutinfectionprevention. 80.6% of therespondents complied to use sterile gloves when applying infusion.  Thus mean that there is a correlation betweennurses’ knowledge about the prevention ofinfection with the complianceofusing sterile gloves when applying infusion on class Hospital. Keywords: Knowledge,InfectionPrevention,Compliance in steril using gloves
HUBUNGAN TINGKAT NYERI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Rahmat sumanto; marsito -; ernawati -
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 7, No 2 (2011): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A post operation will cause pain and anxiety. It needs a talented independent nurse action to overcome those condition. In taking care the patient, nurse must focus in the correlation of the decresing of pain and anxiety. The objective of this research is to find out in the correlation between pain and anxiety level in post sectio caesarea patient in PKU Muhammadiyah Gombong hospital. This is a descriptive correlation research with cross sectional approach. The population were all of post sectio caesarea patients in Rahmah Ward of PKU Muhammadiyah Gombong Hospital. There were 30 respondents taken as the research samples. The variables were pain level as the independent variable and anxiety level of post sectio caesarea patients as the dependent variable. The research used pain scala analog and questioner about anxiety level with HRS-A (Hamilton Rate Scale for Anxiety) that adopted from Nursalam (2003) as the instruments. The result of the research shows that there is a correlation between pain level and anxiety level coefficient = 0.381 with probabailitys value sig 0.038<0.05. It can be concluded  that there is correlation between pain and anxiety level in post sectio caesarea patients in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital. Keywords : pain level, anxiety level, post sectio caesarea