I Putu Karsana
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MELUKIS BUNGA MAWAR SISWA KELAS XI LUKIS SMK NEGERI 1 SUKAWATI I Dewa Made Jaya Anjasmara; Sujana I Made; I Putu Karsana
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 1 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.868 KB) | DOI: 10.59672/batarirupa.v1i1.1603

Abstract

Prestasi melukis bunga mawar siswa kelas XI Lukis Modern rendah. Hal tersebut mendasari penulis meneliti penerapan metode student teams achievement division untuk meningkatkan prestasi melukis bunga mawar. Permasalahan dalam penelitian ini, apakah penerapan metode student teams achievement division dapat meningkatkan prestasi melukis bunga mawar dan respon siswa kelas XI Lukis Modern SMK Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran 2017/2018?. Penelitian ini menggunakan beberapa kajian pustaka dan teori-teori. Subjek penelitian 15 dan dilaksanakan dua siklus. Prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode penelitian menggunakan tes dan observasi. Pengolahan data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian refleksi awal nilai rata-ratanya 65, siklus satu 79 dan siklus dua 85,33. Hasil observasi respon siswa nilai rata-ratanya pada siklus satu 76,33 dan siklus dua 86,67. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan metode student teams achievement division dapat meningkatkan prestasi melukis bunga mawar dan respon siswa.
KEMAMPUAN MENGGAMBAR OBJEK FLORA MENGGUNAKAN TEKNIK ARSIR PENSIL WARNA OLEH SISWA KELAS X SENI RUPA SMKN 1 SUKAWATI TAHUN PELAJARAN 2020/2021 Nursah; Dewanta Pendit I Komang; I Putu Karsana
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 1 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.492 KB) | DOI: 10.59672/batarirupa.v1i1.1615

Abstract

Pembelajaran flora dinilai dekat dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat secara langsung melihat, dan mempelajarinya dari berbagai macam tumbuhan alam di lingkungan sekitar. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sukawati. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok pembahasan adalah bagaimana kemampuan menggambar dan kesulitan-kesulitan apakah yang dialami siswa dalam menggambar objek flora dengan pensil warna oleh kelas X Seni Rupa SMK Negeri 1 Sukawati tahun Pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Seni Rupa SMK Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran 2020/2021. Metode penentuan subjek yang digunakan adalah metode populasi. pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes tindakan dan metode tes tulis uraian. data yang diperoleh dari metode tes selanjutnya dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Berdasarkan dari hasil analisis tes dari 40 siswa yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut: 7 orang siswa termasuk sangat baik, 20 siswa termasuk baik, 13 siswa termasuk cukup. Dengan demikian kemampuan menggambar objek flora bunga dan buah dengan pensil warna oleh kelas X Seni Rupa SMK Negeri 1 Sukawati tahun Pelajaran 2020/2021 tergolong baik dengan nilai rata-rata 80,125. Adapun faktor-faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menggambar objek flora bunga dan buah dengan pensil warna adalah siswa kurang menguasai teori dan konsep-konsep dalam menggambar flora.
PEMBUATAN MASKER TENGKORAK (SKULL MASK) MENGUNAKAN TEKNIK CETAK I Putu Karsana; I Nyoman Putrayasa
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2021): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.887 KB)

Abstract

Penyakit atau dampak yang ditimbulkan oleh beberapa partikel atau bakteri yang masuk ke dalam paru-paru melalui udara kotor tersebut tidak langsung dirasakan. Hal ini tentu membuat kita para pengendara sepeda motor wajib mewaspadai berbagai kemungkinan dengan mencegah bakteri jahat tersebut masuk ke dalam sistem pernafasan. Namun yang pasti, mengendarai motor tanpa memakai masker sudah tentu, pengendara motor menghirup udara kotor yang masuk ke dalam tubuh pun akan semakin bertambah. Kemudian, udara kotor itu akan mengendap di dalam tubuh yang pada akhirnya dapat menimbulkan beragam penyakit. Untuk itulah, penggunaan masker menjadi hal yang sangat vital bagi pengendara motor khususnya yang ada di perkotaan karena udara yang kotor. Melihat kebiasan pengendara motor harus menggunakan masker tersebut muncul ide untuk membuat masker yang lebih variatif dan berbeda dengan menggunakan bahan resin. Bentuk yang dibuat yaitu masker tengkorak (Skull mask).
TEKNIK MELUKIS GAYA PENGOSEKAN I Nyoman Gede Bendesa Putra; Ni Putu Laras Purnamasari; I Putu Karsana
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2022): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.243 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7080975

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang teknik melukis gaya Pengosekan. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sejarah perkembangan teknik melukis Pengosekan dan tahap dari teknik melukis Pengosekan. Teori-teori yang digunakan meliputi, teknik melukis tradisional, teknik melukis Pengosekan, gaya, dan pengosekan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data berupa hasil wawancara dengan I Gusti Putu Sana, Dewa Putu Sena, dan I Ketut Muliasta. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Tahapan teknik melukis gaya Pengosekan memiliki dua tahap dalam proses pengerjaannya, yaitu proses mempersiapkan alat dan bahan serta proses melukis gaya Pengosekan. Alat-alat yang diperlukan dalam melukis gaya pengosekan terdiri dari pensil, penghapus, pena bambu, kuas bambu, kuas bulu kau-kau atau batok kelapa, dan drawingpen. Bahan yang digunakan dalam pembuatan lukisan gaya Pengosekan yaitu mangsi atau tinta cina, warna, dan kanvas. Adapun tahapan melukis gaya Pengosekan yaitu: membuat sketsa, nyawi, nyelah, ngabur atau ngeskes, ngucek, nguwap, dan nyenter.
EKSPLORASI SAMPAH PLASTIK MENJADI PAYASAN BARONG OLEH HMPS PENDIDIKAN SENI RUPA UPMI Putu Sigit Gangga Bayu; I Putu Karsana; Agus Mediana Adiputra
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 2 (2022): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.7543035

Abstract

Eksplorasi sampah plastik menjadi payasan barong oleh HMPS Pendidikan seni rupa UPMI merupakan upaya pengurangan limbah plastik sebagai ajang dukungan untuk PERGUB Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. Serta memberikan pemahaman yang mendalam tentang pandangan masyarakat terhadap bentuk tradisi Bali, salah satunya barong propan yang hanya digunakan sebagai pagelaran budaya yang tujuannya untuk pengembangan pariwisata atau pertunjukan non sakral. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang diawali mendapatkan bahan baku berupa kantong plastik dan mengumpulkannya lalu memproses kantong plastik menjadi lembaran hingga menjadi sebuah karya berupa barong. Dan eksplorasi ini melalui empat proses yaitu : eksplorasi konsep, eksplorasi visual, eksplorasi media dan teknik, dan yang terakhir eksplorasi estetik. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa eksplorasi ini sebagai upaya sistematis untuk menanamkan kesadaran ekologis terhadap masyarakat khususnya bagaimana memperlakukan sampah plastik yang merupakan persoalan bersama dalam tatanan era sekarang ini. Dan upaya penanggulangan sampah plastik ini akan terus digulirkan dalam program RUANG PLASTIK agar program ini menjadi program yang bersifat lebih inklusif dan tentu saja membuka lebih banyak peluang kolaborasi serta pelibatan pihak dalam ranah seni rupa dan Pendidikan, serta tentu saja kepada masyarakat yang lebih luas.
VISUALISASI IMAGINE GANESHA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL DALAM SENI PATUNG I Nyoman Putrayasa; I Putu Karsana; I Made Sujana
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 9 No. 1 (2020): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.772 KB)

Abstract

Secara harfiah komunikasi visual berarti proses transformasi ide dan informasi dalam bentuk yang dapat dibaca dan ditanggapi. Komunikasi visual, berkaitan erat dengan dunia seni rupa, simbol-simbol, fotografi, tipografi, desain grafis, ilustrasi lukisan, patung, dan lain-lain. seni patung juga dapat digunakan sebagai media komunukasi untuk menyampaikan informasi, pesan, saran, makna, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan fenomena lingkungan atau ungkapan pengalaman pribadi seniman. Dahulu patung Ganesha difungsikan sebagai sarana pemujaan ditempatkan di pura atau tempat-tempat suci lainnya. Ganesha dalam bahasa Sanskerta terdiri atas kata “gana” dan “isha”. Kata gana berati kelompok, orang banyak, atau sistem pengelompokan, dan kata Isha berati penguasa atau pemimpin. Dalam penciptaan karya penulis mengangkat judul Visualisasi Imagine Ganesha sebagai media komunikasi visual dalam seni patung untuk mengkomunikasikan pengalaman pribadi penulis terhadap filosofi simbol simbol pemujaan dalam agama hindu. Karya diwujudkan dengan menyederhanaan melalui teknik deformasi bentuk. Literally visual communication means the process of transforming ideas and information in a form that can be read and responded to. Visual communication is closely related to the world of fine arts, symbols, photography, typography, graphic design, painting illustrations, sculpture, and others. Sculpture can also be used as a communication medium to convey information, messages, suggestions, meanings, and so on relating to environmental phenomena or the expression of an artist's personal experience. In the past, the Ganesha statue was functioned as a means of worship and placed in temples or other holy places. Ganesha in Sanskrit consists of the words "gana" and "isha". The word gana means group, crowd, or grouping system, and the word Isha means ruler or leader. In the creation of the work, the author carries the title Visualization Imagine Ganesha as a visual communication medium in sculpture to communicate the author's personal experience of the philosophy of symbols of worship in Hinduism. The work is realized by simplifying the form deformation technique.
PROSES PEMBUATAN PATUNG BARONG SEBAGAI IKON DESA BATUBULAN I Nyoman Putrayasa; I Putu Karsana; I Made Sujana
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 10 No. 2 (2022): Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.097 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.6984130

Abstract

Desa Batubulan merupakan Desa yang terkenal dengan kesenian tari barong dan keris, sejak tahun 1930an, sehingga Desa Batubulan sangat dikenal dengan istilah kesenian Barong and Kris dance. Kesenian ini masi dilakoni oleh masyarakat Batubulan hingga saat ini. Selain dalam seni pertunjukan, masyarakat Batubulan juga mewujudkan barong dalam bentuk patung monumental yang dipasang pada simpang tiga desa Tegal Tamu sebagai ikon desa Batubulan. Patung barong dapat dikatakan sebagai ikon Desa Batubulan karena Patung Barong diwujudkan menyerupai Barong yang sedang menari dengan gerakan nyimbar. Pembuatan patung barong dilakukan dengan beberapa proses diantaranya: 1. eksplorasi Atau pencarian ide, 2. Eksperimen atau perancangan, 3. Perwujudan. Pembuatan patung Barong menggunakan bahan beton dengan kontruksi besi.
SENI PATUNG BALI MODERN KONTEMPORER: SUATU KAJIAN ESTETIKA I Made Sujana; I Nyoman Putrayasa ͥ; I Putu Karsana
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 1 (2022): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1607.383 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7420464

Abstract

Seni rupa Bali pada dasarnya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat bali yang diwarisi sejak zaman prasejarah. Bentuk-bentuk seni rupa tersebut masih hidup dan berkembang hingga kini. Dalam hal ini tidak lepas dari faktor tradisi budaya, adat –istiadat. Salah satu seni rupa bali tersebut adalah seni patung. Seni patung di bali khususnya, dalam perkembangannya tidak lepas pula pengaruh-pengaruh dari luar, serta seniman yang sangat kreatif, sehingga banyak muncul jenis dan model seni patung di Bali. Dengan demikian banyak para pakar ataupun peneliti untuk melakukan riset untuk meneliti tentang seni patung di Bali. Penulis meneliti tentang seni patung Bali modern kontemporer, menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan teori perubahan, teori kreativitas dan teori estetika, yang didukung dengan teknik pengumpulan data, analisis data serta studi pustaka. Dengan perpaduan teori ini dapat terungkap bahwa seni patung Bali yang dikembangkan dan diolah sedemikian rupa, dengan teknik finishing modern,sehingga tampak seperti kekinian atau bali modern kontemporer.