Miranti Kania Dewi
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Bandung

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pola Penggunaan Gawai pada Anak dengan Gangguan Bahasa Ekspresif di RSUD Al-Ihsan Bandung Mayka Adisti Yunus; R. Anita Indriyanti; Miranti Kania Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11187

Abstract

Abstract. Based on data from the Centers for Disease Control and Prevention (CDC), children generally spend about eight hours a day watching digital screens. The World Health Organization (WHO) recommends screen time of no more than one hour for children between the ages of two and four. Language disorders are often associated with high screen time. This study aims to determine the description of demographic characteristics and patterns of device use in children with expressive language disorders at Al Ihsan Bandung Hospital. This study is descriptive in nature with research subjects of children who have expressive language disorders at Al Ihsan Hospital who meet the inclusion criteria. The results of this study indicate that most pediatric patients with language disorders at Al-Ihsan Bandung Hospital in 2023 are children who use 2 types of devices (46.7%) with the most frequently used device is television (100%) and the duration of use is included in the long category (>60 minutes) (93.3%). All children with expressive language disorders at Al-Ihsan Bandung Hospital have a history of excessive device use. The higher the use of devices in children will affect the development of language in children. Abstrak. Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak umumnya menghabiskan waktu sekitar delapan jam sehari untuk menonton layar digital. World Health Organization (WHO) merekomendasikan screen time tidak lebih dari satu jam untuk anak antara usia dua dan empat tahun. Gangguan berbahasa sering kali dikaitkan dengan screen time yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi dan pola penggunaan gawai pada anak dengan gangguan bahasa ekspresif di RSUD Al Ihsan Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan subjek penelitian anak yang memiliki gangguan bahasa ekspresif di RSUD Al Ihsan yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien anak dengan gangguan bahasa di RSUD Al-Ihsan Bandung Tahun 2023 adalah anak yang menggunakan 2 jenis gawai (46.7%) dengan gawai yang paling sering digunakan adalah televisi (100%) dan durasi penggunaan termasuk dalam kategori lama (>60 menit) (93.3%). Seluruh anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif di RSUD Al-Ihsan Bandung memiliki riwayat penggunaan gawai yang berlebihan. Semakin tingginya penggunaan gawai pada anak maka akan mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak.
Gambaran Karakteristik dan Faktor Risiko Terjadinya Speech Delay pada Anak di Klinik Tanaya pada Tahun 2023 Zahra Noerjanah Usmany; Herri S. Sastramihardja; Miranti Kania Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12262

Abstract

Abstract. Symptoms of speech delay are a common developmental disorder that occurs in around 5% - 8% of the child population. The prevalence of speech delays in children aged 2-7 years in the United States ranged from 2.3-19% in 2018. The aim of this study was to determine the characteristics and risk factors for speech delays in children at the Tanaya Clinic in 2023. Research methods This is a descriptive quantitative observational design using a cross sectional study to obtain an overview of characteristics and risk factors. Sampling was taken using a non-probability sampling technique with a convenience sampling method. The research results that met the inclusion criteria were 13 people. The results of research on the description of the characteristics of children with speech delay, there is a tendency for speech delay in children aged 3-6 years, the dominant gender is 10 boys. There are internal risk factors such as a history of term birth. A total of 9 children were born not premature (> 37 weeks). External Risk Factors in Children with Speech Delay at the Tanaya Clinic with the duration of exposure to gadgets for 9 children more than two hours. Family-based risk factors, dominantly experiencing father absence, were 6 people. In conclusion, description of the characteristics and risk factors that will most often occur during 2023 in children with speech delay, most often are children aged 3-6 years, male, exposure to gadgets for more than two hour. Based on the research results, it is hoped that it can become a reference for other research to deepen the description of characteristics and other risk factors using a larger number of respondents and using other methods. Abstrak. Gejala keterlambatan bicara (speech delay) merupakan gangguan perkembangan yang umum terjadi pada sekitar 5% - 8% populasi anak. Prevalensi keterlambatan bicara pada anak usia 2-7 tahun di Amerika Serikat berkisar antara 2,3-19% pada tahun 2018. Tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui gambaran karakteristik dan faktor resiko terjadinya speech delay pada anak di Klinik Tanaya pada tahun 2023. Metode penelitian ini adalah dengan desain observasional kuantitatif deskriptif menggunakan studi cross sectional untuk mendapatkan gambaran karakteristik dan faktor resiko. Pengambilan sampel diambil melalui Teknik non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Hasil penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 13 orang. Hasil penelitian pada gambaran karakteristik pada anak dengan speech delay, Ada kecenderungan speech delay pada anak-anak usia 3-6 tahun, dominan berjenis kelamin laki-laki 10 orang. Terdapat faktor risiko internal seperti riwayat kelahiran cukup bulan, Sebanyak 9 anak lahir tidak prematur (> 37 minggu). Faktor Risiko Eksternal pada Anak dengan Speech Delay di Klinik Tanaya dengan durasi paparan gadget sebanyak 9 anak lebih dari dua jam. Faktor risiko berbasis keluarga, dominan mengalami ketidakhadiran ayah sebanyak 6 orang. Simpulan, gambaran karakteristik dan faktor resioko yang paling banyak terjadi selama tahun 2023 pada anak dengan speech delay, paling banyak adalah anak-anak usia 3-6 tahun, berjenis kelamin laki-laki, paparan gadget lebih dari dua jam. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian lain memperdalam gambaran karakteristik dan faktor resiko lainnya menggunakan responden yang lebih besar dan menggunakan metode lain.
Karakteristik Demografi dan Klinis Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Anak di RSUD Al-Ihsan Tahun 2022 Diyana; Wida Purbaningsih; Miranti Kania Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12324

Abstract

Abstract. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has remained a significant problem in Indonesia in the last few decades. Data related to the characteristics of children's dengue fever is essential for collecting demographic data and primary material to become a reference for further research. This study aims to determine pediatric dengue fever patients' demographic and clinical characteristics at Al-Ihsan Hospital in 2022. This research is a retrospective descriptive study at Al-Ihsan Hospital on 392 patients. The research subjects were dengue fever sufferers diagnosed and treated from January 2022 to December 2022. Data was obtained from secondary data from medical records in the form of characteristics of age, gender, clinical manifestations, and degree of severity. Data analysis was carried out using descriptive analysis methods. The research results show that most pediatric dengue fever patients at Al-Ihsan Hospital in 2022 are female (50.51%) and aged 5-9 years (40.31%). Based on the characteristics of clinical symptoms, 392 patients (100%) had fever, 91 patients (23.21%) had bleeding manifestations, and 51 patients (13.01%) had signs of shock. Most patients had severe dengue fever with danger signs, totaling 258 patient (65.82%). These results show that school-aged children are a group vulnerable to dengue infection because it spreads easily in school areas where students gather. The high number of patients who come with danger signs shows that many parents already understand the importance of treating dengue fever according to the clinical phase. Abstrak. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah utama di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Data terkait karakteristik DBD anak merupakan dasar penting untuk pendataan demografi dan bahan dasar untuk menjadi acuan penelitian selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi dan klinis pasien DBD anak di RSUD Al-Ihsan tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif di RSUD Al-Ihsan pada 392 pasien. Subjek penelitian merupakan penderita DBD yang didiagnosis dan dirawat selama bulan Januari–Desember 2022. Data diperoleh dari data sekunder rekam medis berupa karakteristik usia, jenis kelamin, manifestasi klinis dan derajat keparahan. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan mayoritas pasien DBD anak di RSUD Al-Ihsan tahun 2022 berjenis kelamin perempuan sebanyak 198 pasien (50,51%) dan berusia 5-9 tahun sebanyak 158 pasien (40,31 %). Berdasarkan karakteristik gejala klinisnya, sebanyak 392 pasien (100%) mengalami demam, 91 pasien (23.21%) mengalami manifestasi pendarahan dan 51 pasien (13.01%) mengalami tanda-tanda syok. Mayoritas pasien berada dalam derajat keparahan dengue fever dengan tanda bahaya yaitu berjumlah 258 pasien (65.82%). Hasil ini menunjukan anak usia sekolah merupakan kelompok rawan terkena infeksi dengue karena mudahnya penyebaran di daerah sekolah yang menjadi tempat murid berkumpul. Tingginya angka pasien yang datang dengan tanda bahaya menunjukan banyaknya orang tua yang sudah paham akan pentingnya penanganan DBD sesuai fase klinis. Kata Kunci: Demam Berdarah, Anak, Demografi, Gejala, Rumah Sakit.