Wanda Kuswanda
Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

SELEKSI SUMBERDAYA HABITAT ORANGUTAN (Pongo abelii Lesson 1827) DI CAGAR ALAM SIPIROK, SUMATERA UTARA (Habitat Resources Selection of Orangutan (Pongo abelii Lesson 1827) in Sipirok Nature Reserve, North Sumatra)* Kuswanda, Wanda
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.2 KB)

Abstract

Orangutan (Pongo abelii) semakin terancam punah karena habitat rusak dan semakin berkurang.Upaya konservasi yang dapat dilakukan salah satunya adalah memperbaiki habitat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi faktor-faktor sumberdaya habitat yang memengaruhi kehadiran orangutan di Cagar Alam Sipirok, Sumatera Utara. Pengambilan data dilaksanakan selama empat bulan. Plot penelitian sumberdaya habitat  dibuat sebanyak 195 plot (7,8 ha), terdiri dari 79 plot yang digunakan/used plots (terdapat sarang orangutan) dan 116 plot yang tidak digunakan/unused plots. Unused plot diletakkan secara sistematik dengan jarak 300 m dan used plot ditetapkan secara search sampling method. Analisis data menggunakan Z  test, One-Way Anova, regresi logistik, stepwise regression, dan uji peringkat Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya habitat yang signifikan (nilai Sig < 0,05) memengaruhi peluang kehadiran orangutan yaitu  jenis tumbuhan pakan pada tingkat pohon dan pada tingkat tiang. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa peluang kehadiran orangutan akan tinggi pada habitat yang minimal memiliki satu jenis tumbuhan pakan pada tingkat pohon dengan minimal terdapat dua jenis tumbuhan pakan pada tingkat tiang dalam satuan unit luasan plot penelitian.
KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN LAHAN OLEH MASYARAKAT SEKITAR HABITAT ORANGUTAN (Pongo abelii Lesson), DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI Kuswanda, Wanda
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.241 KB)

Abstract

 ABSTRAK Habitat orangutan Sumatera telah terfragmentasi karena konversi hutan untuk memenuhi kebutuhan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik, tipe, dan penggunaan lahan oleh masyarakat di sekitar habitat orangutan di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.  Lokasi penelitian difokuskan di Desa Aek Nabara dan Desa Sialaman. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan secara deskriptif, penyebaran kuesioner, dan pembuatan petak contoh penelitian pada berbagai tipe lahan masyarakat. Karakteristik lahan masyarakat umumnya termasuk klasifikasi datar sampai bergelombang, kemiringan 0-25%, dan sering tererosi.   Tipe-tipe lahan dapat dikelompokkan menjadi hutan rakyat, areal perkebunan, pertanian, ladang, dan peruntukan lainnya.  Lahan dimanfaatkan untuk menanam kayu manis (Cinnamomum burmannii Nees & Th. Nees), kopi (Coffea arabica L.), karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg), padi (Oryza sativa L.), dan sayuran.  Pembangunan desa-desa di sekitar habitat orangutan harus dilakukan secara terpadu untuk menyelaraskan antara kepentingan konservasi orangutan dengan kepentingan ekonomi masyarakat.
KESESUAIAN JENIS UNTUK PENGAYAAN HABITAT ORANGUTAN TERDEGRADASI DI DAERAH PENYANGGA CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL- BUALI Kuswanda, Wanda; Sukmana, Asep
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pertumbuhan dan jenis tanaman yang sesuai untuk pengayaan pada berbagai tipe lahan terdegradasi yang berfungsi sebagai habitat orangutan (Pongo abelii Lesson) di daerah penyangga Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Tapanuli Selatan. Parameter pertumbuhan (pertumbuhan tinggi, persen hidup, dan persen kesehatan tanaman) diamati pada plot seluas 0,4 ha (10 plot dengan ukuran 20 m x 20 m setiap plot), lima plot untuk setiap perlakuan pola tanam (pola jalur dan pola acak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada pola jalur adalah rambutan (Cryptocarya nitens (Blume) Koord.&Val.) sebesar 0,88cm/bulan dan pada pola acak adalah meranti (Shorea leprosula Miq) sebesar 0,93 cm/bulan. Begitu pula, berdasarkan klasifikasi tipe lahan adalah rambutan sebesar 1,2 cm/bulan (lahan kosong dan budidaya) dan durian (Durio zibethinus Murr) sebesar 0,93 cm/bulan (hutan sekunder). Jenis yang memiliki persen hidup tertinggi pada pola tanam jalur adalah durian sebesar 96% dan pada pola acak adalah medang (Litsea odorifera Valeton) sebesar 84%. Rata- rata persen kesehatan tanaman pada pola tanam jalur sebesar 65% dan pada pola acak 64,9%. Hasil analisis uji t  diperoleh bahwa pola tanam tidak berpengaruh terhadap persen hidup dan persen kesehatan tanaman. Jenis tanaman yang sesuai untuk pengayaan habitat pada tipe hutan rakyat sebagai jalur hijau adalah meranti (S. leprosula) dan medang (L. odorifera), pada lahan kosong atau semak belukar sebagai daerah interaksi adalah kombinasi antara tanaman penghasil kayu dengan MPTs (multipurpose tree species); dan  pada lahan budidaya adalah tanaman MPTs, seperti durian (D. zibethinus), nangka (Artocarpus integra Merr), dan rambutan (C. nitens).
PENGELOLAAN POPULASI MAMALIA BESAR TERESTRIAL DI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS, SUMATERA UTARA Kuswanda, Wanda; Muhktar, Abdullah Syarief
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) merupakan habitat beragam jenis satwaliar, termasuk mamalia terestrial. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keanekaragaman jenis, kepadatan, pola sebaran, status dan strategi pengelolaan populasi mamalia besar terestrial.  Pengamatan mamalia dilakukan dengan menggunakan metode jalur berpetak pada plot penelitian seluas 35 ha. Hasil penelitian menemukan sebanyak 19 jenis mamalia dengan indeks keanekaragaman jenis tertinggi didapatpada tipe habitat hutan primer sub pegunungan di zona inti sebesar 1,96.  Jenis satwa yang memiliki kepadatan rata-rata tertinggi adalah babi/Sus scrofa  Linnaeus, sebanyak 0,74 individu/ha dan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock) sebagai jenis kritis terancam punah memiliki kepadatan 0,06 individu/ha. Pola sebaran horizontal secara umum berbentuk acak. Lima belas jenis termasuk satwa dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999, 10 jenis termasuk dalam Appendix CITES, dan 10jenis termasuk Red Data Book IUCN Tahun 2008. Strategi yang dapat dikembangkan dalam pelestarian mamalia terestrial di antaranya adalah pengaturan ukuran populasi, memelihara kesinambungan habitat sebagai wilayah jelajah,  mempertahankan keragaman tipe ekosistem, dan minimalisasi aktivitas gangguan dan interaksi masyarakat di dalam kawasan taman nasional
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PADA BERBAGAI TIPE HUTAN UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN ZONA RIMBA DI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS Kuswanda, Wanda; Antoko, Bambang S.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pengelolaan  zonasi  Taman  Nasional  Batang  Gadis  (TNBG)  harus  direncanakan  secara  komprehensif sehingga  dapat  menjembatani  kepentingan  pelestarian  dan  pemberdayaan  masyarakat.  Penelitian  ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai keanekaragaman jenis tumbuhan pada berbagai tipe hutan dan strategi pengelolaan zona rimba. Kawasan zona rimba di TNBG mencapai ± 65.947 ha yang meliputi hutan primer, hutan sekunder, dan lahan kritis. Plot penelitian secara keseluruhan seluas 1,6 ha (40 plot) yang dibagi menjadi 10 plot pada setiap tipe hutan. Hasil penelitian tumbuhan teridentifikasi sekitar 117 jenis dan  sekitar 14,5% termasuk famili  Dipterocarpaceae. Indeks keanekaragaman jenis setiap  tingkat pertumbuhan ada pada selang 2,5 sampai 3,5. Indeks kemiripan jenis tumbuhan di empat tipe hutan cukup rendah, rata-rata di bawah 50%. Alternatif rencana aksi yang dapat dikembangkan dalam pengelolaan zona rimba adalah patroli dan pengamanan kawasan, pengembangan penelitian dan ilmu pengetahuan, pengayaan pada tipe hutan sekunder dan lahan kritis, penataan lokasi wisata ekologi terbatas, dan pengaturan kembali pemanfaatan hasil hutan non kayu.
PENGEMBANGAN STRATEGI KONSERVASI DAN PERAN KELEMBAGAAN DALAM PELESTARIAN ORANGUTAN SUMATERA Kuswanda, Wanda; Bismark, M.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK Konservasi  orangutan  sumatera  (Pongo  abelii  Lesson)  sangat  membutuhkan dukungan  koordinasi  dan integrasi  peranan  antar  lembaga  terkait.    Oleh  karena  itu  penelitian ini  bertujuan  untuk  mendapatkan informasi mengenai peranan serta pengembangan strategi pengelolaan kawasan konservasi oleh lembaga terkait guna  mendukung konservasi populasi dan habitat orangutan sumatera, khususnya di  Kabupaten Tapanuli Selatan,   Sumatera Utara. Hasil analisis data  kuesioner dari 10-20 responden setiap lembaga menunjukkan   peranan berbagai lembaga terkait dalam konservasi orangutan masih bervariasi. Program pemerintah daerah   dalam konservasi masih dalam tahap perencanaan, meskipun 57,5% responden mengetahui tentang kebijakan untuk melestarikan habitat orangutan. Lembaga masyarakat belum memiliki program yang nyata dalam mendukung konservasi orangutan. Dalam hal ini, peranan Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara dan lembaga swadaya masyarakat untuk mengkoordinasikan pelaksanaan perlindungan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari, kampanye, pelatihan, re-introduksi orangutan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.  Strategi konservasi orangutan di sekitar Cagar Alam Dolok Sibual-buali (CADS)  dapat dikembangkan secara  in-situ,  seperti melalui perlindungan kawasan, pengayaan habitat, monitoring populasi, pemberdayaan lembaga terkait, dan pengelolaan daerah penyangga.
PENGARUH KOMPOSISI TUMBUHAN TERHADAP POPULASI BURUNG DI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS, SUMATERA UTARA Kuswanda, Wanda
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan hutan mengakibatkan beragam jenis burung menjadi terancam punah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai  pengaruh komposisi tumbuhan terhadap keanekaragamanjenis dan kepadatan burung sebagai bahan masukan untuk mengembangkan program konservasi burung di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG). Penelitian dilakukan pada berbagai kawasan rencana zonasi TNBG, dari tahun 2006-2007. Pengumpulan data tumbuhan melalui analisis vegetasi menggunakan metode garis berpetak dan pengamatan burung menggunakan metode variable circular-plot method.  Jenis tumbuhan yang teridentifikasi pada plot penelitian seluas 2,8 ha sebanyak 158 jenis dengan komposisi tumbuhan (kerapatan, frekuensi, dan dominansi total) tertinggi ditemukan pada hutan sub-pegunungan di zona inti. Indeks keanekaragaman jenis burung pada berbagai lokasi penelitian cukup tinggi, yaitu 2,9-3,9 dengan nilai kelimpahan jenis antara 27,2-69,1.  Populasi burung sebesar 1,06 ind./ha atau dalam dugaan selang antara 0,4-1,73 ind./ha.  Komposisi  tumbuhan mempengaruhi sebesar 90,4% terhadap indeks keanekaragaman jenis burung, 94,3% terhadap kelimpahannya, dan 67,3% terhadap nilai kepadatan suatu jenis burung
DAYA DUKUNG HABITAT ORANGUTAN (Pongo abelii Lesson) DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI, SUMATERA UTARA Kuswanda, Wanda; Bismark, M.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK Populasi orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson) saat ini diduga sekitar 7.501 individu.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang   nilai daya dukung habitat orangutan sebagai dasar perencanaan pengelolaan cagar alam dan konservasi orangutan Sumatera.   Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Dolok Sibual-buali, dari bulan Juni sampai November 2004.   Pendugaan daya dukung berdasarkan nilai produktivitas daun dan buah di habitatnya.  Nilai produktivitas daun diperoleh sebesar 40,7 kg/ha/hari (berat basah) atau 14,8 kg/ha/hari (berat kering).  Nilai produktivitas buah dengan memperhatikan musim berbuah diperoleh antara 2,2-13,1 kg/ha/hari (berat basah) atau 0,9-5,6 kg/ha/hari (berat kering). Nilai konsumsi orangutan diperkirakan sebesar 6,2 kg/hari/ekor.  Berdasarkan produktivitas daun dan buah diperoleh daya dukung habitat sekitar 47-56 ekor. 
INDIKATOR EKOLOGIS SEBAGAI DASAR PENENTUAN SISTEM ZONASI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS Kwatrina, Rozza Tri; Kuswanda, Wanda
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Zonasi Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang ada dinilai sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini sehingga perlu ditinjau kembali. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indikator ekologis sebagai dasar pengelolaan zonasi TNBG. Pengumpulan data dikumpulkan melalui data sekunder dan data primer antara lain melalui pengamatan di lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi kondisi ekologis dan sistem zonasi TNBG, dasar penetapan kriteria dan indikator zonasi taman nasional, data tumbuhan dengan metode garis berpetak dan satwaliar dengan metode variable circular plots. Hasil penelitian adalah tersusunnya 52 indikator ekologis untuk tiga zona utama di TNBG, yaitu 15 indikator untuk zona inti bagian Utara, 12 indikator untuk zona inti bagian Selatan, sembilan indikator untuk zona rimba bagian Utara, delapan indikator untuk zona rimba bagian Selatan, dan delapan indikator untuk zona pemanfaatan. 52 indikator hanya dua indikator yang tidak sesuai dengan indikator acuan, yaitu terdapatnya lahan terbuka (bekas tebangan) pada zona rimba, dan, wilayah yang merupakan bagian ruang jelajah rusa (Rusa unicolor Kerr.) dan macan dahan (Neofelis nebulosa Griffith.) di zona pemanfaatan. Indikator ekologis utama meliputi keberadaan, keanekaragaman, dan kepadatan spesies penting dari kategori dilindungi, langka, spesies payung, endemik, dan flagship species.
ANCAMAN TERHADAP POPULASI ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii Lesson) Kuswanda, Wanda
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Populasi orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson) mengalami penurunan secara cepat dalam 30 tahun terakhir.  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi berbagai ancaman terhadap populasi orangutan Sumatera, khususnya di sekitar Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Sumatera Utara.  Pengumpulan data  menggunakan metode  pengamatan deskriptif dan  kuesioner.  Hasil  penelitian  menunjukkan bahwa ancaman serius terhadap orangutan adalah penyusutan habitat yang diakibatkan oleh penebangan hutan, perambahan, pembangunan gubuk, dan perluasan jalan.   Tekanan perburuan relatif rendah karena 77,5 % masyarakat mengetahui orangutan sebagai satwa yang dilindungi.   Aktivitas masyarakat lainnya yang dilakukan pada habitat orangutan yaitu bertani sebesar 70 %, mengambil kayu bakar sebesar 80 % dan air nira sebesar 26,7 %.  Jumlah orangutan sebanyak 27 individu di Cagar Alam Dolok Sibual-buali diperkirakan akan semakin menurun apabila tidak dilakukan program konservasi, pemberdayaan masyarakat lokal, dan penegakan hukum.