Octavian Hendra Priyatno, Octavian Hendra
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pola Kepemimpinan Kepala Desa Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Umat Beragama (Studi Di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan) Priyatno, Octavian Hendra; Wibowo, Anjar Mukti
Jurnal Agasthia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Agasthia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepemimpinan kepala desa terhadap masyarakat lintas agama di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang dipakai yaitu penelitian lapangan (field study research). Sumber data berasal dari sumber data primer dan sekunder dengan teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Informan ditentukan melalui teknik bertujuan (purposive sample). Validasi untuk menguji kebenaran data yakni trianggulasi sumber, sedangkan analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman.Berdasarkan hasil penelitian diketahui pola kepemimpinan kepala desa terhadap masyarakat lintas agama di Desa Balun berorientasi pada perilaku kepemimpinan demokratis. Penekanan pola perilaku tersebut dapat mengakomodasi berbagai kepentingan golongan sehingga terjalin interaksi yang positif antara lembaga pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan. Kepemimpinan demokratis ini tercermin dalam berbagai aktivitas yang berlandaskan musyawarah dengan melibatkan masyarakat bersangkutan. Hasil penelitian lainnya ditemukan bahwa kerukunan umat beragama di Desa Balun tidak bisa dilepaskan dari prinsip kekeluargaan, pendidikan, kultur masyarakat, peranan tokoh agama, serta dukungan dari pemerintah desa. Selain itu, dalam mempertahankan kerukunan umat beragama di Desa Balun memerlukan kharakter kepemimpinan desa yang secara umum berkecenderungan komunikatif, fleksibel, terbuka, peduli, dan partisipatif untuk meminimalkan benih-benih konflik di tubuh masyarakat.Kata kunci: Pola Kepemimpinan, Kepala Desa, Kerukunan Umat Beragama
SOCIAL STUDIES LEARNING BASED ON LOCAL WISDOM VALUES "PANCASILA VILLAGE" LAMONGAN TO DEVELOP DEMOCRATIC ATTITUDES Priyatno, Octavian Hendra; Pambudi, Ilham Galih
International Conference On Social Science Education Vol 2 (2024): 2nd International Conference On Social Science Education
Publisher : Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/qqep7j71

Abstract

The diversity of Indonesian society on the one hand can provide positive value for the nation if there is complementary interaction so that it has the potential for the progress of the nation itself. However, on the other hand, problems will arise if the plurality is not able to be managed properly which ends in a conflict. To build a young generation that is sensitive to social problems requires an educational program that not only provides knowledge, but also the meaning and implementation of the knowledge gained in everyday life. The purpose of this research is to develop social studies learning based on local wisdom values "Pancasila Village" Lamongan in order to foster democratic attitudes. The method used in this research includes three stages, namely: 1. preliminary study phase; 2. development study phase, and 3. evaluation phase. The results obtained: 1. The implementation of social studies learning applied by teachers, pay attention to; a) teaching and learning activities that take place in one direction, b) lack of interest in reading in each student, c) the use of learning facilities that are not yet optimal, d) the material is less contextual with everyday life, and e) teaching and learning activities are less active students. 2. The procedure used in this development uses the Borg and Gall development model. (3) Based on the analysis using two groups of classes, namely experimental and control, obtained the value of tcount> ttable (3.101> 1.711) which shows the difference in the average cognitive scores of experimental and control group students. While testing the affective domain obtained a value of tcount> ttable (2.527> 1.711).
INTEGRASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU OSING DALAM PEMBELAJARAN IPS: STUDI ANALISIS ETNOPEDAGOGI DI SMP Priyatno, Octavian Hendra; Galih, Ilham; Mardiani, Fitri; Nadilla, Dewicca Fatma
Al-Irsyad: Journal of Education Science Vol 4 No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Darud Da'wah Wal Irsyad Pinrang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58917/aijes.v4i2.265

Abstract

Di tengah derasnya arus globalisasi, pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menghadapi tantangan besar dalam menjaga identitas budaya lokal, terutama di kalangan generasi muda. Di Banyuwangi, tercatat 67% remaja mengalami krisis identitas budaya dan kurang memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai kearifan lokal, khususnya budaya suku Osing. Berangkat dari keprihatinan ini, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model integrasi kearifan lokal Osing dalam pembelajaran IPS tingkat SMP serta menyusun kerangka praktis bagi guru melalui pendekatan etnopedagogi. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan desain studi pustaka, menganalisis berbagai sumber akademik dengan sistematis melalui teknik analisis isi, triangulasi sumber, dan pengecekan anggota untuk menjamin validitas temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai budaya Osing secara signifikan meningkatkan penguasaan konsep (85%), memperkuat identitas budaya (88%), dan membentuk karakter siswa (87%). Model ini diterapkan melalui perencanaan pembelajaran terpadu, materi kontekstual, dan penilaian berbasis nilai lokal. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal mampu menjadi strategi efektif dalam membangun jati diri peserta didik. Rekomendasi diarahkan pada penguatan kapasitas guru, kolaborasi lintas sektor, pengembangan sumber belajar budaya, serta evaluasi berkelanjutan untuk menjaga keberlanjutan pendidikan berbasis nilai lokal di sekolah.