Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

POLA PEMBAGIAN LAHAN PEKARANGAN DI RUMAH TRADISIONAL JAWA BERDASAR SISTEM PEMBAGIAN WARISAN, STUDI KASUS: JERON BETENG, KRATON,YOGYAKARTA (House Yard Distribution Pattern in Javanese Traditional Houses Based on the Inheritance Distribution System Case Stu Tarigan, Riandy
Tesa Arsitektur Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Culture always changes and evolves in accordance with the changing nature of human thought of the area. The change embodies the nature of the contradictory people s thought between how to defend the heritage of the past and the changes caused by the increase of the peoples needs. One of the aspects of traditional house change is about the change of the ownership caused by the division of inheritance. The ownership change is to be one of the significant problems in structuring the traditional settlement. The ownership change will indirectly lead to the changes of the spatial structure and traditional building mass caused by the increasing needs of each residence. In the end, the distribution of land ownership is possibly to lead to decreased quality of traditional neighborhood as a cultural heritage that should factually be preseNed. The study was conducted at JI. Siliran, Jeron Beteng, Kraton Yogyakarta by applying qualitative-empirical method. The data were obtained through in-depth inteNiew techniques. This study focused on traditional houses that had been handed down as inheritances. The results of this study showed that house-yard distribution pattem could be used as a reference in arranging the traditional houses. Keywords: family development, inheritance distribution, house yard pattern. ABSTRAK Budaya selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan alam pemikiran dari manusia pada tempat itu.Perubahan tersebut merupakan perwujudan alam pemikiran masyarakat yang bersifat kontradiktif antara mempertahankan masa lalu dengan perubahan yang disebabkan oleh perkembangan kebutuhan masyarakat. Salah satu aspek dari perubahan dalam rumah tradisional adalah perubahan kepemilikan yang disebabkan oleh pembagian warisan. Perubahan kepemilikan ini merupakan salah satu permasalahan signifikan dalam penataan pada permukiman tradisional. Perubahan kepemilikan secara tidak langsung akan mengakibatkan perubahan tata ruang dan massa bangunan tradisional yang diakibatkan perkembangan kebutuhan dari masing-masing rumah tinggaL Pada akhirnya, pembagian kepemilikan lahan dapat mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan permukiman tradisional sebagai warisan budaya yang perlu dipertahankan. Penelitian dilakukan di JI. Siliran, Jeron Seteng, Kraton Yogyakarta dengan metode kualitatifempiris. Data didapatkan melalui teknik wawancara mendalam. Kajian ini ditekankan pada rumah tradisional yang telah mengalami pembagian warisan. Dari penelitian tersebut didapat pola pembagian lahan pekarangan yang dapat menjadi rujukan dalam penataan rumah tradisional. Kata Kunci: perkembangan keluarga, pembagian warisan, pola pekarangan.
TANTANGAN PELESTARIAN DAN PERUBAHAN TERHADAP MANFAAT RUANG TRADISIONAL AKIBAT PENGARUH KEGIATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA; STUDI KASUS : RUMAH TINGGAL TRADISIONAL KUDUS Tarigan, Riandy
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.845 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i2.1108

Abstract

Abstrak: Perkembangan kegiatan industri kecil dan rumah tangga serta kegiatan perdagangan sangat pesat sebagai upaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan tersebut dilakukan di dalam rumah tangga karena keterbatasan modal untuk menyewa tempat untuk kegiatan industri dan perdagangan. Rumah tinggal tradisional merupakan rumah dengan berbagai konsep tradisi yang turun temurun yang diwujudkan kedalam tata ruang dan bentuk bangunan. Kebudayaan awal mula rumah sebagai fungsi hunian untuk berlindung serta sebagai citra dari nilai sosial dan budaya telah berkembang dan berubah menjadi kegiatan ekonomi-produktif. Perkembangan ini merupakan fenomena evolutif yang menarik karena berpengaruh ke dalam sistem tata ruang tradisional yang berkaitan dengan guna dan citra. Kegunaan terkait dengan perubahan fungsi dan tata ruang tradisional dan citra ruang yang diwujudkan ke dalam makna tata letak ruang tersebut terkait dengan kebudayaan. Kajian ini diarahkan kepada penelitian terhadap rumah yang mempunyai ciri  tradisional yang telah berkembang kegiatan industri. Dengan tumbuhnya kegiatan industri, secara hipotesis akan terjadi perubahan fungsi dan makna ruang untuk menyesuaikan kebutuhan terhadap kegiatan industri tersebut. Penelitian ini untuk melihat tantangan  perubahan cara pandang masyarakat terhadap makna rumah tradisional dan bagaimana penghuni mengantisipasi makna tradisional tersebut ke dalam perubahan tata ruang sebagai akibat dari adanya kegiatan industri didalamnya. Metode penelitian adalah metode deskriptif-kualitatif dengan melakukan indepth interview terhadap penghuni rumah tradisional di Kudus yang terdapat kegiatan industri dan perdagangan didalamnya. Analisa dilakukan dengan membandingkan melalui peta perubahan fungsi ruang saat ini dengan makna ruang tradsioan masa lalu. Dari analisa ini akan ditetapkan mana ruang yang mempunyai sifat dan kedudukan pola ruang tradisional  yang tetap dan yang telah berubah.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan temuan bagaimana konflik antara  perubahan kegiatan yang terjadi dalam rumah sekaligus tantangan terhadap upaya untuk melestarikan ruang tradisional tersebut yang diwujudkan dalam penataan ruang.Kata kunci : perubahan, pelestarian, ruang tradisional, kegiatan industri dan perdagangan, Kota Kudus.
MEMBACA MAKNA TRADISIONALITAS PADA ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL Tarigan, Riandy
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 12, No 3 (2019): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.058 KB) | DOI: 10.24002/jars.v12i3.2202

Abstract

Abstract: Traditional architecture built by the community is based on the view of cosmology and cultural symbolism that is owned by the community. This view is manifested into signs and meanings contained in space and architectural forms. Each of these spaces and forms is interpreted and trusted by the community to be the standard and always passed on to the next generation. Culture that occurs in society always changes and develops and can influence the meanings contained in the elements of the sign on the traditional house. The problem of this research is how to read the dynamics of meaning that occur due to the development of residents' needs to find out the dynamics of meaning that occurs in elements of traditional homes. The purpose of this study is to find out how the dynamics of the meaning are known and understood precisely through the signs contained in architectural elements. The object of the selected study is a Javanese traditional house which until now is still inhabited by some people who are on the north coast of Java in general and Kudus in particular. As a result, reading the dynamics of the meaning of traditional houses needs to be done with an interpretive approach to each element of elementary and complementary functions, as a whole, intact and interrelated (holistic).Keywords: Sign, dynamic meanning, traditional house, KudusAbstrak: Arsitektur tradisional dibangun oleh masyarakat dilandasi pandangan kosmologi dan simbolisme budaya yang dimiliki masyarakat. Pandangan tersebut diwujudkan menjadi tanda dan makna yang tertuang dalam ruang dan bentuk arsitektur. Setiap ruang dan bentuk dimaknai dan dipercayai oleh masyarakat menjadi hal yang baku dan diturunkan ke generasi berikutnya. Kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat selalu berubah dan berkembang dan mempengaruhi makna-makna yang terdapat pada elemen-elemen tanda pada rumah tradisional. Masalah penelitian ini adalah bagaimana cara membaca dinamika makna yang terjadi akibat perkembangan kebutuhan penghuni untuk mengetahui dinamika makna yang terjadi pada elemen-elemen rumah tradisional. Tujuan penelitian adalah mengetahui bagaimana dinamika makna diketahui dan dipahami secara tepat melalui tanda-tanda yang terdapat pada elemen arsitektur. Objek studi adalah rumah tradisional Jawa yang sampai saat ini masih dihuni oleh sebagian masyarakat yang berada di pantai utara Jawa pada umumnya dan Kudus pada khususnya. Hasilnya, membaca dinamika makna rumah tradisional perlu dilakukan dengan pendekatan interpretatif pada setiap unsur fungsi elementer dan komplementer, secara menyeluruh, utuh dan saling terkait (holistik).Kata kunci : tanda, dinamika makna, rumah tradisional, Kudus.
Modernity vs Traditionality: The Approach the Vernacular Architecture in Maintaining Traditional Architecture through Structuralism Tarigan, Riandy
ARCHIHUMANUM Vol 1 No 1 (2023): April
Publisher : CV. Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/archimane.v1i1.1

Abstract

The development of current functions in traditional homes is similar to the development of homes in general. The function of the house is not only as a place of residence for residents, but as another function. Residents develop additional functions, such as business functions or cultural functions. The addition of this function has an impact on the reduction or loss of the meaning of traditional architecture due to changes in activities and ways of view of the inhabitants of their traditional spaces. The purpose of the discussion was to find out the dynamics of the meaning of modernity and traditionality in space and the traditional forms of traditional houses. The approach is carried out through Semiotics and Structuralism which is reading the dynamics of the relationship between the meaning of traditionality and modernity through architectural signs in traditional houses. The method of discussion is descriptive-interpretive method that is to look at cultural phenomena that are behind the dynamics of traditional functions, spaces and forms by showing the developmental relations of functions to the dynamics of the meaning of space and form. The results of this paper are expected to provide a theoretical contribution to the development of traditional house and space and contribute to the right method in the process of changing space and form without leaving its traditional values, so that traditional houses can keep abreast of the times.
Pola Penggunaan Ruang Komunal di Kampung Batik, Semarang Widiastuti, Santi; Ardiyanto, Antonius; Muljadinata, Albertus Sidharta; Tarigan, Riandy
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 7 No. 01 (2025): Arsitekta: Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v7i01.842

Abstract

Kampung Batik Semarang memiliki potensi historis dan budaya yang kuat sebagai kawasan permukiman tematik berbasis batik. Namun, keterbatasan ruang terbuka menjadi kendala utama dalam mengakomodasi kebutuhan interaksi sosial warganya. Transformasi fungsi ruang terjadi seiring dengan dibukanya kawasan ini sebagai destinasi wisata budaya, sehingga ruang-ruang yang awalnya tidak dirancang sebagai ruang komunal meliputi teras rumah, badan jalan, hingga pos kamling yang beralih fungsi menjadi ruang bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola penggunaan ruang komunal di Kampung Batik Semarang melalui pendekatan kualitatif dengan metode pemetaan perilaku (behavioural mapping). Temuan menunjukkan bahwa pembentukan ruang komunal lebih didasarkan pada kondisi kognitif warga dan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah, bukan pada perencanaan formal. Hal ini mencerminkan bahwa warga memiliki kemampuan untuk membentuk ruang sosial secara kolektif berdasarkan kebutuhan interaksi dan nilai kebersamaan. Ruang-ruang tersebut berfungsi sebagai katalisator sosial dalam konteks kampung padat yang terbatas lahannya, sekaligus menjadi bagian dari strategi warga dalam menyikapi tekanan dari program kampung tematik.
Analisis Ergonomi Kamar Kos Berdasarkan Standar Pedoman Perancangan Studi Kasus: Bangunan Kos di Rembang Setiawan Wicak, Queentana Jeoty Valentcia; Tarigan, Riandy; Riyanto W, Robert
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 7 No. 6 (2025): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v7i6.1788

Abstract

Boarding House Buildings are a promising business, especially for owners who wish to earn passive income without having to manage or be directly involved with the workforce. However, not all boarding houses meet comfort standards. The comfort of a boarding room is influenced by various factors, primarily the facilities provided in the room. These facilities typically include a bed, desk, chair, and wardrobe. The purpose of this study is to analyze the comfort level of boarding houses based on design guideline standards. This research uses a descriptive qualitative method by collecting data from journals, literature, and studies, which are then examined to determine their alignment with design standards for room facilities in a case study of boarding houses
Manfaat Metode Fenomenologi dalam Mengkaji Isu Sosiospasial Permukiman di Indonesia: Telaah Literatur dan Perspektif Teoretis Prabawa, Made Suryanatha; Widjaja, Robert Rianto; Ardiyanto, Antonius; Muljadinata, Albertus Sidharta; Tarigan, Riandy
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 6, No 2 (2025): Tekstur (Jurnal Arsitektur)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2025.v6i2.7014

Abstract

Penelitian ini mengkaji manfaat metode fenomenologi dalam memahami isu-isu sosiospasial permukiman di Indonesia melalui telaah literatur. Pendekatan ini meninjau berbagai sumber teoretis dan empiris untuk menganalisis penerapan fenomenologi dalam konteks lokal. Metode ini memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap pengalaman subjektif individu dan kolektif, memberikan wawasan tentang makna ruang, praktik sosial, serta nilai-nilai budaya yang membentuk lingkungan binaan. Fenomenologi terbukti efektif dalam memahami hubungan dinamis antara manusia dan ruang, terutama dalam mengatasi isu-isu seperti gentrifikasi, konflik ruang, dan transformasi budaya. Pendekatan ini menawarkan perspektif unik dibandingkan metode positivistik dengan menyoroti makna subjektif dan intersubjektif. Hasil kajian menunjukkan bahwa fenomenologi mampu mengungkap dimensi tersembunyi dari interaksi sosial-spasial yang sering terlewatkan. Telaah literatur ini juga mengidentifikasi tantangan fenomenologi, seperti bias peneliti dan keterbatasan generalisasi. Oleh karena itu, integrasi dengan metode kuantitatif atau spasial direkomendasikan untuk menghasilkan analisis yang lebih holistik. Penelitian ini memperkaya pemahaman teoretis dan menawarkan panduan praktis bagi arsitek serta perencana dalam merancang permukiman yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.