Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POTENSI LAHAN DAN TENAGA KERJA TEHADAP PEMANFAATAN AIR DI DAERAH IRIGASI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG-NTT Manehat, Maria Soik; Pellokila, Marthen R; Soetedjo, I.N Prijo
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 12, No 1 (2014): April 2014
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.162 KB) | DOI: 10.14710/jil.12.1.42-52

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini (1) menganalisa ketersediaan air, lahan dan tenaga kerja yang dimanfaatkan untuk usahatani padi sawah. (2) Untuk menganalisis efisiensi pemanfaatan air, lahan dan tenaga kerja terhadap produksi usahatani padi sawah di Kecamatan Kupang Tengah. Pengambilan sampel dilakukan di desa Noelbaki yang merupakan daerah irigasi yang memiliki lahan potensial khususnya padi sawah. Penentuan responden menggunakan metode acak sederhana, yakni diambil 10 % dari populasi petani padi sawah, yakni sebanyak 50 orang. Untuk pengambilan sampel peneliti hanya menfokuskan petani yang memanfaatkan air dari saluran irigasi untuk usahatani padi sawah. Berdasarkan hasil analisis efisiensi pemanfaatan air pada usahatani padi sawah belum efisien (nilai NPMxi/Px < 1). Efisiensi pemanfaatan lahan usahatani padi sawah masih dapat ditingkatkan karena belum efisien (nilai NPMxi/Px > 1). Untuk pemanfaatan tenaga kerja untuk usahatani padi sawah di lokasi penelitian belum efisien (nilai NPMXi/PX > 1). Ketersediaan air, lahan dan tenaga kerja di lokasi penelitian cukup mendukung pengelolaan usahatani padi sawah. Hasil analisis pemanfaatan air di lokasi penelitian tidak efisien. Untuk itu petani harus mengurangi jumlah pemakaian air, sedangkan pemanfaatan lahan  masih harus ditingkatkan. Petani harus dapat memperluas lahan garapan yang dimiliki untuk usahatani padi sawah. Pemanfaatan tenaga kerja juga belum efisien, sehingga petani harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada untuk aktif dalam kegiatan usahatani padi sawah. Kata kunci : padi sawah, efisiensi, produksi
Sistem Tebas Bakar dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Fisik Kimia Tanah Serta Vegetasi pada Ladang dan Lahan Bera (Studi Kasus di Desa Pruda Kecamatan Waiblama Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur) Henderikus Darwin Beja; W. I.I. Mella; I. N. Prijo Soetedjo
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.033 KB) | DOI: 10.19028/jtep.03.2.%p

Abstract

Shifting cultivation by slash and burn system is an agricultural activity which is generally done farmers in dry land. Slash-and-burn is practiced by the farmers because it is easy and inexpensive, with aims to improve the content of nutrients in the soil, eradicate weeds, reduce costs, reduce the incidence of pests and diseases and to increase crop production. Land clearing by slash and burn system in a short period of time have a positive impact as the availability of N, P, K, Ca, Mg. However, long periods of slash and burn have negative impact there will be changes in physical and chemical components of soil and change the dominant vegetationin the fields and fallow land. These changes will affect the l evel of productivity of the soil, especially in the land which was done. To reduce the negative impacts, farm management system with slash and burn practices, should be considered with conservation activities, especially from the aspect of land management techniques. Those negative effect might be minimized by arious treatments such as time of burning tehnique, chosen of burned biomass, and time of digged biomass. All those should be supported by a basic information affect of burning to change of physical and chemical soil characteristic at various land cultivation and length of cultivation. Result of study that had been conducted at Pruda village, sub-district of Waiblama, district of Sikka, Propince of Nusa Tenggara Timur showed that total Nitrogen and C organic increased gradually when land has been 3 years fallow. Result of single factor showed that soil aggregation was a ffected significantly by fallow than cultivated land .  
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR LIMBAH KULIT PISANG KEPOK DAN BUBUK AKTIF AHL TERHADAP SIFAT KIMIA INCEPTISOL I. N. Prijo Soetedjo; Max J. Kappa; K. L. Prabila; I Wayan Mudita; Peters O. Bako; Moresi M. Airthur
JURNAL AGRISA Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Agrisa
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/agrisa.v11i2.9293

Abstract

Inceptisol umumnya merupakan tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah sampai sedang. Rendahnya kesuburan tanah tersebut dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk organik cair seperti limbah kulit pisang kapok yang mengandung unsur hara seperti N, P, K, dan C organik yang dapat menjadi sumber nutrisi bagi tanaman. Kualitas pupuk organik cair dari limbah kulit pisang kepok dapat ditingkatkan dengan pemberian bubuk aktif AHL. Hal ini disebabkan kemampuan bubuk aktif AHL dalam meningkat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme sehingga diharapkan jumlah unsur hara dapat ditingkatkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terbaik dari pemberian pupuk organik cair berbahan dasar limbah kulit pisang kepok dan bubuk aktif AHL dalam meningkatkan kadar hara N dan P pada tanah Inceptisol. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 9 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Variabel perlakukan adalah pupuk organik cair dari limbah kulit pisang kepok adalah 0%, 50%, dan 75% dari dosis 100 ml per polybag, dan konsentrasi bubuk aktif AHL dengan dosis 0,01g/ 2 ml per olybag dan dengan dosis 0,02 g/ 2 ml per polybag. Data hasil pengukuran dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 5%. Peubah pengamatan adalah jumlah koloni mikroorganisme, N-total dan P2O5-tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 75% pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit pisang kepok dan bubuk aktif AHL 0,02 g/ 2 ml berpengaruh nyata terhadap Total Mikroorganisme, N-Total dan P2O5-tersedia.
PENGARUH APLIKASI PUPUK CAIR LIMBAH IKAN DAN BUBUK AKTIF AHL TERHADAP PERBAIKAN KANDUNGAN N DAN P TANAH ALFISOL DAN HASIL TOMAT IN Prijo Soetedjo; Y I. Benggu; Max Kappa; A B. Tupen
JURNAL AGRISA Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Agrisa
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/agrisa.v12i1.11259

Abstract

Alfisol is one of soil type which is a high accumulation of clay on above horizons. This conditions result in a high soil compaction which cause difficulty penetration of plant root. Moreover, this type of soil is low organic matter resulted in low nutrients content such as Nitrogen, Phosphorus and Potassium. A research had been conducted at village of East Penfui, District of Kupang since May to August 2022. Main aim of the research was to determine effect various concentration of fish waste liquid fertilizer and active powder of AHL in improving levels contain of Phosphorus, and Potassium and yield of tomato. The research was designed Completed Random Designed with three replications. Treatments of the research were control (LO), 15 ml liquid fertilizer of fish waste (L1), 25 ml liquid fertilizer of fish waste (L2), 35 ml liquid fertilizer of fish waste (L3), 45 ml liquid fertilizer of fish waste (L4), 15 ml liquid fertilizer of fish waste (L5) + 0.2 g active powder of AHL, 25 ml liquid fertilizer of fish waste (L5) + 0.2 g active powder of AHL (L6), 35 ml liquid fertilizer of fish waste (L5) + 0.2 g active powder of AHL (L7), and 45 ml liquid fertilizer of fish waste (L5) + 0.2 g active powder of AHL (L8). Parameters measurements were available of Phosphorus, total Nitrogen and Yield of Tomato. All data were analyzed by using Analysis of Variant followed by Duncan Multiple Range Test at 5% level. Result of the research showed that application of 45 ml liquid fertilizer of fish waste (L5) + 0.2 g active powder of AHL (L8) resulted significantly highest contents of available of Phosphorus (33.41 ppm), total Nitroegn (1.23%). Meanwhile, application of 25 ml liquid fertilizer of fish waste (L5) + 0.2 g active powder of AHL (L6) resulted a highest of of tomato by 526.22 g per plant which is not significantly different to application of 45 ml liquid fertilizer of fish waste (L5) + 0.2 g active powder of AHL (L8)
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Dalam Pemanfaatan Ruang Wilayah Desa Pana, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Boimau, Gabriel Charles; Soetedjo, I.N Prijo; Syamruth, Yendris K.
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 11, No 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPeraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Nomor 1 Tahun 2011 dan Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nomor 10 Tahun 2012, menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Desa Pana sebagai kawasan pertanian pangan, perkebunan dan pertenakan kecil, serta non pertanian. Penentuan RTRW diperlukan analisis Klasifikasi Kemampuan Lahan, Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan Kualitas Kesehatan Tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung lingkungan. Metode yang digunakan yakni, klasifikasi kemampuan lahan merujuk pada PerMen LH Nomor 17 Tahun 2009, TBE menggunakan rumus USLE dan Kualitas Kesehatan Tanah menggunakan 12 indikator. Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan ruang wilayah Desa Pana yakni, Satuan Lahan (SL2, SL3, SL6, SL8, SL10 dan SL13) sebagai kawasan pertanian, Satuan Lahan (SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL10 dan 13) sebagai kawasan perternakan kecil dan Satuan Lahan (SL1, SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL9, SL10 dan 13) sebagai kawasan non pertanian.Kata kunci : klasifikasi kemampuan lahan, kualitas kesehatan tanah, tingkat bahaya erosi ABSTRACT Regional Regulation of Nusa Tenggara Timur (NTT) Number 1 of 2011 and Regional Regulation of Timor Tengah Selatan Regency (TTS) Number 10 of 2012, stipulates the Regional Spatial Plan (RTRW) of Pana Village as an area for food agriculture, plantations and small livestock, and non-agriculture. Determination of RTRW requires analysis of Land Capability Classification, Erosion Hazard Level (TBE) and Soil Health Quality which aims to determine the environmental carrying capacity. The method used is land capability classification referring to PerMen LH Number 17 of 2009, TBE uses the USLE formula and Soil Health Quality uses 12 indicators. Based on the results of the analysis of the use of space in the Pana Village area, namely, Land Units (SL2, SL3, SL6, SL8, SL10 and SL13) as agricultural areas, Land Units (SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL10 and 13) as small livestock areas and Land Units (SL1, SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL9, SL10 and 13) as non-agricultural areas.Keywords : erosion hazard level, land capability classification, soil health quality