Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GELAS KAYU BIDARA LAUT (GEYU BILUT) SEBAGAI ANTIMALARIA Najiyyah, Siti Ulfatun; Ardiansyah, Ardiansyah; Prayitno, Oktavianus; Safitri, Rinitha Dinda; Megantari Ekaputri, Ni Putu Galuh
Program Kreativitas Mahasiswa - Penelitian PKM-P 2014
Publisher : Ditlitabmas, Ditjen DIKTI, Kemdikbud RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.964 KB)

Abstract

Malaria until now still remain one of the main problem of world health. About 40% or 2.4 billion people in the world live in malaria endemic areas. Therefore, malaria cases in Indonesia on 2008 is about 1.624.930 cases. More than 25% province in Indonesia shows resistence to sulfadoksin-pirimetamin, cloroquin and kina in the last decade. People of  NTB believes that stewed water of geyu bilut works as antimalaria. The purpose of this research is to know the effectivity of stewed water of geyu bilut as antimalaria. The research that had been done is an experimental research using post test only control group design. The research sample are 30 Balb/c mice that have fullfiled inclusion criteria and have been selected by using simple random sampling. Every sample was infected with 200µL P.berghei intraper-itoneally on day 0. Treatment start given with sondage 2-4 hours after infection, the treatment are 0.3ml aquades to negative control group, 0.3ml cloroquin with dose 5 mg/kgBW to positive control group and 0.3ml of stewed water of geyu bilut with concentration 0,0003% to the treatment group, the dose start given with orally once per day, from day 0 to day 7. The thin blood smear was made on day 1 to 8 and was checked by using light microscope with total magnify 1000x, percentage of parasitemia was counted per 1000 erythrocytes. Primary data that has been collected then processed using Kruskal Wallis Test. The result that was collected from stewed water of geyu bilut with dose based on empiric fact has parasitemia percentage that don’t have significant difference with negative control and positive control group (p>0,05). Therefore, from this research we can conclude that 0,3ml stewed water of geyu bilut with concentraion 0.0003% is not effective as antimalaria. Keywords: malaria, parasitemia percentage, geyu  bilut, Strychnos ligustrina BI.
Uji Diabetes secara Non-Invasif Berbasis Konsentrasi DNA Saliva Prayitno, Oktavianus; Asmara, I Gede Yasa; Geriputri, Ni Nyoman
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Diabetes melitus merupakan suatu kelainan kompleks dari multisistem yang ditandai dengan adanya insufisiensi sekresi insulin secara relatif maupun absolut. Permasalahan saat ini berada pada monitoring diabetes melitus yang secara luas masih menggunakan jarum yang terkadang menyakitkan pada saat pengambilan darah. Dalam saliva ditemukan susunan bahan yang dapat dianalisis (DNA) yang dapat digunakan sebagai biomarker untuk translasi dan aplikasi klinis. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kemungkinan penggunaan konsentrasi DNA saliva sebagai bahan uji non-invasif pada penderita diabetes melitus. Metode: Penelitian ini merupakan studi komparatif. Sampel yang digunakan adalah saliva yang berasal dari 20 orang dan terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok orang dengan diabetes (D), dan kelompok orang normal/tanpa diabetes (N). Saliva yang terkumpul disentrifugasi dan diambil peletnya, Proses isolasi DNA dilakukan dengan tahapan Cell Lysis, DNA Binding, Pencucian, dan Elusi. Setelah didapatkan isolasi DNA dilakukan proses penghitungan konsentrasi DNA saliva dengan menggunakan spectrophotometer NanoDrop. Perbedaan konsentrasi DNA saliva diuji dengan uji Independent sample t test. Hasil: Rerata konsentrasi DNA saliva pada D dan N masing-masing 30.12 ng/μl dan 11.61 ng/μl. Berdasarkan data tersebut, terlihat perbedan konsentrasi DNA saliva yang signifikan secara statistik ( p<0,05). Simpulan: Konsentrasi DNA saliva pada orang dengan diabetes mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan konsentrasi DNA saliva pada orang tanpa diabetes, hal ini menunjukkan konsentrasi DNA saliva dapat digunakan sebagai bahan uji non-invasif pada penderita diabetes melitus.
Neurorestoration After Traumatic Brain Injury: Innovative Therapies for Restoring Function and Quality of Life Susilawati, Ni Nyoman Ayu; Putri, Siti Noururrifqiyati Juna; Prayitno, Oktavianus; Panjaitan, Melisa Parida Djayanty
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 3 (2025): Juli-September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i3.9531

Abstract

Traumatic brain injury (TBI) is a major cause of death and disability globally, with 50 million cases annually and increasing emergency department visits. Despite advances in management, such as decompressive craniotomy and hypothermia, severe TBI still leads to poor outcomes in about 50% of patients, emphasizing the limited effectiveness of conventional therapies. This has led to the development of neurorestorative approaches to enhance brain function and recovery after injury. Literature was sourced from Google Scholar, ScienceDirect, and PubMed, with studies from 2015–2025, in English or Indonesian, and involving human or animal subjects. Neurorestorative strategies include cellular therapies (e.g., mesenchymal stem cells), neurostimulation (invasive and non-invasive methods), pharmacological interventions (e.g., erythropoietin and statins), and supportive therapies (e.g., hyperbaric oxygen). Cellular therapy shows promise in promoting neurogenesis and recovery, though large-scale trials are needed. Neurostimulation has been shown to improve consciousness and neurological function in patients with chronic consciousness disorders, while pharmacological and supportive treatments present mixed results and require more research. Neurorestorative therapies offer hope for TBI recovery, but study limitations, including design and sample size, prevent generalization. Further research and large-scale randomized clinical trials are necessary to ensure safety, effectiveness, and optimal integration of neurorestorative modalities.
EDUKASI MENGENAI PENYAKIT PARKINSON PADA PENGUNJUNG POLI NEUROLOGI DI RS UNIVERSITAS MATARAM Prayitno, Oktavianus; Gunawan, Stephanie Elizabeth; Rianawati, Sri Budhi; Putra, Rifki Ahmad Eka; Savitri, Gaida Gita; Rizki, Dira Kurnia; Nabiilah, Annisa Yumna; Suryantini, Ni Kadek Mega; Akmal, Ardhitio Musthafa
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 4 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i4.2391

Abstract

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif progresif yang ditandai penurunan dopamin di substantia nigra, menyebabkan gejala motorik (tremor, kekakuan, bradikinesia) dan non-motorik (gangguan kognitif, depresi). Masyarakat sering menganggapnya sekadar "penyakit tremor", mengabaikan dampak multidimensinya. Kurangnya pemahaman tentang gejala awal, faktor risiko, dan penanganan holistik menghambat deteksi dini dan manajemen optimal. Penyuluhan tentang penyakit Parkinson memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait gejala awal, faktor risiko, dan penanganan yang tepat, khususnya bagi pengunjung poli neurologi yang termasuk kelompok berisiko tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai efektivitas edukasi mengenai penyakit Parkinson pada pengunjung poli neurologi di RS Universitas Mataram. Sebelum edukasi dilakukan, pengunjung akan diberikan pre-test terkait Penyakit Parkinson kemudian diberikan edukasi melalui penyuluhan dengan menggunakan presentasi visual dan sesi tanya jawab, dan dilanjutkan dengan pos-test. Evaluasi efektivitas dilakukan dengan membandingkan skor pre-test dan post-test. Tahap persiapan menghasilkan materi pelatihan, presentasi PowerPoint, serta soal pre-test dan post-test untuk peserta. Kegiatan dilaksanakan pada 13-15 November 2024 di RS Unram, dengan total 19 peserta selama tiga hari. Pelatihan menggunakan presentasi PowerPoint interaktif yang menyederhanakan topik kompleks dengan visual yang jelas. Pre- dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan rata-rata dari 84,3% menjadi 99,03%. Hal ini menunjukkan efektivitas pelatihan dalam meningkatkan pemahaman peserta mengenai penyakit Parkinson, gejala, risiko, dan manfaat deteksi dini untuk kualitas hidup yang lebih baik.