Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Peran Objek Wisata Lumpur Lapindo Sidoarjo dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Noviandari, Indah; Balafif, Mohammad; Aprilia, Dinda
CAKRAWALA Vol 15, No 1: Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v15i1.368

Abstract

Kabupaten Sidoarjo mempunyai salah satu tempat wisata yang strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan. Objek dalam rekreasi berupa wisata Lumpur Lapindo adalah salah satu potensi wisata terbaru yang ada di Sidoarjo. Meski awalnya berupa bencana alam yang menimpa warga Sidoarjo. Wisata lumpur lapindo ini tidak dikelola oleh pemerintah atau dinas yang terkait, namun wisata tersebut dikelola oleh paguyuban warga korban lumpur lapindo yang mata pencaharian yang lama sudah terhenti akibat luapan lumpur lapindo. Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah mengetahui pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah ada objek wisata lumpur lapindo, dan mengetahui peran objek wisata lumpur lapindo sidoarjo dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,wawancara, dan studi dokumentasi.
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PEMBERDAYAAN PERILAKU ANAK TERHADAP TAYANGAN SINETRON DI TELEVISI Nurlita, Ita; Noviandari, Indah
CAKRAWALA Vol 10, No 2: Desember 2016
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7122.615 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v10i2.40

Abstract

Saat ini hampir semua siaran televisi menggambarkan tayangan yang seharusnya tidak layak ditonton oleh anak yang belum cukup umur, terutama tayangan sinetron. Dimana kebanyakan sinetron televisi di Indonesia berisi tentang kekerasan dalam rumah tangga, kebebasan seks remaja, perkelahian dan hanya sedikit pesan moral. Bagi anak, televisi acapkali di persepsikan sebagai laporan tentang dunia sesungguhnya. Fenomena tayangan sinetron yang hadir dalam program acara di televisi bisa memicu perilaku negatif anak. Hal ini bisa dilihat banyaknya berita pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur, yang baru-baru ini terjadi di Kecamatan Gubeng. Berkaitan dengan hal itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa suatu pola komunikasi interpersonal dalam keluarga untuk pemberdayaan perilaku anak sebagai perlindungan anak dalam menonton tayangan sinetron di televisi. Pendekatan deskriptif kualitatif dan analisa data kuantitatif digunakan untuk mendukung pemecahan permasalahan penelitian dalam memahami subyek yang diteliti. Hasil penelitian ini adalah pada ranah kognitif : banyak anak-anak di SDN Kecamatan Gubeng menjawab sering melihat sinetron dan yang sering dilihat adalah sinetron Anak Jalanan; pada ranah afektif : anak-anak banyak yang suka terhadap sinetron yang dilihatnya, dimana adegan yang disukai adalah adegan berpacaran, sedangkan pada ranah kognitif : anak-anak kadang-kadang mempraktekkan adegan sinetron. Hal ini dapat dipahami bahwa dalam menonton tayangan sinetron tidak adanya pengawasan orang tua dan tidak efektifnya pola komunikasi interpersonal dalam keluarga sehingga anak bebas menonton dan bahkan mempraktekkan apa yang ditayangkan pada sinetron tersebut sehingga diperlukan pola komunikasi interpersonal untuk pemberdayaan perilaku anak sebagai perlindungan anak dalam menonton tayangan sinetron di televisi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEREMPUAN DI BOJONEGORO Irwantoro, Irwantoro; Noviandari, Indah
CAKRAWALA Vol 13, No 1: Juni 2019
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.98 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v13i1.283

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bojonegoro bertitik tolak dari permasalahan dari penelitian Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan, antara lain (i) Bagaimana kondisi Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan, (ii) Hambatan dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan, (iii) Strategi peningkatan Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrumen dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat beberapa lembaga keuangan non bank untuk pengembangan usaha perempuan di Jawa Timur diantaranya Koperasi Wanita dan Program Jalin Matra Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan yang memang ditujukan bagi usaha perempuan, hambatan dalam yang dijumpai dalam hal pengembangan lembaga keuangan non bank bagi usaha perempuan adalah belum adanya regulasi maupun payung hukum terutama untuk lembaga yang lahir dari program pengentasan kemiskinan yang telah berakhir, peran pemerintah dalam pengembangan lembaga keuangan non bank bagi usaha perempuan sudah dilaksanakan dengan menyediakan anggaran bagi usaha perempuan melalui program Jalin Matra PFK maupun pengembangan Kopwan. Sedangkan rekomendasinya antara lain dalam hal pemanfaatan maupun pengembangan  Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) eks-program PNPM maupun Gerdutaskin yang mempunyai unit usaha Simpan Pinjam Perempuan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Pemerintah Kabupaten/Kota harus memfasilitasi dalam hal penyusunan regulasi atau payung hukum untuk menentukan langkah berikutnya berkaitan dengan pengembangan usaha perempuan maupun mendorong agar lembaga tersebut bisa menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Desa. Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Pemerintah Kabupaten/Kota harus bersinergi mendorongdan memfasilitasi serta melakukan maping terhadap Pemberdayaan LKM sentra sebagai embrio terbentuknya koperasi baru dan sebagai LKM agar  berorentasi kepada OJK sesuai dengan UU No 1 tahun 2013 tentang OJK.Kata Kunci: kebijakan pemerintah, lembaga keuangan non bank, kesejahteraan              perempuan The research was conducted in bojonegoro district dotted reject some of the problem of government policy research in the development of bank bonds among non bank financial institutions in an effort to increase women welfare , among others ( i ) the conditions of bank bonds among non-bank financial institutions in an effort to increase women welfare , ( ii ) obstacles in the development of bank bonds among non-bank financial institutions in an effort to increase women welfare , ( iii ) strategy an increase in bonds among non-bank financial institutions development bank in an effort to improving the welfare of the women in the Bojonegoro regency. This research uses qualitative descriptive method, i.e. a contextual research which makes human beings as instruments and adapted to the situation are reasonable in relation to the collection of data that is generally qualitative in nature. The conclusion from this study is there is some non bank financial institutions for business women in East Java, including the cooperative Program established by women and the feminization of poverty Relief Committee was indeed intended for business women, barriers encountered in terms of the development of the non financial institutions bank for business women is not yet as well as the legal umbrella regulation mainly to institutions born of the poverty alleviation program has ended , the role of Government in the development of the non bank financial institutions for women's efforts have been conducted to provide a budget for business women through programs established by Matra PFK are both development Kopwan. While the recommendations, among others in terms of utilization as well as Implementing development activities (UPK) ex-PNPM program as well as Gerdutaskin which has business units Save Borrow Women, the Government of East Java province or district/city Governments should facilitate in terms of drafting the regulation or the umbrella law for determining the next steps with regard to women's enterprise development as well as encourage the institution could be part of a Village-owned enterprises. The Government of East Java province or district/city Governments should work together to facilitate and mendorongdan efficiency of mapping against the empowerment of MFI centers as the embryo formation of new cooperatives and  so as bound to OJK in accordance with law No. 1 year 2013 about OJK. Key words: the role of Government, non financial institutions bank, business woman
VILLAGE-OWNED BUSINESSES AS A STRATEGY TO ENHANCE THE LOCAL ECONOMY IN SEDAPURKLAGEN VILLAGE, GRESIK, EAST JAVA Imamah, Nurul; Rahmasari, Anggraeni; Noviandari, Indah; Iradawaty, Sofiah Nur; Gintara, Mohammad Yoga
International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol 8, No 3 (2024): IJEBAR, VOL. 8, ISSUE 3, September 2024
Publisher : LPPM ITB AAS INDONESIA (d.h STIE AAS Surakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/ijebar.v8i3.14912

Abstract

The purpose of this research is to analyze the role and impact of BUMDes (Village-Owned Businesses) in enhancing the local economy of Sedapurklagen Village, Benjeng, Gresik, East Java, Indonesia. This field-based study utilizes triangulation techniques including observation, interviews, and documentation, and employs a qualitative descriptive approach. The findings demonstrate that BUMDes plays multiple significant roles in improving the community's economy. It acts as a facilitator, assisting in all tasks related to planning business entities to be established by the community. Furthermore, BUMDes also serves as a mediator, facilitating the management of business entities to achieve business goals and plans, and acts as a motivator by spearheading and inspiring business entities to drive community improvement. One challenge faced by BUMDes management in Sedapurklagen Village is the need to build more trust within the community and managing limited available capital. In order to gain community trust, BUMDes must provide tangible evidence. Communities that have faith in BUMDes can aid in convincing other communities, while the younger, more educated village members can assist in promoting the understanding of BUMDes to communities that are not yet familiar with its functions.
AKSESIBILITAS KREDIT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN UMKM SEKTOR PERIKANAN DI JAWA TIMUR Noviandari, Indah; Anggraeni Rahmasari; Siti Fatikha
Develop Vol 9 No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/dev.v9i1.9582

Abstract

Berdasarkan data BPS yang diolah, diketahui bahwa ada 2,2 persen rumah tangga di Indonesia yang memiliki kepala rumah tangga yang bekerja di sektor perikanan. Jumlahnya sekitar 1,4 juta kepala rumah tangga. Jika rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Indonesia sekitar empat orang, maka ada sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang kehidupannya bergantung pada sektor perikanan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Treatment Efffect. Treatment Efffect adalah efek kausal rata-rata dari variabel biner (0–1) atau ukuran yang digunakan untuk membandingkan Treatment dalam eksperimen acak, evaluasi intervensi kebijakan, dan uji medis. Dalam uji coba secara acak, Treatment Efffect dapat diperkirakan dari sampel menggunakan perbandingan hasil rata-rata untuk unit yang di Treatment dan tidak. Namun, Treatment Efffect umumnya dipahami sebagai parameter penyebab (yaitu, perkiraan atau properti populasi) yang ingin diketahui peneliti, didefinisikan tanpa mengacu pada desain penelitian atau prosedur estimasi (Greene, 2002). Implikasi penelitian ini adalah mengenai pengembangan aksesibilitas UMKM sektor perikanan dalam upaya mendukung akselerasi pemulihan ekonomi Jawa Timur. Perlunya peningkatan kapasitas modal yang dimiliki oleh nelayan agar dapat lebih mudah mengakses kredit formal yaitu dengan meningkatkan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan nelayan, selain itu perlunya penjaminan collateral pada nelayan dari pemerintah dan meningkatkan jaringan nelayan dengan penguatan kelembagaan nelayan untuk mewadahi kebutuhan masyarakat pesisir dalam memahami pentingnya aksesibilitas dalam meningkatkan pendapatan.
VILLAGE-OWNED BUSINESSES AS A STRATEGY TO ENHANCE THE LOCAL ECONOMY IN SEDAPURKLAGEN VILLAGE, GRESIK, EAST JAVA Imamah, Nurul; Rahmasari, Anggraeni; Noviandari, Indah; Iradawaty, Sofiah Nur; Gintara, Mohammad Yoga
International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol 8 No 3 (2024): IJEBAR, VOL. 8, ISSUE 3, September 2024
Publisher : LPPM ITB AAS INDONESIA (d.h STIE AAS Surakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/ijebar.v8i3.14912

Abstract

The purpose of this research is to analyze the role and impact of BUMDes (Village-Owned Businesses) in enhancing the local economy of Sedapurklagen Village, Benjeng, Gresik, East Java, Indonesia. This field-based study utilizes triangulation techniques including observation, interviews, and documentation, and employs a qualitative descriptive approach. The findings demonstrate that BUMDes plays multiple significant roles in improving the community's economy. It acts as a facilitator, assisting in all tasks related to planning business entities to be established by the community. Furthermore, BUMDes also serves as a mediator, facilitating the management of business entities to achieve business goals and plans, and acts as a motivator by spearheading and inspiring business entities to drive community improvement. One challenge faced by BUMDes management in Sedapurklagen Village is the need to build more trust within the community and managing limited available capital. In order to gain community trust, BUMDes must provide tangible evidence. Communities that have faith in BUMDes can aid in convincing other communities, while the younger, more educated village members can assist in promoting the understanding of BUMDes to communities that are not yet familiar with its functions.
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PEMBERDAYAAN PERILAKU ANAK TERHADAP TAYANGAN SINETRON DI TELEVISI Nurlita, Ita; Noviandari, Indah
Cakrawala Vol. 10 No. 2: Desember 2016
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v10i2.40

Abstract

Saat ini hampir semua siaran televisi menggambarkan tayangan yang seharusnya tidak layak ditonton oleh anak yang belum cukup umur, terutama tayangan sinetron. Dimana kebanyakan sinetron televisi di Indonesia berisi tentang kekerasan dalam rumah tangga, kebebasan seks remaja, perkelahian dan hanya sedikit pesan moral. Bagi anak, televisi acapkali di persepsikan sebagai laporan tentang dunia sesungguhnya. Fenomena tayangan sinetron yang hadir dalam program acara di televisi bisa memicu perilaku negatif anak. Hal ini bisa dilihat banyaknya berita pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur, yang baru-baru ini terjadi di Kecamatan Gubeng. Berkaitan dengan hal itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa suatu pola komunikasi interpersonal dalam keluarga untuk pemberdayaan perilaku anak sebagai perlindungan anak dalam menonton tayangan sinetron di televisi. Pendekatan deskriptif kualitatif dan analisa data kuantitatif digunakan untuk mendukung pemecahan permasalahan penelitian dalam memahami subyek yang diteliti. Hasil penelitian ini adalah pada ranah kognitif : banyak anak-anak di SDN Kecamatan Gubeng menjawab sering melihat sinetron dan yang sering dilihat adalah sinetron Anak Jalanan; pada ranah afektif : anak-anak banyak yang suka terhadap sinetron yang dilihatnya, dimana adegan yang disukai adalah adegan berpacaran, sedangkan pada ranah kognitif : anak-anak kadang-kadang mempraktekkan adegan sinetron. Hal ini dapat dipahami bahwa dalam menonton tayangan sinetron tidak adanya pengawasan orang tua dan tidak efektifnya pola komunikasi interpersonal dalam keluarga sehingga anak bebas menonton dan bahkan mempraktekkan apa yang ditayangkan pada sinetron tersebut sehingga diperlukan pola komunikasi interpersonal untuk pemberdayaan perilaku anak sebagai perlindungan anak dalam menonton tayangan sinetron di televisi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEREMPUAN DI BOJONEGORO Irwantoro, Irwantoro; Noviandari, Indah
Cakrawala Vol. 13 No. 1: Juni 2019
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v13i1.283

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bojonegoro bertitik tolak dari permasalahan dari penelitian Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan, antara lain (i) Bagaimana kondisi Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan, (ii) Hambatan dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan, (iii) Strategi peningkatan Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Perempuan di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrumen dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat beberapa lembaga keuangan non bank untuk pengembangan usaha perempuan di Jawa Timur diantaranya Koperasi Wanita dan Program Jalin Matra Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan yang memang ditujukan bagi usaha perempuan, hambatan dalam yang dijumpai dalam hal pengembangan lembaga keuangan non bank bagi usaha perempuan adalah belum adanya regulasi maupun payung hukum terutama untuk lembaga yang lahir dari program pengentasan kemiskinan yang telah berakhir, peran pemerintah dalam pengembangan lembaga keuangan non bank bagi usaha perempuan sudah dilaksanakan dengan menyediakan anggaran bagi usaha perempuan melalui program Jalin Matra PFK maupun pengembangan Kopwan. Sedangkan rekomendasinya antara lain dalam hal pemanfaatan maupun pengembangan  Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) eks-program PNPM maupun Gerdutaskin yang mempunyai unit usaha Simpan Pinjam Perempuan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Pemerintah Kabupaten/Kota harus memfasilitasi dalam hal penyusunan regulasi atau payung hukum untuk menentukan langkah berikutnya berkaitan dengan pengembangan usaha perempuan maupun mendorong agar lembaga tersebut bisa menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Desa. Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Pemerintah Kabupaten/Kota harus bersinergi mendorongdan memfasilitasi serta melakukan maping terhadap Pemberdayaan LKM sentra sebagai embrio terbentuknya koperasi baru dan sebagai LKM agar  berorentasi kepada OJK sesuai dengan UU No 1 tahun 2013 tentang OJK.Kata Kunci: kebijakan pemerintah, lembaga keuangan non bank, kesejahteraan              perempuan The research was conducted in bojonegoro district dotted reject some of the problem of government policy research in the development of bank bonds among non bank financial institutions in an effort to increase women welfare , among others ( i ) the conditions of bank bonds among non-bank financial institutions in an effort to increase women welfare , ( ii ) obstacles in the development of bank bonds among non-bank financial institutions in an effort to increase women welfare , ( iii ) strategy an increase in bonds among non-bank financial institutions development bank in an effort to improving the welfare of the women in the Bojonegoro regency. This research uses qualitative descriptive method, i.e. a contextual research which makes human beings as instruments and adapted to the situation are reasonable in relation to the collection of data that is generally qualitative in nature. The conclusion from this study is there is some non bank financial institutions for business women in East Java, including the cooperative Program established by women and the feminization of poverty Relief Committee was indeed intended for business women, barriers encountered in terms of the development of the non financial institutions bank for business women is not yet as well as the legal umbrella regulation mainly to institutions born of the poverty alleviation program has ended , the role of Government in the development of the non bank financial institutions for women's efforts have been conducted to provide a budget for business women through programs established by Matra PFK are both development Kopwan. While the recommendations, among others in terms of utilization as well as Implementing development activities (UPK) ex-PNPM program as well as Gerdutaskin which has business units Save Borrow Women, the Government of East Java province or district/city Governments should facilitate in terms of drafting the regulation or the umbrella law for determining the next steps with regard to women's enterprise development as well as encourage the institution could be part of a Village-owned enterprises. The Government of East Java province or district/city Governments should work together to facilitate and mendorongdan efficiency of mapping against the empowerment of MFI centers as the embryo formation of new cooperatives and  so as bound to OJK in accordance with law No. 1 year 2013 about OJK. Key words: the role of Government, non financial institutions bank, business woman
Peran Objek Wisata Lumpur Lapindo Sidoarjo dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Noviandari, Indah; Balafif, Mohammad; Aprilia, Dinda
Cakrawala Vol. 15 No. 1: Juni 2021
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v15i1.368

Abstract

Kabupaten Sidoarjo mempunyai salah satu tempat wisata yang strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan. Objek dalam rekreasi berupa wisata Lumpur Lapindo adalah salah satu potensi wisata terbaru yang ada di Sidoarjo. Meski awalnya berupa bencana alam yang menimpa warga Sidoarjo. Wisata lumpur lapindo ini tidak dikelola oleh pemerintah atau dinas yang terkait, namun wisata tersebut dikelola oleh paguyuban warga korban lumpur lapindo yang mata pencaharian yang lama sudah terhenti akibat luapan lumpur lapindo. Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah mengetahui pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah ada objek wisata lumpur lapindo, dan mengetahui peran objek wisata lumpur lapindo sidoarjo dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,wawancara, dan studi dokumentasi.