Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR: TINJAUAN LITERATUR: The Relationship between Consuming Cariogenic Foods with Dental Caries Incidence in Elementary School Children: Literature Review Rini Mulyati; Lilis Rohayani; Mia Santika Pratiwi
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 8 No. 3 (2022): JIKep | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.465 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v8i3.1155

Abstract

Pendahuluan: Anak sekolah di dunia mengalami karies gigi, dengan rata-rata lebih dari satu gigi berlubang. Makanan kariogenik merupakan salah satu faktor pemicu tingginya angka karies pada anak usia sekolah yang berdampak pada kesehatan gigi anak. Tujuan: mengidentifikasi hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan literature review. Metode: Penelitian tinjauan pustaka ini mengambil berbagai sumber artikel dengan rentang artikel yang diterbitkan yaitu 2016-2021. Artikel dicari melalui ScienceDirect, Pubmed, ProQuest, Google Scholar dan Garuda menggunakan 3 kata kunci, yaitu “Anak SD”, “Makanan Kariogenik”, dan “Karies Gigi”. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar, dan ada faktor lain seperti cara menggosok gigi, usia, pengetahuan dan riwayat. ekstraksi ibu. Kesimpulan: Yang perlu dilakukan adalah melakukan upaya preventif dan promotif dengan meningkatkan peran perawat sebagai pendidik dalam memberikan edukasi seperti pemberian leaflet melalui orang tua siswa terkait karies gigi dan pencegahan karies gigi sebelum terjadinya agar dapat membimbing anaknya dalam memilih jenis jajanan di sekolah.
Peningkatan Pengetahuan Pada Perawat Dan Kader Kesehatan Di Puskesmas Wilayah Kota Cimahi Melalui Pelatihan Terapi Pijat Akupresur Sri Wulandari Novianti; Suharjiman; Rini Mulyati; Lina Safarina; Ismafiaty; Chatarina Suryaningsih; M. Budi Santoso; Yuswandi; Hikmat Rudyana; Hemi Fitriani; Juju Juhaeriah
KAIBON ABHINAYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/ka.v5i1.4190

Abstract

Health problems in Indonesian society are still a challenge to control. In addition to infectious diseases, non-communicable diseases still have a high number in the community. Efforts to improve and maintain health in the community are carried out through medical therapy and complementary traditional therapies. One of the complementary therapies that have been widely researched and safe to do is acupressure massage therapy. Several studies have proven the effectiveness of acupressure massage therapy in overcoming health problems in body system disorders. The S1 Nursing Study Program and the Nursing Profession of FITKES UNJANI in its curriculum include acupressure complementary nursing. As an application and contribution in overcoming health problems in the community, community service is carried out in collaboration with Public Health Centers throughout the Cimahi City Region to increase knowledge about acupressure massage for Nurses and Health Cadres. The results of this community service show there is a significant influence in increasing the knowledge of Nurses and Health Cadres after being given material about acupressure massage therapy. Keywords: Knowledge, Nurses and Health Cadres, Acupressure Massage
PENINGKATAN KESEHATAN JIWA REMAJA MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN BERBASIS TEKNOLOGI DIGITAL KESEHATAN Rahmi Imelisa; Khrisna Wisnusakti; Fifi Siti Fauziah Yani; Ibrahim Noch Bolla; Sri Wulandari N; Suharjiman Suharjiman; Rini Mulyati; Budi Santoso; Lina Safarina; Monna Maharani Hidayat; Juju Juhaeriah; Hikmat Rudyana; Dewi Umu Kulsum; Kiki Gustryanti
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.34212

Abstract

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa remaja merupakan masyarakat yang berada di rentang usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja merupakan masa peralihan dari anak anak menuju dewasa. Peralihan dari usia remaja menuju dewasa merupakan masa yang penuh tantangan.Berbagai tantangan dalam kehidupan remaja dapat menyebabkan remaja mengalami masalah kesehatan mental. Diantaranya mengenai ansietas dan depresi pada remaja, kejadian bullying, body shaming, gangguan harga diri, dan sebagainya. Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah tersebut diperlukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai cara mencegah dan mengatasi masalah kesehatan jiwa.  Pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari kegiatan Tridharma dosen yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan remaja khususnya kesehatan mental di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bandung Barat. SMK Bandung Barat merupakan salah satu SMK memiliki berbagai jurusanKegiatan ini berisi pendidikan kesehatan mengenai topik kesehatan jiwa yang telah ditentukan dan disepakati oleh guru BK, dan dilanjutkan dengan salah satu intervensi terapi untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa tersebut. Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas Fase E, yang terdiri dari 4 kelas. Pada kegiatan ini juga dilakukan pengukuran pre dan post pendkes dan terapi untuk mengukur pengetahuan/kondisi kesehatan jiwa siswa. Setelah kegiatan ini didapatkan bahwa pengetahuan siswa mengenai kesehatan mental meningkat dan kondisi kesehatan mental siswa sedikit mengalami perubahan setelah dilakukan terapi. Berbagai topik pendkes dan terapi disarankan untuk dilanjutkan oleh pihak sekolah kepada siswa tahun ajar baru berikutnya dan ditindaklanjuti oleh guru BK.