Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Kerang Darah (Anadara antiquata) di Perairan Pulau Auki, Kepulauan Padaido, Biak, Papua Widyastuti, Andriani
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 7, No 1 (2011): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.195 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v7i1.3135

Abstract

ABSTRACTAnalysis of fecundity and egg diameter of cockles (Anadara antiquata) in Auki Island Water,Padaido Islands, Biak, Papua. This research was carried out to analyzes fecundity and eggdiameter of cockles (A. antiquata) in sandy base and seagrass bed in Auki island water, PadaidoIslands, Biak, Papua This research was conducted over 10 months (June 2009-March 2010).Samples were collected at monthly intervals and were measured the shell length and bodyweight. The colour of the gonad was used to determine the sex. Fecundity was calculated usingthe volumetric method with Sedwigck Rafter counting cell (SRC cell). The sex ratio was 1,00 :1,92 for cockles in sandy base and 1,00:1,67 for cockles in seagrass bed. Fecundity rangedbetween 100.068 - 4.288.312 for 51.70 to 70.80 mm in shell length for cockles in sandy base andranged between 134.025-3.127.500 for 41,20-66,80 mm in shell length for cockles in seagrassbed. Egg diameter ranged between 20-64 ?m for cockles in sandy base and ranged 10-64 ?m forcockles in seagrass bed.Key words: Cockles, Anadara antiquata, fecundity, egg diameter.
Beberapa Aspek Reproduksi Siput Lambis lambis di Pesisir Perairan Yenusi, Biak Widyastuti, Andriani; Aji, Ludi Parwadani
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siput Lambis lambis merupakan salah satu spesies siput yang sangat digemari masyarakat dan selalu diambil dalam semua ukuran yang ditemui. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena dalam jangka waktu panjang, keberadaannya di alam akan semakin berkurang karena tidak ada kesempatan untuk bereproduksi secara alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nisbah kelamin dan tingkat kematangan gonad  L. lambis di perairan Yenusi, sehingga waktu penangkapan yang tepat dapat diatur.  Sampel dikumpulkan setiap bulan dari bulan Januari sampai Desember 2013, dan pengujian serta analisis histologis dilakukan di laboratorium.  Jumlah total sampel yang dikumpulkan sebanyak 99 ekor dengan jumlah siput jantan 45 ekor dan betina 54 ekor. Nisbah kelamin siput jantan dan betina adalah 1,0:1,2.  Tingkat kematangan gonad  yang ditemukan mencakup keempat tahap perkembangan gonad dari TKG I hingga TKG IV. Perkembangan gonad memperlihatkan proses pembentukan dan pematangan gonad serta pemijahan yang terjadi sepanjang tahun, dengan puncak pemijahan pada bulan Januari sampai Maret 2013. Ukuran panjang cangkang yang diperoleh berkisar 4,55–13,72 cm yang mengindikasikan over eksploitasi. Karena kebiasaan penduduk lokal yang mengambil siput dalam semua ukuran yang ditemui, diperlukan strategi pengelolaan yang lestari, di antaranya penutupan area penangkapan pada saat L. lambis berada pada puncak pemijahan, dan penangkapan hanya boleh dilakukan pada individu dewasa dengan  ukuran cangkang minimal 7 cm, dengan mengamati kondisi cangkang yang tebal dan lipatan marjinal yang telah terbentuk.
Keanekaragaman Moluska di Ekosistem Pesisir Biak Selatan, Papua Aji, Ludi Parwadani; Widyastuti, Andriani
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah pesisir Pulau Biak terdiri dari tiga ekosistem utama, yaitu hutan bakau, padang lamun, dan terumbu karang tempat hidup berbagai jenis moluska. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keanekaragaman dan struktur komunitas moluska bentik (gastropoda dan bivalvia) di daerah pesisir perairan Biak. Keanekaragaman moluska di perairan Biak Selatan diteliti pada bulan September 2011. Penelitian dilaksanakan di 4 lokasi, yaitu Paray, Ambroben, Yenures, dan Sorido dengan setiap lokasi terdiri dari 2 stasiun. Metode sampling yang digunakan adalah transek garis kuadrat mulai dari daerah pasang surut dari pantai menuju laut. Moluska epifauna dan infauna yang didapatkan di dalam transek dihitung dan diidentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman moluska bentik cukup tinggi karena ditemukan 94 spesies yang terdiri dari 75 gastropoda dan 19 bivalvia. Gastropoda dengan persebaran tertinggi yang ditemukan di semua stasiun adalah Nassarius sp., sedangkan pada bivalvia adalah Tellina sp. Nilai tertinggi indeks keanekaragaman jenis (H) adalah 2,96 yang didapatkan di perairan Paray 1 dan terendah adalah 0,58 di perairan Yenures 1. Indeks kemerataan (E) dan indeks dominansi (D) berkisar 0,27–0,96 dan 0,06–0,72. Indeks kekayaan jenis (d) berkisar 2,89–6,84 dan indeks kesamaan berkisar 3,90–42,40.
Struktur Komunitas Moluska di Padang Lamun Perairan Kepulauan Padaido dan Aimando Kabupaten Biak Numfor, Papua Aji, Ludi Parwadani; Widyastuti, Andriani; Capriati, Agustin
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.378 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.184

Abstract

Moluska merupakan salah satu biota laut yang paling banyak ditemukan di daerah padang lamun dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Biak. Akan tetapi informasi mengenai keanekaragaman spesies dan kelimpahan moluska di perairan Kepulauan Padaido dan Aimando, Biak Papua hingga saat ini masih kurang. Penelitian biota moluska di daerah padang lamun Kepulauan Padaido Aimando, Biak telah dilakukan pada bulan April - Oktober 2014. Metode sampling menggunakan transek kuadrat mulai dari tepi pantai menuju ke arah laut pada 15 stasiun. Sampel moluska diawetkan dalam larutan alkohol 40% dan selanjutnya dibersihkan serta diidentifikasi di laboratorium. Diperoleh 239 spesies moluska yang terdiri dari 177 spesies dari kelas Gastropoda dan 62 spesies dari kelas Bivalvia. Moluska dengan penyebaran yang luas ditemukan pada spesies Monetaria annulus, Conomurex luhuanus dan Canarium urceus dari kelas Gastropoda, sedangkan dari kelas Bivalvia adalah Anadara antiquata. Nilai indeks keanekaragaman spesies (H) tertinggi terdapat di Stasiun 7 (3,951) dan terendah pada Stasiun 14 (3,077). Nilai indeks kekayaan spesies (d) berkisar antara 9,041 – 10,883 dan nilai indeks kemerataan spesies (J) berkisar antara 0,768 – 0,99. Adapun indeks dominan berkisar antara 0,020 – 0,092. Dilihat dari indeks similaritasnya, Stasiun 3 memiliki kesamaan yang tinggi dengan Stasiun 4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi keanekaragaman spesies dan kelimpahan moluska yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan untuk manajemen sumberdaya moluska di Biak.
ANALISIS FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR KERANG DARAH (ANADARA ANTIQUATA) DI PERAIRAN PULAU AUKI, KEPULAUAN PADAIDO, BIAK, PAPUA Widyastuti, Andriani
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 7, No 1 (2011): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v7i1.3135

Abstract

ABSTRACTAnalysis of fecundity and egg diameter of cockles (Anadara antiquata) in Auki Island Water,Padaido Islands, Biak, Papua. This research was carried out to analyzes fecundity and eggdiameter of cockles (A. antiquata) in sandy base and seagrass bed in Auki island water, PadaidoIslands, Biak, Papua This research was conducted over 10 months (June 2009-March 2010).Samples were collected at monthly intervals and were measured the shell length and bodyweight. The colour of the gonad was used to determine the sex. Fecundity was calculated usingthe volumetric method with Sedwigck Rafter counting cell (SRC cell). The sex ratio was 1,00 :1,92 for cockles in sandy base and 1,00:1,67 for cockles in seagrass bed. Fecundity rangedbetween 100.068 - 4.288.312 for 51.70 to 70.80 mm in shell length for cockles in sandy base andranged between 134.025-3.127.500 for 41,20-66,80 mm in shell length for cockles in seagrassbed. Egg diameter ranged between 20-64 ?m for cockles in sandy base and ranged 10-64 ?m forcockles in seagrass bed.Key words: Cockles, Anadara antiquata, fecundity, egg diameter.
COMMUNITY STRUCTURE OF MACROZOOBENTHOS IN SOUTH BIAK WATERS, BIAK, PAPUA Andriani Widyastuti
Widyariset Vol 16, No 2 (2013): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.831 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.16.2.2013.327-340

Abstract

The existence of macrozoobenthos in an coastal waters, can be used as indicators the physical quality of water. The aim of this study is to analyze the diversity and community structure of macrozoobenthos in coastal waters of South Biak waters. Research was conducted in Maret-Nopember 2011, in the coastal waters of South Biak. Sampling using a transect quadrant. Macrozoobenthos samples was preserve in formalin solution 10% and was identified in the laboratory. The value of diversity, similarity and dominance will be calculated from the data, and its relationship with environmental factors. The results was found 101 species by 3572 the number of individuals who are scattered in four stations (Paray, Ambroben, Yenures, and Sorido stations). Makrozoobenthos types were found consisting of four phyla (Annelida, Arthropoda, Echinodermata and Mollusca) derived from 8 classes of Polichaeta, crustaceans, Ophiuroidea, Echinodermata, Holothuroidea, Amphineura, Gastropoda and Bivalves. Value index of diversity (H ‘) ranged between 1, 1354 to 2.8011, Paray and Sorido waters are not polluted waters, and waters Ambroben and Yenures is being polluted waters. Uniformity value (E) ranged from 0.3407 to 0.7666, indicating the existence of species that dominate (approaching 0) and shows the uniformity of all types in the population (approaching 1). 
COMMUNITY STRUCTURE OF MACROZOOBENTHOS IN SOUTH BIAK WATERS, BIAK, PAPUA Andriani Widyastuti
Widyariset Vol 16, No 2 (2013): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.831 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.16.2.2013.327-340

Abstract

The existence of macrozoobenthos in an coastal waters, can be used as indicators the physical quality of water. The aim of this study is to analyze the diversity and community structure of macrozoobenthos in coastal waters of South Biak waters. Research was conducted in Maret-Nopember 2011, in the coastal waters of South Biak. Sampling using a transect quadrant. Macrozoobenthos samples was preserve in formalin solution 10% and was identified in the laboratory. The value of diversity, similarity and dominance will be calculated from the data, and its relationship with environmental factors. The results was found 101 species by 3572 the number of individuals who are scattered in four stations (Paray, Ambroben, Yenures, and Sorido stations). Makrozoobenthos types were found consisting of four phyla (Annelida, Arthropoda, Echinodermata and Mollusca) derived from 8 classes of Polichaeta, crustaceans, Ophiuroidea, Echinodermata, Holothuroidea, Amphineura, Gastropoda and Bivalves. Value index of diversity (H ‘) ranged between 1, 1354 to 2.8011, Paray and Sorido waters are not polluted waters, and waters Ambroben and Yenures is being polluted waters. Uniformity value (E) ranged from 0.3407 to 0.7666, indicating the existence of species that dominate (approaching 0) and shows the uniformity of all types in the population (approaching 1). 
Komposisi Jenis Lamun Di Pesisir Biak Barat, Biak, Papua: Composition of Seagrass Types on the Western Coast of Biak, Biak, Papua andriani widyastuti
Jurnal Perikanan Kamasan: Smart, Fast, & Professional Services Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Perikanan Kamasan
Publisher : Akademi Perikanan Kamasan Biak Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58950/jpk.v3i2.59

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi jenis lamun dan persentase penutupan lamun di pesisir Biak Barat. Sampling dilakukan dengan menggunakan transek garis tegak lurus garis pantai sejauh 100 meter, ditarik ke arah laut. Selanjutnya digunakan  kuadran  berukuran 50x50 cm, yang diletakkan pada titik 0 m, 10 m, 20 m, 30 m dan seterusnya sampai pada titik 100 m.  Data diperoleh dari 10 stasiun, yaitu Orkdori, Yembepioper, Mamoribo, Sopen, Karnindi II, Karnindi I, Binyeri, Urfu, Adoki, dan Inggiri. Hasil penelitian menemukan jenis lamun yang diidentifikasi dari perairan Biak Barat, terdiri dari delapan jenis, yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule pinifolia, Halophila ovalis,  H. minor,  dan Syringodium isoetifolium. Jenis yang paling dominan adalah jenis Thalassia hemprichii. Hasil tutupan lamun, diperoleh rata-rata sebesar 29,90% (kategori sedang). Tutupan lamun paling tinggi dijumpai pada stasiun BIAB02/Yembepioper, dengan nilai 57,95%, termasuk kategori padat, demikian juga pada stasiun BIAB09/Adoki (52,84%).
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INOVASI PENGEMBANGAN PRODUK HASIL OLAHAN IKAN CAKALANG KEPADA MASYARAKAT KAMPUNG SORIDO Widyastuti, Andriani; Rumkorem, Olivia L Y; Pattipeilohy, Ariantje
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 1 No 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v1i2.195

Abstract

Ikan Cakalang sebagai salah satu jenis ikan yang melimpah di perairan Biak, mengandung protein yang lengkap dan kaya asam lemak omega 3. Ikan cakalang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Biak, untuk diolah menjadi aneka produk jajanan kekinian. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan, dalam pengolahan aneka produk berbasis ikan Cakalang, untuk membantu pengolah ikan, dalam mengembangkan produknya dan meningkatkan usahanya di kemudian hari. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17-18 Oktober 2022, diikuti oleh 30 orang ibu-ibu pengolah ikan dari Kampung Sorido, Distrik Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, bertempat di Kampus Akademi Perikanan Kamasan Biak. Metode pendekatan yang dilakukan, dengan mengidentifikasi latar belakang mitra, kebiasaan mitra, kondisi lingkungan, peluang-peluang usaha, melalui potensi sumber daya perikanan yang dimiliki. Metode pelaksanaan terdiri dari pelatihan pengolahan produk ikan Cakalang asap cair, stik cakalang dan keripik cakalang, dan pendampingan. Materi pelatihan yang diberikan meliputi, cara pengolahan produk ikan asap cair, stik cakalang dan keripik cakalang, dan marketing produk. Langkah-langkah evaluasi meliputi tingkat partisipasi peserta, dan kemampuan menyerap materi pelatihan baik dari teori maupun praktek yang dilakukan. Pada tahapan monitoring, dilakukan untuk melihat berapa lama respon peserta setelah pelatihan dilakukan, apakah peserta menindaklanjuti dengan membuat produk yang diajarkan, dan memasarkan sesuai dengan materi yang diberikan.
The Diversity of Molluscs in Seagrass Ecosystem of Wondama Bay, West Papua, Indonesia Aji, Ludi Parwadani; Widyastuti, Andriani; Hadiyanto, Hadiyanto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 30, No 2 (2025): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.30.2.245-258

Abstract

Papua, Indonesia is located in the Coral Triangle and is home to many marine creatures. Some areas of Papua, however, remain underexplored, particularly in terms of the diversity of mollusc and their seagrass bed habitat. This research aims to document benthic mollusc and seagrass species in Wondama Bay Regency and assess how habitat, temperature, and geographic location affect mollusc diversity and composition. Field data collection was conducted at nine sampling stations. A total of 197 benthic mollusc species was recorded, consisting of 53 species from 19 families of bivalves and 144 species from 40 families of gastropods. This suggests that mollusc species in Wondama Bay Regency still need further exploration which could reveal additional species. The bivalve Tellina sp. and gastropod Mitrella scripta were found in all nine sampling areas. Furthermore, nine species of seagrasses were recorded, with Enhalus acoroides and Cymodocea rotundata found at all sites. The number of seagrass species in our study is considerably high. The seagrass species richness ranged from three to eight species, while the percent cover varied from 13 % to 65 % across sites. This research found that temperature, seagrass species, and geographic location did not significantly impact the mollusc species composition among sites. Whereas, seagrass coverage showed as an important driver of mollusc community assemblages, highlighting the importance of seagrass bed protection for mollusk diversity. This finding may assist stakeholders in advancing marine conservation efforts and encouraging the sustainable utilization of marine resources particularly in Wondama Bay Regency, Papua.