Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Fungsi Paru dengan Kadar Interleukin-6 (Il-6) Pada Penduduk Yang Berada Di Sekitar Pabrik Karet Gandus Dan Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Sukawinatan Palembang Novita Adela; Mohammad Zulkarnain; Rostika Flora
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 5 No. 1 (2019): Vol 5, No 1, 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paparan dari polusi udara dapat mengganggu kapasitas fungsi paru dan sistem imum tubuh. Kapasitas fungsi paru merupakan penjumlahan dari dua volume paru atau lebih. Interleukin-6 (IL-6) merupakan mediator inflamasi pada patogenesis pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi paru dan kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sukawinatan Palembang.Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji hubungan antara variabel. Sampel sebanyak 72 dan dibagi menjadi 2 kelompok : kelompok di wilayah Pabrik Karet Gandus dan kelompok di wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sukawinatan Palembang. Uji fungsi paru di ukur menggunakan spirometri dan kadar Interleukin-6 diukur menggunakan pemeriksaan ELISA. Hasil uji Chi squaremenunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 0,001) antara fungsi paru pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sampah Sukawinatan. Dan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 0,337) antara kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sampah Sukawinatan. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 0,626) antara fungsi paru dan kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 1,000) antara fungsi paru dan kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar TPA Sampah Sukawinatan Palembang. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) antara kadar Interleukin-6 dan Fungsi Paru pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sukawinatan Palembang.
PENGARUH DEMOGRAFI DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN SUKARAMI KOTA PALEMBANG ZULAIHA ZULAIHA; NAJMAH NAJMAH; MOHAMMAD ZULKARNAIN
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Skizofrenia adalah gangguan psikotik dan bersifat kronis yang dapat dikendalikan dengan pemberian obat Antipsikotik seumur hidup. Masa Pandemi COVID-19 ini membuat orang takut untuk ke rumah sakit dan ke pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan takut akan tertular virus mematikan itu, sehingga membuat keluarga enggan mengantarkan keluarganya untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan akhirnya pasien mengalami ketidakpatuhan dalam pengobatan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh demografi dan dukungan sosial keluarga terhadap kepatuhan minum obat pasien skizofrenia selama Pandemi COVID-19.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 211 sampel yang dipilih dengan metode purposive sampling dengan analisis data menggunakan Chi-Square.Hasil: Hasil Penelitian menunjukan mayoritas responden yang tidak memberikan dukungan pada pasien skizofrenia di Puskesmas Wilayah Kecamatan Sukarami berjumlah (56,3%). Variabel yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kepatuhan minum obat pasien skizofrenia selama Pandemi COVID-19 antara lain dukungan sosial keluarga (P-value= 0,05; QR=1,806; CI=1,013-2,199),dukungan sosial keluarga (P-value=0,039; PR=0,681; CI95%=0,978-3,333), pengetahuan (P=0,048 QR = 1,935 CI 95%= 1,049-3,489), umur (P=0,43 QR=1,955 CI95%=1,065-3,589). Adapun variabel yang jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan, status ekonomi, prilaku pengambilan obat, dan akses pelayanan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan pengobatan pasien skizofrenia.Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ketidakpatuhan minum obat pasien skizofrenia selama pandemi COVID-19 dapat disebabkan oleh umur, dukungan sosial keluarga, dan pengetahuan.
HUBUNGAN ASUPAN FE DENGAN KEJADIAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN SELUMA ANI MELIYANI; RICO JANUAR SITORUS; ROSTIKA FLORA; HAMZAH HASYIM; MOHAMMAD ZULKARNAIN; RISNAWATI TANJUNG; NESHY SULUNG; IKHSAN IKHSAN; NURMALIA ERMI
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Pada saat kehamilan terjadi hemodelusi yang mengakibatkan penurunan kadar Hb. Oleh karena itu, konsumsi makanan tinggi zat besi sangat diperlukan pada saat kehamilan. Asupan zat besi yang kurang akan berdampak terhadap defisiensi zat besi dan mengganggu pertumbuhan janin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan zat besi dengan kejadian anemia defisiensi besi pada ibu hamil di Kabupaten Seluma. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 136 orang ibu hamil dari 4 Puskesmas di Kabupaten Seluma. Pengukuran asupan zat besi menggunakan food recall 3x24 jam, sedangkan penentuan anemia defisiensi besi berdasarkan pengukuran kadar Hb, Fe serum dan TIBC. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan software SPSS. Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan uji analisis bivariat didapatkan bahwa ada hubungan antara asupan Fe dan kejadian anemia defisiensi besi dengan p-value=0.003 (PR=0.225; 95% CI: 0.078-0.647). Tidak hanya pada responden dengan asupan Fe yang kurang tetapi mayoritas asupan Fe dengan kategori cukup. Kesimpulan: Pada penelitian selanjutnyadapat ditambahkkan variabel yang mempengaruhi asupan Fe sehingga hal yang mempengaruhi antara penyerapan dan kejadian ADB dapat menjadi lebih jelas.
DETERMINAN FAKTOR PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KECAMATAN ILIR TIMUR II KOTA PALEMBANG Nurhasanah Nurhasanah; Mohammad Zulkarnain; Misnaniarti Misnaniarti
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v14i2.194

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Penyakit Tidak Menular menyebabkan 73% kematian global dan hipertensi sebagai ancaman Kesehatan masyarakat global yang mempunyai dampak bermakna secara ekonomi dan sosial. Dalam penanggulangan penyakit tidak menular dibutuhkan peran aktif masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok dalam pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Tujuan penelitian ini untuk melihat deterrminan faktor dalam pemanfaatan Posbindu PTM.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel adalah masyarakat sasaran yang datang ke layanan Posbindu PTM di Kecamatan Ilir Timur II (n=359 orang), dipilih dengan metode Consecutive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui wawancara langsung ke responden. Aanalisis data menggunakan Chi-Square.Hasil: Hasil Penelitian menunjukan mayoritas responden aktif dalam pemanfaatan Posbindu PTM (69,1%). Variabel yang mempunyai hubungan bermakna terhadap pemanfaatan Posbindu PTM  antara lain jenis kelamin (p-value=0,000; OR=4,618 CI95%=2,498–8,5), pengetahuan (p-value=0,000; OR=4,015 CI95%=2,505–6,43), dan dukungan keluarga (p-value=0,001; OR= 2,258 CI95%;1,413-3,610) di wilayah Kecamatan Ilir Timur II. Adapun variabel umur, pendidikan dan sikap tidak memiliki hubungan signifikan terhadap pemanfaatan Posbindu PTM.Kesimpulan: Disimpulkan bahwa determinan faktor pemanfaatan Posbindu PTM disebabkan oleh jenis kelamin, pengetahuan dan dukungan keluargaKata kunci: Pemanfaatan, Posbindu, Penyakit Tidak Menular, Pengetahuan ABSTRACT Background: Non-communicable diseases cause 73% of global deaths and hypertension is a global public health threat that has significant economic and social impacts. In the prevention of non-communicable diseases, the active role of the community, both individually and in groups, in the implementation of Community-Based Health Efforts is required through the activities of the Posbindu Non-Communicable Diseases (Posbindu PTM). The purpose of this study was to analysis the determinants factors of utilization in Posbindu PTM.Methods: This study used a cross sectional design. The sample is the target community who come to the Posbindu PTM service in Ilir Timur II District (n=359 people), selected by the Consecutive Sampling method. Collecting data using questionnaires through direct interviews with respondents. Data analysis using Chi-Square.Results: The results showed that majority of respondents were active in the utilization of Posbindu PTM (69.1%). Variables that have a significant correlation to the utilization of Posbindu PTM include) gender (p-value = 0.000; OR = 4.618 CI95%=2.498-8,5), knowledge (p-value=0.000; OR=4.015 CI95%=2,505-6,43) dan family support (p-value=0,001). in area of Ilir Timur II District. The variables that do not have correlation with the utilization of Posbindu PTM are age,education and attitudes. Conclusion: It was concluded that the determinants of Posbindu PTM utilization factors were  gender, knowledge and family support .Keywords: Utilization, Posbindu, Non-Communicable Diseases, Knowledge
Risk Factors Affecting Pulmonary Disorders of Workers In Indonesia: Literature Review 2017-2022 Dessy Widiyaristi; Elvi Sunarsih; Rostika Flora; Yuanita Windusari; Mohammad Zulkarnain; Suheryanto Suheryanto
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM)
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26553/jikm.2023.14.3.263-280

Abstract

Pulmonary disorders in 2018 entered the 5th rank as a disease that causes death. Dust and gas are air pollutants that have a high level of toxicity in the environment when entering and accumulating in human respiratory organs for a long time can cause lung function disorders. The purpose of this study was to determine the factors for impaired function in workers in Indonesia. This study used the literature review method with Google Scholar, PubMed, and BioMed Central databases. Search for articles according to topics published from 2017 to 2022 with a working population and research locations in Indonesia. The results of the study obtained a total of 4648 articles, after screening 30 articles were obtained for analysis. From the research it was found that dust exposure and gas exposure were the types of pollutants that caused lung function disorders. The factors that can be modified are setting the length of exposure so that it can affect the working period per year, nutritional status, exercise, smoking habits and the use of Personal Protective Equipment (PPE). Age and gender variables are risk factors that cannot be modified. The longer a person works, the greater the potential hazards that accumulate into the body, especially workers who are in a dusty environment. Therefore, efforts are needed to manage exposure to air pollution in the work environment and routinely conduct medical check-ups for workers, exercise regularly, use PPE, eliminate smoking habits to minimize the occurrence of lung function disorders.
ANALISIS SISTEM KEPERCAYAAN FAMILY RESILIENCE PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI BALITA STUNTING Muhammad Cholil Munadi; Rostika Flora; Mohammad Zulkarnain; Nur Alam Fajar; Indah Yuliana; Risnawati Tanjung; Sri Martini; Aguscik Aguscik
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 13 (2022): Supplementary 1
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v13i0.789

Abstract

Latar Belakang: Kondisi perkembangan anak yang tidak sesuai harapan dapat menjadi sebuah stresor bagi orang tua. Stunting merupakan salah satu kondisi permasalahan tumbuh kembang anak. Untuk mengatasi stresor tersebut, orang tua butuh respon keluarga untuk mengatasinya. Bagaimana respon keluarga dalam menghadapi situasi sulit tersebut disebut dengan family resilience. Dalam konsep family resilience, sistem kepercayaan merupakan salah satu upaya intervensi dan pencegahan permasalahan dalam keluarga salah satunya stunting. Penelitian ini bertujuan Untuk menganalisis domain sistem kepercayaan family resilience pada orang tua yang memiliki balita stunting di Kabupaten Muaro Jambi.Metode : Penelitian Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan metode wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis taksonomi. Validitas data menggunakan metode triangulasi. Informan pada penelitian ini sebanyak 18 orang tua yang memiliki balita stunting di Kabupaten Muaro Jambi.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian pada domain sistem kepercayaan diketahui bahwa hampir semua orang tua dan keluarga balita stunting di Kabupaten Muaro Jambi memaknai stunting sebagai tantangan yang harus diatasi bersama. Pandangan positif dari keluarga dapat menciptakan transendensi pada keyakinan, sehingga menghasilkan resilience yang kuat dalam mengatasi permasalahan. Konstruk kepercayaan yang positif, bahwa kejadian stunting yang dialami balita mereka merupakan suatu tantangan yang harus diatasi bersama dapat menciptakan resilience yang lebih kuat.Kesimpulan: Peran sistem kepercayaan pada family resilience membantu para keluarga balita stunting di Kabupaten Muaro Jambi dalam memaknai stunting sebagai cobaan dan transendensi yang harus diatasi bersama, sehingga dapat menciptakan pandangan positif dengan keyakinan yang menghasilkan ketahan lebih baik dan lebih fokus dalam mengatasi permasalahan stunting.