Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

AMELIORASI TAPAK UNTUK PEMAPANAN CEMARA UDANG (Casuarina equisetifolia Linn.) PADA GUMUK PASIR PANTAI Nugroho, Agung Wahyu; Sumardi, Sumardi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1411.341 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan bagian dari program pengembangan teknik-teknik silvikultur untuk meningkatkan keberhasilan aforestasi pada gumuk pasir pantai. Pemapanan vegetasi alami pada gumuk pasir pantaimenghadapi kendala kondisi lingkungan terutama suhu yang tinggi, kapasitas menahan air rendah, kadar unsur hara tersedia rendah, dan angin yang kencang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh penambahan amelioran (tanah dan bahan organik) terhadap daya hidup cemara udang (Casuarina equisetifolia Linn.) pada gumuk pasir pantai selama musim kemarau. Penelitian dilaksanakan di gumuk pasir pantai Desa Sumberjati Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen mulai bulan April-Oktober 2008. Ada dua faktor yang diuji yaitu: 1) penambahan tanah (0%, 20%, 40%), dan 2) penambahan bahan organik (0%, 10%, 30%, 50%). Jumlah keseluruhan perlakuan ada 12 unit dan setiap unit ada 20 tanaman. Rancangan percobaan menggunakan RCBD dengan 3 blok sebagai ulangan. Variabel yang diukur meliputi persen hidup dan kapasitas menahan air media. Hasil penelitian menunjukkan penambahanamelioran (40% tanah dan 10% bahan organik) ke dalam media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sampai 78,3%. Penambahan tanah (20% dan 40%) ke dalam media dasar pasir mampumeningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 60,83% dan 63,75%. Penambahan pupuk kandang 10% pada media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 65,55%, tetapi tidak berbeda pengaruhnya dengan penambahan pupuk kandang sebesar 30% dan 50%
STUDI DAERAH RAWAN GANGGUAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU DAN DESA SEKITARNYA Nugroho, Agung Wahyu; Darwiati, Wida
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.444 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam mewujudkan sasaran pokok sebagai penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistem Taman Nasional Bromo Tengger Semeru  sering  mengalami berbagai  masalah. Salah satunya  adalah  gangguan dari  masyarakat khususnya di sekitar kawasan. Gangguan dan ancaman itu antara lain pencurian hasil hutan, perambahan lahan hutan, dan kebakaran hutan. Studi daerah rawan gangguan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi/ gambaran sebaran, jenis, dan tingkat kerawanan gangguan kawasan di Seksi Konservasi tentang Wilayah (SKW) II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan desa sekitarnya. Data yang diambil adalah data sekunder yang meliputi sosial ekonomi, demografi, fisik desa sekitar kawasan, dan data gangguan kawasan per resort dalam laporan bulanan. Analisis data untuk mengetahui tingkat kerawanan dibagi menjadi dua, yaitu kerawanan potensial dan kerawanan nyata. Data yang didapatkan dianalisis dan dikonversikan dengan standar skoring. Berdasar identifikasi kerawanan potensial diketahui ada 17 desa sekitar kawasan SKW II yang termasuk desa riskan (risiko tinggi untuk menimbulkan gangguan kawasan) dan tiga desa termasuk desa rawan, yaitu Desa Sidomulyo (Kecamatan Pronojiwo), Desa Kandangan (Kecamatan Senduro), dan Desa Kandang Tepus (Kecamatan Senduro). Berdasar identifikasi kerawanan nyata, tingkat kerawanan kawasan termasuk riskan-rawan. Jenis gangguan antara lain meliputi: pencurian kayu, perambahan, dan kebakaran hutan. Penyebaran gangguan tersebar di seluruh resort, untuk Resort Ranu Pani perlu penanganan yang serius. Kegiatan penyuluhan, pembinaan masyarakat perlu diintensifkan secara berkala serta pelaksanaan operasi pengamanan dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh petugas taman nasional.Â