Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Al-Qur’an dan Tafsir dalam Perpektif Tasawuf Abdul Ghany; Mursalin Ilyas
Jurnal Ilmiah Islamic Resources Vol 19, No 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiir.v19i1.166

Abstract

This article elaborated the posision of Quran and it exegecis in Tasawuf perspective. The research questions were how the essential of the Quran in Tasawuf perspective, and what kind of the exegecis method was used in that perpective. Collecting data based on library research, especially about Sufi’s saying on the essential of Word of God and their comments on the Quran. Analysing the data based on tafsir and tasawuf approach. The finding research showed that Word of God was a part of the attribute of God as a part of His self (dhat) in the first time; and the Quran that was received by Muhammad peace be upon him was as signified of Word of God. The Tasawuf perspective on the meaning of the Quran consist of two kinds, i.e. revealed the essential meaning of the Quran and brought out the meaning to be a guidance for the spiritual seeker (salik) to obtain Knowledge of God (ma’rifatullah).
Islah dalam Mengatasi Persoalan Kehidupan Sosial Perspektif al-Qur’an Abdul Ghany; Mursalim Ilyas
Jurnal Ilmiah Islamic Resources Vol 19, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiir.v19i2.205

Abstract

Salah satu bentuk akhlak yang memiliki peran penting dan tidak hanya menghindari kerusakan tapi juga dapat memperkuat keberadaan masyarakat serta dapat meciptakan hubungan yang baik antara sesama manusia dan alam adalah al-islah. Sebelumnya, Allah telah memerintahkan agar selau melakukan al-sulh. Artinya, selalu menempatkan segala sesuatu sesuai tempatnya dan melakukan kebaikan meskipun kerusakan tidak pernah terjadi. Terdapat 40 ayat yang berbicara tentang al-islah dalam beberapa surah. Untuk membahas topik ini secara komprehensif maka dibutuhkan sebuah metode pemahaman al-Qur’an. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode tematik. Metode tematik dianggap cukup baik dalam mengkaji sebuah problem al-Qur’an, khususnya untuk masa sekarang ini.
JAM’UL QUR’AN : PROSES DAN METODE PENGUMPULAN AL-UR’AN DI MASA NABI MUHAMMAD SAW Sulaeman Sulaeman; Achmad Abubakar; Abdul Ghany
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 3 (2025): JUNI-JULI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana proses dan metode pengumpulan Al-Qur’an di masa Nabi Muhammad SAW. Yang merupakan periode fundamental dalam sejarah wahyu. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, memerlukan upaya pelasterian unutk menjaga keasliannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititaif dengan fokus pada literatur, bertujuan untuk menggali secara mendalam proses jam’ul Qur’an dan prespektif historis. Hasil penelitian menunjukka bahwa pengumpulan Al-Qur’an dilakukan melalui dua metode utama: penghafalan (hifzuhu) dan penulisan (kitabuhu kullihi). Meskipun pada masa Nabi belum ada kodifikasi dalam bentuk mushaf, pengumpulan dilakaukan secara sistematis melalui pengajaran langsung dari Nabi kepada para sahabat dan kegiatan mu’aradah yang rutin. Proses ini memastikan bahwa teks Al-Qur’an tetap terjaga daru pemalsuan dan kesalahan, serta memperkuat pemahaman umats Islam terhadap wahyu yang diturunkan. Penelitian ini menegaskan pentingnya metode jam’ul Qur’an dalam mempertahankan kemurnian dan integritas kitab suci Al-Qur’an di tengah tantangan zaman.
MAKKIYAH MADANIYAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN AL-QUR’AN Ramdani Nur; Achmad Abubakar; Abdul Ghany
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Turunnya al-Qur’an kepada nabi Muhammad secara berangsur-angsur menyiratkan makna khusus yang terkandung di dalamnya. Periodesasi ini sesuai dengan perjalanan dakwah Rasulullah selama di kota Mekah dan Madinah dalam kurun waktu lebih kurang 23 tahun. Artikel ini akan mengkaji dan menganalisa salah satu pisau analisis dalam menafsirkan al Qur’an, yaitu signifikansi Makkiyah dan Madaniyah. Melaui artikel ini penulis ingin membuktikan bahwa kajian ulumul qur’an tidak hanya berputar pada wilayah normatif dengan kajian yang cenderung stagnan akan tetapi kajian ulumul qur’an berkembang dinamis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Melalui signifikansi Makkiyah dan Madaniyah ini terlihat bahwa al-Qur’an menerapkan hukum terhadap sesuatu secara gradual sesuai dengan mukhatab yang dihadapi oleh Rasulullah. Khamr pada mulanya dalam ayat Makkiyah tidak disebutkan pengharamannya secara tegas. Namun pada ayat Madaniyah khamr secara tegas diharamkan.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN QASHASH AL-QUR’AN Alfajri Alfajri; Achmad Abubakar; Abdul Ghany
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Qashash al-Qur’an atau kisah-kisah dalam al-Qur’an yang mengisi seperempat al-Qur’an diyakini kebenarannya sebagai kisah nyata yang diturunkan Allah untuk diambil pelajaran (ibrah), hikmah dan dijadikan sumber teladan dalam keseharian. Sebagian kisah tersebut telah didapatkan bukti sejarahnya melalui penelitian arkeologis, sementara sebagiannya yang lain belum didapatkan buktinya. Banyak cara yang dilakukan guna menggali ibrah dari kisah-kisah tersebut. Penguatan pendidikan karakter dapat ditemukan dengan memahami dalam qashas al-qur’an yang jelasnya dibahas dalam tulisan ini. Penelitian deskriptif riset pustaka dari bebera tulisan sebelumnya dikaji menjadi tulisan dengan pembaharuan yang telah di telaah menjadi sebuah tulisan baru. Penguatan pendidikan karakter melalaui kisah atau cerita qashash al-qur’an dengan mengembangkan metode bercerita yang bersumber dari qashash al-Qur’an kita sebagai umat Muslim diharapkan dapat memanfaatkan media yang memang telah disiapkan oleh Allah Swt. Untuk membentuk karakter generasi selanjutnya agar lebih baik.
Pengaruh Kaidah Ilmu Jadal (Berargumentasi) Dalam Ulumul Qur’an Terhadap Pemahaman Ayat Mutasyabihat Ilham Ilham; Achmad Abubakar; Abdul Ghany
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu jadal sebagai cabang dari logika Islam dan retorika debat yang menjadi metode sistematis dalam menyusun hujjah (argumen) berdasarkan premis yang kuat dan sahih. Ayat-ayat mutasyabihat sering kali dijadikan dalih untuk ekstremisme atau ideologi sesat. Oleh karena itu, kajian pengaruh kaidah-kaidah ilmu jadal terhadap proses pemahaman ayat-ayat mutasyabihat dalam kerangka ulumul Qur’an perlu dilakukan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan yaitu dengan data dari kitab tafsir (klasik dan kontemporer) terkait interpretasi Qur’an, buku ulumul Qur’an, kitab ushul fikih dan ilmu jadal serta jurnal-jurnal ilmiah tentang ilmu jadal serta logika Islam. Teknik Analisis Data yang menggunakan Analisis terhadap ayat-ayat mutasyabihat dan penafsiran menggunakan pendekatan kaidah kaidah ilmu jadal. Terdapat 5 kaidah ilmu jadal yang digunakan dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat 1) Al-Muqaddimah al-Maqbūlah: Premis yang diterima akal dan syariat; 2) Kaidah Al-Tanaqudh (Penolakan Kontradiksi); 3) Kaidah al-Muqaddimah al-Maqbūlah (Premis Yang Diterima Akal Dan Syara'); 4) Munāẓarah: Adab dialog ilmiah; 5) Istiqrā’: Induksi dengan mengumpulkan semua ayat dan hadis terkait tema tertentu, lalu menyimpulkan makna umum. Melalui penerapan kaidah-kaidah ilmu jadal, mufassir dapat menafsirkan ayat-ayat mutasyābihāt dengan tetap menjaga keselarasan akidah dan menghindari penafsiran yang menyimpang
Muhkam dan Mutasyabih Dalam Al-Qur'an: Implikasi Teologis dari AlMuhkam dan Al-Mutasyabbih dalam Al-Qur'an Waode Mabrukah Azzahrah; Achmad Abubakar; Abdul Ghany
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menyelidiki gagasan tentang ayat-ayat muhkam dan mutasyabih dalam Al-Qur'an dan konsekuensikonsekuensi religius yang terkait. Ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang memiliki implikasi yang jelas, tegas, dan tersurat, yang memberikan dasar dan standar yang kuat dalam pelajaran Islam. Ayat-ayat mutasyabih, di sisi lain, mengandung simbolisme dan metafora yang meningkatkan aspek spiritual dan intelektual dari teks suci dan memiliki makna yang ambigu dan memerlukan analisis mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa ayat-ayat muhkam memberikan panduan praktis dan hukum yang jelas bagi umat Islam, sedangkan ayat-ayat mutasyabih mendorong refleksi yang mendalam dan pengembangan pemahaman teologis dengan menganalisis karakteristik, fungsi, dan tujuan dari kedua jenis ayat ini. Dalam menafsirkan Al-Qur'an, di mana ayat-ayat muhkam dan mutasyabih saling melengkapi satu sama lain dalam menyampaikan pesan Ilahi, studi ini menekankan pentingnya pemahaman yang komprehensif dan holistik. Ayat-ayat tersebut memiliki implikasi teologis yang penting bagi perkembangan pemikiran Islam kontemporer, termasuk pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat Tuhan, esensi ajaran Islam, dan dinamika penafsiran teks-teks suci.