Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

BIOCHAR SEBAGAI INPUT DALAM PENGELOLAAN TANAMAN MANGGIS DI DESA JELIJIH PUNGGANG I Dewa Nyoman Raka; I Wayan Widnyana; I Nyoman Suparsa
ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 10, No 02 (2017): Desember 2017
Publisher : LPPM UNIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.098 KB) | DOI: 10.36412/abdimas.v10i02.362

Abstract

Desa Jelijih Punggang dan Desa Batungsel di  Kecamatan Pupuan  merupakan desa dengan areal lahan pertanian yang  luas terutama lahan perkebunan. Hampir  setiap rumah tangga warga dua desa ini memiliki kebun dengan beraneka macam pohon.  Pohon-pohon yang biasa terdapat pada lahan masyarakat adalah kopi robusta, kelapa, dan kakao.  Untuk buah-buahan biasanya ada mangga, manggis dan durian.  Tanaman yang dominan ditanaman di desa Jelijih Punggang adalah buah manggis.  Buah ini sudah sampai di ekspor ke mancanegara, bahkan desa ini sudah memiliki instalasi pengolahan jus manggis sebagai pendukung produk Bumdes.   Di desa Batungsel tanaman yang dominan adalah kopi robusta.  Malahan di desa ini sudah ada unit Bumdes yang melakukan pengolahan kopi bubuk yang sudah cukup terkenal di Bali. Sesuai dengant ujuan dari IbW di desa ini yaitu bersama Pemda Tabanan, tim IbW Unmas Denpasar bertekad untuk mensukseskan program Gerbang Pangan dan Gerbang Emas untuk lebih memberdayakan masyarakat dalam rangka menyongsong kemandirian pangan dan energi menuju Tabanan Serasi ( Sehat, Sejahtera dan Berprestasi). Masalah kesuburan lahan menjadi isu penting pada pengelolaan tanaman manggis, karena adanya kandungan logam berat yang ditemukan pada buah manggis. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada tahun 2017 tim Universitas Mahasaraswati Denpasar melakukan perlakuan biochar pada 100 tanaman manggis di des Jelijih Punggang Kata Kunci: Gerbang Emas Serasi, Percepatan, Gerbang Pangan, Biochar
Pengenalan dan Demonstrasi Penggunaan Traktor pada Krama Subak Desa Adat Anggabaya Cokorda Javandira; I Dewa Nyoman Raka; Agus Wahyudi Salasa Gama
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 1 No. 2 (2019): Maret
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.492 KB)

Abstract

Kemitraan antara Desa Adat dengan Perguruan Tinggi dalam hal sharing teknologi dan seni untuk pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan pertanian, ekonomi, sosial, dan budaya. Desa Adat Anggabaya memiliki tiga kelompok Subak yaitu Subak Anggabaya, Subak Umalayu dan Subak Umadesa. Subak merupakan sebuah organisasi masyarakat hukum adat tradisional Bali yang bersifat sosio, agraris, religius yang membidangi dalam irigasi sawah dan pola tanam di lahan sawah. Salah satu permasalahan yang dihadapi petani subak dalam budidaya tanaman padi yakni pada pengolahan tanah yaitu keterbatasan pengetahuan mengenai traktor. Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanam, pengolahan tanah ini bertujuan untuk membalikkan tanah, membersihkan tanah dari sisa-sisa tanaman dan untuk mengurangi serangan pathogen tanaman. Selama ini yang menyebabkan petani mengalami penundaan penanam padi karena bergilirnya penggunaan traktor. Oleh karena itu diperlukan upaya pengenalan mengenai traktor serta demonstrasi penggunaanya, agar krama subak mampu mengoperasikan traktor di lahan sawah miliknya. Kegiatan dalam pengabdian ini dengan memberikan penyuluhan pengenalan jenis- jenis traktor, memberikan pengetahuan bagian- bagian traktor, memberikan penyuluhan mekanisasi traktor dan melakukan pelatihan demonstrasi penggunaan traktor. Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini diperoleh simpulan bahwa petani memiliki pengetahuan mengenai jenis-jenis traktor, bagian-bagian traktor dan mekanisasi traktor serta mampu dan terampil dalam mengoperasikan traktor
Festival of Conner, Apayao as Village Tourist Farm Attraction Leandro Banan Alla; I Ketut Arnawa; I Made Dwi Adnyana; Ni Putu Sukanteri; I Dewa Nyoman Raka; I Made Suryana
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 16 No 2 (2022): Vol 16 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SOCA.2022.v16.i02.p05

Abstract

Farm activity has the potential to be developed as a tourist destination, the problem is why it has not developed optimally. This study aims to assess the perception of the Panagbunga Festival in Conner, Apayao. The study is descriptive method of research. There are 110 respondents in the study. Data was collected through a structured questionnaire. Results revealed that regarding tourism importance, the participants strongly agreed Panagbunga Festival promotes and showcases Conner municipality as the fruit basket of the north. Regarding cultural relevance, the participants who consider themselves fruit lovers strongly agreed that the Panagbunga Festival enhanced local pride in culture. Regarding socio-economic value, the participants strongly agreed that Panagbunga Festival improves the employment and standard of living of the farmers. As to the promotional measures to promote the festival, Television advertising ranks first. It is concluded that the Panagbunga Festival of Conner, Apayao provided the perceived promotion to the increase of fruit production within the municipality and to the realization of its vision to become the fruit basket of the north. So promotion through festivals is very important for developed as a tourist destination
Pengaruh Volume Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L. Alfons Versali; I Made Sukerta; Dewa Nyoman Raka
AGRIMETA : Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem Vol. 11 No. 22 (2021): Agrimeta: Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The cress (Lactuca sativa L.) is a horticultural plant that has a considerable selling prospect and value. The development of lettuce has the good prospect of supporting more people's nutrition, greater job opportunities, agribusiness development. The purpose of this study is to know how media volume affects the growth and production of lettuce. As for the benefit of this study, information to the community in particular about how the volume of soil on the growth and production of the lettuce plant can affect and provide effective soil volume information on growth and the product of the lettuce. The study used random group design methods (shelves). The study was conducted from May 26 to July 8 with six treatment, treatment of 40 g/5 kg (V1), 40 g/6 kg (V2), treatment of 40 g/7 kg (V3) treatment of 40 g/ 8 kg (V4), treatment of 40 g/9 kg (V5) and treatment of 40 g/ 10 kg (V6). In the test of media volume on the lettuce plant, application of media volume 40 g/ 5 kg soil results in the best growth on all the observable parameters: plant height (cm), leaf number (cm), root length (cm), total fresh weight (g), and total dry weight of the plant (g)
IDENTIFIKASI KUALITAS DAN BOBOT MASA SIMPAN BEBERAPA JENIS BUAH SALAK BALI (Salacca Zalacca Var. Amboinensis) Ni Kadek Emawati; I Dewa Nyoman Raka; I Made Suryana; Farida Hanum; Putu Eka Pasmidi Ariati
AGRIMETA : Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem Vol. 12 No. 24 (2022): Agrimeta: Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bali salak fruit is one of the preferred fruit plants and has good prospects for cultivation. and the production of salak fruit is very large. This study, entitled "Identification of the quality and shelf-life of several types of salak Bali (Salacca zalacca var. Amboenensis)" was carried out at the center of salak development in Sibetan Village, Karangasem Regency, Bali. This study aimed to identify the quality and shelf life of several types of Balinese salak in Sibetan Karangasem. And get the type of salak bali which has the best quality and weight of the shelf life of salak fruit. This study used randomized block design (RAK) using 8 treatments which were repeated 4 times so as to get 32 treatments, the results of the identification of the quality and weight of the shelf life of salak fruit gave a very significant effect on the number of bunches of fruit, fruit weight, shelf life weight, and had an effect on significantly on the weight of the bunch, the thickness of the flesh and the level of acidity in the medium, the low level of TPT (total dissolved solids), and the high level of vitamin C. And the salak fruit that has the best quality and shelf-life weight is sugar salak with a mass of 48.75 g, and the quality of salak acid content of granulated sugar with a value of 18.3 pH, TPT (total dissolved solids) with a value of 0.34, and vitamin C content with a value of 199.61 mg
Peningkatan Produksi Kopi Melalui Pemangkasan I Dewa Nyoman Raka; I Nyoman Suparsa; Wayan Widnyana
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 3 No. 1 (2019): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.993 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v3i1.948

Abstract

ABSTRAKABSTRACTKeywords: Pruning production, reproductive branches, productive branches, intensivePeningkatan Produksi Kopi Melalui PemangkasanTim Program Kemitraan Wilayah (PKW) Universitas Mahasaraswati Denpasar bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Saraswati Tabanan telah melakukan pendampingan pemangkasan berat pada tanaman kopi di Desa Batungsel Kabupaten Tabanan. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran petani kopi untuk melakukan pemangkasan, karena selama ini petani kopi sangat jarang malahan tidak pernah melakukan pemangkasan pada tanaman kopi karena pengetahuan petani masih keliru terhadap tindakan pemangkasan. Dalam persepsi petani pemangkasan yang dilakukan pada tanaman kopi justru akan mengurangi produksi karena tindakan pemangkasan akan menghilangkan beberapa bagian tanaman yang sebenarnya tidak bermanfaat. Padahal pemangkasan memiliki beberapa keuntungan seperti 1) Mendorong pertumbuhan cabang produktif yang baru; 2) Menentukan jumlah cabang reproduktif yang optimal; 3) Sarana untuk pengontrol produksi; dan 4) Mencegah pertumbuhan cabang liar sehingga memudahkan dalam melakukan pemeliharaan. Melalui kegiatan pendampingan yang dilakukan secara berkelanjutan, akhirnya tim mampu meyakinkan petani tentang manfaat pemangkasan pada tanaman kopi. Kegiatan pendampingan juga dilakukan di Desa Jelijih Punggang dimana desa ini selain merupakan sentra tanaman manggis juga sebagian besar masyarakatnya memiliki tanaman kopi terutama kopi Robusta. Animo masyarakat terhadap pemangkasan akhirnya dapat dirubah dan petani juga diberikan pemahaman agar selalu melakukan pemeliharaan yang intensif terhadap tanaman kopi di lapangan, sehingga produksi kopi di Desa Batungsel dan Desa Jelijih Punggang dapat ditingkatkan.Kata kunci: Pemangkasan produksi, cabang reproduktif, cabang produktif, intensifThis program was conducted at two villages in Pupuan district Tabanan Regency. Those villages have plenty coffee plantation which is very limited technology adoption. This situation impact for the quantity of coffee bean production and also the quantities so far. Pruning is one of effective way to increase coffee production because this activities can drive the plant to grow the new branch especially the productive branches that can be support the new juvenile productive branches. If the weather in comfortable zone, the productive branches will support to produce good quality of coffee beans. Though pruning has several advantages such as 1) encouraging the growth of new productive branches, 2) determining the optimal number of reproductive branches 3) facilities for production control and 4) preventing the growth of wild branches so as to facilitate maintenance. Through ongoing mentoring activities, the team was finally able to convince farmers about the benefits of pruning on coffee plants. Mentoring activities were also carried out in the village of Jelijih Punggang where the village was not only a mangosteen center but also most of the people had coffee plants, especially Robusta coffee. Public interest in pruning can eventually be changed and farmers are also given an understanding to always carry out intensive maintenance of coffee plants in the field, so coffee production in the village of Batungsel and the village of Jelijih Punggang can be increased