Wirawan Anggorotomo, Wirawan
SMF Anestesiologi Rumah Sakit Umum Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbandingan Kebutuhan Propofol dan Lama Bangun antara Kombinasi Propofol-Ketamin dan Propofol-Fentanil pada Pasien yang Dilakukan Kuretase yang Diukur dengan Bispectral Index (BIS) Anggorotomo, Wirawan; Kadarsah, Rudi K.; Oktaliansah, Ezra
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.96 KB)

Abstract

Pemberian sedasi dan analgesi yang efektif, efisien, aman, mudah didapat, dan juga murah diperlukan untuk mengurangi nyeri serta kecemasan selama kuretase.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kebutuhan propofol dan lama bangun antara propofol-ketamin dan propofol-fentanil pada pasien yang dilakukan kuretase. Dilakukan penelitian uji klinis acak tersamar tunggal pada 60 pasien yang menjalani kuretase di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode September–November 2014.  Pasien dibagi dalam dua kelompok, yaitu propofol-ketamin (PK) dan propofol-fentanil (PF). Data hasil penelitian  untuk tekanan darah, laju nadi, laju napas, saturasi oksigen, dan skor bispectral index (BIS) dianalisis dengan uji-t dan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan propofol berbeda secara sangat bermakna (p<0,001), pada kelompok PK terdapat 4/30 subjek yang mendapatkan tambahan propofol, sedangkan pada kelompok PF sebanyak 14/30 subjek. Lama bangun pada kelompok PK adalah 25,75±2,47 menit, sedangkan pada kelompok PF adalah 21,08±2,52. Secara statistik hasil tersebut berbeda secara sangat bermakna (p<0,001). Simpulan, kebutuhan propofol pada kelompok PK lebih sedikit dibanding dengan kelompok PF dan lama bangun pada kelompok PK lebih lama dibanding dengan kelompok PF. Kata kunci: Bispectral index, kebutuhan propofol, kuretase, lama bangun Comparison of Propofol Requirements and Emergence Time between Propofol-Ketamine and Propofol-Fentanyl Combinations in Patients Undergoing Curretage using Bispectral Index (BIS) MonitoringAdequate administration of safe, easy-to-obtain, and constantly available sedatives and analgesia, is needed for pain reduction throughout curettage procedures. The goal of this study was to examine differences in propofol requirements and emergence time between propofol-ketamine and propofol-fentanyl combinations in patients undergoing curettage. A single-blind randomized controlled trial study was performed on 60 patients who underwent curettage procedures. The patients were divided into two groups: propofol-ketamine (PK) and propofol-fentanyl (PF). Blood pressure, pulse rate, respiration rate, and oxygen saturation and BIS data were analysed using a t-test and Mann-Whitney test. This study showed that propofol requirements differ significantly (p<0.001) between the two groups where in PK group where 4/30 subjects received additional propofol, compared to PF group 14/30 subjects received additional propofol. The wake up time for PK group was 25.75±2.47 minutes compared to 21.08±2.52 minutes for the PF group. The difference was statistically significant (p<0.001). The conclusions of this study are propofol requirements for PK group is less compared to PF group and the emergence time for PK group is longer compared to PF group. Key words: Bispectral index, curettage, emergence time, propofol requirements DOI: 10.15851/jap.v3n3.611
Gambaran Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Rahman, Adlian Fathur; Fitriyani, Fitriyani; Mandala, Zulhafis; Anggorotomo, Wirawan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 6 (2024): Volume 11 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i6.15329

Abstract

Kualitas tidur yang baik sangat penting bagi mahasiswa kedokteran karena berdampak langsung pada kinerja akademik dan kognitif mereka. Namun, gangguan tidur banyak terjadi pada mahasiswa kedokteran karena tuntutan akademik yang tinggi, tugas klinis, gaya hidup, dan pekerjaan yang menantang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pada mahasiswa pendidikan profesi dokter di salah satu rumah sakit di Bandar Lampung tahun 2023. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional ini dilakukan pada tahun 2024 pada mahasiswa pendidikan profesi dokter di salah satu rumah sakit di Bandar Lampung. Populasi berjumlah 220 orang dan sampel yang diperoleh sebanyak 69 melalui rumus Slovin. Pengumpulan data menggunakan kuesioner standar Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Mayoritas mahasiswa (62,3%) memiliki kualitas tidur yang buruk, sedangkan 37,7% memiliki kualitas tidur yang baik. Dari tujuh komponen, sebagian besar responden melaporkan kualitas tidur subyektif cukup baik (33,3%), latensi tidur 16-30 menit (49,3%), durasi tidur 5-6 jam (40,6%), efisiensi tidur >85% (87%), gangguan tidur 1 kali seminggu (63,8%), tidak pernah mengonsumsi obat tidur (81,2%), dan disfungsi siang hari 1 kali seminggu. Prevalensi kualitas tidur buruk yang tinggi diamati pada mahasiswa pendidikan profesi dokter, menekankan perlunya intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Effects of leadership styles on physician motivation and performance in caring for patients with COVID-19 undergoing preoperative treatment: A qualitative study Anggorotomo, Wirawan; Aryawati, Wayan; Ekasari, Fitri
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 2 (2024): Volume 7 Number 2
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v7i2.224

Abstract

Background: Preoperative management of Covid-19 patients at Pertamina Bintang Amin Hospital is still not optimal. The Hospital Director in implementing his leadership style does not yet have a real work program in taking attitudes and policies towards certain situations, the leadership usually does not conduct deliberations in advance which absorb aspirations, the motivation given by the director has not been conveyed to all staff. Purpose: To find out the analysis of the role of the hospital director's leadership style in increasing the motivation and performance of doctors in the preoperative handling of Covid-19 patients at Pertamina Bintang Amin Hospital. Method: This research is qualitative with a phenomenology approach. There were 5 research informants namely the Director, Chair of the Medical Committee, Supervisory Board and 2 Doctor Operators. Retrieval of informants by purposive sampling. Data collection techniques using in-depth interview techniques. Data analysis techniques use content analysis. Results: The role of the leadership style of the director of Pertamina Bintan Amin Hospital is open and two way more to protect and want to mingle with the staff. Motivation has been carried out by the Director, but it has not been conveyed equally to all staff. Doctors' performance in preoperative management of Covid-19 patients has been running according to the SOP. The role of the director's leadership style had a positive impact on the work productivity of all staff during the Covid-19 pandemic. Conclusion: It is known that the impact of the role of leadership style in perioperative handling of Covid-19 patients at Pertamina Bintang Amin Hospital Lampung in 2021 has had a positive impact on the work productivity of all staff during the Covid-19 pandemic. Apart from that, the director's openness and ease in mingling with all staff has a positive impact on staff at work Suggestion: Maintaining good communication, building good personality relationships between directors and medical staff, facilitating training is needed to equalize perceptions or ways of working between doctors and medical staff, as well as holding meetings for all staff.
Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin Dan Lama Pembedahan Dengan Kejadian Postoperative Nausea And Vomiting(PONV) Pada Pasien Pasca Laparatomi Dengan Anestesi Spinal Ansar, Joan Willy; Selri, Novia Permata; Utami, Deviani; Anggorotomo, Wirawan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.20186

Abstract

Postoperative Nausea and Vomiting(PONV) merupakan komplikasi umum pascaoperasi yang sering terjadi dalam 24 jam pertama pada pasien pasca anestesi dan pembedahan. Faktor risiko PONV meliputi usia, jenis kelamin, dan lama pembedahan. Studi sebelumnya mengungkapkan bahwa wanita cenderung berisiko lebih besar mengalami PONV dibandingkan pria, kejadian yang lebih tinggi terjadi pada pasien berusia dibawah 60 tahun, dan risiko PONV meningkat seiring dengan durasi pembedahan yang lebih lama. Memahami kaitan antara usia, jenis kelamin, dan durasi pembedahan dengan kejadian Mual dan Muntah Pasca Operasi (PONV) pada pasien setelah laparatomi dengan anestesi spinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Studi ini menerapkan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) yang dilaksanakan dari tanggal 08 Februari hingga 10 Maret 2025. Sampel penelitian berjumlah 33 pasien yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui rekam medis pasien dan kuesioner, penggunaan uji Chi-Square dan uji Spearman dalam menganalisa data. Mayoritas pasien berusia lansia awal & akhir  (27,3%) dan lansia akhir (27,3%), dengan distribusi jenis kelamin laki-laki (54,5%) dan perempuan (45,5%). Lama pembedahan terbanyak adalah 1–2 jam (78,8%). Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan jenis kelamin (P=0,326) terhadap insidensi PONV. Namun, teridentifikasi adanya hubungan antara usia (P=0,012) dan lama pembedahan (P=0,001) dengan kejadian PONV. Studi ini mengindikasikan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) pada pasien laparatomi dengan anestesi spinal. Namun, ditemukan adanya hubungan signifikan antara usia dan lama pembedahan dengan kejadian PONV, di mana durasi pembedahan yang lebih lama cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya PONV.