Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan

Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah, Daun, Batang dan Rimpang Tanaman Wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith) Leorita, Mesi; Mardikasari, Sandra Aulia; Wahyuni, W; Malaka, Muhammad Hajrul; Sartinah, Ari; Sahidin, S
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2018): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v4i2.6263

Abstract

Wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)  merupakan salah satu jenis tanaman dari famili zingiberaceae yang digunakan masyarakat Suku Tolaki di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai bumbu masak dan obat secara empiris.  Wualae  diduga memiliki potensi antioksidan   karena mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi  antioksidan ekstrak etanol buah, daun, batang dan rimpang wualae  terhadap radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH) dan toksisitas akut terhadap larva Artemia salina Leach menggunakan metode BSLT. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%  selama 3x24 jam dan dipekatkan pada suhu 60○C. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah, daun, batang dan rimpang  Wualae, diperoleh hasil bahwa semua bagian tanaman Wualae memiliki potensi sebagai  antioksidan dengan afektifitas masuk dalam katagori kuat. Nilai IC50yang paling baik terdapat pada bagian batang (52,345 mg/L), selanjutnya  pada rimpang (58,638 mg/L), pada buah   72,518 mg/L dan pada daun 99,890 mg/L. Hasil uji toksisitas akut  menunjukkan bahwa buah, daun, batang dan rimpang Wualae bersifat sedikit toksik (slightly toxic) dengan nilai LC50masing-masing sebesar 1302.31 µg/mL, 1162.84  µg/mL, 1174.52 µg/mL dan 1074.72 µg/mL.Kata kunci: wualae, Etlingera, antioksidan, toksisitas, obat tradisional, Sulawesi Tenggara
Skrining Fitokimia dan Evaluasi Sediaan Sabun Cair Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) Sebagai Antioksidan Adjeng, Andi Nafisah Tendri; Hairah, Sania; Herman, Syahlan; Ruslin, R; Fitrawan, La Ode Muhammad; Sartinah, Ari; Ali, Nur Fitriana Muhammad; Sabarudin, S
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v5i2.10170

Abstract

Pemanfaatan kulit buah Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) sebagai sumber antioksidan alami dalam sediaan sabun cair merupakan salah satu cara untuk mencegah efek buruk radikal bebas terhadap kesehatan kulit. Tujuan penelitian ini adalah melakukan skrining fitokimia terhadap senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol 96% kulit buah Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) dan memformulasi serta mengevaluasi sediaan sabun cair dari ekstrak tersebut.  Skrining fitokimia ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode tabung. Penentuan variabel evaluasi sediaan sabun cair meliputi uji organoleptik, uji pH, tinggi busa dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% kulit buah Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) mengandung Flavonoid, Saponin, Tanin, dan Alkaloid. Sediaan sabun cair memilki karakteristik yaitu konsistensi yang cair, berwarna kuning kecoklatan, aroma rose. Tingkat keasaman (pH) adalah 10,46 dengan viskositas adalah 600 cPs dan Kestabilan busa mencapai 85% dimana semua hasil evaluasi karakteristik sediaan sabun cair ekstrak Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) sesuai dengan parameter Standar Nasional Indonesia (SNI)Kata kunci: ekstrak, etanol, sabun, Salacca zalacca, antioksidan
Uji Toksisitas Akut Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang Ketapang Laut (Terminalia Catappa L.) Menggunakan Metode BSLT Sartinah, Ari; Yamin, Y; Arba, Muhammad; Akib, Nur Illiyyin; Adjeng, Andi Nafisah Tendri; Nurhasana, N; Pascayantri, Asniar
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v6i1.11430

Abstract

AbstrakToksisitas akut merupakan kemampuan suatu bahan kimia (obat/bahan obat) dalam menimbulkan kerusakan  pada suatu organisme dalam waktu yang relatif singkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ketoksikan akut dari ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi air kulit batang ketapang laut (Terminalia catappa L.). Pengujian toksisitas akut dilakukan dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dan menggunakan analisis program untuk mengetahui nilai LC50 dari ekstrak dan fraksi. Hasil uji toksisitas akut menunjukan nilai LC50  dari ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi air kulit batang ketapang laut (Terminalia catappa L. )  berturut-turut 247,997 ppm; 400,666 ppm dan 618,046 ppm. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak metanol batang ketapang laut (Terminalia catappa L.) bersifat paling toksik dibandingkan fraksi etil asetat dan fraksi air.Kata kunci: Ekstrak, Fraksi, Terminalia catappa L., BSLT, Artemia salina LeachAbstractAcute toxicity is the ability of chemical (drug/drug ingredient) to cause damage to organisms in a relatively short time. The purpose of this study was to determine the potential for acute toxicity of methanol extract, ethyl acetate and water fractions of sea ketapang stem skin (Terminalia catappa L.). Acute toxicity testing was performed using the BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) method and program analysis to determine the LC50 values of extracts and fractions. The results of the acute toxicity test showed the LC50 values of methanol extract, ethyl acetate and water fractions of the plant stem skin consecutively were 247,997 ppm; 400,666 ppm and 618,046 ppm. This shows that the methanol extract of sea ketapang stems (Terminalia catappa L.) is the most toxic compared to the ethyl acetate and the water fraction.Keywords: Extract, Fraction, Terminalia catappa L., BSLT, Artemia salina Leach
Physical Stability of Hair Tonic Contain Ethanol Extract Galangal (Alpinia galanga L.) Rhizome and Aloe Vera Leaf Filtrate (Aloe vera L.) Akib, Nur illiyin; Tendri Adjeng, Andi Nafisah; Lakasa, Rahiswari Pramudita; Suryani, Suryani; Sartinah, Ari; Ritonga, Halimahtussaddiyah; Armadany, Fery Indradewi
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v6i2.12054

Abstract

AbstractFormulation and stability testing of hair tonic contain galangal rhizome (Alpinia galanga L.) ethanol extract and Aloe vera L. filtrate has been done as alternative for dandruff removal and hair growth. This study aimed to produce stable hair tonic. Galangal rhizome extract obtained by maceration method using ethanol and aloe leaf filtrate obtained by filtering. Extracts and filtrates characterized include water and ethanol soluble content, water and ash content. Hair tonic was formulated by mechanical mixing method with variations of galangal rhizome ethanol extract and aloe vera leaf filtrate which were 4% and 12.5%; 5% and 25%; 6% and 37.5%. Hair tonic prepared were tested for stability by cycling test method including organoleptic, homogeneity, pH, and viscosity. The characteristics of the galangal rhizome ethanol extract were 12% water soluble extract, 12% ethanol soluble extract, 3% water content, and 2% ash content. The characteristics of Aloe vera leaf filtrate were 10% ethanol soluble extract, 1.6% water soluble extract, and 1% ash content. Stability testing shows that hair tonic preparations are organoleptically stable and homogeneous. The pH values before and after cycling test for formulas A, B, and C were 5.27 to 5.34, respectively; 5.00 to 5.15; and 4.87 to 5.05. Viscosity before and after the cycling test for formulas A, B, and C were 1.178 to 1.676 cPs respectively; 1,306 to 1,883 cPs; and 2,148 to 2,296 cPs. It is concluded that hair tonic prepared are stable based on the requirements of Indonesian National Standard (SNI).
Uji Toksisitas Akut dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT) dan penetapan kadar Fenolik dan Flavonoid Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera) Yamin, Yamin; Sartinah, Ari; Arba, Muhammad; Candrayanti, Gusti Ayu Made
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v6i2.12759

Abstract

Latar Belakang : Kelor dikenal sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib. Hal ini didukung dengan fakta bahwa kelor terbukti secara ilmiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat(Tutik et al., 2018).  M. oleifera sudah banyak digunakan sebagai sumber makanan dan telah digunakan sebagai obat selama berabad-abad lamanya, diantaranya penyakit kulit, infeksi pernapasan, infeksi telinga dan gigi, hipertensi, diabetes, kanker, antiinflamasi, antioksidan, hiperglikemia dan makanan suplemen. Tujuan : untuk menentukan nilai toksisitas kulit batang kelor (Moringa oleifera) dengan menggunakan metode  Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Metode : Serbuk kulit batang kelor diekstraksi dengan cara maserasi. Fraksi diperoleh dengan metode cair-cair. Sifat toksik diuji dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Kadar fenolik dikur dengan menggunakan metode reagen Folin-Ciocalteau. Kadar flavonoid dianalisis dengan metode kolorimeter Aluminium klorida. Hasil : Ekstrak metanol menunjukkan nilai toksik yang kuat dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan air dengan nilai toksisitas sebesar 153,394 ppm. Kadar fenolik dan flavonoid yang tertinggi terdapat pada ekstrak metanol dengan kadar sebesar  509,91 g EAG/100 g sampel untuk fenolik dan 536,11  gEK/100 g sampel  untuk flavonoid. Kesimpulan : Kulit batang kelor memiliki sifat toksik dengan ekstrak metanol paling toksik, sehingga bias ditelusuri lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang paling bersifat toksik