Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendampingan Pengembangan Pengelolaan Informasi di Taman Bacaan Perigi Kota Depok Vinta Sevilla; Zayyin Abdul Quddus; Gustiana Sabarina
Altifani : Jurnal Pengabdian Masyarakat Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.539 KB) | DOI: 10.32939/altifani.v2i2.1695

Abstract

TBM adalah sarana atau lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multimedia lain yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator. Selain Sebagai sumber belajar - TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, karena TBM itu penting maka perlu dikelola dengan baik, sebagai salah satu sumber informasi TBM harus memiliki pengelolaan informasi yang baik pula, maka dilakukanlah pengabdian di Taman Baca Perigi, Kota Depok. Metode pengabdian menggunakan cara-cara sebagai berikut: 1) Melakukan observasi dan wawancara dengan mitra; 2) Melakukan koordinasi dengan tim pengabdi, 3). Koordinasi dengan mitra. Adapun hasil dari pengabdian dilakukan dengan beberapa penerapan pendampingan, yaitu: 1. Mengidentifikasi kebutuhan Taman Bacaan Perigi; 2. Diskusi dan mengidentifikasi teknis dan potensi yang dimiliki oleh Taman Bacaan Perigi; 3. Memfasilitasi pendampingan; 4. Membantu dalam proses pembuatan produk pendataan berdasarkan hasil kegiatan belajar mandiri. Kata kunci: Taman Baca Masyarakat, Pengelolaan Informasi, Pendampingan TBM
POLA PENCARIAN INFORMASI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PASCA ADAPTASI PEMBELAJARAN JARAK-JAUH Alwan Husni Ramdani; Haria Saputry Wahyuni; Gustiana Sabarina
Nusantara Journal of Information and Library Studies (N-JILS) Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/n-jils.v5i1.2139

Abstract

As time goes by, the policy for the Implementation of Community Activity Restrictions (PPKM) has begun to loosen along with the start of face-to-face learning activities in schools. The transition from distance learning to face-to-face learning has brought significant changes to junior high school students in terms of how they access the information they need related to learning. This study tries to examine the pattern of student information seeking during the transition period. This research is qualitative research with observations and interviews with students of SMPN 1 Cibatu Kab. Garut. The research findings indicate that the information search pattern based on David Ellis' information search model, only 3 processes are passed by students namely starting, chaining, browsing. Changes in the habitual pattern of seeking information through internet-based search engines make students not carry out an in-depth search for information. The transition from distance learning to face-to-face learning implies that internet-based information sources are the main source for meeting information needs in the educational environment. Future research will focus on the effectiveness of using search engines as a means of student learning.Keywords: information literacy, information search patterns. face-to-face learningABSTRAKSeiring berjalannya waktu kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mulai melonggar beriringan dengan kegiatan mulainya aktifitas pembelajaran tatap muka di sekolah. Transisi pola pembelajaran jarak jauh ke tatap muka telah memberikan perubahan yang signifikan pada siswa sekolah menengah pertama dari sisi cara mereka mengakses informasi yang mereka butuhkan terkait pemeblajaran. Penelitian ini mencoba mengkaji pola pencarian informasi siswa pada masa transisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan observasi dan wawancara kepada siswa SMPN 1 Cibatu Kab. Garut. Temuan penelitian menunukan bahwa pola pencarian informasi berdasarkan model pencarian informasi David Ellis, hanya 3 proses yang dilalui oleh siswa yakni starting, chaining, browsing. Perubahan pola kebiasaan mencari informasi melalui mesin perncari berbasis internet membuat siswa tidak melakukan pendalaman pencarian informasi. Transisi pola pembelajaran jarak jauh ke tatap muka memberikan implikasi sumber informasi berbasis jaringan internet menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan informasi di lingkungan pendidikan. Penelitian selanjutnya akan berfokus pada efektifitas pemanfaatan mesin pencari sebagai sarana belajar siswa.
KOMUNIKASI PEMASARAN OBJEK WISATA SITU BOLANG, INDRAMAYU Irpan Ripa'i Sutowo; Lukman Saleh Waluyo; Antar Venus; Zayyin Abdul Qudus; Gustiana Sabarina
EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI Vol 6 No 1 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/jep.v6i1.5361

Abstract

Desa Jatisura yang berada di Kabupaten Indramayu mempunyai potensi wisata yang besar namun belum berjalan dengan maksimal. Karena itu, perlu kontribusi untuk menguatkan dan mengembangkan inisiatif inisiatif yang sudah ada. Sudah banyak yang mengupas strategi komunikasi pemasaran di Indonesia namun belum ada yang berfokus di objek wisata Situ Bolang, Desa Jatisura Kabupaten Indramayu. Metode yang akan dipakai adalah metode penelitian campuran kualitatif dan kuantitatif deskriptif dengan cara wawancara mendalam serta observasi lapangan yang dicampur dengan survey kepada wisatawan domestik yang sudah mengunjungi dan belum mengunjungi objek wisata Situ Bolang. Pengambilan narasumber penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling dengan pendekatan snowball. Hasil penelitian ini mengungkap produk destinasi wisata Situ bolang sudah cukup baik dan masyarakat berminat untuk datang, harga di Objek Wisata Situ Bolang juga sudah termasuk terjangkau, hanya saja untuk lokasi memang masih dianggap perlu peningkatan, karena masih cukup jauh dari jalan tol. Sedangkan untuk promosi yang diperlukan adalah iklan tradisional seperti spanduk, iklan radio, dan juga sales promotion. Selain itu dibutuhkan juga kegiatan digital marketing untuk pemasaran Situ Bolang diantaranya pembuatan website, media sosial, dan Search Engine Optimization (SEO) dari sisi Owned Media, serta iklan digital dan endorsement dari publik figur. Publik figur yang dianggap tepat untuk mempromosikan Situ Bolang adalah dari kalangan artis ternama, pejabat publik daerah, serta dari kalangan traveler.
Strengthening Lobbying and Negotiation Skills for Trainees Fitria Ayuningtyas; Sufian Jusoh; Radita Gora Tayibnapis; Hartanto; Drina Intyaswati; Gustiana Sabarina
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v5i3.1707

Abstract

Currently, we are entering an era where high technology and the ability to communicate swiftly are required, such as lobbying and negotiation. Consequently, everyone involved in business must be able to negotiate and lobby at all times. In these conditions, the ability to negotiate and lobby will greatly affect one's career, because the skill to bargain and lobby can benefit both the corporation and the negotiator. Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Selatan (PPKD Jaksel) is a Technical Implementation Unit (UPT) under the DKI Jakarta Manpower and Transmigration Office is in charge of conducting various pieces of training to provide workers with knowledge and skills in the fields of industry, commerce, and various vocations using workshops. PPKD Jaksel captured the importance of lobbying and negotiation in everyday life as well as for business for the trainees. This community service was conducted for 3 (three) days on July 5-7, 2023, at PPKD Jaksel, which is located at Jalan Buncit Raya No. 440, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan 12740. This activity involves 20 trainees from 1st Batch 2023, Graphic Design Training Class. The ability to communicate remains a key factor in creating relationships because it allows one side to interact with another. Communication is separated into three aspects (3V): visual, verbal, and vocal, with visual receiving the most attention, encompassing the entirety of a person's appearance, including gestures, which dominate the perception of the communication.
Dinamika Buzzer Politik terhadap Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam Pemilu: Penelitian Zayyin Abdul Quddus; Gustiana Sabarina
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 1 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 1 Nomor 4 April-Juni 2
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v1i4.1560

Abstract

The implementation of elections in Indonesia has brought about the phenomenon of political buzzers as an important aspect of political dynamics in the digital era. In the context of elections, the role of political buzzers has become increasingly significant in influencing public opinion, but also raises ethical issues and negative impacts on democracy and human rights. A qualitative research method was used to describe the role of political buzzers in elections, as well as their impact on democracy and human rights. The study results show that political buzzers can threaten democratic principles by spreading inaccurate information, manipulating public opinion, and creating a non-conducive political environment. Additionally, the negative impact of political buzzers also includes threats to human rights values, especially freedom of expression and the security of individuals in exercising their rights. To address these negative impacts, efforts are needed to closely monitor and regulate the practices of political buzzers, as well as to increase digital literacy among the public to better discern information received from social media. Thus, these efforts are expected to maintain the integrity of elections, ensure a healthy democratic process, and protect human rights values for all Indonesians.