Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Nilai Pendidikan Karakter dalam Teks Cerpen pada Buku Ajar Sekolah Menengah Atas Syahroni Syahroni; Arifatul Hikmah; Sarwiji Suwandi
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 7, No 2 (2022): VOLUME 7 NUMBER 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jp-bsi.v7i2.3007

Abstract

Bahan ajar merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran, karena bahan ajar mendukung proses pembelajaran. Penggunaan bahan ajar juga tidak lepas dari pendidikan karakter. Pendidikan karakter menjadi salah satu tujuan dalam pelaksanaan pendidikan berdasarkan kurikulum 2013. Pendidikan karakter dimaksudkan untuk membuat peserta didik memiliki pribadi baik yang dapat membangun Bangsa. Terdapat dua aspek penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu aspek Bahasa dan aspek sastra. Peran kasrya sastra pada dasarnya adalah membentuk watak dan kepribadian seseorang, cerpen sebagai bahan ajar perlu memuat nilai pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai pendidikan karakter dalam teks cerpen dalam buku ajar Sekolah Menengah Atas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatiffan teknik yang digunakan ialah analisis isi (content analysis). Penelitian ini menjabarkan hasil analisis buku ajar Bahasa Indonesia SMA yang difokuskan pada nilai karakter dalam materi cerpen. Temuan keseluruhan dari enam cerpen yang dianalisis dari tiga buku ajar penerbit PT Bumi Aksara, Yrama Widya dan Kemendikbud terdapat dua nilai karakter yang tidak termuat dalam buku ajar tersebut, yaitu olah raga dan olah hati pada buku ajar terbitan Kemendikbud dengan judul Matahari Tak Terbit Pagi Ini. Namun demikian, secara menyeluruh dapat digeneralisasikan bahwa cerpen yang terdapat dalam buku ajar kelas X1 mata pelajaran Bahasa Indonesia memuat nilai pendidikan karakter. Analisis karakter setiap bahan ajar akan memberikan manfaat positif terhadap pribadi dan sikap siswa setelah pembelajaran.
Deiksis Sosial Dalam Vlog Upacara Bakar Jenazah Ngaben, Bali Berbasis Channel Youtube Karya Dzawin Nur Arifatul Hikmah; Edy Suryanto; Muhammad Rohmadi
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 8 No. 3 (2022): July-September
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v8i3.2894

Abstract

Youtube merupakan salah satu bentuk media komunikasi pada masa kini. Youtube sebagai media sosial masa kini memuat keberagaman penggunaan bahasa menjadi penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk dan fungsi deiksis sosial dalam vlog Upacara Bakar Jenazah Ngaben, Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis konten. Data penelitian ini merupakan data kualitatif berbentuk kata yang diperoleh dari analisis dokumen berupa vlog Upacara Bakar Jenazah Ngaben, Bali channel Youtube Dzawin Nur tayangan 19 Maret 2020. Sumber data penelitian ini adalah channel Youtube Dzawin Nur. Simpulan penelitian: (1) Dalam vlog Upacara Bakar Jenazah Ngaben, Bali ditemukan 19 bentuk deiksis sosial, antara lain: Coy, Gua, Aku, Saya, Ida Bagus, Dia, Gungde, Bli, Anda, Gus, Lu, Bro, Pak, Almarhum, Paman, Kamu, Jenazah, Teman-teman, dan Nyerot; (2) Fungsi deiksis sosial dalam vlog Upacara Bakar Jenazah Ngaben, Bali antara lain sebagai (a) pembeda status sosial dan konteks, (b) menunjukkan keakraban atau kekerabatan, (c) bentuk penghormatan, dan (d) bentuk penyelarasan aspek-aspek sosial budaya.
KETERAMPILAN BERPIKIR ARAS TINGGI ASESMEN STANDARDISASI PENDIDIKAN DAERAH MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Arifatul Hikmah; Ardhea Ayu Samhayatma; Muhammad Alfian Hermawan; Sarwiji Suwandi
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 19 No 1 (2023): Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fon.v19i1.6327

Abstract

ABSTRAK: Pembelajaran kurikulum 2013 berorientasi pada ketercapaian kemampuan penguasaan kompetensi dan berpikir aras tinggi. Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif merupakan suatu keterampilan berpikir aras tinggi atau Higher Order Thinking Skills. Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) merupakan salah satu asesmen yang digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi. ASPD dilakukan sebagai asesmen kelulusan pada peserta didik kelas 9 Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis konten. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kualitas butir soal HOTS soal ASPD mata pelajaran bahasa Indonesia Tahun 2021 di Daerah Istimewa Yogyakarta.  Teori yang digunakan merupakan teori tingkat kognitif Anderson dan Krathwohl. Anderson dan Krathwohl membagi level kognitif menjadi 6 kategori. level C1 dan C2 merupakan level kognitif rendah atau LOTS, C3 merupakan level kognitif berpikir sedang atau MOTS, dan C4, C5, C6 merupakan level kognitif tinggi atau HOTS. Hasil penelitian dari 40 soal ASPD di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat disimpulkan (1) terdapat 9 butir soal LOTS, 8 butir soal MOTS, dan 23 butir soal HOTS; (2) soal HOTS yang berjumlah 23 butir terdiri atas 15 butir soal C4, 7 butir soal C5, dan 1 butir soal C6; dan (3) persentase soal HOTS dalam soal ASPD perlu ditingkatkan sebab ASPD harus mampu mengukur dan memberikan gambaran secara akurat kemampuan serta ketercapain kompetensi peserta didik.KATA KUNCI: Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD); Higher Order Thinking Skills (HOTS); Penilaian. HIGH ORDER THINKING SKILLS IN STANDARDIZATION ASSESSMENT OF REGIONAL EDUCATION IN INDONESIAN LEASSONS ABSTRACT: Curriculum 2013 learning is oriented to the achievement of the ability to master competence and high-level thinking. Critical, logical, reflective, metacognitive and creative thinking skills are Higher Order Thinking Skills. Assessment of Regional Education Standards (ASPD) is one of the assessments used to assess competency achievement. ASPD is carried out as a graduation assessment for grade 9 junior high school students. This study uses a qualitative research method with a content analysis approach. The purpose of this research is to describe the quality of HOTS question items about ASPD for the Indonesian language subject in 2021 in the Special Region of Yogyakarta. The theory used is Anderson's and Krathwohl's cognitive level theory. Anderson and Krathwohl divide the cognitive level into 6 categories. C1 and C2 levels are low cognitive levels or LOTS, C3 are moderate cognitive thinking levels or MOTS, and C4, C5, C6 are high cognitive levels or HOTS. The results of the research from 40 ASPD questions in the Special Region of Yogyakarta can be concluded (1) there are 9 LOTS items, 8 MOTS items, and 23 HOTS items; (2) 23 HOTS questions consisting of 15 C4 items, 7 C5 items, and 1 C6 item; and (3) the percentage of HOTS questions in ASPD questions needs to be increased because ASPD must be able to measure and provide an accurate description of students' abilities and competence achievements.KATA KUNCI: Regional Education Standards Assessment (ASPD); Higher Order Thinking Skills (HOTS); Assessment.