Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT-OBATAN, DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA (LPPOM MUI) DALAM PENERBITAN SERTIFIKASI HALAL Leni Yuliana; Aris Risdiana
Jurnal MD Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.829 KB) | DOI: 10.14421/jmd.2018.41-07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahapan pengambilan keputusan oleh LPPOM MUI DIY pada suatu produk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan tiangulasi teknik dan triangulasi sumber. Setelah melakukan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan pengambilan keputusan dalam pemberian sertifikasi halal ada delapan yaitu identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis data, pengkajian berbagai alternatif, pemilihan alternatif, implementasi, monitoring, dan evaluasi. Dimana ada satu tahapan yang menjadi temuan utama yaitu monitoring karena tidak termasuk pada teori Sondang Siagian. Sedangkan pengambilan keputusan di LPPOM MUI DIY bersifat semi otonom dan membutuhkan legitimasi MUI DIY untuk mengesahkan suatu keputusan.
PERAN PDHI (PERSAUDARAAN DJAMAAH HAJI INDONESIA) DALAM MENGEMBANGKAN PERADABAN MASYARAKAT (ANALISA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA) Aris Risdiana
Jurnal MD Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.254 KB) | DOI: 10.14421/jmd.2015.%x

Abstract

PDHI an organization that helped organize the pilgrims to carry outcommunity service in the form of social activity. The successful implementationof the program of planned activities is dependent upon the management ofhuman resources. The purpose of this study was to describe the managementof human resources in PDHI as a major asset and supporter of the successof social programs that have been implemented. This research is descriptivequalitative, where data collection is done through observation, interviewswith speakers and documentation. Subjects were PDHI board, while theobject of study is the social activities carried out by PDHI. In this study, thevalidity of the data was tested by using the technique of triangulation. Resultsillustrate that PDHI quite actively participated in developing civilization,although the management of human resources in it is still relatively simple.PDHI has initiated the construction of mosques in various regions inYogyakarta, Central Java, East Java, Bali, NTB and establish educationalinstitutions, hospitals, Islamic centers and orphanages. This study provides theconclusion that the management of human resources in PDHI still simple,human resource management has been implemented but not conceptualizedby default and only implicitly applied.Keywords: human resource management, social activities.
TRANSFORMASI PERAN DA'I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN TANTANGAN (Studi terhadap Manajemen SDM) Aris Risdiana
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2918.187 KB) | DOI: 10.14421/jd.2014.15210

Abstract

Seiring perkembangan zaman, Dakwah Islam mengalami persoalan yang kompleks terkait dengan masalah kehidupan. Pada dasarnya Agama Islam mampu menjawab segala persoalan yang dihadapi Umat Islam itu sendiri. Hal itu tergantung dari para da’i sejauh mana wawasan dalam melihat realita yang ada. Sehingga perlu adanya muballigh yang mampu memiliki peta dakwah terhadap obyek dakwah terkait dengan problematika, budaya, dan karakter yang berbeda-beda. Sedemikian kompleks permasalahan yang dihadapi mad’u, maka perlu da’i yang mampu menjalani multi peran dalam masyarakat sesuai sosio-historis dalam implementasinya.Gambaran tentang pengembangan peran da’i akan penulis sampaikan sebagai referensi. Sehingga da’i mampu tampil prima sebagai pribadi-pribadi yang mencerahkan di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk memujudkan hal tersebut, para da’i perlu memahami perannya sebagai komunikator, konselor, problem solver, manajer, dan entrepreneur. Dengan demikian proses Dakwah Islamiyah mampu menjadi proses perubahan sosial melalui komunikasi. Sehingga tercipta masyarakat yang kuat dalam aspek aqidah, akhlak, ibadah dan mu’amalah.
A Theology of Green Islam: Managerial System of Islamic Transformative Rehabilitation for Mental Disorder Patients Aris Risdiana; Reza Bakhtiar Ramadhan
Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities Vol 4, No 1 (2019): Islam Indonesia yang Damai dan Bermartabat
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.035 KB) | DOI: 10.18326/mlt.v4i1.1-14

Abstract

This study seeks to explore the theological ideas of 'Green Islam' as the basis of the managerial system of Islamic transformative rehabilitation for students (santri) with mental disorders in Islamic boarding school (Pondok Pesantren/PP) Al Qodir. Easily, this theology implements psychological and sociological problems that undermine the human psyche through rehabilitation instruments. According to KH Masrur Ahmad, the theology of Green Islam is the basis for the contextualization of Islamic teachings that are friendly to weak people. The Islamic boarding school based model and based on local wisdom experience, integrated with the rehabilitation model which is a secular conception gave birth to a new paradigm related to the pattern of the managerial system of Islamictransformative rehabilitation in PP Al Qodir. While the process of Islamic rehabilitation there are three stages, namely self-cleaning, self-development, and self-improvement. By adopting the rehabilitation process, Green Islam is an effective therapy, as well as a rehabilitation management system that promotes transformative patterns. The success of applying theology is based on the POAC (Planning, Organizing, Actuating, and Controlling) technique that is attached to the figure of KH Masrur Ahmad as the caregiver of PP Al Qodir. G. R Terry emphasizes that managerial systems are a process of planning, organizing, mobilizing and controlling by utilizing knowledge and art in order to achieve previously set goals. So the purpose of this paper is to explore the pattern of the PP Al Qodir managerial system in rehabilitating santri who have mental disorders using the basis of theology of Green Islam. The results of this study indicate that the implementation of transformative Islamic rehabilitation is very dependent on the management of POAC developed by KH. Masrur Ahmad.
Budaya Organisasi Pondok Pesantren Berbasis NU dan Persis Benda 67 di Tasikmalaya Jawa Barat Aris Risdiana
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Vol. 16 No. 2 (2016)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/aplikasia.v16i2.1169

Abstract

Penelitian ini terfokus pada implementasi nilai-nilai budaya organisasi dalam kegiatan dakwah di pesantren Sukamanah dan Persis Benda 67 . Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan historis sosiologis. Pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pondok pesantren Sukamanah dan pondok pesantren Persis Benda 67 telah memiliki nilai-nilai budaya organisasi dalam bentuk peraturan-peraturan, norma-norma, nilai-nilai dominan, filosofi, aturan-aturan serta iklim organisasi. Nilai-nilai budaya organisasi pada Pondok Pesantren Sukamanah tertuang dalam visi dakwahnya, yakni membentuk pribadi muslim yang berakhlaq al-karimah dan ilmiah berlandasan aqidah ahlussunnah wal jama’ah, bersikap disiplin, berdzikir, berjamaah, bermusyawarah, berdakwah dan menekankan pendidikan pada penguatan aqidah. Sedangkan nilai-nilai budaya organisasi di Pondok Pesantren Benda 67 tampak lewat visinya yang berbunyi hayatul naqluha ibada dan wa’tasimu bihablillah, yakni bersikap disiplin, memegang erat komitmen organisasi, memperkuat ulumul Qur’an dan hadis, menentang bid’ah dan berjihad di jalan Allah. Dalam menyikapi perbedaan visi kegiatan dakwahnya, kedua pondok pesantren tersebut mengambil sikap yang berbeda. Pondok pesantren sukamanah memprioritaskan perdamaian dan toleransi, sedangkan pondok pesantren Persis Benda 67 memprioritaskan prinsip keharusan kembali kepada al Quran dan hadis.
Dakwah Virtual sebagai Banalitas Keberagamaan di Era Disrupsi Aris Risdiana; Reza Bakhtiar Ramadhan
FIKRAH Vol 7, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, Jurusan Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5507.699 KB) | DOI: 10.21043/fikrah.v7i1.4800

Abstract

Media sosial memberi pengaruh signifikan terhadap perkembangan Dakwah Islamiyah. Perkembangan ini lantas membentuk pola baru dakwah, dan sekaligus melahirkan fenomena baru keberagamaan. Maraknya status dan postingan bernuansa dakwah keagamaan oleh para ‘ulama di media sosial, seperti facebook, twitter dan whatsapp, secara sporadis menyeret para user berlomba-lomba menyebarkannya sebagai upaya menampilkan kesalehan dalam ruang publik. Fenomena dakwah copy-paste dan share men-share semakin menjamur dan mengarah pada perilaku spam (menyampah), yang meresahkan sebagian user lain. Derasnya arus informasi dan kebebasan yang tidak terkontrol di media sosial terkait dakwah copy-paste ini lantas mencerminkan kedangkalan intelektual dan kemalasan beragama yang sangat mendalam, yang juga membentuk pola banalitas perilaku keberagamaan umat beragama. Tulisan ini menguji lebih mendalam terkait fenomena sosial berupa dakwah copy-paste yang diproduksi terus-menerus dan membentuk perilaku keberagamaan baru di era milenial dengan menggunakan pendekatan tindakan sosial. Teori Habitus Pierre Felix Bordiue membentuk tulisan ini menelusuri motif dari aktor-aktor sosial, yang dalam konteks ini adalah para user yang mencoba menampilkan kesalehan, namun yang tercipta adalah stigma kedangkalan intelektual disertai kemalasan dalam beragama.
MANAJEMEN KOLABORATIF-DIDAKTIF DALAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS PENAMBANG PASIR DI LERENG GUNUNG MERAPI: STUDI PONDOK PESANTREN AL-QADIR, SLEMAN, YOGYAKARTA Aris Risdiana; Fatimatus Zahro Jihan Fitri; Imam Nawawi
JURNAL MANAJEMEN DAKWAH Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research examines Pondok Pesantren Al-Qadir, located in Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, which has been providing assistance to the sand miners' community in the slopes of Mount Merapi since the 2010 eruption. Data was collected through interviews, observations, and documentation, and then analyzed qualitatively and descriptively using a sociological approach. The findings of this study reveal that psychological trauma and economic devastation have pushed the community to their lowest point in life. However, KH. Masrur Ahmad from PP. Al-Qadir successfully addressed these challenges by organizing the eruption victims, providing spiritual support through mujahadahan rituals, creating job opportunities, establishing a wide economic network, and offering entrepreneurship education and an understanding of government regulations. The charismatic leadership of KH. Masrur, supported by the organic solidarity of the sand miners' community, enables the realization of a long-term economic empowerment vision through a collaborative-didactic management approach. Spiritual education and organizational development are also important focal points in these efforts.
Transformasi Dakwah Berbasis 'Kitab Kuning' Ke Platform Digital Risdiana, Aris; Ramadhan, Reza Bakhtiar; Nawawi, Imam
Jurnal Lektur Keagamaan Vol 18 No 1 (2020): Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 18 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Center for Research and Development of Religious Literature and Heritage, Agency for Research and Development and Training, Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.988 KB) | DOI: 10.31291/jlka.v18i1.682

Abstract

AbstractThe industrial revolution in digital era challanges Islamic Da'wah agencies. Its traditional method is originally exclusive, and that has been transformed into more inclusive. This paper studied activities of muslim leaders and mosques as the main actors of Islamic Da'wah (preachers), who contact with social medias. This study used sociological approach, to recover muslim preacher’s considerations of digital modalities as new media of Islmic preaching. Using Habitus theory of Pierre Felix Bourdieu, that study points out three main functions of social medias for muslim preachers; first. functioning social media requests the reinterpretation of Kitab Kuning in accordance with current social-political issues, second, Islamic preaching in digital era is kind of all capitalized activies, and third, muslim preachers polarized into three main groups; proactive, contrastive, and unprofessional.Keywords: Islamic Da’wah, Preacher, Social Media, Economy-political Interpretations.Revolusi Industri di era digital menantang para agen dakwah Islam. Metode dakwah Islam tradisional yang semula eksklusif, kini telah bertransformasi menjadi lebih inklusif. Penelitian ini mengkaji serang­kaian aktivitas dakwah pemimpin Islam dan masjid, sebagai aktor utama dakwah Islam, yang bersentuhan dengan media sosial. Dengan pendeka­tan sosiologis, penelitian ini mengungkapkan kesadaran-kesadaran para da’i muslim tentang dunia digital sebagai media baru dakwah Islam. Menggunakan teori Habitus dari Pierre Felix Bourdieu, penelitian ini menemukan tiga hal utama; pertama, pemanfaatan media sosial menuntut interpretasi ulang kitab kuning agar lebih sesuai dengan perkembangan mutakhir isu-isu sosial-politik; kedua, dakwah Islam di era digital tidak lebih dari sekedar serangkaian aktivitas yang terkapitalisasi; dan ketiga para da’i muslim terpolarisasi ke dalam tiga kelompok utama: pro-aktif dengan media sosial, bersikap kontra produktif terhadap media, dan pro-media digital dalam kadar yang tidak profesional.Kata Kunci: Da’wah Islam, Da’i, Media Sosial, Tafsir Ekonomi Politik
TRANSFORMASI PERAN DA'I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN TANTANGAN (Studi terhadap Manajemen SDM) Risdiana, Aris
Jurnal Dakwah Vol. 15 No. 2 (2014)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.2014.15210

Abstract

Seiring perkembangan zaman, Dakwah Islam mengalami persoalan yang kompleks terkait dengan masalah kehidupan. Pada dasarnya Agama Islam mampu menjawab segala persoalan yang dihadapi Umat Islam itu sendiri. Hal itu tergantung dari para da’i sejauh mana wawasan dalam melihat realita yang ada. Sehingga perlu adanya muballigh yang mampu memiliki peta dakwah terhadap obyek dakwah terkait dengan problematika, budaya, dan karakter yang berbeda-beda. Sedemikian kompleks permasalahan yang dihadapi mad’u, maka perlu da’i yang mampu menjalani multi peran dalam masyarakat sesuai sosio-historis dalam implementasinya.Gambaran tentang pengembangan peran da’i akan penulis sampaikan sebagai referensi. Sehingga da’i mampu tampil prima sebagai pribadi-pribadi yang mencerahkan di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk memujudkan hal tersebut, para da’i perlu memahami perannya sebagai komunikator, konselor, problem solver, manajer, dan entrepreneur. Dengan demikian proses Dakwah Islamiyah mampu menjadi proses perubahan sosial melalui komunikasi. Sehingga tercipta masyarakat yang kuat dalam aspek aqidah, akhlak, ibadah dan mu’amalah.
Is Kiai a Transformational Leadership Model? Putro, Setyanto; Risdiana, Aris; Jihan Fitri, Fatimatus Zahro’; Harminingsih, Harminingsih
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpm.2022.062-01

Abstract

This study examines the social conflicts faced by mosque and prayers room managers in the Cangkringan area of Sleman Regency, Yogyakarta Province. The social conflicts encompass a wide range of issues, from waqf land disputes to inheritance distribution and domestic household problems such as divorce to theological differences related to superstition, bid’a, and superstition. In Kapanewon (districts) Cangkringan, fewer than one hundred mosques and prayer rooms deal with such issues. To accomplish the study, this research was conducted using a qualitative design. A sociological approach was utilized to examine the roles and functions of Kiai and Islamic Boarding Schools in Kapanewon Cangkringan in general and mosque and prayer room managers in particular. The theory used is Max Weber's leadership theory. Three essential aspects of internal processes were identified in this study. First and foremost, the leadership of Kiai, the leader of the al-Qodir Islamic boarding school, exemplified a participatory transformative leadership who is not afraid of taking different perspectives to achieve common goals. Secondly, the transformative leadership at Islamic boarding school Kiai take a primary role as facilitator and problem solver for a wide range of social conflicts. As a third aspect, conflict resolution was distributed by establishing a new system with mutually agreed regulations, and it took place with the Selapanan system every Kliwon Sunday. In addition to enriching interdisciplinary intellectual treasures, this research contributes to interdisciplinary treasures both in sociology, particularly transformative leadership, and management science, specifically in organizational leadership.