Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Analisis Peraturan BWI No 01 Tahun 2020 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah No 112 terhadap Implementasi Pemotongan Imbalan Nazhir sebelum perolehan hasil bersih Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf di Wakaf Salman ITB Alpiah Trisna Dewi; Ifa Hanifia Senjiati; Zia Firdaus Nuzula
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v3i1.7111

Abstract

Abstract. Management and development of waqf assets is Nazhir's main task. The reward for managing and developing waqf assets is 10% of nazhir rights obtained from the management and development of waqf assets. However, the management of productive waqf assets has not been carried out by many waqf institutions in Indonesia so Nazhir took this right at a 10% deduction at the start of the waqf contract. The review of the Indonesian Waqf Board (PBWI) Regulations and the Statement of Islamic Financial Accounting Standards (PSAK) form the basis for analyzing the practice of cutting a 10% fee at the start of a contract. This study uses a qualitative method with the research object of Wakaf Salman Bandung which applies deductions to nazhir fees. The results of the research are (1) PBWI allows Nazhir to receive operational or administrative costs, allows him to receive compensation from the management and development of waqf up to a maximum of 10% of the net proceeds from the management and development of waqf assets. (2) PSAK explains that nazir has the right to receive a maximum compensation of 10% of the net proceeds. (3) the implementation of the 10% deduction at the beginning of the waqf contract in the Salman Waqf is recognized as an administration fee and does not yet have the results of waqf management. (4) PBWI and PSAK analysis in Wakaf Salman ITB is permissible if it is for operational funds and there is no recognition of the results of management and development of waqf assets. Abstrak. Pengelolaan dan pengembangan aset wakaf menjadi tugas utama nazhir. Imbalan dari pengelolaan dan pengembangan aset wakaf ini adalah sebesar 10% hak nazhir yang diperoleh dari hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf. Namun demikian, pengelolaan aset wakaf produktif belum banyak dilakukan lembaga wakaf di Indonesia sehingga Nazhir mengambil hak tersebut pada pemotongan 10% di awal akad untuk berwakaf. Tinjauan Peraturan Badan Wakaf Indonesia (PBWI) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) menjadi landasan dalam menganalisis praktik pemotongan biaya 10% di awal akad. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian Wakaf Salman Bandung yang menerapkan pemotongan imbalan nazhir. Hasil penelitian adalah (1) PBWI memperbolehkan nazhir menerima biaya operasional atau administrasi, memperbolehkan menerima imbalan hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf maksimal 10% dari hasil neto pengelolaan dan pengembangan harta wakaf. (2) PSAK menjelaskan bahwa nazhir berhak untuk mendapatkan imbalan maksimal 10% dari hasil neto. (3) implementasi pemotongan 10% di awal akad berwakaf pada Wakaf Salman diakui sebagai biaya administrasi dan belum memiliki hasil pengelolaan wakaf. (4) analisis PBWI dan PSAK di Wakaf Salman ITB adalah diperbolehkan jika untuk dana operasional serta belum ada pengakuan hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.
Analisis Pemotongan Imbalan Nazhir Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda di Wakaf Salman ITB Alpiah Trisna Dewi; Ifa Hanifia Senjiati; Zia Firdaus Nuzula
Jurnal Riset Perbankan Syariah Volume 2, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Perbankan Syariah (JRPS)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrps.v2i1.2264

Abstract

Abstract. The review of the Indonesian Waqf Board (PBWI) Regulations and the Statement of Islamic Financial Accounting Standards (PSAK) form the basis for analyzing the practice of cutting a 10% fee at the start of a contract. This study uses a qualitative method with the research object of Wakaf Salman Bandung which applies deductions to nazhir fees. The results of the research are (1) PBWI allows Nazhir to receive operational or administrative costs, allows him to receive compensation from the management and development of waqf up to a maximum of 10% of the net proceeds from the management and development of waqf assets. (2) PSAK explains that nazir has the right to receive a maximum compensation of 10% of the net proceeds. (3) the implementation of the 10% deduction at the beginning of the waqf contract in the Salman Waqf is recognized as an administration fee and does not yet have the results of waqf management. (4) PBWI and PSAK analysis in Wakaf Salman ITB is permissible if it is for operational funds and there is no recognition of the results of management and development of waqf assets. Abstrak. Tinjauan Peraturan Badan Wakaf Indonesia (PBWI) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) menjadi landasan dalam menganalisis praktik pemotongan biaya 10% di awal akad. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian Wakaf Salman Bandung yang menerapkan pemotongan imbalan nazhir. Hasil penelitian adalah (1) PBWI memperbolehkan nazhir menerima biaya operasional atau administrasi, memperbolehkan menerima imbalan hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf maksimal 10% dari hasil neto pengelolaan dan pengembangan harta wakaf. (2) PSAK menjelaskan bahwa nazhir berhak untuk mendapatkan imbalan maksimal 10% dari hasil neto. (3) implementasi pemotongan 10% di awal akad berwakaf pada Wakaf Salman diakui sebagai biaya administrasi dan belum memiliki hasil pengelolaan wakaf. (4) analisis PBWI dan PSAK di Wakaf Salman ITB adalah diperbolehkan jika untuk dana operasional serta belum ada pengakuan hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.
Local Wisdom of Religion, Culture and Economy of the Community of Kampung Dukuh, Garut, West Java Ira Siti Rohmah Maulida; Mamat Rachmat Effendi; Ifa Hanifia Senjiati
INFLUENCE: INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENCE REVIEW Vol. 4 No. 2 (2022): INFLUENCE: International Journal of Science Review
Publisher : Global Writing Academica Researching and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study describes how the interdependence of religion and culture on the economy of the indigenous people of Kampung Dukuh. The indigenous community of Kampung Dukuh has its uniqueness when compared to other indigenous communities, especially in terms of “religiousness expressed in local wisdom.” The indigenous people of Kampung Dukuh tend to make "religion" as something very basic in their life "the ultimate concern". The study focused on variables, namely (1) Religious Expression; (2) Religious Patterns; (3) Conservation (maintenance, rescue, and protection) of religious values in the indigenous people of Kampung Dukuh, and (4) Economics of the people of Kampung Dukuh This study uses a phenomenological, interpretive, and ecological approach.
Analisis Kendala Penyajian Laporan Keuangan Sesuai PSAK No. 112 pada Nazhir Wakaf Imas Maesah; Ifa Hanifia Senjiati; Arif Rijal Anshori
Jurnal Riset Ekonomi Syariah Volume 3, No. 2, Desember 2023 Jurnal Riset Ekonomi Syariah (JRES)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jres.v3i2.2806

Abstract

Abstract. The implementation of PSAK 112, which should have been carried out in early 2021, could not be implemented by nazirs until mid-2023. Some of the obstacles related to the implementation of PSAK 112 are caused by the nazir's lack of understanding of the standard. Therefore, the purpose of this study is to determine the obstacles to the practice of presenting PSAK 112 financial statements to waqf nazirs in West Java. As well as finding solutions to immediately implement PSAK 112 in the presentation of its financial statements. The research method used is descriptive qualitative with Analytical Hierarchy Process (AHP) data analysis. The data collection technique used is a questionnaire distributed to respondents with the qualifications of the finance department at nazhir. The number of institutions studied was nine institutions. Data processing using expert choice software application.The results of the study are (1) 56% of nazir in West Java have not implemented the practice of presenting financial statements according to PSAK 112. And (2) the priority obstacle to presenting financial statements according to PSAK 112 to waqf nazir in West Java is the competence of nazir, due to the lack of carrying out the management and development of waqf assets. Abstrak. Implementasi PSAK 112 yang seharusnya dilakukan di awal tahun 2021 belum dapat dilaksanakan oleh para nazhir hingga pertengahan tahun 2023 ini. Beberapa kendala terkait implementasi PSAK 112 ini disebabkan oleh ketidakfahaman nazhir terhadap standar. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala praktik penyajian laporan keuangan PSAK 112 pada nazhir wakaf di Jawa Barat. Serta mencari solusi untuk segera melakukan penerapan PSAK 112 dalam penyajian laporan keuanganya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis data Analytical Hierarchy Process (AHP). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dibagikan kepada responden dengan kualifikasi bagian keuangan pada nazhir. Adapun jumlah lembaga yang diteliti adalah sembilan lembaga. Pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi software expert choice.Hasil penelitian adalah (1) 56% nazhir di Jawa Barat belum melaksanakan praktik penyajian laporan keuangan sesuai PSAK 112. Dan (2) prioritas kendala penyajian laporan keuangan sesuai PSAK 112 pada nazhir wakaf di Jawa Barat adalah pada kompetensi nazhir, karena kurangnya melaksanakan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf.
Analisis Pemotongan Imbalan Nazhir Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda di Wakaf Salman ITB Alpiah Trisna Dewi; Ifa Hanifia Senjiati; Zia Firdaus Nuzula
Jurnal Riset Perbankan Syariah Volume 2, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Perbankan Syariah (JRPS)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrps.v2i1.2264

Abstract

Abstract. The review of the Indonesian Waqf Board (PBWI) Regulations and the Statement of Islamic Financial Accounting Standards (PSAK) form the basis for analyzing the practice of cutting a 10% fee at the start of a contract. This study uses a qualitative method with the research object of Wakaf Salman Bandung which applies deductions to nazhir fees. The results of the research are (1) PBWI allows Nazhir to receive operational or administrative costs, allows him to receive compensation from the management and development of waqf up to a maximum of 10% of the net proceeds from the management and development of waqf assets. (2) PSAK explains that nazir has the right to receive a maximum compensation of 10% of the net proceeds. (3) the implementation of the 10% deduction at the beginning of the waqf contract in the Salman Waqf is recognized as an administration fee and does not yet have the results of waqf management. (4) PBWI and PSAK analysis in Wakaf Salman ITB is permissible if it is for operational funds and there is no recognition of the results of management and development of waqf assets. Abstrak. Tinjauan Peraturan Badan Wakaf Indonesia (PBWI) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) menjadi landasan dalam menganalisis praktik pemotongan biaya 10% di awal akad. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian Wakaf Salman Bandung yang menerapkan pemotongan imbalan nazhir. Hasil penelitian adalah (1) PBWI memperbolehkan nazhir menerima biaya operasional atau administrasi, memperbolehkan menerima imbalan hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf maksimal 10% dari hasil neto pengelolaan dan pengembangan harta wakaf. (2) PSAK menjelaskan bahwa nazhir berhak untuk mendapatkan imbalan maksimal 10% dari hasil neto. (3) implementasi pemotongan 10% di awal akad berwakaf pada Wakaf Salman diakui sebagai biaya administrasi dan belum memiliki hasil pengelolaan wakaf. (4) analisis PBWI dan PSAK di Wakaf Salman ITB adalah diperbolehkan jika untuk dana operasional serta belum ada pengakuan hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.
Tinjauan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 terhadap Kendala Nazhirpada Proses Pembuatan Akta Ikrar Wakaf Alifia Nur Shafa; Ifa Hanifia Senjiati; Arif Rijal Anshori
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v3i2.7662

Abstract

Abstract. This research was motivated by the discovery of individual nazhir obstacles in the Nurul Falah mosque, in practice there are waqf nazhirs who have not carried out the process of making waqf pledge deeds so that nazhirs do not have legal power to protect the waqf assets received, This study aims to analyze Government Regulation No. 42 of 2006 on nazhir constraints in the process of making waqf pledge deeds at the Nurul Falah mosque, Warung Jambe village, Cianjur regency. This research uses an empirical juridical approach. The data sources used in this study are primary data and secondary data. The data collection used in this study used interview, observation, and documentation techniques. Then the data obtained is analyzed using descriptive analysis techniques using a qualitative approach. The results showed that the process of making AIW based on PP No. 42 of 2006 was divided into three, namely the first part related to making AIW. The second part is related to the procedure for making AIW. The third part is related to the registration and submission of AIW, the obstacles experienced by nazhir in the process of making the deed of pledge of waqf at the nurul Falah mosque in Warung Jambe village are Not completing administrative requirements, not processing the creation of AIW, not understanding the functions and duties, not managing and developing waqf property in accordance with the objectives, lack of nazhir knowledge of perpu, nazhir work as a sideline, Not knowing the institutions involved in making the waqf pledge deed, and lack of socialization from the authorities. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan ditemukannya kendala – kendala nazhir individu di masjid nurul falah, pada praktiknya terdapat nazhir wakaf yang belum melakukan proses pembuatan akta ikrar wakaf sehingga nazhir tidak memiliki kekuatan hukum untuk melindungi aset wakaf yang diterima, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2006 terhadap kendala nazhir pada proses pembuatan akta ikrar wakaf di masjid Nurul Falah kampung Warung Jambe kabupaten cianjur. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian data yang didapat di analisis menggunakan teknik analisis deksriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan proses pembuatan AIW berdasarkan PP No 42 Tahun 2006 terbagi menjadi tiga, yaitu bagian pertama terkait pembuatan AIW. Bagian kedua terkait tatacara pembuatan AIW. Bagian ketiga terkait pendaftaran dan penyerahan AIW, Kendala yang dialami nazhir pada proses pembuatan akta ikrar wakaf di masjid nurul Falah kampung Warung Jambe yaitu Tidak melengkapi persyaratan administrasi, tidak memproses pembuatan AIW, tidak memahami fungsi dan tugas, tidak mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, kurangnya pengetahuan nazhir terhadap perpu, pekerjaan nazhir sebagai sampingan, tidak mengetahui lembaga – lembaga yang terkait dalam pembuatan akta ikrar wakaf, dan kurangnya sosialisasi dari pihak yang berwenang.
Pemetaan Prioritas Kendala dan Solusi Pembuatan Akta Ikrar Wakaf di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cimahi Utara Delia Dwiyanti Hasanah; Ifa Hanifia Senjiati; Ira Siti Rohmah Maulida
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.11574

Abstract

Abstract. The practice of waqf in Indonesia is not yet running in an orderly manner. The North Cimahi area has waqf assets that do not have AIW. Nadzir competence, the role of PPAIW, and waqf asset management are the main obstacle factors in making this Waqf Pledge Deed. The aim of this research is to understand the mechanism and practice of making AIW in accordance with applicable law, understand the obstacles and priority solutions in making AIW, the obstacles that arise include a lack of public awareness of the legality of waqf, negligence of nadzir in management, and waqf not having a valid Waqf Pledge Deed. the main cause. The method used is qualitative with a descriptive analysis approach. Types of data sources used are qualitative data and quantitative data, primary data sources and secondary data. The collection methods are questionnaires, interviews, literature studies, and documentation. The data analysis method used is Analytical Hierarchy Process (AHP). The results of his research showed that the priority obstacles to making waqf pledge deeds at KUA North Cimahi were the competency of nadzir at 70.9%, lack of knowledge and awareness of nadzir at 68.9%, PPAIW did not socialize the making of AIW at 67.7%, there was no legality of 70.1%. In priority solutions, providing knowledge and awareness in making AIW was 70.4%, increasing socialization of making AIW by 69.3%, providing education on the importance of making AIW by 69.5%. Abstrak. Praktik wakaf di Indonesia belum berjalan dengan tertib. Daerah Cimahi Utara terdapat aset wakaf yang tidak mempunyai AIW, kompetensi nadzir, peran PPAIW, dan manajemen aset wakaf menjadi faktor utama kendala dalam pembuatan Akta Ikrar Wakaf ini. Tujuan penelitian ini untuk memahami mekanisme dan praktik pembuatan AIW sesuai hukum yang berlaku, memahami kendala serta solusi prioritas dalam pembuatan AIW, kendala yang muncul mencakup kurangnya kesadaran masyarakat terhadap legalitas wakaf, kelalaian nadzir dalam pengelolaan, dan wakaf tidak mempunyai Akta Ikrar Wakaf yang sah menjadi penyebab utamanya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Jenis sumber data yang digunakan data kualitatif dan data kuantitatif, sumber data primer dan data sekunder. Metode pengumpulannya kuisioner, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan Analytical Hierarchy Procces (AHP). Hasil penelitiannya, prioritas kendala pada pembuatan akta ikrar wakaf di KUA Cimahi Utara yang menjadi prioritas adalah kompetensi nadzir sebesar 70,9%, kurangnya pengetahuan dan kesadaran nadzir sebesar 68,9%, PPAIW kurang mensosialisasikan pembuatan AIW sebesar 67,7%, tidak adanya legalitas sebesar 70,1%. Pada prioritas solusi memberikan pengetahuan dan kesadaran nadzir dalam pembuatan AIW sebesar 70,4%, meningkatkan sosialisasi pembuatan AIW sebesar 69,3%, memberikan edukasi terhadap pentingnya pembuatan AIW sebesar 69,5%.
Analisis Perbandingan Pengelolaan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf setelah Penetapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109 Revisi 2022 Hilman Nurul Aripin; Ifa Hanifia Senjiati; Ira Siti Rohmah Maulida
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.11599

Abstract

Abstract. Over the last few years, financial accounting standards in Indonesia have experienced significant developments with the issuance of Statement of Accounting Standards (PSAK) No. 109 revision 2022 by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK-IAI). All financial transactions must be recorded and documented in accordance with the provisions of applicable financial accounting standards, namely Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 109 revision 2022 accounting for zakat, infaq and alms as well as other relevant Statements of Financial Accounting Standards (PSAK). The aim of this research is to find out the provisions regarding Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 109 of 2022 after the implementation of this new regulation. This research is qualitative research using a normative descriptive approach. The data collection technique used is literature. The results of this research are that there are rules or regulations that have been added and replaced by new regulations due to updates so that there is a comparison between Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 109 revised in 2022 and Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) no. 109 of 2010. Abstrak. Selama beberapa tahun terakhir, standar akuntansi keuangan di Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dengan dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 109 revisi 2022 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (DSAK-IAI). Seluruh transaksi keuangan harus dicatat dan didokumentasikan sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan yang berlaku yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 revisi 2022 akuntansi zakat, infaq dan sedekah serta Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) lain yang relevan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ketentuan mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 tahun 2022 setelah diberlakukan aturan yang baru ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif normatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah terdapat aturan atau regulasi yang ditambahkan dan digantikan diaturan yang baru karena adanya pembaharuan sehingga terjadi perbandingan antara Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 revisi tahun 2022 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 tahun 2010.
Peluang dan Tantangan Penerapan Hak Kekayaan Intelektual sebagai Jaminan Utang pada Perbankan Syariah Ananda Reynaldi Ruhiat; Ifa Hanifia Senjiati; Arif Rijal Anshori
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.12127

Abstract

Abstract. This research discusses the opportunities and challenges of implementing Intellectual Property Rights (IPR) as debt collateral in Islamic banking, with a focus on creative economy products. Regarding the latest regulations, such as Government Regulation no. 24/2022, which allows the use of IPR as fiduciary collateral, this research explores its impact on creative economy actors, especially in the context of YouTube content. The research results show that although the opportunity for implementing IPR as debt collateral is wide open, there are still significant challenges, especially related to assessing the economic value of IPR and execution procedures in accordance with sharia principles. The implications of this research include the need to strengthen regulations, establish an independent assessment institution, and develop execution mechanisms that are in accordance with sharia principles to support creative economic growth and sustainability of financial transactions in sharia banking. Abstrak. Penelitian ini membahas peluang dan tantangan penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai jaminan utang di perbankan syariah, dengan fokus pada produk ekonomi kreatif. Terkait regulasi terbaru, seperti Peraturan Pemerintah No. 24/2022, yang memungkinkan penggunaan HKI sebagai jaminan fidusia, penelitian ini mengeksplorasi dampaknya terhadap pelaku ekonomi kreatif, terutama dalam konteks konten YouTube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun peluang penerapan HKI sebagai jaminan utang terbuka lebar, masih ada tantangan signifikan, terutama terkait penilaian nilai ekonomis HKI dan prosedur eksekusi yang sesuai dengan prinsip syariah. Implikasi dari penelitian ini mencakup perlunya penguatan regulasi, pembentukan lembaga penilai independen, dan pengembangan mekanisme eksekusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan keberlanjutan transaksi keuangan di perbankan syariah.
Analisis Proyeksi Kinerja Pengumpulan Dana Zakat pada Lembaga Amil Zakat Menggunakan Trend Kuadratik Athiyatul Fattah; Senjiati, Ifa Hanifia; Anshori, Arif Rijal
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i2.13369

Abstract

Abstract. The potential of zakat in Indonesia is still very large, but there is a considerable gap between the potential and the reality of the amount of zakat funds collected in Indonesia. Moreover, the LAZ network has experienced a decrease of up to 15% compared to what it was before. The objective of this study is to examine the performance, projections, and amount of zakat funds collected at LAZ in Indonesia. The research method used is a qualitative method using data analysis in the form of the growth of zakah ratio to calculate performance and the quadratic trend method to calculate projections. The findings of this study show that the performance of growth of zakat in six zakat institutions, namely LAZ Zakat Initiative Indonesia, LAZ Da'wah CouncilLAZ Indonesian Orphanage, LAZ Al Azhar Peduli, LAZ Dompet Dhuafa and LAZ Griya Yatim and Dhuafa are in the bad category. As for the projected performance for the period 2024 – 2030 in the institutions mentioned above, 2 institutions are in the good category and 4 institutions are projected to be not good. The projected funds for zakat fund receipts during the aforementioned period will range from Rp. 871 million to Rp. 24.957 billion. Abstrak. Potensi zakat di Indonesia terbilang masih sangat besar, namun terdapat jarak yang cukup besar antara potensi dan kenyataan jumlah pengumpulan dana zakat di Indonesia. Selain itu, jaringan LAZ juga mengalami penurunan hingga 15% dari pada sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja, proyeksi kinerja dan jumlah pengumpulan dana zakat pada LAZ yang ada di Indonesia. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan analisis data berupa rasio growth of zakah untuk menghitung kinerja dan metode trend kuadratik untuk menghitung proyeksi. Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa kinerja growth of zakah pada enam lembaga zakat yaitu LAZ Inisiatif Zakat Indonesia, LAZ Dewan Dakwah, LAZ Panti Yatim Indonesia, LAZ Al Azhar Peduli, LAZ Dompet Dhuafa serta LAZ Griya Yatim dan Dhuafa adalah dalam kategori tidak baik. Sedangkan untuk proyeksi kinerja untuk periode 2024 – 2030 pada lembaga tersebut di atas adalah 2 lembaga dalam kategori baik dan 4 lembaga diproyeksikan tidak baik. Adapun proyeksi penerimaan dana zakat selama periode di atas akan diterima pada proyeksi dana berkisar antara Rp. 871 juta – Rp. 24,957 miliyar.