Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Melalui Tekonologi Akuaponik Untuk Meningkatkan Ekonomi Di Dusun III Sri Pengantin Fitria Lestari; Yuli Febrianti; Nopriyeni Nopriyeni; Agus Andriansah; Frengky Alexander Pratama; Gusti Aldo Wijaya
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2023): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i3.1452

Abstract

Dusun III Sri Pengantin merupakan salah satu desa terisolir dari desa lainnya yang berada di Kecamatan STL Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas, dimana untuk mencapai dusun tersebut harus menggunakan transportasi khusus yang dikenal dengan “ketek” selama 45 menit hingga 1 jam. Dusun yang terisolir juga diperparah dengan ketiadaan sumber listrik, tingkat pendidikan yang minim, serta fasilitas sarana prasarana yang sangat memprihatinkan. Hal ini berdampak pada ekonomi masyarakatnya yang hanya mengandalkan hasil kebun yang letaknya jauh dari rumah asli penduduk dan umumnya mendapatkan barang umumnya masyarakat saling menggunakan sistem barter. Padahal, dusun ini memiliki potensi sumber daya alam yang sangat banyak, seperti sungai, bukit, ikan, dan lahan yang luas. Oleh karena itu, dengan daya dukung sumber daya alam yang ada, salah satu usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat adalah dengan menerapkan teknologi akuaponik dimana hasil yang didapatkan tidak hanya ikan, tetapi juga sayur-sayuran.
“Umah Macuy” Sebagai Center Of Learning Masyarakat Tertinggal Desa Napallicin Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara Gusti Aldo Wijaya; Euis Nur Af’idah; Wulan Utami Triyani; Ines Sr; Femi Wulandari; Desti Sia Mita; Kokoh Padli; Rinaldi Akbar; Ari Nopriansyah; Ahmad Riki; Mauliza Risma; Awang Wahyu Sadewa; Ngatijah; Yogi Rosa Putra; Nindia Saputri
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 7 : Agustus (2023): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Napallicin Village is one of the underdeveloped villages located at the end of North Musi Rawas Regency with access only by one land access route, Tanah Merah, which takes ±4-5 hours. In addition to difficult access, the community's economy is still below the minimum wage and there is also no internet network that functions to upgrade knowledge. Based on the results of observations and interviews with the village head and the people of Napallicin Village, it is known that education in this village is categorized as low because 85% of the community, especially teenagers and the elderly, are illiterate because they do not go to school and the highest is only elementary school graduates. The low level of parental education, of course, affects the motivation to go to a further level. This problem is exacerbated by the fact that the educators who teach in schools are not in accordance with their competence and also the number is still very minimal. This certainly has an impact on the lack of literacy skills of children, adolescents and the elderly. Therefore, one of the solutions offered is "Umah Macuy" as a Center of Learning for Disadvantaged Communities in Napallicin Village, Ulu Rawas District, North Musi Rawas Regency". The objectives of this activity are 1) to improve literacy skills among children, adolescents and the elderly; and 2) the establishment of 5 literacy corners as centers of learning. The methods used are socialization, implementation, and evaluation. The result of this activity is that there is an increase in literacy skills, especially for the elderly in Napallicin Village. This increase can be seen from the literacy skills which were initially still lacking, which has increased in view of the results of the autobiography that was made. The conclusion that can be drawn is that the presence of Umah Macuy can be a means to help improve the literacy skills of the disadvantaged people of Napallicin Village.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDALAMAN MELALUI PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK DAUN BAMBOE DI DUSUN III SRI PENGANTIN KECAMATAN STL ULU TERAWAS Fitria Lestari; Yuli Febrianti; Agus Andriansah; Frengky Alexander Pratama; Gusti Aldo Wijaya
Setawar Abdimas Vol. 2 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah BengkuluUniversitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/sa.v2i1.4793

Abstract

Dusun Sri Pengantin merupakan dusun dengan julukan “Kampung Bambu” oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Julukan itu diberikan dikarenakan keberlimpahan tumbuhan bambu didusun tersebut. Selain kehidupannya, ekonomi didusun ini juga masih jauh cukup rendah dengan mata pencaharian hanya mengandalkan kebun kopi. Padahal, dengan banyaknya bambu hendaknya dapat menambah pendapatan ekonomi masyarakat didusun tersebut. Permasalahan dalam mengolah bambu menjadi produk bernilai jual ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat didusun tersebut. Adapun produk yang dapat dihasilkan dari bambu adalah pupuk organik. Pengolahan ini berdasarkan pertimbangan kebermanfaatannya bagi kehidupan, seperti membantu dalam perkebunan kopi yang memang menjadi mata pencaharian utama masyarakat di dusun Sri Pengantin, ramah lingkungan, dan umumnya diminati oleh masyarakat. Selain itu, pengolahan bambu menjadi produk yang bernilai jual juga diharapkan dapat membantu program pemerintah untuk menjadikan dusun ini sebagai dusun wisata yang nantinya banyak dikunjungi wisatawan sehingga dapat membuka peluang uasaha, meningkatkan ekonomi masyarakat, dan menjadi ciri khas dari dusun Sri Pengantin. Adapun rencana kegiatan yang akan kami lalukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menggunakan metode observasi, sosialisasi, pelatihan dan dilanjutkan praktik langsung pembuatan pupuk organik daun bambu, serta melakukan pendampingan dalam produksi, manajemen usaha, dan cara memasarkan produk pupuk organik daun bambu. Target luaran dalam kegiatan ini adalah: 1) Peningkatan pengetahuan tentang pengolahan pupuk organik daun bamboe; 2) peningkatan keterampilan tentang pengolahan pupuk organik daun bamboe; 3) Publikasi artikel di Jurnal Madani; 4) Publikasi Media Massa di Koran Linggau Pos. Kata Kunci: Daun Bamboe, Pupuk Organik, Sri Pengantin
IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT MASYARAKAT PEDALAMAN DUSUN III SRI PENGANTIN KECAMATAN STL ULU TERAWAS KABUPATEN MUSI RAWAS Fitria Lestari; Ria Dwi Jayanti; Agus Andriansah; Frengky Alexander Pratama; Gusti Aldo Wijaya
Jurnal Riset dan Inovasi Pendidikan Sains (JRIPS) Vol. 2 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jrips.v2i1.4742

Abstract

Dusun III Sri Pengantin adalah salah satu dusun yang berada di Kecamatan STL Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas yang berada dipedalaman. Dikatakan pedalaman dikarenakan aksesnya yang terisolir dan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan alat air yang dikenal dengan “ketek”. Dusun yang terisolir dan akses yang sulit juga menjadi penyebab tingkat ekonomi masyarakatnya yang masih rendah. Selain itu, akses yang sulit juga menyebabkan fasilitas dan petugas kesehatan tidak tersedia di dusun ini dan jikalapun tersedia hanya datang 1 (satu) bulan sekali, sehingga kebanyakan untuk masalah kesehatan, masyarakat lebih mengandalkan dukun. Selain mengandalkan dukun, sebagai pengganti penggunaan obat kimia, masyarakat lebih memanfaatkan tumbuhan di sekitar yang memiliki potensi sebagai obat. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat pedalaman untuk mendata jenis, cara pengolahan, dan organ tumbuhan yang digunakan oleh masyarakatnya. Penelitian ini menggunakan metode jelajah dengan teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat dusun III Sri Pengantin terdiri dari 63 jenis dan 39 famili dengan bagian tumbuhan yang digunakan sebanyak 11 bagian, yaitu akar, batang, biji, buah, bunga, daun, getah, kulit buah, rimpang, umbi, dan lendir serta cara pengolahan tumbuhan yaitu direbus, ditumbuk, tanpa diramu, diparut, dioles, ditempel, diasap, dijemur, diseduh, dikukus, dan diperas. Disimpulkan bahwa tumbuhan obat dapat dijadikan alternatif pengganti penggunaan bahan kimia. Kata kunci : Masyarakat Pedalaman, Tumbuhan Obat, Sri Pengantin
PENGOLAHAN VIRGIN COCONUT OIL PADA MASYARAKAT PEDALAMAN DI DUSUN III SRI PENGANTIN KECAMATAN STL ULU TERAWAS Ivoni Susanti; Fitria Lestari; Yuli Febrianti; Agus Andriansah; Gusti Aldo Wijaya
Nusantara Hasana Journal Vol. 3 No. 7 (2023): Nusantara Hasana Journal, December 2023
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v3i7.1029

Abstract

Sri Pengantin Hamlet is a hamlet nicknamed "Bamboo Village" by the South Sumatra Provincial Government. Apart from that, another abundant potential in this hamlet is coconut plants. Access to this hamlet can only be reached via water for 45 minutes - 1 hour using a means of transportation called "ketek". Apart from the difficulty of access, the unavailability of electricity and signals means that the lives of the people in this hamlet are still lagging behind compared to other hamlets in the same sub-district. Apart from living, the economy in this hamlet is still quite low with livelihoods only relying on coffee plantations. In fact, the abundance of coconuts should be able to increase the economic income of the people in the village. Therefore, one of the activities carried out is holding training on processing coconut into virgin coconut oil (VCO). The results of the research show that there has been an increase in community skills in processing coconut into VCO from 39 to 92.35% with the proposed business management in the form of storing the VCO produced so that it can be resold so that it can help the community's economy. It is concluded that the abundant natural potential can be processed into valuable products with creativity.
"Umah Macuy" Sebagai Terobosan Untuk meningkatkan Literasi Kaum Lansia Di Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara Gusti Aldo Wijaya; Euis Nur Af’idah; Wulan Utami Triyani; Ines. Sr; Femi Wulandari; Desti Sia Mita; Kokoh Padli; Rinaldi Akbar; Ari Nopriansyah; Ahmad Riki; Mauliza Risma; Awang Wahyu Sadewa; Ngatijah; Yogi Rosa Putra; Nindia Saputri
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Vol. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Dharma Samakta Edukhatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61142/psnpm.v1.49

Abstract

Desa Napallicin merupakan salah satu Desa yang terletak paling ujung di Kabupaten Musi Rawas Utara. Akses untuk mencapai Desa Napallicin hanya terdapat satu jalur akses darat dengan waktu tempuh ± 4-5 jam dari kota lubuklinggau dengan kondisi jalannya yang masih berupa tanah merah, sehingga jika dalam kondisi hujan akan membuat perjalanan akan semakin lama. Selain akses yang sulit, sarana prasarana seperti jaringan internet pun terbatas sehingga akses ifnormasi ke dunia luar menjadi sulit bagi masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala desa dan masyarakat desa Napallicin diketahui bahwa jumlah masyarakat di desa Napallicin berjumlah ±100 KK (kepala keluarga) atau ± 400 orang dengan hampir ± 70% masyarakatnya terutama lansia mengalami buta aksara karena tidak bersekolah dan paling tinggi hanya tamatan SD. Walaupun sudah ada fasilitas bangunan sekolah dari Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pada dasarnya masyarakat terutama lansia tidak sepenuhnya menempuh jenjang Pendidikan, baik itu formal maupun non-formal. Sehingga mengakibatkan minat baca mereka rendah serta minimnya pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan adalah “Umah Macuy” sebagai Terobosan untuk Meningkatkan Literasi Kaum Lansia di Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara. Metode yang digunakan adalah sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dari kegiatan ini bahwa terjadi peningkatan kemampuan literasi pada Lansia di Desa Napallicin. Peningkatan tersebut terlihat dari kemampuan literasi yang awalnya masih kurang, mengalami peningkatan di lihat dari hasil autobiografi serta buku resep masakan khas masyarakat Desa Napallicin yang dibuat. Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa adanya Umah Macuy dapat menjadi sarana untuk membantu meningkatkan kemampuan literasi kaum lansia di Desa Napallicin. Kata Kunci: Desa Napallicin; Umah Macuy; Literasi, Lansia, Autobiografi
Pelatihan Akuaponik Untuk Meningkatkan Keterampilan Masyarakat Dusun III Sri Pengantin Kecamatan STL Ulu Terawas Fitria Lestari; Yuli Febrianti; Nopriyeni Nopriyeni; Frengky Alexander Pratama; Agus Andriansah; Gusti Aldo Wijaya
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Vol. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Dharma Samakta Edukhatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61142/psnpm.v1.85

Abstract

Dusun III Sri Pengantin terletak di Kecamatan STL Ulu Terawas dan terpisah dari desa lainnya dikarenakan akses menuju ke lokasi harus menggunakan “ketek” selama 45 menit hingga 1 jam. Selain akses yang sulit, hal ini diperparah dengan fasilitas yang minim termasuk tidak ada sumber listrik, pendidikan yang rendah, dan hal ini berdampak pada kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah sumber daya alam yang ada. Padahal, dusun ini memiliki potensi yang melimpah, seperti air, pekarang, dan juga tanaman. Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah dengan memberikan pelatihan akuaponik kepada masyarakat dusun III Sri Pengantin. Metode yang digunakan adalah dengan sosialisasi, pelatihan akuaponik, dan juga monitoring secara berkala. Hasil dari pelatihan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan masyarakat dusun III Sri Pengantin dari 35% menjadi 93%. Kesimpulannya adalah potensi sumber daya alam yang dimiliki haruslah seimbang dengan keterampilan yang dimiliki, sehingga dapat menjadi nilai ekonomi nantinya.