Nurul Ahmadi
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Store Atmosphere Dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Pelanggan Cafe Sendi Malang) Nurul Ahmadi; Khalikussabir Khalikussabir; Budi Wahono
E-JRM : Elektronik Jurnal Riset Manajemen eJrm Vol. 10 No. 16 Februari 2021
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1552.182 KB)

Abstract

Abstract This study aims to determine how much influence the store atmosphere and quality of service to customer loyality. The sample in this study was taken as much 75 respondents and the technique used Accidental Sampling. The data in this study using a survey method through a questionnaire filled out by consumers. The results of this study can be concluded that store atmosphere and service quality have a significant effect on customer loyality either partially or simultaneously. Keywords: Store Atmosphere, Service Quality, Customer Loyality
Konsep Kaffarat dalam Al-Quran Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Al-Dirayah Vol 7 no 1
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai pedoman kehidupan Al-Qur’an mengandung tiga ajaran pokok. Pertama, ajaran-ajaran yang berhubungan dengan aqidah (keimanan). Kedua, ajaran-ajaran yang berhubungan dengan akhlak. Ketiga, hukum-hukum amaliyah, yaitu ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan amal perbuatan seseorang. Masuk dalam hal ini seperti persoalan ibadah yang berkaitan dengan rukun Islam, nazar, sumpah dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah Swt. serta masalah mu’amalah yang mengatur hubungan antara sesama manusia, seperti akad jual beli, hukum jinayat dan sebagainya. Juga dapat diketahui bahwa prinsip hukum Islam dalam al-quran dapat digambarkan dengan jelas bahwa penetapan dan penerapan hukumnya sangat fleksibel dan sejalan dengan dinamika kemanusiaan. Pada dasarnya penerapan hukum Islam seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur’an dikarenakan ada pelanggaran yang dilakukan manusia terhadap agamanya. Setiap pelanggaran tentu akan berdampak pada sisi kemanusiaan, baik dampak kecil maupun dampak besar. Oleh karena itu, ada konsekuensi hukum untuk setiap pelanggaran yang dilakukan. Dalam hal ini, Al-Qur’an antara lain menetapkan hukum kaffarat dengan beberapa pilihan yang disesuaikan dengan kadar kesanggupan pelanggarnya, seperti pelanggaran terhadap sumpah, zhihar, pembunuhan, melanggar aturan ihram dan lain sebagainya. Menarik untuk dikaji tentang bagaimana Al-Qur’an memberikan alternatif dalam penerapan hukum kaffarat tersebut. Bagaimana kadar kesanggupan seseorang dalam pelaksanaan hukuman menjadi dasar ditetapkannya hukuman oleh Allah Swt. Tidak kalah menariknya pula bagaimana pelanggaran-pelanggaran terhadap beberapa perbuatan tertentu membawa konsekuensi kaffarat bagi pelakunya. Di balik itu semua tentu terdapat banyak hikmah, tujuan dan maksud yang mungkin belum semuanya terungkap ke permukaan.
TINJAUAN HISTORIS TAFSIR DIMASA NABI DAN SAHABAT Nurul Ahmadi; Putri Anggelia
Al-Dirayah Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penafsir pertama dari Allah yang menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad yang bertanggung jawab atas perkembangan tafsir Al-Qur’an saat Nabi masih hidup. Para sahabat di sisi lain, melanjutkan penafsiran Al-Qur'an setelah Nabi meninggal. Metode penelitian ini menggunakan kajian pustaka. Adapun hasil dari peneltian ini adalah Cara penafsiran Al-Qur'an dimulai pada masa Nabi Muhammad SAW dan terus berkembang dan diperbaiki dari waktu ke waktu, menghasilkan banyak aliran pemikiran dan pendekatan penafsiran yang terkenal saat ini.
KREDIT EMAS DALAM PERSPEKTIF HADITS: Studi Ma’ani al-Hadits Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper discusses the extent of the hadith review of the practice of gold credit in the community. The emergence of the product of buying and selling gold with credit is of course mo-tivated by several important things including: so many who want to have gold with the glory of the metal in its material, and on the other hand gold can be used as a tool to save value or as an investment. However, this desire was not supported by the ability to buy it in cash. Therefore, many people make gold buying and selling transactions in cash or credit. This is certainly a prom-ising business opportunity for sharia financial institutions, where on the one hand they can real-ize the wishes of the community, and on the other hand benefit from the product. Indeed, in plain view, the above transaction is like buying and selling other credit items, but in the order of Islamic law, gold is one of the commodities whose rules of the game are very detailed explained directly by the Prophet Muhammad. One of the rules is that it must be done in cash. Due to the abundance of the Prophet's Hadiths that explain this, it is not surprising that in the end so many scholars forbade the transaction.
MASLAHAT DALAM PENETAPAN HUKUM QISHAS: Studi Terhadap Tafsir Ahkam Karangan Syekh Muhamad Ali Says QS. Al-Maidah: 45 Nurul Ahmadi; Rendi Pranata
Al-Dirayah Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maslahat is the fundamental purpose of Islamic law. All that are Allah commanded by Allah through His lawcontain benefit dan kindness to anyone who done it and vice versa all that Allah prohibited contain vices. None of His law is meaningless. Allah has put human beings at the highest level of creation, honored them among His creations, and protects and look after mankind’s life. Qishas was created by Allah to prevent human beings from the vice of human act that endangerhis spirit and body.
PROBLEMATIKA AYAT MUHKAM MUTASYABIHAT DALAM AL-QUR’AN Septiana Dwi Srikandi; Pathurrahman; Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis secara kritis pemahaman bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, olehkarena itu untuk memahami hukum-hukum dalam teks Al-Qur’an perlu dipahami antara lain dari segi bahasa,dalam hal ini budidaya. Para ulama yang ahli dalam bidang fikih telah melakukan penelitian secara menyeluruhterhadap teks-teks al-Qur'an dan kajian ini tertuang dalam prinsip-prinsip yang dipegang oleh umat Islam yangbenar untuk memahami isi al-Qur'an dengan benar. Aturan-aturan ini membantu umat Islam untuk memahamiteks-teks yang tampak kabur (tidak jelas), interpretasi global teks takwil dan aturan hukum terkait lainnya dariteks-teks Al-Qur'an. Dengan demikian dapat dipahami mana ayat yang muhkam dan mana ayat yang mutasyabihatdalam Al-Qur'an itu sendiri.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Q.S Al-Hujurat Ayat 9-13 Studi Analisis Tafsir An-Nuur) Cici Noviana; Pathur Rahman; Halimatussa’diyah; Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksnakan untuk membahas mengenai; 1) nilai-nilai pendidikan multicultural yang terdapat pada QS.al-hujurat ayat 9-13, 2) serta bagaimana cara mengimplementasi pendidikan multicultural yang sesuai dengan pendidikan islam. Penelitian disini menggunakan jenis penelitian kepustakaan sedangkan dalam membahas konflik yang akan dibahas menggunakan metode tafsir maudlu'I dan menggunakan teori pendekatan pendidikan multicultural, sehingga akhirnya penelitian ini menginformasikan bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang bentul-betul memiliki keberagaman dalam beragam suku, ras, agama yang mana semuanya berhak mendapatkan yang hak sama. Sebagimana Al-Qur'an telah menyatakan bahwasannya orang yang bertakwalah yang muliah disisi Allah Swt. dalam Al-Qur’an juga melarang untuk tidak berbuat jahat atau bermusuhan karna akan membuat perselisihan, sebab itu harus mengedepankan prinsipprinsip dasar toleransi sosial. Dalam QS. al-Hujurat yang mana dari ayat 9-13, mengandung Nilai-nilai multikulturalisme yakni; kita harus memupuk sifat kekeluargaan meskipun berbeda, sikap Menghargai dan Menghormati, Menjauhi sikap prasangka, dan memiliki sikap Terbuka, harus Menumbuhkan sikap Inklusivitas, menciptakan sikap toleransi, dan harus selalu menaikkan keimanan pada Allah Swt, sehingga sikap multikulturar dalam dunia pendidikan dapat dihadirkan melalui mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan dalam mata pelajaran sekolah sehingga dapat mencipkan generasi yang memiliki sikap yang multicultural.
DIASPORA ULAMA DALAM TAFSIR MARAH LABID (STUDI ANALISIS Q.S. AT-TAUBAH AYAT 122) Muhammad Hafizh; Halimatussa’diyah; Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diaspora dalam pandangan Tafsir Marah Labid(Analisis Penafsiran Q.S. Surah At-Taubah ayat 122). Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif melalui metode tafsir tahlili (analisis). Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkanbahwa adanya isyarat Nawawi Al-Bantani terhadap diaspora untuk pencapaian keilmuan. Penelitianini menyimpulkan bahwa Nawawi Al-Bantani yang juga sebagai Diaspora Ulama yang mengemban pendidikan di luar negeri. Diaspora dipercaya menjadi solusi alternatif dalam merespon kondisi sosio-politik negara pada masa itu. Kondisi kestabilan sosio-politik suatu daerah menjadi sebuah pra-syarat yang harus dipenuhin untuk membangun kondisi pembelajaran yang ideal. Penelitian inimerekomendasikan kepada akademisi dan riset untuk mengembangkan lebih jauh terkait penelitianini sebagai sebuah referensi, untuk mengetahui diaspora dalam pandangan Al- Qur’an.
SENI RUPA DALAM AL-QUR’AN (QS, SABA’: 13) Ahmad Arif Utama; Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian skripsi ini bertema SENI RUPA DALAM ALQUR’AN (TAFSIR TAHLILI QS, SABA’: 13). Skripsi ini di latar belakangi mengenai bagaimana seni rupa terbentuk dari perkembangan zamannya terutama di dalam .Al-Qur’an, sehingga dengan melihat perkembangan seni rupa ini menjadikan solusi pandangan bahwa bisa jadi seni rupa itu sendiri bisa membawa kebaikan maupun membawa keburukan. Dalam penelitian ini, seni rupa merupakan cabang dari seni. Seni rupa merupakan suatu karya seni yang diwujudkan secaranampak dapat memberikan keindahan, rasa dan kepuasan bagi para penikmat. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa di zaman Nabi Sulaiman pernah membuat karya seni rupa yakni dalam Qs, Saba’: 13. Seni rupa dalam Al- Qur’an dijelaskan bawah sudah ada sejak zaman Nabi Sulaiman, hal ini dijelaskan dalam Qs, Saba’:13 bahwa para jin yang diperintah oleh Nabi Sulaiman untuk membuat berupa maharib (gedung-gedung, rumah, masjid), tamatsil (patung, gambar-gambar), jifan (piringpiring), qudurirrosiyat (periuk-periuk untuk memasak), kesemua ini termasuk kedalam bidang seni rupa, bahwasanya seni rupa merupakan bentuk yang diciptakan secara nampak. seni rupa dalam Qs, Saba’:13 menjelaskan bahwa seni rupa pada zaman Nabi Sulaiman sangat berpengaruh dalam keberhasilan terhadap sosial budaya, antara lain membuat keindahan bagi kota Yerussalem.