Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kandungan Karotenoid Ubi Jalar Lokal (Ipomoea Batatas (L.) Lam) Sebagai Alternatif Sumber Pangan di Lombok, Nusa Tenggara Barat Qurniati, Devi; Jayanti, Ervina Titi
Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia Vol 1, No 1 (2013): Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.818 KB) | DOI: 10.33394/hjkk.v1i1.576

Abstract

Ubi jalar mengandung karoten sebagai bahan utama pembentukan vitamin A setara dengan karoten yang terdapat pada wortel yang berfungsi sebagai senyawa antioksidan yang mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas dan juga mampu mencegah kanker. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat ubi jalar telah lama dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat terutama yang ada di pedesaan. Akan tetapi karena kurangnya diversifikasi ubi jalar dan relatif rendahnya harga jual menjadikan tanaman ini  lama kelamaan kurang populer untuk dibudidayakan bagi para petani sehingga  produksinya terus mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar karoten dalam ubi jalar. Uji karotenoid  dilaksanakan di Laboratorium Analitik Universitas Mataram. Lima jenis ubi jalar yang memiliki warna kulit dan warna umbi berbeda dipilih sebagai sampel dengan ulangan sebanyak 2 kali. Ubi jalar lokal yang diteliti memiliki rentang kandungan karotenoid antara 0,007-0,254 µg/100 gr yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu Kategori 1 yang merupakan ubi jalar lokal dengan kandungan karotenoid rendah, dan Kategori 2 yang beranggotakan ubi jalar lokal dengan kandungan karotenoid yang tinggi. Dilihat dari kandungan karotenoidnya maka ubi jalar lokal dengan daging ubi berwarna kuning- oranye memilki kandungan karoten paling tinggi sehingga mempunyai potensi dalam meningkatkan asupan vitamin A.
Kandungan Karotenoid Ubi Jalar Lokal (Ipomoea Batatas (L.) Lam) Sebagai Alternatif Sumber Pangan di Lombok, Nusa Tenggara Barat Devi Qurniati; Ervina Titi Jayanti
Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia Vol 1, No 1 (2013): Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.818 KB) | DOI: 10.33394/hjkk.v1i1.576

Abstract

Ubi jalar mengandung karoten sebagai bahan utama pembentukan vitamin A setara dengan karoten yang terdapat pada wortel yang berfungsi sebagai senyawa antioksidan yang mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas dan juga mampu mencegah kanker. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat ubi jalar telah lama dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat terutama yang ada di pedesaan. Akan tetapi karena kurangnya diversifikasi ubi jalar dan relatif rendahnya harga jual menjadikan tanaman ini  lama kelamaan kurang populer untuk dibudidayakan bagi para petani sehingga  produksinya terus mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar karoten dalam ubi jalar. Uji karotenoid  dilaksanakan di Laboratorium Analitik Universitas Mataram. Lima jenis ubi jalar yang memiliki warna kulit dan warna umbi berbeda dipilih sebagai sampel dengan ulangan sebanyak 2 kali. Ubi jalar lokal yang diteliti memiliki rentang kandungan karotenoid antara 0,007-0,254 µg/100 gr yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu Kategori 1 yang merupakan ubi jalar lokal dengan kandungan karotenoid rendah, dan Kategori 2 yang beranggotakan ubi jalar lokal dengan kandungan karotenoid yang tinggi. Dilihat dari kandungan karotenoidnya maka ubi jalar lokal dengan daging ubi berwarna kuning- oranye memilki kandungan karoten paling tinggi sehingga mempunyai potensi dalam meningkatkan asupan vitamin A.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Devi Qurniati; Yayuk Andayani; Muntari -
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 1 No. 2 (2015): July
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v1i2.20

Abstract

The importance of critical thinking skills for students in the study of chemistry, it is necessary to appropriate learning models that can involve students directly in making students active learning and improve students' critical thinking skills. One model that can be applied is discovery learning model learning. The purpose of this study was to determine the increase in critical thinking skills of students learning through discovery learning. This study was an experimental study design with nonequivalent pretest-Posttes Control Group Design. The subjects of the study involves two classes of experimental class and control class. Data collection instruments in the form of test critical thinking skills in the form of matter description. Statistical testing using independent sample t-test were previously tested for normality, homogeneity test at the 0.05 significance level. The results showed no difference in the increase in critical thinking skills in each of the indicators of critical thinking skills.Keywords: Discovery learning, critical thinking skills
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA SMA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI KELARUTAN DAN TETAPAN HASIL KALI KELARUTAN Amalia Fuji Lestari; Hadi Kusuma Ningrat; Devi Qurniati
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 2 No. 1 (2020): Januari - Juni 2020
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v2i1.2021

Abstract

Bahan ajar berguna untuk mengembangkan wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh, menjadi panduan belajar dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti materi secara tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan dan kepraktisan modul berbasis PBL. Penelitian ini telah dilakukan di kelas XI MIA 1 MA Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah pada materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan model Dick&Carrey. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode evaluasi formatif tessmer. Data dilakukan melalui penilaian validator dan siswa, wawancara dan pengisian angket oleh guru mata pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan modul berdasarkan validator ahli materi adalah 74,28% dengan kategori cukup valid dan belum layak, sedangkan hasil validasi ahli bahasa diperoleh skor 87,5% dengan kategori valid dan layak, dan hasil validasi ahli media diperoleh skor 48% dengan kategori sangat tidak valid dan sangat tidak layak. Berdasarkan hasil uji coba perorangan diperoleh skor sebesar 73,33% dengan kategori cukup praktis, hasil uji coba kelompok kecil diperoleh hasil 78% dengan kategori praktis, dan hasil uji coba lapangan diperoleh hasil 94,37% dengan kategori sangat praktis. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pengembangan modul kimia SMA berbasis PBL pada materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan layak dan praktis digunakan sebagai bahan ajar SMA/MA sederajat. Kata Kunci: Pengembangan modul, kepraktisan, kelayakan.
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN TPS (THINK PAIR SHARE) Rohida Rohida; Ati Sukmawati; Devi Qurniati
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 2 No. 1 (2020): Januari - Juni 2020
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v2i1.2022

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam bidang pendidikan yang memuat teori, konsep, prinsip, dan metodologi pendidikan untuk menemukan atau menguji teori ilmiah agar menjadi lebih andal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Kimia siswa kelas XI SMAN 2 Labuapi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen pertama dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen kedua yang diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design dengan menggunakan rancangan penelitian Posttest-Only Control Design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk soal uraian yang dianalisis dengan uji-t. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung sebesar 2,10 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi ? = 0,05 sebesar 2,02 atau thitung> ttabel yang artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Kimia siswa yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share).
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 3 PRAYA Marwati Marwati; Lukman Taufik; Devi Qurniati
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 3 No. 1 (2021): Januari - Juni 2021
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v3i1.2762

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetaui besarnya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas X MIPA di SMA Negeri 3 Praya. Variabel penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) (X) dan motivasi belajar (Y). Populasinya yaitu keseluruhan kelas X MIPA SMA Negeri 3 Praya sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X MIPA sebanyak 55 siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling total (jenuh). Instrumen dalam penelitian ini adalah angket dan teknik pengumpulan data adalah angket, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik data dengan program SPSS 16 for windows. Dari hasil analisis product moment menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) r=0,391 yang berada pada interval (0,20-0,399) yang memiliki tingkat pengaruh rendah antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap motivasi belajar siswa. Melalui uji-t pada kolom signifikan menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,04< 0,05 dan nilai thitung 2,122 > ttabel sebesar 2,006. Hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima yang menyatakan bahwa model pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar kimia siswa SMA Negeri 3 Praya.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS VIDEO ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMAN 1 WANASABA: DEVELOPMENT OF CHEMICAL LEARNING MEDIA BASED ON VIDEO ANIMATIONS TO INCREASE LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS OF SMAN 1 WANASABA Siti Wahdianti Putri; Lukman Taufik; Devi Qurniati
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 4 No. 1 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v4i1.5092

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran kimia berbasis video animasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian jenis pengembangan atau R&D (research & development) dengan menggunakan pengembangan model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate). Teknik pengumpulan data untuk kelayakan media pembelajaran kimia oleh validator dan angket respon siswa. Validator terdiri dari dua orang dosen dan satu orang guru mata pelajaran kimia, dan siswa sebagai sampel ujicoba kelompok kecil dan ujicoba kelompok besar dengan memberikan angket respon ke siswa, sedangkan teknik analisis datakeefektifan media pembelajaran kimia untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diperoleh dari aspek internal dan eksternal dari indikator motivasi belajar. Analisis data kelayakan menggunakan persentase kelayakan, sedangkan keefektifan menggunakan rumus uji N Gain. Berdasarkan hasil uji kelayakan tiga validator diperoleh kesimpulan bahwa media pembelajaran kimia berbasis video animasi dinyatakan valid tinggi atau sangat layak dengan kategori rata-rata nilai valid 0,900884, sedangkan untuk angket respon siswa menyatakan layak tidak perlu revisi dengan persentase kelayakan rata-rata sebesar 81,16%. Nilai keefektifan penggunaan media pembelajaran kimia berbasis video animasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menunjukkan kategori sedang dengan skor N Gain rata-rata sebesar 0,5.   ABSTRACT This study aims to develop an animated video-based chemistry learning media to increase students' learning motivation. This research is a research type of development or R&D (research & development) using the ADDIE model development (Analyze, Design, Develop, Implement and Evaluate). Data collection techniques for the feasibility of chemistry learning media by validators and student response questionnaires. The validator consists of two lecturers and one teacher of chemistry subject, and students as a sample of small group trials and large group trials by providing response questionnaires to students, while data analysis techniques on the effectiveness of chemistry learning media to increase student learning motivation are obtained from internal and external aspects. external indicators of learning motivation. The feasibility data analysis uses the percentage of feasibility, while the effectiveness uses the N Gain test formula. Based on the results of the feasibility test of the three validators, it was concluded that the animated video-based chemistry learning media was declared to be highly valid or very feasible with an average valid value category of 0,900884, while the student response questionnaire stated that it was feasible and did not need revision with an average feasibility percentage of 81,16%. The value of the effectiveness of using animated video-based chemistry learning media to increase students' learning motivation shows the medium category with an average N Gain score of 0,5.
Pengembangan Bahan Ajar Kimia Kontekstual Terintegrasi Keislaman Devi Qurniati
Chemistry Education Practice Vol. 4 No. 2 (2021): Edisi Khusus Penelitian Pengembangan dalam rangka ulang tahun CEP yang ke 4
Publisher : FKIP University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/cep.v4i2.2535

Abstract

Pengembangan bahan ajar di sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum, dimana kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diterapkan saat ini. Yang ditekankan dalam Kurikulum 2013 adalah dimensi pedagogik modern, sehingga dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah. Prinsip pendekatan saintifik selaras dengan pendekatan kontekstual sehingga materi yang dipelajari siswa dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Selain siswa dapat menerapkan materi kimia dalam kehidupan, siswa juga harus memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan bahan ajar yang kontekstual dan terintegrasi keislaman. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui kualitas  bahan ajar yang dikembangkan yaitu bahan ajar kimia kontekstual dan terintegrasi keislaman materi Ikatan Kimia kelas X SMA/MA. Bahan ajar ini dikembangkan menggunakan model ADDIE dengan tahapan antara lain analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi bahan ajar. Bahan ajar yang diperoleh sangat layak digunakan delam pembelajaran kimia, hal tersebut berdasarkan pada penilaian bahan ajar yang dilakukan oleh ahli media dengan nilai sangat baik, ahli materi dengan nilai sangat baik, ahli agama dengan nilai sangat baik, guru mata pelajaran kimia dengan nilai sangat baik, dan menurut tanggapan siswa sangat baik. Berdasarkan penilaian tersebut maka bahan ajar kimia kontekstual dan terintegrasi keislaman layak digunakan dalam pembelajaran.
The Effect of Project-Based Learning on Pre-Service Chemistry Teachers’ Self-Efficacy and Critical Thinking Skills Dwi Wahyudiati; Devi Qurniati
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 8 No. 5 (2022): November
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v8i5.1834

Abstract

The current research aims to: 1) determine the difference between self-efficacy (SE) and critical thinking skills (CTS) of pre-service chemistry teachers who were taught using the PjBL model; and 2) know how much the implementation of the PjBL model influences their self-efficacy (SE) and critical thinking skills (CTS). This experimental research was conducted through a quasi-experimental nonequivalent pretest-posttest control group design. The Cronbach's alpha coefficient value test for the validation of the instruments resulted in SE α = .86 and CTS α = .85. Manova test with a significance level of .05 was also performed to analyze the data. The results indicated: 1) there were significant differences in self-efficacy (SE) and critical thinking skills (CTS) before and after the implementation of the PjBL model, and 2) there was a significant effect of implementing the PjBL model on self-efficacy (SE) and critical thinking skills (CTS) with the contribution of the PjBL model of 35%. These results contribute to educational literature as an alternative solution for lecturers to apply the PjBL model in chemistry education learning in universities. Considering the characteristics of the learning material, students, and environmental conditions will maximize teamwork cooperation by using project-based activities to develop students' 21st-century skills.
PENGEMBANGAN LABORATORIUM VIRTUAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN: DEVELOPMENT OF VIRTUAL LABORATORY AS A LEARNING MEDIA Devi Qurniati
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 4 No. 2 (2022): Juli - Desember 2022
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v4i2.5538

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran laboratorium virtual pada materi kimia makromolekul. Laboratorium virtual merupakan media pembelajaran yang dapat mensimulasikan kegiatan eksperimen di laboratorium dan materi yang sulit untuk dieksperimenkan serta menyediakan suasana pembelajaran yang menyerupai keadaan yang sebenarnya. Laboratorium virtual dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkret, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan siswa lebih memahami konsep yang dipelajari. Penggunaan laboratorium virtual membuat eksperimen siswa menjadi lebih menarik dan efektif, serta lebih murah dan aman. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE. Model ADDIE menggunakan 5 tahapan yaitu (1) Analisis (Analysis); (2) Desain (Design); (3) Pengembangan (Development); (4) Implementasi (Implementation); (5) Evaluasi (Evaluation). Data hasil validasi ahli media diperoleh penilaian ahli media dengan persentase sebesar 87% kategori sangat layak, ahli materi 1 dengan persentase sebesar 92% kategori sangat layak, ahli materi 2 dengan persentase sebesar 85% kategori sangat layak. Sehingga, media pembelajaran laboratorium virtual telah layak digunakan dalam pembelajaran kimia dengan kriteria baik. Adapun respon siswa terhadap penggunaan laboratorium virtual pada uji coba kelompok kecil sebesar 81,33%, dan pada uji coba lapangan sebesar 81,41%, Hasil tersebut menunjukkan bahwa respon siswa terhadap penggunaan laboratorium virtual sangat positif.