R. M. Rustamaji, R. M.
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT Wardani, Shinta Pramudya; Rustamaji, R. M.; Aprianto, -
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.954 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.22732

Abstract

Perubahan cuaca mengakibatkan terjadinya siklus pembasahan dan pengeringan secara berulang-ulang, sehingga tanah akan mengalami perubahan volume tanah akibat perubahan kadar air dan menurunnya faktor-faktor pendukung parameter tanah. Didalam penelitian ini diambil tanah lempung yang plastisitas tinggi (CH) dan plastisitas rendah (CL), dimana kedua tanah ini akan di berikan perilaku siklus basah kering berulang dengan pembasahan yaitu penambahan kadar air 40% dan kadar air 60%, untuk pengeringannya yaitu dengan tiga metode diantarnya metode kering udara, metode oven 110° dan metode 60°. Dengan hal itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh siklus basah kering berulang terhadap nilai parameter Atterberg Limit. Dimana batas Atterberg Limit diperkenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun 1911 dengan tujuan untuk mengklasifikasikan tanah berbutir halus dan menetukan sifat indeks property tanah, pengujiannya meliputi batas cair (LL), batas plastis (PL), dan batas susut (SL). Dalam menentukan batas Atterberg Limit ini proses pengujian menggunakan metode BS1377 : 1990 dan metode ASTM D423-66. Pada proses siklus basah kering terhadap nilai parameter Atterberg Limit tanah lempung ditunjukkan perbedaan hasil nilai batas cair (LL), batas plastis (PL). Dari tiga metode pengeringan pada siklus basah kering, nilai batas cair (LL) tertinggi didapatkan pada metode oven 60° sebesar 60,577%, diikuti oleh nilai batas cair (LL) dengan metode kering udara sebesar 36,211%, dan nilai batas cair (LL) terkecil didapatkan pada metode oven 110° sebesar -15,647%. Sedangkan untuk nilai batas plastis (PL), nilai tertinggi didapatkan pada metode oven 110° sebesar 19,107%, diikuti metode oven 60° dengan nilai batas plastis (PL) sebesar 13,319%, dan nilai batas plastis (PL) terendah didapatkan pada metode kering udara dengan nilai sebesar -26,402%. Kata kunci : Siklus pembasahan dan pengeringan, Batas Atterberg limits, Tanah lempung
MODIFIKASI TANAH DENGAN CAMPURAN KAOLINITE DAN BENTONITE DALAM MENGURANGI NILAI PERMEABILITAS (K) Lestari, Dita Indah; Rustamaji, R. M.
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 2, No 2 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.453 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v2i2.16137

Abstract

Peningkatan pertumbuhan penduduk di Kota Pontianak akan mempengaruhi perilaku dan gaya hidup serta pola konsumsi masyarakat. Perubahan tersebut akan berpengaruh pula pada volume dan jenis sampah yang dihasilkan. Tumpukan sampah tersebut juga akan menghasilkan limbah cair yang disebut air lindi yang menimbulkan bau tak sedap. Pengumpulan air lindi dilakukan menggunakan saluran di sekeliling sel sampah. Apabila sistem drainase ini kurang dikelola dan dikontrol dengan baik, maka beberapa bagian drainase akan tersumbat/terhalang oleh sampah terutama pada musim hujan dimana air lindi akan tumpah dan masuk ke dalam parit buatan yang ada didekat TPA dan pada akhirnya masuk dan mencemari sungai, air tanah, dan lingkungan disekitar TPA tersebut. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran air lindi ke dalam permukaan/air tanah. Salah satu diantaranya adalah konstruksi penghalang lempung (clay barrier) dengan memperhatikan nilai koefisien permeabilitas dari penghalang lempung itu sendiri. Dengan hal itu, penelitian dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan nilai koefisien permeabilitas dalam modifikasi tanah menggunakan campuran bentonite dengan permeabilitas menggunakan campuran kaolinite pada benda uji tanah jenuh agar berguna sebagai salah satu upaya dalam menghambat dan mengurangi pencemaran air lindi terhadap permukaan/air tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kadar kaolinite dan bentonite pada suatu tanah maka akan semakin kecil nilai permeabilitas yang didapatkan, dalam arti air akan semakin sulit untuk melewati pori-pori yang terdapat didalam tanah tersebut.   Kata kunci :permeabilitas, penghalang lempung, sel rowe.
ANALISA PENGARUH KUAT ARUS PADA FENOMENA ELEKTROKINETIK TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL Riustopo, G.; Rustamaji, R. M.; Bachtiar, V.
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.28335

Abstract

Fondasi tiang pancang yang terletak di tanah lunak pada umumnya menghadapi permasalahan serius yang berkaitan dengan rendahnya daya dukung tanah dan besarnya penurunan yang terjadi. Salah satu metode perbaikan tanah lunak yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan daya dukung tanah lunak dengan cepat adalah metode elektrokinetik. Metode ini dilakukan dengan memberikan tegangan pada elektroda yang ditanam di tanah untuk memperbaiki karakteristik geoteknik dari tanah lunak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya dukung tiang pancang sebelum dan sesudah proses elektrokinetik guna mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian variabel kuat arus pada fenomena elektroosmosis terhadap daya dukung tiang pancang baja tunggal. Secara umum penelitian ini merupakan studi lapangan menggunakan data loading test tiang tunggal hasil penelitian di lapangan dengan membandingkan daya dukung tiang tanpa perlakuan dengan tiang yang dialiri listrik searah. Berdasarkan analisa data dari hasil penelitian, pemberian kuat arus listrik pada perlakuan elektrokinetik mampu meningkatkan daya dukung tiang pancang hingga 45% dengan dialiri listrik searah dengan kuat arus 320 mA selama 7 hari. Hal ini menunjukkan bahwa metode elektrokinetik ini dapat dijadikan sebagai alternatif perbaikan tanah lunak yang inovatif dan menjanjikan. Kata-kata kunci: fenomena elektrokinetik, fenomena elektroosmosis
PENENTUAN PRIORITAS LOKASI PEMBANGUNAN HUNIAN VERTIKAL BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI KOTA PONTIANAK Juliardi, Ruswitri; Hamid, Abdul; Elvira, Elvira; Rustamaji, R. M.
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 1 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v20i1.44491

Abstract

Penetuan prioritas lokasi hunian vertikal bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kota Pontianak dapat membantu Pemerintah Kota Pontianak dalam menentukan prioritas lokasi pembangunan hunian vertikal dari beberapa alternatif lokasi yaitu kecamatan Pontianak Utara, Pontianak Timur, Pontianak Tenggara, Pontianak Selatan, Pontianak Kota dan Pontianak Barat. Analisa dilakukan dengan mempertimbangkan 5 (lima) kriteria yang terdiri dari kriteria Politik, Lahan, Sosial, Lingkungan, dan Infrastruktur. Metode penelitian dilakukan dengan teknik pengolahan data secara kuantitatif menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Data yang digunakan terdiri dari data primer berupa data kuesioner dengan responden yang terdiri dari Instansi Pemerintah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pontianak, Lembaga Penyandang Dana (Perbankan) dan Pemuka masyarakat, sedangkan data sekunder berupa data kepadatan penduduk, kawasan kumuh, kepadadatan bangunan, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan data lainya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh urutan pengingkat prioritas berurutan mulai dari yang pertama yaitu : Kecamatan Pontianak Timur dengan total nilai bobot 0,282961, Kecamatan Pontianak Utara dengan total nilai bobot 0,263191, Kecamatan Pontianak Barat dengan total nilai bobot 0,130533,   Kecamatan Pontianak Selatan dengan total nilai bobot 0,113835, Kecamatan Pontianak Tenggara dengan  
ANALISIS KESTABILAN LERENG AKIBAT FLUKTUASI MUKA AIR TANAH PADA RUAS JALAN SIMPANG PINTAS "“ SAYAN KABUPATEN MELAWI Frengky, Frengky; Rustamaji, R. M.; Priadi, Eka
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v21i2.59202

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki beragam variasi topografi permukaan tanah disetiap daerahnya. Pembangunan jaringan jalan di Indonesia sering dikerjakan pada wilayah yang memiliki topografi yang curam. Hal ini membuat kemungkinan longsor pada lereng atau tebing yang berada di jaringan jalan. Wilayah Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat juga memiliki resiko terjadi longsor, khususnya di ruas jalan simpang pintas "“ Sayan. Pengaruh muka air tanah sangat berpotensi menurunkan faktor keamanan pada lereng karena tentunya air di dalam tanah memberikan beban yang lebih besar pada lereng dan juga mengurangi nilai momen penahan pada lereng, sehingga longsor biasanya terjadi ketika hujan atau pasca hujan lebat. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dilakukan penelitian dan penulisan tesis ini adalah untuk menganalisis kestabilan lereng pada ruas Jalan Simpang Pintas "“ Sayan terhadap pengaruh perbedaan tinggi muka air tanah serta meninjau keefektifan perkuatan yang direncanakan dan menganalisis faktor keamanan menggunakan metode analisa program komputerisasi. Analisa yang digunakan dalam kajian ini yakni metode analisa program komputerisasi dengan program PLAXIS 8.6. Dari hasil analisa metode program komputerisasi, potongan lereng yang dikaji masih dalam kondisi aman. Semakin rendah muaka air tanah, semakin besar angka Faktor Keamanan lereng. Perkuatan lereng yang dipilih yaitu menggunakan dinding penahan tanah berupa bronjong adalah pilihan yang tepat, sebab berdasarkan hasil analisa perhitungan, material bronjong memenuhi nilai faktor keamanan, baik faktor keamanan eksternal maupun internal yang berupa faktor keamanan terhadap guling (overturning stability) dan faktor keamanan terhadap geser (sliding stability).
STUDI PERBANDINGAN TINGKAT PEMADATAN TANAH DENGAN DAN TANPA METODE ELEKTROKINETIK PADA TANAH LUNAK Prastiya, Chandra; Rustamaji, R. M.; Priadi, Eka
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v21i2.59203

Abstract

Pada pengujian pemadatan digunakan pembebanan preloading beban bertahap sebanyak 4 tahap dengan beban awal sebesar 168 kg/m2, 336 kg/m2, 504 kg/m2 dan 672 kg/m2, pemberian arus sebesar 5 A, 20A dan 20A dengan air garam tiap tahap pembebanan. Hasil dari pengujian lapangan akan disandingkan dengan perhitungan secara manual maupun menggunakan program plaxis V.20. Pada percobaan lapangan dengan metode preloading didapatkan penurunan sebesar 6,31 cm dalam waktu 25 hari, preloading kombinasi arus 5A didapatkan penurunan sebesar 6,78 cm dalam waktu 22 hari, preloading kombinasi arus 20A didapatkan penurunan sebesar 9,15 dalam waktu 21 hari dan preloading kombinasi arus 20A+air garam didapatkan penurunan sebesar 9,38 cm dalam waktu 19 hari. Pemodelan menggunakan plaxis V.20 dengan perubahan nilai koefisien permeabilitas menunjukan perilaku yang sama, bahwa kecepatan air berpindah dari anoda (+) menuju katoda (-) akibat proses electroosmosis. Hasil perhitungan menunjukan preloading kombinasi arus 20A+air garam didapatkan penurunan sebesar 9,85 cm dalam waktu 19 hari. Preloading yang dikombinasikan dengan metode elektrokinetik memiliki efektifitas sebesar 148,65% dan tingkat efektifitas waktu sebesar 31,58% pada beban 672 kg/m2 dengan arus 20A+air garam. Hasil pengujian menunjukan kenaikan kuat geser tanah sebesar 7,05 kali dari kuat geser tanah sebelum diberikan perlakuan. Serta menunjukan perubahan tekanan air pori sebesar 8,99 "“ 9,49 kali lebih baik bila menggunakan metode preloading. Pemberian air garam mampu memperkecil hambatan dan membuat arus listrik lebih stabil serta menjaga tiang anoda dan katoda dari korosi.  Dari pengujian lapangan dan pemodelan dengan program plaxis V.20 menunjukkan metode elektrokinetik dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perbaikan pada tanah lunak
STUDY ON THE EFFECTS OF SOIL-CEMENT STABILIZATION IN THE LOWER ROAD FOUNDATION LAYER USING SPENT BLEACHING EARTH STABILIZER IN TERMS OF SOIL PHYSICAL PROPERTIES Hafiz, Idham; Bachtiar, Vivi; Rustamaji, R. M.
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 3 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI AGUSTUS 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jts.v23i3.65918

Abstract

In road construction planning, soil plays a primary role that will be examined. In geotechnical engineering, soil stabilization is one of the engineering sciences and efforts to enhance soil characteristics. Unbeknownst to many, ideas and concepts are generated to create new innovative materials that can replace or supplement existing materials. Based on this, the concept of utilizing spent bleaching earth (SBE) waste material emerged. With the advancement of engineering knowledge, particularly in the field of geotechnical engineering, soil stabilization is employed as an effort to improve soil characteristics. By utilizing SBE and cement as materials for soil stabilization in dams, the changes in the physical properties of the embankment soil before and after stabilization are examined. The physical property results are obtained through testing. Each obtained result is compared against the lower road foundation layer specifications based on the General Specifications for Road and Bridge Construction Works 2018 (Revision 2). Based on the testing and analysis, the plasticity index value with an optimum content of 10% and a curing time of 14 days, which is 7.576%, has met the requirements for constructing Class B roads' lower road foundation layer.
STUDI PEMAMPATAN TANAH LUNAK YANG DIANALISIS DENGAN METODE NUMERIK Ashari, Fahmi Nur; Rustamaji, R. M.; Priadi, Eka
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v19i2.40611

Abstract

Metode Vacuum Preloading merupakan salah satu metode alternatif perbaikan tanah lunak untuk mempercepat waktu konsolidasi dan mengurangi kompresibilitas tanah dalam menahan beban rencana. Pada pembangunan Area Container Yard Pelabuhan Terminal Kijing Mempawah, Kalimantan Barat Vacuum Preloading diaplikasikan dengan mendistribusikan tekanan vacuum sebesar ± 80 kPa di atas drain, dan dengan timbunan Preloading pada elevasi ± 6,53 meter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsolidasi menggunakan Plaxis V.8 pada salah satu titik stationing STA 4+375 terkait dengan metode Vacuum Preloading yang digunakan, selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil analisis dengan hasil monitoring Settlement Plate di lapangan. Selain itu analisis juga dilakukan terhadap metode Preloading tanpa PVD maupun dengan PVD. Analisis menggunakan dua dari banyak soil model, yaitu Mohr Coulomb dan Soft Soil Creep. Hasil monitoring Settlement Plate-Geo.+3 pada STA 4+375 selama 140 hari waktu pelaksanaan menunjukkan besar penurunan adalah ±1,295 meter, sedangkan hasil analisis Plaxis V.8 didapatkan besar penurunan selama 140 hari waktu pelaksanaan adalah ±1,217 meter untuk model Mohr Coulomb dan ±1,492 meter untuk model Soft Soil Creep. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai penurunan antara hasil analisis dan hasil monitoring tidak terlalu berbeda secara signifikan dan menunjukkan nilai penuranan hasil monitoring moderat diantara model Mohr Coulomb dan model Soft Soil Creep.