Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

GEDUNG PERTUNJUKAN SENI TRADISIONAL KALIMANTAN DI SAMARINDA Pangasih, Feliksdinata
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.897 KB)

Abstract

Gedung Pertunjukan Seni Tradisional Kalimantan di Samarinda merupakan bangunanbentang lebar yang didalamnya difungsikan sebagai tempat untuk mempertunjukan acarakesenian yang berasal dari pulau kalimantan yang berlokasi di kota Samarinda. Kesenian tersebutdiantaranya seperti seni tari, seni musik, seni drama, dan ragam kesenian lain yang dapatdipertunjukan di depan publik.Selain fungsi utama sebagai tempat mempertunjukan kesenian dari daerah kalimantan,kawasan Gedung pertunjukan Seni Tradisional Kalimantan juga bertujuan sebagai kawasanwisata di kota Samarinda. Dengan dilengkapi fasilitas penunjang untuk memanjakanpengunjungnya seperti cafe, coffee shop, toko souvenir, galeri ATM, lobby utama, plaza, ruangpers, tribun penonton full AC, lift pengunjung, kawasan hijau yang asri, parkir yang sangatnyaman, utilitas dan sistem keamanan yang terintegrasi dan berbagai fasilitas lainnya
PERGESERAN KONSEP MORFOLOGI PADA DESA BALI AGA, Studi Kasus: Desa Bayung Gede dan Desa Panglipuran Pangasih, Feliksdinata; Asvitasari, Ayu
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 3 (2016): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.788 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i3.1184

Abstract

Abstract: Bayung Gede and Panglipuran are two old-traditional villages which preserve Balinese culture which is based on Bali Aga culture. Some written resources state that Panglipuran Village is originated from Bayung Gede Village. Both villages preserve custom, culture as well as tradition of their ancestors from Bayung Gede Village, including morphological concept of space and land use planning. Focus of this study is on the morphological pattern of space in micro and macro scale. This study utilize descriptive analysis, literature study, field observation and in-depth review. As conclusion, this study states that although both the two villages still held the concept of Tri Hita Karana and Tri Mandala, there were some differences in morphological concept and pattern.Keywords: Bayung Gede, Panglipuran, Bali Aga, Morphological patternAbstrak: Desa Bayung Gede dan Desa Panglipuran adalah desa adat dan desa kuno yang menjaga kelestarian adat Bali berbasis kebudayaan Bali Aga. Menurut informasi, Desa Panglipuran berasal dari Desa Bayung Gede. Kedua desa ini melestarikan adat dan budaya serta tradisi leluhur dari Desa Bayung Gede, termasuk dalam hal penataan ruang desa. Pola morfologi ruang merupakan fokus dalam penelitian ini. Metode yang digunakan bersifat deskriptif analitis digunakan metode observasi lapangan, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa meskipun kedua desa secara makro masih menganut konsep Tri Hita Karana dan Tri Mandala, namun terdapat beberapa perbedaan dalam konsep dan pola morfologi ruang.Kata Kunci: Desa Bayung Gede, Desa Panglipuran, Bali Aga, Morfologi.
THE EFFECTS OF POPULATION GROWTH ON MORPHOLOGICAL DEVELOPMENT OF BALINESE TRADITIONAL VILLAGE : Bayung Gede Village, Kintamani District, Bangli City, Bali Province Feliksdinata Pangasih; Amos Setiadi
Tesa Arsitektur Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v15i1.690

Abstract

Bayung Gede Village is included in one of traditional villages in Bali, which until now is still preserved. The village that becomes a pioneer of traditional village development in Bangli area has population growth that continues to increase. Population growth is also affected by awig-awig or the traditional village regulations, the education and welfare level, and the community’s economy. These conditions affect the morphological and structural development of traditional village yard because the number of the need for dwellings is proportional to the number of population growth. The problem raised is how the influences of population growth on the morphological development in Bayung Gede traditional village are. The method used was descriptive analysis by collecting data method through field observation, deep interview, and literature study. This study finds a morphological development pattern of the village that currently has a concept that still firmly holds village’s awig-awig. How ever, the pattern of the settlement growth shows more flexible tolerance to the influence of new infrastructure in the surrounding areas, where the condition of the regional morphology in the traditional village yard is triggered by population growth of Bayung Gede Village.
Lecture Building Planning FKIP UNMUL Banggeris Campus In Samarinda Emphasis On Artificial Lighting Agung Agung Setia Budi; Zakiah Hidayati; Feliksdinata Pangasih
International Journal of Architecture and Urbanism Vol. 8 No. 2 (2024): International Journal of Architecture and Urbanism
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/ijau.v8i2.16304

Abstract

The design of the FKIP UNMUL Lecture Building on the Banggeris Samarinda Campus with an emphasis on artificial lighting is an effort to create an optimal learning environment for students and lecturers. Artificial lighting is the main focus in this design, taking into account aspects of energy efficiency, health and visual comfort. Through a holistic design approach, this lecture building is expected to be able to optimally integrate natural and artificial lighting concepts. Apart from that, it also considers aesthetic aspects and environmental sustainability. This design aims to create an inspiring and comfortable learning space for building users, while reducing inefficient energy consumption. Thus, it is hoped that this design can be an example for other lecture buildings in utilizing artificial lighting effectively.
PERANCANGAN BANGUNAN RESTO DAN BUTIK DENGAN GAYA ARSITEKTUR EKLETIK JAPANDI DI SAMARINDA Ayu Asvitasari; Fitri , Ayu Kartika; Pangasih, Feliksdinata
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2024): Vol.12, No. 1, April 2024
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v12i1.737

Abstract

Perencanaan bangunan komersial khususnya restoran dan butik dengan gaya arsitektur eklektik Japandi di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia ini menerapkan konsep gaya eklektik japandi yang merupakan perpaduan gaya arsitektur Jepang dan Skandinavia. Gaya Japandi memadukan kesederhanaan dan keanggunan gaya Jepang dengan kebersihan dan keindahan garis sederhana gaya Skandinavia. Restoran dan butik berkonsep eklektik japandi ini akan dirancang sesuai dengan kondisi kota, menciptakan suasana nyaman dengan penggunaan material kayu, warna-warna netral, dan pencahayaan alami. Penelitian ini berfokus pada perencanaan yang baik dan terstruktur untuk memastikan bangunan restoran dan butik bergaya eklektik japandi dapat selesai dibangun sesuai tujuan dan fungsinya. Memahami ciri-ciri arsitektur Jepang dan Skandinavia menjadi dasar dalam merancang bangunan yang memadukan unsur-unsur khas dari kedua gaya tersebut. Bangunan resto dan butik dengan gaya ekletik Japandi dapat dilihat dari ornamen-ornamen kayu yang diaplikasikan pada dinding eksterior dan interior. Penggunaan jendela-jendela besar, atap pelana dengan teritisan lebar dan warna bangunan yang natural untuk menguatkan gaya eklektik japandi.
Pembuatan Desain dan Pembangunan Rumah Pohon Sebagai Tempat Swafoto dan Icon Kawasan Pada Tempat Wisata Bukit Mahoni Desa Bangun Rejo, Kutai Kartanegara Pangasih, Feliksdinata
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol. 8 No. 1 (2024): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v8i1.6229

Abstract

Kutai Kartanegara merupakan kabupaten yang memiliki banyak potensi wisata, diantaranya wisata seni, budaya, sejarah, dan yang tidak kalah menariknya adalah wisata alamnya. Salah satu wisata alam tersebut terletak di desabangun rejo kecamatan tenggarong seberang, tempat wisata alam yang bernama bukit mahoni ini terbilang masih belia karena baru saja dibuka untuk umum beberapa bulan yang lalu. Antusiasme pengunjung sangat tinggi pada minggu2 awal hingga menembus angka 2500 pengunjung per hari. Pengunjung tersebut datang dari berbagai penjuru daerah terutama daerah2 sekecamatan tengarong seberang yang ingin menikmati hari libur bersama dengan keluarga. Akan tetapi antusiasme pengunjung kurang memberikan pengalaman haru yang berarti dalam kawasan yang dinaungi teduhnya ratusan pohon mahoni, seolah ada momen yang kurang dilakukan selayaknya jika bepergian untuk berlibur ke tempat wisata yakni tidak adanya photobooth maupun focal point yang menarik untuk dijadikan spot foto dalam kawasan ini. Guna mencapai hal tersebut pengabdian desa binaan ini mengutamakan pembangunan spot foto yang tidak hanya menarik tetapi juga memiliki keunikan yang tidak ditemukan di tempat lain dan memiliki fungsi serta edukasi bagi masyarakat yang berkunjung. Dengan metode analisis perilaku dalam proses perancangan dan pembangunan diharapkan dapat menghasilkan produk rumah pohon yang instagramable, unik, aman, dan ramah lingkungan.
Optimasi Pencahayaan Alami pada Masjid Konsep Terbuka di Samarinda Bhanu Rizfa Hakim; Ayu Asvitasari; Feliksdinata Pangasih
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 22, No 1 (2024): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v22i1.80066

Abstract

The mosque serves as a place of worship for the Muslim community and is imperative to possess an optimal level of comfort. Mosque design has evolved not only in terms of functionality but also in considering the comfort level through the utilization of natural lighting. The utilization of Natural Lighting emerges as a significant choice, particularly for mosques with expansive areas, facilitating energy conservation. Challenges in implementing natural lighting in mosque design, especially in open concepts, include temperature rise and glare effects that may disrupt worship comfort. Research methodology involves measuring the incoming light values using a lux meter and conducting thermal envelope measurements using a thermal camera (FLIR) within the spaces of the open-concept mosque, followed by simulation to devise a design for sunshade fins. The design of sunshade fins aids in temperature reduction while maintaining natural light penetration and mitigating glare issues in open-concept mosques.
Dampak Bukaan Cahaya Alami Bagian Atas terhadap Kenyamanan Visual dan Termal Rumah Tinggal Dempet Bhanu Rizfa Hakim; Feliksdinata Pangasih; Nur Husniah Thamrin
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 21, No 2 (2023): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v21i2.73848

Abstract

Housing is one of the 3 primary human needs, namely clothing, food and shelter. The development of residential houses is growing rapidly with various types, one of which is a couple or attached type of residence developed by housing developers. Couple residences generally do not have side openings and only use natural light sources from the front and back of the house. These problems make the owner make a solution for opening the upper natural lighting with the aim of optimizing the entry of sunlight during the day so that there is no need for additional energy to illuminate the room. The next problem from the application of top light openings is that the light consumed by the space will be excessive and cause heat in the space. This research method is measuring the value of incoming light using a lux meter and measuring temperature and heat envelopes using a thermal camera with the hope that the measurement results are able to create the right top light opening so that it does not cause glare and does not increase heat in the room.
SEBUAH MODEL INOVATIF PENGEMBANGAN PAKET WISATA BERBASIS MASYARAKAT STUDY CASE 3 DESA WISATA (DESA PELA, DESA SANGKULIMAN, DESA BANGUN REJO) Noor, Muhammad Fauzan; Zulfiani, Dini; Musdalifah, Musdalifah; Sari, Wahyuni Eka; Pangasih, Feliksdinata
Jurnal Widya Laksmi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) - Inpress
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59458/jwl.v5i1.165

Abstract

Paket wisata kreatif ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan budaya, melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata, dan memberikan pengalaman nyata kepada pengunjung. Pengembangan paket pariwisata berbasis komunitas diharapkan menjadi solusi strategis untuk merangkai daya tarik desa-desa wisata dan meningkatkan hubungan harmonis antara wisatawan dan penduduk lokal. Dengan melibatkan komunitas dalam setiap tahap pengembangan, mulai dari pengelolaan sumber daya hingga pembuatan produk wisata, diharapkan dapat tercipta kesempatan bagi masyarakat lokal untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih besar. metode untuk mengembangkan pariwisata dengan memulai kunjungan ke setiap desa untuk menentukan daya tarik yang mungkin menjadi tujuan wisata, seperti wisata alam, budaya, dan wisata dengan minat khusus. Kegiatan ini dilakukan melalui survei yang dilakukan bersamaan dengan kehadiran perwakilan dari desa. Setelah mengumpulkan data tentang daya tarik wisata, tim akan berbicara dengan pengelola, termasuk kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), untuk menentukan destinasi mana yang dapat dipromosikan. Sebuah model pelatihan pendampingan digunakan, dan pelatihan dilakukan setiap tiga minggu sekali pada akhir pekan selama sekitar empat bulan.
Pengembangan Daya Tarik Wisata Pada Kawasan Wisata Air Terjun Kandua Raya Pangasih, Feliksdinata; Hakim, Bhanu Rizfa; Rulia, Anna; Noor, Muhammad Fauzan
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol. 7 No. 1 (2023): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v7i1.4299

Abstract

Desa Kedang Ipil memiliki keindahan alam yang mempesona, terdapat beberapa air terjun yang menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal sejak dahulu. Sempat menjadi percontohan bagi desa-desa yang ada disekitarnya, air terjun Kandua Raya merupakan salah satu yang paling terkenal akan keindahan alamnya sehingga dijuluki sebagai niagara kedang ipil, sayangnya objek wisata ini sudah semakin tua dan mulai kehilangan daya tariknya karena termakan usia, fasilitas yang seadanya dan tidak ada pengembangan yang signifikan dalam kurun waktu yang cukup lama membuat air terjun “niagara” sedikit kehilangan pesonanya. Setelah terbentuk Pokdarwis Dewi Karya beberapa bulan terakhir yang diprakarsai anggota-anggota berjiwa muda menimbulkan hasrat untuk melakukan pengembangan. Dibutuhkan rencana yang cepat dan tanggap untuk dapat terlaksana pada pengembangan kawasan wisata tersebut, Kegiatan pengabdian ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan pengembangan wisata pada kawasan tersebut terutama dengan pembangunan fasilitas berupa gerbang utama dan spot foto wisata alam yang menarik serta pengembangan pariwisata sebagai kelompok usaha berbasis masyarakat, sehingga dapat menghantarkan kawasan wisata alam air terjun Kandua Raya kembali bersinar seperti pada masa jayanya.