Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Diversity Species of Medicinal Plants in The Martelu Purba Nature Reserve, North Sumatra Rambey, Ridahati; Jelly Permana Purba; Ahmad Baiquni Rangkuti; Arida Susilowati; Onrizal
Journal of Sylva Indonesiana Vol. 5 No. 02 (2022): Journal of Sylva Indonesiana
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.539 KB) | DOI: 10.32734/jsi.v5i02.9011

Abstract

Indonesia was known as a country that has high biodiversity, some of them are various types of medicinal plants. Since the first, Indonesian people have used medicinal plants in traditional medicine. This research was conducted in the Martelu Purba Nature Reserve (MPNR), Purba District, Simalungun Regency, North Sumatra. MPNR is a nature reserve consisting of high biodiversity, some of them are medicinal plants. However, the information on medicinal plants in this area is rarely documented even though they have a meaningful contribution as traditional medical treatments for indigenous communities. This study aims to identify all plant species found in the MPNR. This method of research was carried out by exploring key informants, namely the manager of the nature reserve and the local community. Determination of the number of respondents is done by the snowball sampling method. The results showed that there were 44 species of medicinal plants found in the MPNR consisting of 33 families, where the most families were from the Arecaceae family, which was 17.24%. Based on habitus, medicinal plants found in  MPNR consist of 20 tree species (45.45%), 13 herb species (29.54%), 5 palm species (11.36%), 4 shrub species (9.09 %), and 2 species from epiphytes (4,54%). Based on the intended use of medicinal plants used as fever, cough, diarrhea, diabetes, wounds, asthma, malaria, and others. Based on the part of the plant that has been used, 19 species from leaves (42.22%), 7 species from fruit/seed (15.90%), 6 species from all plant parts (13.63%), 5 species from bark (11.36%), 2 species from roots (4.54%), 1 species from resin (9.09%), 1 species from the flower (9.09%), 1 species from bark and seeds (9.09%), 1 species from wood (9 .09%), and 1 species from bark and leaves (9.09%). Medicinal plant species found in the MPNR must be conserved to maintain their sustainability and can be used sustainably.
Upaya Membangun Harmoni Penghidupan Manusia dan Konservasi Harimau Sumatera Melalui Program Desa Binaan USU di Timbang Lawan, Kabupaten Langkat Pindi Patana; Yulia Siti Maisaroh; Apri Heri Iswanto; Adrian Hilman; Agus Purwoko; Mariah Ulfa; Alfan Gunawan Ahmad; Ma'rifatin Zahrah; Oding Affandi; Nurdin Sulistiyono; Eddy Mirwandhono; Achmad Siddik Toha; Moehar Maraghiy Harahap; Tati Vidiana Sari; Ahmad Sadeli; Ahmad Baiquni Rangkuti; Erni Jumilawaty; Yunus Afifuddin
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Perguruan Tinggi Mengabdi: Berkarya dan Berinovasi Untuk Membangun Masyarakat Semakin Tangguh di Mas
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbang Lawan merupakan salah satu desa di Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat dan menjadi zona penyangga (buffer zone) Taman Nasional Gunung Leuser. Salah satu masalah desa adalah kemunculan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyerang ternak warga di pinggiran hutan. Selain mengakibatkan kerugian materi, serangan harimau sumatera berpotensi menimbulkan persepsi negative terhadap satwaliar tersebut. Oleh karena itu kegiatan pengabdian USU ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun harmoni antara penghidupan masyarakat dengan konservasi harimau. Kegiatan terdiri dari lima bagian, yaitu: membangun kandang anti harimau, pemeliharaan rusa untuk restocking pakan harimau, restorasi, pembuatan pakan ternak dan pengembangan ekowisata. Metode yang digunakan adalah transfer pengetahuan dan pelibatan masyarakat melalui praktek langsung lapangan. Masyarakat sangat antusias dan pemerintah desa sangat mendukung kegiatan ini, karena dapat memberi solusi langsung terhadap permasalahan masyarakat desa.Kata kunci: Timbang Lawan, Harimau sumatera, penghidupan, konservasi, konflik
PENGARUH PEMBERIAN KOLKISIN DENGAN DROP METHOD TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadamba) Anwar, Arniani; Evelin Anggelina Tanur; Worabai, Descarlo; Laswi Irmayanti; Reyna Ashari; Ahmad Baiquni Rangkuti
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol9.Iss2.409

Abstract

Jabon merupakan salah satu jenis tanaman yang sedang populer dibudidayakan oleh masyarakat dan industri pemasok kayu. Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang memiliki kemampuan membentuk tanaman yang poliploid. Sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas Jabon maka diperlukan adanya terobosan baru. Salah satunya dengan pemberian colchicine pada bibit jabon. Perlakuan kolkisin pada penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas jabon maka diperlukan adanya terobosan baru. Salah satunya dengan pemberian kolkisin pada bibit Jabon. Jumlah perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 perlakuan dengan 45 kali jumlah ulangan pada setiap perlakuannya. Untuk 4 perlakuan diberi kosentrasi colchicine dengan kosentrasi yang berbeda-beda (0,5 mg/l, 1,0 mg/l, 1,5 mg/l, dan 2,0 mg/l) dan 1 perlakuan berfungsi sebagai kontrol di mana tanaman kontrol ini tidak diberi colchicine. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pemberian colchicine dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan bibit jabon. Pengaruh pertumbuhan tersebut terjadi pada semua variabel yang diamati, baik pertambahan jumlah daun, pertumbuhan tinggi tunas maupun diameter. Empat konsentrasi colchicine yang diberikan, perlakuan E dengan konsentrasi 2,0 mg/l merupakan konsentrasi yang memberikan pengaruh pertumbuhan terbaik terhadap bibit Jabon.
Carbon Storage Potential of Talang Forest in Pinggir District, Bengkalis Regency, Riau Province Pebriandi; Defri Yoza; Wishnu Sukmantoro; Evi Sribudiani; Viny Volcherina Darlis; Sonia Somadona; Nur Suhada; Niskan Walid Masruri; Ahmad Baiquni Rangkuti
Jurnal Ilmu Ilmu Kehutanan Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jiik.7.2.85-91

Abstract

The Indonesian government is committed to reducing carbon and greenhouse gas emissions through the Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030 scheme. Efforts that can be made to support the FOLU Net-Sink 2030 is by knowing the carbon storage potential in a forest area. This research aims to calculate the amount of potential biomass carbon storage in the talang forest. The methods used in this research are non-destructive sampling and destructive sampling. The method with destructive sampling for seedlings, understorey and litters, while for saplings, poles, trees and necromass with non-destructive sampling method. The calculation results showed that carbon stocks were trees (77.76 tons/ha), poles (9.56 tons/ha), saplings (7.99 tons/ha), seedlings and understorey (0.65 tons/ha), litters (1.20 tons/ha) and necromass (2.39 tons/ha). Aboveground carbon storage in the talang forest was found to be 99.56 tons/ha. The total aboveground carbon storage potential of the gutter forest was 7,933 tons of carbon.