Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PENGARUH INTRINSIC MOTIVATION DAN INNOVATION CULTURE TERHADAP KNOWLEDGE TRANFER MAHASISWA DALAM PELAKSANAAN MAGANG Erwin Harinurdin
Jurnal Vokasi Indonesia Vol 4, No 2 (2016): July - Desember
Publisher : Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.739 KB) | DOI: 10.7454/jvi.v4i2.103

Abstract

AbstrakTerdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu Terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam berkerja, yaitu intrinsik intrinsik intrinsik (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) (motivator factors) dan ekstrinsik dan ekstrinsik dan ekstrinsik dan ekstrinsik dan ekstrinsik dan ekstrinsik (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (hygiene factors) (Herzberg, 1966). (Herzberg, 1966).(Herzberg, 1966).(Herzberg, 1966). (Herzberg, 1966).(Herzberg, 1966).(Herzberg, 1966). (Herzberg, 1966). (Herzberg, 1966). Tujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif adalah untuk mengetahui apakah motivasi intrinsik mahasiwa magang memiliki pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan, lalu untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi memiliki memiliki memiliki memiliki pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan mahasiswa magang serta untuk mengetahui apakah budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa budaya inovatif organisasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsik mahasiswa magang. magang.magang.magang.magang.magang.Berdasaskan hasil uji mengunakan SEM diketahui bahwa Motivasi intrinsik tidak terbukti memiliki pengaruh postitif terhadap transfer pengetahuan dan Budaya inovasi terbukti memiliki pengaruh positif terhadap transfer pengetahuan serta Budaya inovasi erbukti memiliki pengaruh positif terhadap motivasi intrinsikKata kunci; motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, transfer pengetahuan,budaya inovasiAbstractThere are two factors that encourage employees motivated in the work, which is intrinsic factor (motivator factors) and extrinsic (hygiene factors) (Herzberg, 1966) The purpose of this study was to determine whether the student intern intrinsic motivation has a positive effect on knowledge transfer, and for determine whether the innovative culture the organization has a positive effect on knowledge transfer student interns as well as to determine whether the innovative culture the organization has a positive influence on the intrinsic motivation of students internship.Berdasaskan test results using SEM known that intrinsic motivation is not proven to have influence postitif to transfer the knowledge and culture of innovation proven to have a positive influence on the transfer of knowledge and culture of innovation erbukti have a positive effect on intrinsic motivationKeyword; intrinsic motivation, extrinsic motivation, knowledge transfer, innovation culture
Analisis Kelimpahan Mikroplastik pada Ikan Sapu-Sapu Pterygoplichthys Pardalis (Castelnau, 1855), Air, dan Sedimen di Dua Daerah Ciliwung, Jakarta Selatan Audithiya Deriano; Erwin Nurdin; Mufti Petala Patria
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 4, No 2 (2021): JKPT Desember 2021
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v4i2.10563

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan bentuk mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855) air, dan sedimen di stasiun penelitian Tanjung Barat dan stasiun penelitian MT Haryono, Ciliwung, Jakarta Selatan. Pengambilan sampel ikan dilakukan sebanyak 10 ekor dari kedua lokasi. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik dari kedua lokasi. Insang dan saluran pencernaan dari setiap ikan sapu-sapu diisolasi dan dihancurkan menggunakan asam nitrat kuat (HNO3 65%). Sampel air diambil 20 liter yang disaring dengan plankton net. Sampel sedimen diambil 200 gram dan dikeringkan di oven. Larutan NaCl jenuh digunakan untuk mengapungkan mikroplastik. Sampel diletakan pada Sedgwick Rafter Chamber dan mikroplastik diamati menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada stasiun penelitian Tanjung Barat, Ciliwung yaitu 5.888 ±  611,7 partikel ind-1 pada insang ikan sapu-sapu,  5.344 ± 694,8 partikel ind-1 pada saluran pencernaan ikan sapu-sapu,  341,9 ±  25,9 partikel L-1 pada air,  297.600 ± 16.185 kg-1 pada sedimen. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada stasiun penelitian MT Haryono yaitu 5.835 ± 421,0 partikel ind-1 pada insang ikan sapu-sapu,  5.581 ±  472,7 partikel ind-1 pada saluran pencernaan ikan sapu-sapu, 346 ±  28,4 partikel L-1 pada air, dan  316.089 ± 6883,6 kg-1 pada sedimen. Hasil Uji T Dua Sampel menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelimpahan mikroplastik pada sampel insang, saluran pencernaan, air, dan sedimen dari kedua stasiun penelitian di Ciliwung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan kandungan mikroplastik di kedua stasiun tersebut.
Corporate Governance in Listed Companies Erwin Harinurdin; Karin Amelia Safitri
Jurnal Vokasi Indonesia Vol 10, No 1: January - June 2022
Publisher : Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jvi.v10i1.295

Abstract

The purpose of this study is to examine and analyze the implementation of the principles of Good Corporate Governance (GCG) in publicly listed companies on the IDX and the obstacles faced in its implementation. The indicators for GCG principles are fairness, transparency, accountability, and responsibility. This study uses a sample of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) with the criteria of having published an annual report and a 2018 publication date is available. This study uses a corporate governance index. This research is a descriptive research using qualitative analysis. This study found a fairly good increase every year since the implementation of GCG, not just compliance with rules and regulations, but also a strong commitment and make it a corporate culture. The constraints faced by go public companies are not impossible to fulfill in the future. The process of transforming change from power into checks and balances involving all elements within the company is not an easy process, but it must continue to be observed and challenged by the company and make continuous improvements in the future.
Markov Chain and Cluster Model of Green Algae Phytoplankton (Chlorophyceae) Diversity and Spatial Distribution Pattern along Stream, Water Quality, and Land Use Gradients in Krukut River, Jakarta City Andriwibowo Andriwibowo; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin; Amanda Zahra Djuanda; Elizabeth Adeline; Zeadora Abbya Trisya
3BIO: Journal of Biological Science, Technology and Management Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/3bio.2022.4.2.2

Abstract

Green algae phytoplankton (Chlorophyceae) have a wide aquatic distribution, including saltwater and freshwater environments. Compared to the ones living in saltwater, green algae diversity in freshwater ecosystems in rivers is influenced by stream gradients, water quality, and land uses. Meanwhile, in Jakarta, 17 rivers have the potential to provide a habitat for green algae communities. Due to anthropogenic activities, river streams have been affected by influences that may affect the water quality and green algae community along stream gradients. One of the critical rivers in Jakarta is the Krukut river, which has the most extended stream spanning over 40 km and downstream in Jakarta bay. This study aims to model the diversity and distribution pattern of green algae in the Krukut river from its upstream segment in Jakarta city, surrounded by settlements, to the downstream segments in Jakarta bay. The distribution model uses the Cluster Analysis and Markov Chain Model to elaborate the probabilities of green algae phytoplankton distribution in downstream, midstream, and upstream segments of the Krukut river. The results show that 7 species of Chlorophyceae have been recorded in the Krukut river. All species had a high likelihood of being found downstream, particularly Cosmarium sp., Eudorina sp., Spyrogyra sp., and Volvox sp. Regarding distribution, all phytoplankton species have a high probability (4%–31%) and tendency to be distributed from upstream and midstream to downstream rather than from downstream to midstream and upstream, with probability ranges of 2%–27%. The probability and tendency of phytoplankton distribution towards downstream directions avoiding upstream were related to the deteriorating water quality in the upstream, characterized by high turbidity, low dissolved oxygen, and more acidic water.
LANDSCAPE ECOLOGY OF ENDEMIC BLACK-WINGED STARLING Acridotheres melanopterus tricolor (HORSFIELD, 1821) RELATED TO ENVIRONMENTAL FACTORS IN A TROPICAL SAVANNA OF INDONESIA Andriwibowo Andriwibowo; Katherine Hedger; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4229

Abstract

The black-winged starling (Acridotheres melanopterus tricolor) is a bird species in Southeast Asia, and this species still exists within Indonesia's tropical savanna landscape. This study aims to estimate the population density of the A. m. tricolor and to model the relationship between this species density and its environmental factors in several land cover types in the Baluran National Park savanna landscape in Java. The environmental factors were Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), land cover size, and distance to river obtained from Landsat 8 Operational Land Imager (OLI) and analyzed using Geographical Information System (GIS). General Additive Models (GAM) combined with Principal Component Analysis (PCA) was used to analyze the correlation of bird density with environmental factors. Based on the results, the average density of the A. m. tricolor was eight (8) inds./km2. The correlation model showed a significant positive relationship between bird density and NDVI and a significant negative relationship for distance to river factors, while land cover size did not significantly correlate with the bird density. These findings suggest that vegetation and access to water sources remain a relatively important environmental factors for supporting A. m. tricolor populations and this species conservation in the tropical landscape. The novelty of this research is satellite imagery and GIS usage to elaborate the landscape and habitat of A. m. tricolor. In addition, this study also contributes to modelling the most overarching environmental factors of A. m. tricolor in Indonesia's tropical savanna landscape.
HABITAT SUITABILITY SPATIAL MODEL OF NEAR THREATENED SUNDA TEAL ANAS GIBBERIFRONS (MULLER, 1842) (ANSERIFORMES: ANATIDAE) IN MUARA ANGKE WETLANDS, JAKARTA, INDONESIA Andri Wibowo; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin; Nana Suryana Nasution
TREUBIA Vol 49, No 1 (2022)
Publisher : Research Center for Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/treubia.v49i1.4364

Abstract

Wetland ecosystems are important habitats for many waterbird species, including the IUCN nearthreatened Sunda Teal Anas gibberifrons, a species that inhabit wetlands in Indonesia. Muara Angke is one of few remaining wetlands located in Jakarta and has potential as an important habitat for Sunda Teal. This study aims to assess and model suitable habitat for near-threatened Sunda Teal in remaining wetlands in Muara Angke in Jakarta, Indonesia. The study areas include an ecotourism park, the western and eastern parts of the Angke protected forest, and the wildlife reserve. Remote sensing data and geographic information system (GIS) analysis were employed to assess Sunda Teal’s habitat suitability. Some environmental variables negatively influencing habitat suitability for the species include the presence of fishponds and settlements, and represent anthropogenic disturbance. In contrast, variables that may positively influence the species include the occurrence of gastropod and crustacea, both groups being known as food resources, and mangrove cover. The highly and moderately suitable habitats were estimated to form 32.36% and 23.48% of the total wetlands, respectively. In contrast, 12.17% was considered unsuitable for Sunda Teal. The ecotourism park had the most unsuitable habitats. In contrast to the ecotourism park, the protected forest, followed by the wildlife reserve, had more moderately and highly suitable habitats.
Pemetaan Tutupan Mangrove Dan Potensi Stok Karbon Pada Kawasan Restorasi Tangkolak Di Pesisir Cilamaya, Karawang, Jawa Barat Andriwibowo Andriwibowo; Nana Suryana Nasution; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin
Gunung Djati Conference Series Vol. 6 (2021): Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.179 KB)

Abstract

Mangrove restoration through planting activities has been carried out on the coast of Cilamaya, Karawang, West Java. The planting activities were focused on the Tangkolak and Pasir Putih areas. Then, this study aims to map the mapping of mangrove cover in the Tangkolak and Pasir Putih restoration areas. The mapping method used for mapping is a Geographic Information System (GIS). The results showed that in Pasir Putih the area of mangrove restoration was 0.347 km2, residential areas were 0.243 km2, and 2.295 km2 for paddy fields or ponds. While in Tangkolak the area of mangrove restoration is 0.46 km2, settlements are 0.256 km2, and 2.413 km2 for paddy fields or ponds. The comparison of the mangrove restoration area between Tangkolak and Pasir Putih is 1.32 : 1. It is estimated that the potential carbon stock in the restoration area were ranging from 84 ton/ha (95%CI: 77-91 ton/ha) to 92 ton/ha (95%CI: 88-96 ton/ha). From the results of the study, it can be concluded that there is mangrove cover with potential carbon stocks resulting from the restoration of Tangkolak and Pasir Putih.
APPLICATIONS OF CONVEX POLYGON AND KERNEL DENSITY ANALYSES TO MODEL THE HOME RANGES OF EQUATORIAL SPITTING COBRA Naja sputatrix (BOIE, 1827) IN GREEN AREAS OF UNIVERSITAS INDONESIA CAMPUS, WEST JAVA Andriwibowo Andriwibowo; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin
ZOO INDONESIA Vol 31, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i2.4464

Abstract

Naja sputatrix (Boie, 1827) or known as equatorial spitting cobra is one of venomous snake inhabiting wide green areas include Universitas Indonesia Campus. Currently the existence and conservation of cobra is threatened, then it is important to study cobra possible home ranges. This research is aiming to model the home range of equatorial spitting cobra in green areas of Universitas Indonesia Campus. The model was developed using the applications of Convex Polygon and Kernel Density. The Convex Polygon analysis shows that approximately 114.53 Ha or equals to 35.79% of green areas of Universitas Indonesia Campus was the home ranges of the cobra. While, based on the Kernel Density analysis, it confirms that up to 307.65 Ha or equals to 96.14% of green areas of Universitas Indonesia Campus were potentials as the home ranges of the cobra. Then it can be concluded that at least 30-90% of green areas of Universitas Indonesia Campus should be conserved to support the presences of N. sputatrix.
Spatial diversity patterns of understory shrub community in Srengseng urban forest, Jakarta Gabriella Ria Kirana; Erwin Nurdin; Wisnu Wardhana; Adi Basukriadi; Andriwibowo Andriwibowo
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.223 KB) | DOI: 10.24259/jpkwallacea.v12i1.26039

Abstract

Urban forests are one of the natural ecosystems in urban environments. One of the most important components of the urban forest ecosystem is the understory shrubs. Therefore, this study aims to estimate the diversity of understory shrubs in the Srengseng Urban Forest in Jakarta City. The biodiversity of understory shrubs is calculated using the Shannon-Wiener diversity index (H') and mapped using the Geographic Information System (GIS). In this study, 24 plots measuring 2 m by 2 m each were placed to survey the understory shrubs. In total, there were 20 species of shrubs identified, which belong to 12 families with average values of H' is 0.671. The results show that almost 62.78% of the total Srengseng Urban Forest area has a H' diversity range of 1.001–1.500. In comparison, 8.62% of total urban forest area has an H' diversity range of 0.501-1.000. The area of urban forest with the lowest diversity in the H' diversity range of 0.000 to 0.500 reaches 28.58%. The eastern parts of the urban forest have the highest H' in comparison to the other parts of the forest. This study contributes to the conservation and forestry management of forest at an urban scale by identifying parts of the urban forest that should be conserved in the Srengseng. To conclude, the eastern parts of Srengseng Urban Forest sizing 64,765 m2 should be prioritized for understory shrub conservation.
MODELLING THE POTENTIAL DISTRIBUTIONS OF SAWO KECIK (MANILKARA KAUKI (L.)) DUBARD USING MAXENT TO SUPPORT CONSERVATIONS OF HISTORICAL AND CULTURAL VEGETATIONS IN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROVINCE Andri Wibowo; Atus Syahbudin; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin
REINWARDTIA Vol 22, No 1 (2023): Volume 22, No 1 (2023): Reinwardtia
Publisher : Research Center for Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/reinwardtia.2023.4578

Abstract

Modelling the potential distributions of Sawo Kecik (Manilkara kauki (L.)) Dubard using MaxEnt to support conservations of historical and cultural vegeta-tions in Daerah Istimewa Yogyakarta Province. Reinwardtia 22(1): 55‒67. — Sawo kecik or Manilkara kauki (L.) Dubard, of the Sapotaceae family as it is formally known, is one of the species with significant cultural values in Yog-yakarta Province (DIY) culture because it symbolizes social righteousness. In connection with this, Yogyakarta's mu-nicipal and district governments have been encouraged to plant sawo kecik. Despite these efforts, there is still a lack of knowledge regarding the possible range of this species, and this knowledge is essential to promoting the conservation of M. kauki in DIY. With the help of isothermality, precipitation of driest month, precipitation seasonality, precipita-tion of driest quarter, and precipitation of warmest quarter data, this study tries to simulate the probable distributions of M. kauki throughout cities and districts in DIY. The model estimated 1,275 km2 of DIY areas was suitable for M. kauki that concentrated in the central parts, spanning from the west to the east of DIY. Yogyakarta City followed by Sleman District has the largest areas categorized from high to very high suitable for M. kauki. While, Gunung Kidul followed by Kulonprogo Districts have the largest areas categorized as low suitable. To conclude, M. kauki can adapt areas with moderate precipitation as low as 20 mm during driest month and as low as 100 mm during driest quarter. During warmest quarter, M. kauki requires precipitation with value of 700 mm. The conservation effort and M. kauki planting should then concentrate on Yogyakarta City and Sleman District since such locations are thought to have high appropriateness for the species.