Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Uji Aktivitas Antimalaria Ekstrak Air Bunga Carthamus tinctorius L. pada Biakan In Vitro Plasmodium falciparum Wahyuni, Wahyuni; Akib, Nur Illiyyin; Hamsidi, Rini
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.611 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v1i1.3455

Abstract

Pengujian aktivitas antimalaria dengan menggunakan ekstrak air bunga Carthamus tinctorius L. pada biakan in vitro plasmodium falciparum strain 3D7 yang sensitif terhadap klorokuin telah dilakukan. Uji aktivitas dilakukan dengan cara melarutkan bahan uji dalam DMSO kemudian dibuat serial pengenceran dalam media RPMI sampai diperoleh konsentrasi akhir sebesar 100 µg/ml, 10 µg/ml, 1 µg/ml, 0,1 µg/ml dan 0,01 µg/ml. Pada larutan uji ditambahkan suspensi parasit dengan kadar parasitemia ±1% dan hematokrit 5%. Kultur diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Hasil menunjukkan pengujian aktivitas antimalaria dari ekstrak air bunga Carthamus tinctorius L. memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum strain 3D7 sebesar 52,68%.Kata Kunci : Bunga Carthamus tinctorius L, Antimalaria, Plasmodium falciparum 3D7, dan Ekstrak air
Study of Physical Characteristic and Equivalence between Generic and Branded Name of Phenylbutazone Tablet Akib, Nur Illiyyin; Husnaeni, Husnaeni; Zubaydah, Wa Ode Sitti; Mallarangeng, Andi Nafisah Tendri Adjeng
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2017): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.497 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v3i2.3537

Abstract

Physical characterization and equivalence testing of generic and branded names of phenylbutazone tablets have been done. The information about quality of generic drugs is expected to increase the use of generic drugs by health practitioners and public. Dissolution test carried out by in vitro had correlation with bioequivalence by in vivo test. Sample of dissolution testing were generic (G) and branded (A and B) names of 200 mg phenylbutazone tablets. Physical characteristic test performed by uniformity weight test, hardness and disintegration time. Dissolution test were conducted by using basket and spectrophotometry ultra violet method in 200-400 nm wavelength. The result of uniformity weight of generic drug and branded drug was 352,02 mg and 352,82 mg, the hardness of generic was 9,58 kgf and branded was 9,50 kgf, and disintegration test result of generic was 16,1 minutes and branded was 3 minutes. The result of dissolution testing were dissolution profile and dissolved concentration at 30 minutes that compared to qualify of USP XXXII. Relative bioavailability testing of generic to A brand was 101.580 and generic to B brand was 105.275. Based on statistical test, there was no significant different or pharmaceutical equivalent. The generic tablets were equivalent to A and B branded names tablets with similar factors 82.120 and 74.271.Keywords: Equivalence, Dissolution, Salbutamol tablet; generic name, branded name
Pengembangan Hard Candy Yang Mengandung Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) Sebagai Pangan Fungsional Berkhasiat Antibakteri Akib, Nur Illiyyin; Ardiyanti, Ardiyanti; Hamsidi, Rini; HM, Nurhayani; Saputra, Muhammad Juharisman; Baane, Wa
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.936 KB) | DOI: 10.37149/4782

Abstract

Hard candy merupakan produk konfeksionari yang digemari masyarakat namun berpotensi menyebabkan karies karena mengandung sukrosa pembentuk plak oleh bakteri Streptococcus mutans. Maka diformulasikan hard candy sebagai pangan fungsional dengan penambahan ekstrak jahe merah yang mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan memformulasikan ekstrak jahe merah menjadi sediaan hard candy dan mengetahui aktivitas antibakterinya terhadap pertumbuhan S. mutans. Diperoleh aktivitas maksimum adalah hard candy yang mengandung ekstrak jahe merah konsentrasi 2,5 % dengan diameter zona hambat 10,08 mm. Disimpulkan bahwa ekstrak jahe merah dapat diformulasikan menjadi hard candy yang mampu menghambat pertumbuhan S. mutans.
Profil Fitokimia Ekstrak Etanol Bunga Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.) yang Berpotensi Sebagai Antimalaria Hamsidi, Rini; Widyawaruyanti, Aty; Hafid, Achmad Fuad; Ekasari, Wiwied; Malaka, Muhammad Hajrul; Kasmawati, Henny; Akib, Nur Illiyyin; Wahyuni, W; Sabarudin, S
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2018): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.085 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v4i2.6267

Abstract

Bunga Kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) dari suku Asteraceae merupakan tumbuhan obat tradisional etnis Sulawesi Selatan yang secara empiris digunakan dalam pengobatan campak. Ekstrak etanol dari kasumba turate memberikan peningkatan aktivitas imunoglobulin G (IgG) dan  aktivitas imunoglobulin A (IgA) yang sangat signifikan. Penelitian menunjukkan ekstrak etanol bunga C. Tinctorius L memiliki potensi sebagai antimalaria secara in vitro dengan nilai IC50 sebesar 1,06 µg/ml. Sampel bunga C. tinctorius L. kering sebanyak 3 Kg dicacah hingga menjadi serbuk sebanyak 870 gram kemudian diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 80%. Hasil maserasi dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 50°C sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 178,7gram. Profil fitokimia menunjukkan ekstrak etanol bunga C. tinctorius L. mengandung senyawa metabolit antara lain saponin, terpenoid, flavonoid, tanin dan antrakuinon.Kata kunci: Skrining, ekstrak, kasumba turate, obat tradisional, antimalaria
Preparasi Teofilin dalam Pembawa Vesikular Etosom untuk Penggunaan Transdermal Akib, Nur Illiyyin; Ritonga, Halimatussadiyah; Mahfuz, Muhammad
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.364 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v5i1.8998

Abstract

Theophylline is a methyl xanthine of alkaloid derivative compound has been used as a bronchodilator in the treatment of chronic lung disorders, especially asthma. Oral administration of theophylline causes inconvenient for patients including bitter taste, narrow therapeutic range, and indigestion due to increased of gastric acid secretion. Therefore, other administration of theophylline has been developed as transdermal delivery system. This study disscused about preparation of theophylline in ethosome as vesicular carrier. Preparation of ethosome was used hot method (40oC) and cool method (30oC). Characterization of ethosomes includes observation of shape and size of vesicles by microscopic method and the vesicles were fractionated by centrifugation then entrapment efficiency (% EE) were measured by spectrophotometric method. Then optimazed theophylline that entrapped in ethosome. Based on the results, ethosomes preparation by hot method were produced Small Unilamellar Vesicle (SUV), the size were 0,0522-0,100 µm, and the highest value of % EE was 98.95%, while ethosomes preparation by cold method were produced Small Unilamellar Vesicle (SUV), the size were 0.0522-0.100 μm, and the highest value of % EE was 99.80%. The optimum concentration of theophylline was entrapped in etosom was 0.1%. It was concluded that cold method was the appropriate method for preparation of theophylline in ethosome as vesicular carrier.Keywords: Etosome, theophylline, vesicular, transdermal
Uji Toksisitas Akut Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang Ketapang Laut (Terminalia Catappa L.) Menggunakan Metode BSLT Sartinah, Ari; Yamin, Y; Arba, Muhammad; Akib, Nur Illiyyin; Adjeng, Andi Nafisah Tendri; Nurhasana, N; Pascayantri, Asniar
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v6i1.11430

Abstract

AbstrakToksisitas akut merupakan kemampuan suatu bahan kimia (obat/bahan obat) dalam menimbulkan kerusakan  pada suatu organisme dalam waktu yang relatif singkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ketoksikan akut dari ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi air kulit batang ketapang laut (Terminalia catappa L.). Pengujian toksisitas akut dilakukan dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dan menggunakan analisis program untuk mengetahui nilai LC50 dari ekstrak dan fraksi. Hasil uji toksisitas akut menunjukan nilai LC50  dari ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi air kulit batang ketapang laut (Terminalia catappa L. )  berturut-turut 247,997 ppm; 400,666 ppm dan 618,046 ppm. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak metanol batang ketapang laut (Terminalia catappa L.) bersifat paling toksik dibandingkan fraksi etil asetat dan fraksi air.Kata kunci: Ekstrak, Fraksi, Terminalia catappa L., BSLT, Artemia salina LeachAbstractAcute toxicity is the ability of chemical (drug/drug ingredient) to cause damage to organisms in a relatively short time. The purpose of this study was to determine the potential for acute toxicity of methanol extract, ethyl acetate and water fractions of sea ketapang stem skin (Terminalia catappa L.). Acute toxicity testing was performed using the BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) method and program analysis to determine the LC50 values of extracts and fractions. The results of the acute toxicity test showed the LC50 values of methanol extract, ethyl acetate and water fractions of the plant stem skin consecutively were 247,997 ppm; 400,666 ppm and 618,046 ppm. This shows that the methanol extract of sea ketapang stems (Terminalia catappa L.) is the most toxic compared to the ethyl acetate and the water fraction.Keywords: Extract, Fraction, Terminalia catappa L., BSLT, Artemia salina Leach
FORMULASI GEL HAND SANITIZER ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum DAN Eucheuma cotonii ASAL KEPULAUAN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA Akib, Nur Illiyyin; Wulandari, Inten Widuri; Suryani, Suryani; Hanari, Hanari
Jurnal Fish Protech Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Fish Protech Vol. 2 No. 2 Oktober 2019
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfp.v2i2.9232

Abstract

ABSTRACT          Wakatobi Islands is the largest seaweed production center in Southeast Sulawesi. Seaweed needs to be developed into of high economic value products. An antibacterial hand sanitizer gel formulation was carried out containing a combination of Eucheuma spinosum and Eucheuma cottonii seaweed extract. The aims of the study are accepting a combination of hand sanitizer gel formulation which have antibacterial activity. Seaweed was extracted by maceration method using methanol as a solvent. The combination of extracts at concentrations of 1%, 2%, 4%, and 8% with a ratio of 1: 1 determined the MIC  and  MBC against Staphylocccus aureus and Escherichia coli using dilution method. The combination of extracts that can kill bacteria is formulated into a hand sanitizer gel preparation using a carbopol as base of gel by mechanical dispersion method. Gel is characterized by organoleptics and pH. Antibacterial activity of gel against the bacteria S. aureus and E. coli using the dilution method. The results obtained by the MIC value for S. aureus bacteria is 2% and for E. coli bacteria is 4%. MBC value of the combination of extracts against S. aureus and E. coli bacteria was 4%. Gel preparations were obtained in the form of semisolid, green, clear, green tea scent, and pH 6.3 and 5.7. It was concluded that hand sanitzer gel with a concentration of 4% had bactericidal activity againts E. coli and S. aureus. Keywords: Antibacterial, hand sanitizer gel, seaweed, Wakatobi.ABSTRAKKepulauan Wakatobi merupakan sentra penghasil rumput laut terbesar di Sulawesi Tenggara. Rumput laut perlu dikembangkan menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Telah dilakukan formulasi sediaan gel antibakteri hand sanitizer yang mengandung kombinasi ekstrak rumput laut Eucheuma spinosum dan Eucheuma cottonii. Penelitian ini bertujuan memperoleh sediaan kombinasi gel hand sanitizer yang memiliki aktivitas antibakteri. Rumput laut diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Kombinasi ekstrak pada konsentrasi 1%, 2%, 4%, dan 8% dengan perbandingan 1:1 ditentukan KHM dan KBM-nya terhadap bakteri Staphylocccus aureus dan Escherichia coli menggunakan metode dilusi. Kombinasi ekstrak yang dapat membunuh bakteri selanjutnya diformulasi menjadi sediaan gel hand sanitizer dengan basis karbopol menggunakan metode dispersi mekanik. Sediaan gel dikarakterisasi organoleptik dan pH-nya. Serta diuji aktivitasnya terhadap bakteri S. aureus dan E. coli menggunakan metode dilusi. Diperoleh hasil nilai KHM terhadap bakteri S. aureus adalah 2% dan terhadap bakteri E. coli adalah 4%. Nilai KBM kombinasi ekstrak terhadap bakteri S. aureus dan E. coli adalah 4%. Sediaan gel diperoleh dengan bentuk semipadat, warna hijau, bening, beraroma pewangi green tea, serta pH 6,3 dan 5,7. Disimpulkan bahwa sediaan gel hand sanitizer dengan konsentrasi ekstrak 4% memiliki aktivitas bakterisidal atau dapat membunuh bakteri E. coli dan S. aureus.Kata kunci: Antibakteri, Gel hand sanitizer, Rumput laut, Wakatobi.
Analysis of differences in early detection of chronic kidney disease with urine creatinine, proteins and individual health status based on behavioural, stress and genetic factors in Kendari City, Indonesia Tasnim, Tasnim; Sugireng, Sugireng; Imran, Imran; Akib, Nur Illiyyin
Public Health of Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): April - June
Publisher : YCAB Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v10i2.801

Abstract

Background:Early detection of chronic kidney disease needs to be developed because the prevalence of chronic kidney disease continues to increase in Kendari City, Indonesia. Objective:The study aimed to analyse of differences in early detection of chronic kidney disease with urine proteins, creatinine, and individual health status based on behaviours, psychological-stress environment and genetic factors in Kendari City, Indonesia. Methods:This research used quantitative method with a cross sectional study approach. This study was conducted in Kendari City, Southeast Sulawesi, Indonesia, which recruited 136 subjects aged between 24-70 years. The participants were interviewed and tested urine. The dependent variables are protein-urine, creatinine, and health status. The independent variables are behaviours, psychological environment-stress and genetics. Data analysis used multinomial logistic regression statistical tests. Results: This study suggests that there are differences between tests for urine protein levels, creatinine and individual health status for early detection of chronic kidney disease which is associated with behaviours, psychological-stress environment and genetic factors in Kendari City. Protein-urine can be used early detection of chronic kidney disease which is related to daily water consumption (p=0.001, OR=1.56), calory intake (p=0.036, OR=2.13) and psychological stress environment (p=0.017, OR=0.11). However, urine creatine test cannot be use for early detection of chronic kidney disease. Meanwhile, individual’s health status can be used to early detection of chronic kidney disease with relating to daily water consumption behaviour of less than 1000 ml a day (p<0.0001, OR=1.56), physical activity (p<0.05, OR=5.7), medication adherence (P<0.01, OR=0.4), and psychological stress environment (p<0.0001, OR=8.6). Conclusion: Early detection of chronic kidney disease may be more effective by observing health status directly, or by urine protein testing, compared to urine creatinine testing.  Keywords:Chronic kidney disease, behaviour, genetic, stress, proteins.
PENDIDIKAN KESEHATAN PATUH MINUM OBAT HIPERTENSI BAGI PASIEN DI PUSKESMAS ANGGALAMOARE KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Akib, Nur Illiyyin; Armadhani, Fery Indradewi; Amalia, Afriani; Husniati, Husniati; Karina, Nurul; Waode, Nurul; Rifaldi, Aimar; Halik, Halik; Mahmudah, Rifa’atul; Aspadiah, Vica
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 6 (2025): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Juni 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/besiru.v2i6.1355

Abstract

Hipertensi adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang dianggap masalah Kesehatan yang serius karena penderita sering kali tidak merasakan gejala dan terus bertambah parah hingga dapat mengancam nyawa. Bagi pasien hipertensi yang sedang menjalani masa perawatan sangat penting untuk patuh dalam meminum obat yang diberikan dan bagi orang yang menderita hipertensi penting juga untuk mengetahui cara pencegahannya. Tujuan sosialisasi ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya patuh minum obat hipertensi. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian pada Masyarakat Universitas Halu Oleo yang dilaksanakan pada 06 Mei 2025. Metode yang digunakan aalah metode ceramah dan tanya jawab kepada peserta yang hadir sebanyak 15 orang, ceramah yang interaktif serta pemberian pre test dan post test untuk menguji pemahaman masyarakat yang hadir. Hasil kegiatan menunnjukkan masyarakat yang hadir telah memahami materi edukasi yang disampaikan. Data hasil pre test dan post test yang telah dilakukan yaitu hasil pre test menunjukkan 40% masih kurang memahami tentang hipertensi sedangkan hasil post test menunjukkan 100% masyarakat yang hadir sudah memahami tentang hipertensi.
Pengaruh Brand Image dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen di Apotek X Putri, Natalia Christiani; Ruslin, Ruslin; Sahidin, Sahidin; Arba, Muhammad; Irnawati, Irnawati; Wahyuni, Wahyuni; Akib, Nur Illiyyin; Fristiohady, Adryan
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v11i1.694

Abstract

Perkembangan jumlah apotek di Kota Kendari yang semakin bertambah menyebabkan persaingan bisnis apotek semakin ketat, dengan banyak apotek yang saling berlomba untuk menarik pelanggan. Dalam konteks ini, brand image dan kualitas pelayanan menjadi aspek krusial yang bisa memengaruhi keputusan konsumen ketika memilih apotek. Apotek X sebagai salah satu apotek yang telah lama beroperasi di Kota Kendari tentunya memiliki brand image dan standar kualitas pelayanan. Tujuan penelitian ini berfokus guna memahami pengaruh brand image dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di Apotek X Kota Kendari. Sampel penelitian sebanyak 100 partisipan merupakan pelanggan yang sudah membeli produk obat di Apotek X minimal dua kali. Metode pengambilan sampel yakni purposive sampling. Skala yang dimanfaatkan penelitian ini ialah skala likert. Teknik analisis data memanfaatkan analisis deskriptif dan SEM PLS yang disusun dengan bantuan software Smart PLS 4.0. Simpulan penelitian ini menegaskan bahwasanya variabel baik brand image maupun kualitas pelayanan berpengaruh positif dan substansial pada loyalitas pelanggan.