Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DETERMINAN MINAT REMAJA MENGIKUTI POSYANDU REMAJA Idhayani, Ribkha Itha; Masini, Masini; Lusiana, Arum; Saputra, Wahyu Joko
Maternity and Neonatal : Jurnal Kebidanan Vol. 12 No. 1 (2024): Maternity and Neonatal : Jurnal Kebidanan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30606/jmn.v12i1.2565

Abstract

Latar Belakang. Remaja rentan terhadap masalah psikososial, psikis atau kejiwaan akibat perubahan sosial. Perlu sumber informasi kesehatan dan life skill agar para remaja siap menghadapi kehidupan melalui kegiatan Posyandu remaja. Hasil studi pendahuluan di Kabupaten Magelang terdapat pernikahan di usia kurang dari 20 tahun berpotensi terjadinya kehamilan usia muda penyebab BBLR. Tahun 2021 bulan Januari-November di wilayah Puskesmas Secang terdapat jumlah calon pengantin di bawah usia 20 tahun mencapai 4,51% atau sebanyak 24 orang. Kabupaten Magelang menduduki peringkat keempat Provinsi Jawa Tengah dengan 38 kasus HIV/AIDS. Rendahnya tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja mengakibatkan terhambatnya pemberdayaan sebagai tujuan utama dari Posyandu Remaja. Tujuan penelitian menganalisis deteminan minat remaja menghadiri Posyandu Remaja. Metode penelitian : jenis penelitian diskriptif kuwantitatif, Desain penelitianya berupa survei analitik, Populasi 321 orang teknik sampling purposive didapatkan 34 sampel Hasil : mayoritas responden perempuan 33 atau 31%, mayoritas pendidikan SMA 42 responden atau 39.6%, mayoritas 27 responden atau 25.5% cukup mendapat dukungan dari keluarga untuk mengikuti Posyandu remaja. pengetahuan tentang kegiatan posyandu remaja mendapatkan skor terendah yakni 16 responden atau 16%, mayoritas 27 responden atau 25.5% cukup dukungan dari keluarga untuk mengikuti Posyandu remaja. mayoritas responden kurang mendapatkan dukungan dari teman sebaya untuk datang ke Posyandu remaja sebanyak 32 responden atau 64%. jarak rumah ke Posyandu remaja mayoritas dekat 29 orang atau 58 % , mayoritas 37 responden atau 74 pesrsen berminat datang ke Posyandu remaja tetapi terhalang oleh kesibukan menyelesaikan kegiatan sekolah dan tugas membantu orang tua Saran : dukungan keluarga dan teman sebaya lebih ditingkatkan sedangkan waktu kegiatan posyandu remaja lebih informative menginformasikan kegistan dan pemilihan waktu yang tepat agar remaja yang sudah berminat mengikuti Posyandu remaja
Pelatihan Mencegah Stunting Dengan Mengatasi Picky Eater Dan Gerakan Tutup Mulut Pada Anak Idhayanti, Ribkha Itha; Masini, Masini; Chunaeni, Siti; Maya Agiustina, Anggarani; Algania Imandafirly, Hafidza; Elisia, Salma
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v4i2.188

Abstract

Usia toddler 3-4 tahun seringkali anak menunjukkan perilaku picky eater atau pilih-pilih makan. Perilaku makan orang tua dan teman sebaya memiliki hubungan yang kuat dengan kejadian sulit makan (picky eater) pada anak usia toddler. Pola makan yang baik mencegah terjadinya masalah gizi terutama stunting. Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sedang dihadapi Indonesia. Pencegahan dan penurunan stunting dilakukan dengan melibatkan keluarga. Satu dari tiga balita di Indonesia mengalami stunting. Masalah stunting menyebabkan kegagalan pertumbuhan f?sik dan perkembangan kecerdasan serta produktivitas yang menurun dan juga daya tahan tubuh balita menurun. Status g?zi dipengaruhi oleh perilaku orang tua dan lingkunganya dalam membentuk pola makan yang berpengaruh terhadap status gizi balita. Stunting di Kabupaten Magelang cukup tinggi. Dari 305 kelahiran itu 105 menderita stunting. Stunting di Desa Kalijoso masih tinggi mencapai 39 anak tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Sampel dari penelitian ini adalah kader desa Kalijoso. Hasil pengabdian masyarakat pengetahuan pretest 48,84 dan post test 85,2. Kesimpulan kader perlu menambah pengetahuan tentang kebutuhan si kecil, mulai dari kecukupan nutrisi, pola asuh, hingga gaya hidup, dapat meminimalisir risiko anak mengidap stunting baik mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh Bidan, tenaga kesehatan lainnya maupun informasi lain melalui media social. Saran variasi makanan yang menarik, pengenalan makanan baru harus disertai makanan lama, mencobakan makanan baru dari mulai menyentuh, membau, merasakan, mencoba memakan disertai contoh dari orang tua, memuji anak setiap mau melalukan apa yang disuruh pengasuh. Pada anak gtm dilakukan pijat gtm dari wajah maupun telapak tangan. Memantau tinggi badan anak setiap bulan di Posyandu. Pola makan yang baik mencegah terjadinya masalah gizi terutama stunting.
PENGARUH PENDAMPINGAN KESEHATAN WUS TERHADAP PERILAKU WUS DALAM PEMERIKSAAN IVA Idhayanti, Ribkha Itha; Sari, Nita Melia; Maryani, Siti; Masini, Masini
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol 4, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v4i2.12490

Abstract

Kasus kanker leher rahim menepati urutan kedua setelah kanker payudara yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 9,2 % dari total kasus kanker di Indonesia. Cara sederhana mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin yaitu dengan melakukan IVA. Saat ini cakupan deteksi dini kanker leher rahim di Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah(sekitar 5%). Di Kabupaten Temanggung cakupan pemeriksaan IVA 5,6% dan di Kecamatan Bejen 13,6% dari sasaran 1012Tujuan Umum:Untuk mengetahui pengaruh pendampingan kesehatan WUS terhadap pemeriksaan IVA di Desa Prangkokan Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung. Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperimen dengan rancangan yang digunakan yaitu One Group Pre Test-Post Test Design. jumlah sampel sebesar 40 orang. Pada saat kegiatan sosialisasi tanggal 04 Oktober 2023 sesuai kriteria inklusi. Dalam penelitian ini d menggunakan uji Wilcoxon.Hasil penelitian ini adalah: Perilaku pemeriksaan IVA sebelum di lakukan pendampingan kesehatan WUS masih rendah yaitu 12,5% dari 40 responden. Perilaku pemeriksaan IVA sesudah di lakukan pendampingan kesehatan WUS meningkat menjadi 80% dari 40 responden. Ada pengaruh yang signifikan pendampingan kesehatan WUS terhadap pemeriksaan IVA yaitu adanya peningkatan 27 responden dalam pemeriksaan IVA.Diharapkan responden yang belum pernah melakukan pemeriksaan IVA agar segara mungkin melakukan pemeriksaan IVA untuk mendeteksi resiko kanker leher rahim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya dan dikembangkan oleh peneliti lain dengan menggunakan variable yang berbeda serta analisi yang lebih mendalam.  
Efektivitas Media Leaflet dan Video pada Tingkat Pengetahuan tentang Tanda Bahaya Masa Nifas Masini, Masini; Pujiastuti, Wahyu; Damailia, Herlina Tri; Idhayanti, Ribkha Itha; Kartini, Rubiyana Islam
Midwifery Care Journal Vol. 5 No. 4 (2024): October 2025
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/micajo.v5i4.11274

Abstract

The puerperium is a vital time for both mothers and newborns, marked by a heightened risk of complications, especially within the first 24 hours after delivery. This research aimed to assess the impact of health education through video media on increasing postpartum mothers' knowledge of puerperium danger signs at the Bunda Parakan Temanggung Clinic. A quasi-experimental design with a non-equivalent control group was used, involving 30 postpartum mothers selected via accidental sampling. Data were gathered through pre- and post-intervention questionnaires, with both video and leaflet media used as educational tools, and analyzed with a t-test. The results showed that video media significantly enhanced mothers' knowledge, with 67% of respondents showing adequate understanding (p-value 0.003, mean difference 0.67), compared to 53% for the leaflet group (p-value 0.014, mean difference 0.46). These outcomes suggest that video media is more effective than leaflets in raising awareness about puerperium danger signs, and thus, it is advised that health education programs emphasize the use of video media to better inform postpartum mothers