Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STUDI MORFOLOGI SERBUK SARI KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) Wa Ode Nursia; Asmawati Munir; Hittah Wahi Sudrajat
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 2 (2016): Ampibi 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.188 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i2.5037

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui variasi morfologi serbuk sari kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). Karakter kuantitatif dan kualitatif dari morfologi serbuk sari dianalisis secara deskriptif. Karakterkuantitatif dilakukan pengukuran secara mikroskopis. Hasil pengamatan morfologi serbuk sari kembang sepatu menunjukkan adanya variasi panjang aksis polar (P) dan diameter bidang ekuatorial (E). Panjang aksis polar (P)serbuk sari kembang sepatu mahkota merah, pink, kuning dan jingga masing-masing adalah 22,986 µm, 25,063 µm, 27,315 µm dan 22,233 µm. Panjang diameter ekuatorialnya adalah 21,695 µm, 23,464 µm, 26,045 µm dan 20,975µm. Dengan demikian, ukuran serbuk sari kembang sepatu dapat digolongkan dalam kelas kecil (minutae) dan kelassedang (mediae), memiliki bentuk tipe prolat spheroidal, polaritas tipe isopolar, simetri tipe radial, apertur tipe pantoporat, dan ornamentasi eksin tipe ekinat.Kata kunci: Serbuk Sari, Morfologi, Kembang Sepatu
ETNOBOTANI DALAM UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU MUNA KABUPATEN MUNA SULAWESI TENGGARA Wa Ode Susianti; Asmawati Munir; Hittah Wahi Sudrajat
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 3 (2016): Ampibi 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.571 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i3.5042

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis, pemanfaatan organ, serta makna simbolis tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat pernikahan suku Muna. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode wawancara terbuka dan semistruktural. Penentuan informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposif dengan teknik snowball. Data hasil penelitian ini diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan 19 familia terdiri dari 32 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat pernikahan suku Muna. Berdasarkan familianya yakni tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan yaitu Arecaceae sebanyak 4 spesies, Poaceae dan Anacardiaceae masing-masing sebanyak 3 spesies, sedangkan famili lainnya terdiri dari 2 dan 1 spesies. Berdasarkan habitusnya terdiri dari liana, herba, perdu dan pohon. Tumbuhan yang paling banyak digunakan yakni pohon 13 spesies (42%) dan yang paling sedikit yakni perdu 3 spesies (10%). Tumbuhan berdasarkan bagian yang dimanfaatkan dikelompokkan menjadi 6 kelompok bagian yakni umbi, daun, batang, buah, biji dan seluruh organ. Pemanfaatan buah sebanyak 60% dan yang paling sedikit yaitu biji sebanyak 7,5%. Berdasarkan asal tumbuhan yakni tumbuhan budidaya sebanyak 25 spesies (77%), tumbuhan non budidaya sebanyak 2 spesies (6%) dan tumbuhan campuran sebanyak 5 spesies (17%). Tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara pernikahan bermakna sebagai simbol yakni simbol rasa manis, mengenyangkan, rasa asam, kebaikan, kesungguhan dan keteguhan hati laki-laki, kewanitaan, pria, dan kehidupan.Kata kunci : Etnobotani, Upacara Adat Pernikahan Suku Muna
KELIMPAHAN BULU BABI (ECHINOIDEA) DI INTERTIDAL PERAIRAN PULAU LIWUTONGKIDI KECAMATAN SIOMPU KABUPATEN BUTON SELATAN Aljizat Irianto; Jahidin Jahidin; Hittah Wahi Sudrajat
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 2 (2016): Ampibi 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.469 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i2.5034

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui kelimpahan Bulu Babi (Echinoidea) di Intertidal Perairan Pulau Liwutongkidi Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan teknik pengambilan sampel menggunakan kuadrat berukuran 5m x 5m. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun pengamatan yang ditempatkan berdasarkan perbedaan penutup substrat dasar perairan. Pengambilan data pada saat surut air laut. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 6 jenis bulu babi dari 4 famili yang ditemukan di lokasi penelitian yaitu Salmacis bicolor, Tripneustes gratilla, Diadema setosum, Echinotrix calamaris, Echinometra mathaei, dan Toxopneustes pileolus. Kelimpahan individu tertinggi pada ketiga stasiun pengamatan dari jenis Diadema setosum dengan nilai kelimpahan berturut-turut 10.2 individu/150 m2, 7.6 individu/150 m2 dan 10.2 individu/150 m2. sedangkan kelimpahan jenis tertinggi pada stasiun I dengan nilai kelimpahan29.6 individu/150 m2. Indeks keanekaragaman pada stasiun I adalah 1.32 dengan kriteria keanekaragaman sedang. Pada stasiun II dan III berturut-turut 0.77 dan 0.71 dengan kriteria keanekaragaman rendah. Indeks dominansi jenis tertinggi pada ketiga stasiun yaitu Diadema setosum pada stasiun II dengan nilai 0.5331 dengan kriteria dominansi sedang.Kata kunci: Bulu Babi, Intertidal Perairan Pulau Liwutongkidi, Kelimpahan
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) HASIL FERMENTASI LIMBAH SAWI DAN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) PADA PERTUMBUHAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) Eko Wijayanto; Hittah Wahi Sudrajat; Suarna Samai
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 2 (2016): Ampibi 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.259 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i2.5035

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian POC hasil fermentasi limbah sawi dan kirinyu terhadap pertumbuhan sawi hijau. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) berupa perlakuan pemberian POC dengan masing-masing konsentrasi yaitu kontrol atau tanpa pemberian POC (X0), 25% (X1), 50% (X2), 75% (X3) dan variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan sawi hijau dengan indikator luas daun (cm²), laju pertumbuhan (%/hari) dan jumlah daun (helai). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), masing-masing 6 kali ulangan dengan 4 perlakuan, total sampel sebanyak 24 tanaman sawi hijau. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui pengaruh pemberian POC limbah sawi dan kirinyu dan analisis inferensial dengan menggunakan uji F pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) serta dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) dan ujiBeda Nyata Terkecil (BNT). Nilai rerata laju pertumbuhan spesifik yang tertinggi diperoleh pada X3 (75%) yaitu 16,71% dan terendah diperoleh pada X0 (kontrol) yaitu 15,82%. Hasil analisis sidik ragam diperoleh bahwa Fhitung> Ftabel, menunjukkanpengaruh yang berbeda nyata. Pemberian POC hasil fermentasi limbah sawi dan kirinyu berpengaruh terhadap jumlah daun dan luas daun tanaman sawi hijau. Perlakuan pemberian POC dengan konsentrasi 50% merupakan perlakuan yang terbaik dalammeningkatkan pertumbuhan tanaman sawi hijau.Kata Kunci : limbah sawi dan kirinyu (Chromolaena odorata L.), POC, sawi hijau (Brassica juncea L.).
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Febrianti Yunita; Damhuri Damhuri; Hittah Wahi Sudrajat
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 3 (2016): Ampibi 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.977 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i3.5045

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian POC limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas (X) berupa perlakuan POC limbah sayuran dengan konsentrasi 0%, 6%, 8%, 10%, 12%, 14%, dan variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan dan produksi cabai merah dengan indikator tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (cm), jumlah buah (buah), dan berat basah buah (g) setelah diberikan perlakuan POC limbah Sayuran. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), masingmasing 4 kali ulangan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan uji F pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) serta dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisis sidik ragam diperoleh bahwa Fhitung> Ftabel. Pemberian POC limbah sayuran berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah buah, dan berat buah. Perlakuan X2 (POC 8%) merupakan perlakuan yang paling baik di antara semua perlakuan dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai merah.Kata kunci: POC limbah sayuran, cabai merah (Capsicum annuum L.)
ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN KECAMBAH KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) TERHADAP VARIASI WAKTU PERKECAMBAHAN Nuning Martianingsih; Hittah Wahi Sudrajat; Lili Darlian
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 2 (2016): Ampibi 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.904 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i2.5036

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kandungan protein pada berbagai umur kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) berupa lama perkecambahan dengan variasi waktu yaitu biji sebelum direndam (X0), biji setelah direndam 0 jam (X1), 24 jam (X2), 48 jam (X3), 72 jam (X4), dan 96 jam(X5), sedangkan variabel terikat (Y) yaitu kandungan protein. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), masing-masing 6 kali ulangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui kandungan protein dan analisis inferensial dengan menggunakan uji F pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) serta dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Analisis kadar protein menggunakan metoe biuret. Nilai rerata kandungan protein varietas I (kacang hijau abu-abu) secara berturut-turut sebelum direndam, 0 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam yaitu 17.18%, 15.85%, 12.04%, 9.05%, 6.85% dan 3.54%, sedangkan rerata kandungan protein varietas II (kacang hijau nilon) secara berturut-turut yaitu 17.56%, 16.09%, 13.20%, 8.99%, 6.26% dan 4.14%. Hasil analisis sidik ragam diperoleh bahwa varietas I Fhitung > Ftabel yaitu 597,97>4,56 dan varietas II Fhitung> Ftabel yaitu 1886,45>4,56, menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata. Lama perkecambahan kacang hijau berpengaruh negatif terhadap kandungan protein baik pada varietas I maupun varietas II.Kata Kunci: Kadar Protein, Kecambah, Phaseolus radiatus L., Metode Biuret
KAJIAN ETNOBOTANI ROTAN BATANG (Calamus zollingeri B.) MASYARAKAT DESA MATALAGI KECAMATAN WAKORUMBA UTARA KABUPATEN BUTON UTARA Sarwiana Sarwiana; Asmawati Munir; Hittah Wahi Sudrajat
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 3 (2016): Ampibi 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.897 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i3.5041

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian Etnobotani Rotan Batang (Calamus zollingeri B.) oleh Masyarakat Desa Matalagi Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu metode wawancara, terdiri dari tiga tahapan (1) observasi partisipatif, (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Pengolahan data secara deskriptif kualitatif. Etnobotani rotan batang masyarakat desa Matalagi meliputi: Etnomedisin rotan batang yaitu pengobatan penyakit malaria, hepatitis dan rambut rontok. Etnoantropologi rotan batang meliputi: upacara adat seperti pesta panen, akikah dan pernikahan. Etnoekonomi rotan batang meliputi: batang rotan mentah dijual kepada pengumpul, perabot rumah tangga yang terdiri atas keranjang dan nyiru, bahan bangunan terdiri atas pengikat pagar, pengikat atap dan tenda serta pucuk rotan sebagai bahan makanan.Kata kunci : Botani, Etnomedisin, Etnoantropologi, Etnoekonomi, Calamus zollingeri B.