Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Sumber Pangan Lokal Khas Provinsi Banten (Talas Beneng Sebagai Bahan Baku Produk Keripik) Putri, Nezly Nurlia; Putri, Nia Ariani; Eris, Fitria Riany; Pamela, Vega Yoesepa; Kusumasari, Septariawulan; Rusbana, Tubagus Bahtiar; Wulandari, Puji; Nurtiana, Winda; Riyanto, Rifqi Ahmad; Najah, Zulfatun; Nafisah, Ainun; Syabana, Mohamad Ana; Dzikribillah, Muhammad Dhabit; Hariyanti, Rahma
abdimesin Vol. 2 No. 2 (2022): Abdi-mesin
Publisher : UPN "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/abdimesin.v2i2.32

Abstract

Pengabdian masyarakat yang sudah dilaksanakan oleh program Studi Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Desa Talaga Warna, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang merupakan salah satu perwujudan dan pengaplikasian bidang ilmu atau kajian pada bidang rekayasa dan pengolahan pangan. Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh program studi teknologi pangan berkerjasama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pabuaran dalam bentuk pelatihan pengolahan kripik talas beneng yang difokuskan pada penurunan kadar oksalat. Batas konsumsi kalsium oksalat adalah 71mg / 100g berat basah talas. Apabila terkonsumsi dapat menimbulkan pembengkakan pada bibir dan mulut atau rasa gatal pada lidah dan tenggorokan.Kadar kalsium oksalat tepung talas varietas beneng, mentega, semir dan hijau berkisar antara 219.3 - 759.9 ppm. Umbi talas beneng dapat meningkatkan potensi sumber pangan lokal dan pendapatan masyarakat setempat. Salah satunya kandungan karbohidrat yang tinggi dan mensubstitusi beras. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan pemanfaatan sumber pangan lokal talas beneng sebagai bahan baku olahan produk pangan, memberikan informasi dan solusi cara menurunkan kandungan oksalat serta meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat tentang teknologi pengolahan pangan. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari tujuh tahapan dengan pendekatan partisipatif. Hasil pengabdian di Desa Telaga Warna adalah Ibu-ibu mampu menjelaskan sumber pangan lokal dan pemanfaatan talas beneng sebagai bahan baku olahan produk pangan, mendapatkan solusi alternatif dari kendala yang ditemukan dilapangan dan kegiatan ini berjalan dengan lancer dimana terlihat antusias dan semangat ibu-ibu mengikuti kegiatan ini.
Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam Pada Pembuatan Kue Akar Kelapa Kusumassari, Septariawulan; Rusbana, Tubagus Bahtiar; Pamela, Vega Yoesepa
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1.1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) SPECIAL ISSUE
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian sosial ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan limbah dan meningkatkan nilai ekonomi produk UMKM melalui sosialisasi penggunaan cangkang telur ayam sebagai bahan tambahan pada pembuatan kue akar kelapa. Kue akar kelapa merupakan salah satu warisan kuliner Betawi yang kaya akan cita rasa dan memiliki karakteristik unik. Kue akar kelapa yang sudah diproduksi memiliki masalah tekstur yang rapuh sehingga mudah patah jika dikirim menggunakan jasa pengiriman. Dengan penambahan tepung cangkang telur ayam pada adonan kue akar kelapa diharapkan dapat menghasilkan tekstur kue akar kelapa yang lebih keras dan memiliki kandungan kalsium. Sosialisasi penggunaan cangkang telur ayam sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kue akar kelapa dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat tepung cangkang telur ayam dan peningkatan kualitas produk kue akar kelapa. Pada akhir sosialisasi, seluruh peserta dapat menjawab dengan benar keenam pertanyaan pada lembar kuesioner. Diharapkan keterampilan dan pengetahuan yang diberikan pada kegiatan pengabdian ini dapat bermanfaat untuk UMKM Desa Kadubeureum untuk sebagai bahan konsumsi pribadi maupun dijadikan peluang usaha rumah tangga skala kecil yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan masyarakat. Masyarakat diharapkan memiliki kemampuan dalam mengelola limbah cangkang telur dan meningkatkan kualitas hidup melalui pemanfaatan limbah yang berkelanjutan.
Potential of Beneng Taro (Xanthosoma undipes) Fructooligosaccharides (FOS) in Enhancing Total Count of Lactic Acid Bacteria in Synbiotic Yogurt Kusumasari, Septariawulan; Rusbana, Tubagus Bahtiar; Mulyati, Sri
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.5429

Abstract

Synbiotic dairy products combine probiotics and prebiotics to deliver synergistic health benefits, including improved gut microbiota modulation, immune support, and enhanced functional quality. Fructooligosaccharides (FOS) are recognized prebiotic compounds that selectively promote the growth of lactic acid bacteria (LAB), strengthening the probiotic effect. However, commercial FOS sources such as chicory and Jerusalem artichoke remain costly and largely imported, limiting access for small-scale food producers in developing regions. This study aimed to evaluate the potential of Beneng taro (Xanthosoma undipes K. Koch), an underutilized Indonesian tuber, as a local FOS source to enhance LAB viability in synbiotic yogurt. FOS were extracted via enzymatic hydrolysis and incorporated into milk at 1–3% (w/v). LAB counts, pH, and sensory characteristics were evaluated. The 2% FOS addition significantly increased LAB viability (8.46 ± 0.02 log CFU/mL) compared to control (7.86 ± 0.05 log CFU/mL) (p < 0.05). Furthermore, the FOS-enriched yogurt demonstrated improved texture, reduced syneresis, and enhanced consumer acceptability. These findings highlight Beneng taro as a promising, sustainable source of prebiotic carbohydrates that can contribute to Indonesia’s bioresource valorization and local circular food economy.