Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

EFISIENSI WAKTU DAN TEMPERATUR PADA TEKNIK COATING MELALUI PROSES HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KUALITAS PELAPISAN A, Eliana; Wulandari , Puji ; Iskandar, Taufik; Abrina Anggraini, Sinar Perbawani
Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) Vol 2 (2019): PROSIDING SENTIKUIN
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.84 KB)

Abstract

Corrosion is one of the many problems experienced by iron, especially iron which is used for construction in the open field so as to prevent rapid corrosion, the need for iron coating with protective materials in the form of zinc is necessary. The purpose of this study is to determine the time and temperature efficiency of coating quality in the Hot Dip Galvanizing process, but it is still cheap, efficient and durable for a long time, the method is by using Hot Dip Galvanizing or coating with a temperature of 450oC, 455oC, 460oC for 1 minute, 3 minutes and 7 minutes to produce the most optimal layer. The result showed that the optimum coating quality was at a temperature of 460oC for 7 minutes with a thickness of 107 ?m
The Use of Wondershare Quiz Creator Evaluation Media to Improve Student Learning Outcomes in Citizenship Education Courses Khoirunnisak, Anis; Kuncorowati, Puji Wulandari; Marzuki, Marzuki
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v11i1.34473

Abstract

Evaluation of learning in Citizenship Education courses must be developed in a variety of ways with online-based learning evaluations so that students can improve learning outcomes. Conventional evaluation methods can affect student learning outcomes, so educators must always innovate in learning activities. This study aims to determine the use of online-based Wondershare Quiz Creator evaluation media that can increase the average value of Citizenship Education courses for S1 Catering students at Yogyakarta State University. This study used an experimental method consisting of two groups, namely the Pre-test and Post-test groups. The sample was selected using cluster random sampling technique and multiple-choice test with a total of 20 questions. Data analysis shows that there is a significant difference between the results of the Pre-test and Post-test t, the average value of the Post-test t is 79.50 which is higher than the average value of the Pre-test of the experimental group is 69.30. The results of the research in the field prove that there is an effect of using conventional evaluation methods with online-based evaluations with online-based Wondershare Quiz Creator evaluation media which is known from the results of students' pre-test and Post-test scores on the evaluation of the Citizenship Education course.
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS PEGAWAI (Studi Pada Pegawai Kantor PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkit Brantas) Puji Wulandari; Hamidah Nayati Utami
Jurnal Administrasi Bisnis Vol 65, No 1 (2018): DESEMBER
Publisher : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.305 KB)

Abstract

Human resource is one of the most important factors that lead toward a company success to maintain and develop their business. The company’s execution of strategies, programs, and operational needs some human resources with excellent quality, in this case including all the leaders that must take a correct decision making and able to control the company not only because they have the power as someone in higher position, but also because they have a strong leadership. This research aims to analyze the correlation of leadership and job satisfaction with employee’s loyalty. The research type of this research is explanatory research with quantitative approach. Variables that used in this research are leadership, job satisfaction, and employee’s loyalty. With total sampling, this research uses 65 employees as the sample. The collection of data in this research is done by directly distributing questionnaire to the employees of the Office of PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Brantas. Data analysis technique that used in this research are descriptive analysis and crosstab analysis. The result of this research shows that leadership variable has a positive correlation with employee’s loyalty. Job satisfaction in this research also has a positive correlation with employee’s loyalty. Keywords: Leadership, Job Satisfaction, Employee’s Loyalty ABSTRAK Sumber daya manusia adalah salah satu faktor penting keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Pelaksanaan strategi, program, dan operasional perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang dalam hal ini adalah termasuk seluruh pemimpin diharuskan melakukan pengambilan keputusan yang tepat dan dapat mengontrol perusahaan dengan baik tidak hanya karena memiliki power (kekuatan) sebagai atasan, namun juga karena pemimpin tersebut memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitaif. Variabel dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, kepuasan kerja, dan loyalitas pegawai. Sampel penelitian ini berjumlah 65 orang pegawai dengan metode pengambilan sampel sampling jenuh. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada pegawai Kantor PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Brantas (PT PJB UP Brantas). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis tabulasi silang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan berkorelasi positif dengan loyalitas pegawai. Variabel kepuasan kerja juga berkorelasi positif dengan loyalitas pegawai. Kata kunci: Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Loyalitas Pegawai
The Education of the National Character of Pancasila in Secondary School Based on Pesantren Mukhamad Murdiono, M.Pd.; Miftahuddin Miftahuddin; Puji Wulandari Kuncorowati
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN EDISI OKTOBER 2017, TH.XXXVI, NO.3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.621 KB) | DOI: 10.21831/cp.v36i3.15399

Abstract

This study is aimed at describing (1) Pancasila-based character education in pesantren-based secondary schools, (2) the strategy employed by teachers in developing Pancasila-based character education, and (3) the obstacles faced by teachers in developing Pancasila-based character education. This research was descriptive in natureby employing qualitative approach. Research subjects were principals and teachers of Civic Education in several pesantren-based secondary schoolsin Yogyakarta Special Region. The data were collected through interviews, observation, and documentation. The collected data were analysed inductively.The results show that (1) the Pancasila-based character education is developed through the policy made by the principals and the teachers who developed the learning program, (2) the teacher’s strategy in developing Pancasila-based character educationis conducted by integrating intra and extracurricular programs, and (3) the obstacles faced by teachers in developing Pancasila-based character education are related to the fact that not all teachers are able to integrate Islamic values developed in pesantrento the values embodied in Pancasila in teaching and learning process. Keywords: character education, Pancasila, pesantren PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN PANCASILA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS PESANTREN Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pendidikan karakter kebangsaan Pancasila yang dikembangkan di sekolah menengah pertama berbasis pesantren; (2) strategi yang dilakukan guru dalam mengembangkan pendidikan karakter kebangsaan Pancasila; dan (3) kendala yang dihadapi guru dalam pengembangan pendidikan karakter kebangsaan Pancasila. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru Pendidikan Kewarganegaraan di beberapa sekolah menengah pertama berbasis pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan (1) pendidikan karakter kebangsaan Pancasila di sekolah dikembangkan melalui kebijakan yang dibuat kepala sekolah dan program pembelajaran yang dikembangkan guru; (2) strategi yang dilakukan guru dalam pengembangan karakter kebangsaan Pancasila melalui integrasi dalam program intra dan ekstrakurikuler; dan (3) kendala yang dihadapi guru dalam pengembangan pendidikan karakter kebangsaan yaitu belum semua guru mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman yang dikembangkan di pesantren dengan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran. Kata Kunci: pendidikan karakter, kebangsaan, Pancasila, pesantren
Elections as a means of citizens political education: A comparative study between Indonesia and Malaysia Sunarso Sunarso; Suyato Suyato; Puji Wulandari Kuncorowati; Toba Sastrawan Manik; Ali Masykur Fathurrahman
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 41, No 1 (2022): Cakrawala Pendidikan (February 2022)
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v41i1.44305

Abstract

The purpose of this study is to compare Indonesian and Malaysian elections in terms of (1) legal basis, (2) organizing institution, (3) implementation, (4) political party function, and (5) public participation. It was a library study using a qualitative approach. Documentation was used to gather information. The data were analyzed descriptively using the Miles and Haberman model. The data were collected, grouped, reduced, interpreted, and concluded. The data were interpreted based on concepts, theories, and critical analysis. Cross-checking was used as the data validity technique. The results of this study are (1) Indonesia has hosted 12 elections, some of which have been influenced by political dynamics, including Law No. 12 of 2003 concerning Elections for the 2004 Election, Law No. 10 of 2008, and Law No. 7 of 2017 concerning Elections. Malaysian elections are governed by two laws: (a) the Malaysian Law on General Election Deed 1958 and (b) the Malaysian Law on General Election Error Act 1954. (c) P.U.(A) 293/2002 concerning the General Election (Voter Registration) Regulation last amended by P.U.(A) 106/2012; (d) P.U.(A) 185/2003 concerning Election Regulation (Post Elections) 2003; (e) P.U.(A) 386/1981 concerning General Election Regulations (Execution of Grand Elections) 1981, last amended by P.U. (A) 134/2013. (2) General Election Commission (KPU) is the name of the election organizers, whereas General Election Institute is the name of the election organizers in the New Order Era (LPU). Suruhanjaya Choice Raya is the Malaysian election organizer (SPR) (3) The election system in Malaysia is simpler and more efficient. Malaysia uses the District Election System which is based on the location of the election district, not the population. The election system in Indonesia uses the proportional election system. (4) Malaysia is a constitutional monarchy and adheres to a parliamentary democracy system. Both Indonesia and Malaysia adhere to a multi-party system. (5) The average voter turnout in Malaysian elections is 85 percent, while voter turnout in Indonesia is only 74 percent. In general, Malaysian elections are worse than those in Indonesia. In Malaysia, election organizers tend to favor government parties. Suruhanjaya Choice Raya Malaysia (SPR) barred Diaspora residents in other nations from using the post in 2018, claiming that the Diaspora favored opposition parties.
PEMBERIAN NAFKAH PEMELIHARAAN ANAK SEBAGAI AKIBAT PERCERAIAN DI KABUPATEN SLEMAN Puji Wulandari
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 10, No 1: April 2005
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.276 KB) | DOI: 10.21831/hum.v10i1.6123

Abstract

Abstract This research aims at identifying anything used as Judge’s consideration in determining the amount of cost of child’s nursing after divorce and at identifying the effort taken when the husband in charge of the cost does not follow the decision. This research is juridical-normative, based on the library research to gain secondary data in low accompanied by field research. This research employs two kinds of data, primary data obtained from interview with resource person, and secondary data obtained from library research-by collecting and studying documents of primary, secondary, and tertiary materials of law. Then, the data were analyzed qualitatively. The following conclusions are dawn from the research findings, 1)based on Decree Number 560/Pdt.G/PA.Smn, the Judge’s consideration on determining the cost of child nursing after divorce is in line with Act Number 1 year 1974 regarding the Marriage and Compilation of Islamic Law (CIL). The Judge’s consideration are article 41(a) Act Number 1 year 1974 and article 156 CIL. Because the child is still underage, the father is in charge of child’s nursing cost. 2)attempts that can be made if the husband in charge of the problem disobeys the law are by bringing rekopensi and an agreement between the wife and the husband. If the husband still disobeys his obligation, the wife tends not to put the problem in court because it takes a long time and big money-not as worth as what are demanded. Keywords: divorce, provision of the cost
Peranan penegak hukum di Indonesia dalam pemberantasan korupsi Puji Wulandari Kuncorowati
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 2, No 2 (2005): December 2005
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.726 KB) | DOI: 10.21831/civics.v2i2.4377

Abstract

Sejak reformasi yang dikumandangkan tahun 1998 menyusul jatuhnya pemerintah Orde baru dibawah Presiden Soeharto, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda bahwa korupsi dapat dikurangi apa lagi diberantas. Korupsi sudah melanda Negara ini sejak lama dan dalam skala besar dan hamper menyentuh semua aspek kehidupan. Betapa seriusnya kejahatan korupsi, khususnya di Indonesia berbagai komisi anti korupsi sudah dibentuk sejak tahun 60-an sampai dengan 90-an. Tetapi semuanya kandas karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan lembaga-lembaga penegak hukum itu sendiri terlibat dalam judicial corruption. Dukungan dari lembaga-lembaga penegak hukum baru dapat diperoleh kalau ada kemauan dari pemerintah untuk memberantas korupsi. Tidak adanya kemauan dan kesungguhan untuk memberantas korupsi telah menyebabkan upaya pemberantasan korupsi lumpuh di tengah jalan. Para penegak hukum yang seharusnya memelopori agenda pemberantasan korupsi, justru terjebak dalam praktik korupsi sendiri. Dalam rangka memberantas korupsi di Indonesia diperlukan aparatur penegak hukum yang terlatih, jujur, berintegrasi dan profesional. Agar aparat-aparat penegak hukum tersebut dapat membongkar perkara-perkara korupsi. Dengan aparat penegak hukum dapat membongkar kasus-kasus korupsi diharapkan agenda pemberantasan korupsi akan bergulir dan didukung oleh masyarakat yang memang sudah lama mengharapkan adanya tindakan tegas dari para penegak hukum.
Menurunnya tingkat kesadaran hukum masyarakat di Indonesia Puji Wulandari Kuncorowati
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 6, No 1 (2009): June 2009
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/civics.v6i1.5678

Abstract

In this reform era crimes occur more and more. The level of public consciousness towards law nowadays decreases. That situation impacts to the decrease the role of Government. In the  ideal dimension, state apparatus should be example to increase legal consciousness among stu­dent. But in fact, thry also disobey the law. Spread of corruption proves the situation.  There are to wqys then to resolve the situation. First, educational program to increase legal consciousness among society--from is urgentlY necessary. Second, legal consciousness among society needs contribution and support from State Apparatus, especiallY through their attitude toward the law.
Pemanfaatan Sumber Pangan Lokal Khas Provinsi Banten (Talas Beneng Sebagai Bahan Baku Produk Keripik): Pengabdian Pengolahan kripik talas beneng Nezly Nurlia Putri; Nia Ariani Putri; Fitria Riany Eris; Vega Yoesepa Pamela; Septariawulan Kusumasari; Tubagus Bahtiar Rusbana; Puji Wulandari; Winda Nurtiana; Rifqi Ahmad Riyanto; Zulfatun Najah; Ainun Nafisah; Mohamad Ana Syabana; Muhammad Dhabit Dzikribillah; Rahma Hariyanti
Abdi-mesin: Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik Mesin Vol. 2 No. 2 (2022): Abdimesin
Publisher : Program Studi Teknik Mesin Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/abdi-mesin.v2i2.58

Abstract

Pengabdian masyarakat yang sudah dilaksanakan oleh program Studi Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Desa Talaga Warna, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang merupakan salah satu perwujudan dan pengaplikasian bidang ilmu atau kajian pada bidang rekayasa dan pengolahan pangan. Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh program studi teknologi pangan berkerjasama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pabuaran dalam bentuk pelatihan pengolahan kripik talas beneng yang difokuskan pada penurunan kadar oksalat. Batas konsumsi kalsium oksalat adalah 71mg / 100g berat basah talas. Apabila terkonsumsi dapat menimbulkan pembengkakan pada bibir dan mulut atau rasa gatal pada lidah dan tenggorokan.Kadar kalsium oksalat tepung talas varietas beneng, mentega, semir dan hijau berkisar antara 219.3 - 759.9 ppm. Umbi talas beneng dapat meningkatkan potensi sumber pangan lokal dan pendapatan masyarakat setempat. Salah satunya kandungan karbohidrat yang tinggi dan mensubstitusi beras. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan pemanfaatan sumber pangan lokal talas beneng sebagai bahan baku olahan produk pangan, memberikan informasi dan solusi cara menurunkan kandungan oksalat serta meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat tentang teknologi pengolahan pangan. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari tujuh tahapan dengan pendekatan partisipatif. Hasil pengabdian di Desa Telaga Warna adalah Ibu-ibu mampu menjelaskan sumber pangan lokal dan pemanfaatan talas beneng sebagai bahan baku olahan produk pangan, mendapatkan solusi alternatif dari kendala yang ditemukan dilapangan dan kegiatan ini berjalan dengan lancer dimana terlihat antusias dan semangat ibu-ibu mengikuti kegiatan ini
PERGESERAN ADAT PERKAWINAN PADA MASYARAKAT BALI PERANTAUAN DI DIY Setiati Widihastuti; Iffah Nurhayati; Puji Wulandari; Chandra Puspitasar
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 11, No 1 (2022): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v11i1.58511

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji  pergeseran   pelaksanaan adat perkawinan  pada masyarakat Bali   di perantauan.   Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Adat Bali yang tidak dapat dipisahkan dengan agama Hindu,  ibarat ”manik ring cecupu”,   merupakan adat leluhur yang harus dipertahankan masyarakat Bali. Salah satunya adalah kewajiban melaksanakan  nganten  keluar  ataupun perkawinan nyentana  guna menjaga kelangsungan sistem keluarga patrilieal.  Sebagai aktualisasi  darmanya,   masyarakat Bali wajib  mentaati hukum perkawinan adatnya karena swadharma dan swadikara  (hak kewajiban keluarga) hanya dilanjutkan oleh keturunan laki-laki atau kapurusa, reinkarnasi juga melalui kapurusa.  Perkawinan adat tersebut  menyisakan permasalahan  tatkala  keluarga tidak memiliki anak laki-laki.  Menjadi lebih rumit,   jika masalah tersebut dialami  masyarakat Bali perantauan termasuk yang merantau di DIY,  karena sulit mencari solusinya di lingkungan  masyarakat yang heterogen dan jauh berbeda  adat budayanya. Adanya pembauran dengan masyarakat di daerah perantauan dan faktor lainnya memunculkan pergeseran   pandangan para perantau sehingga  menjadi lebih terbuka, seperti menerima bentuk  perkawinan pada gelahang  untuk mengakomodasi kesulitan yang dihadapi  dengan tetap memegang prinsip utama hukum perkawinan adat Bali.