Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN LAHAN PERTANIAN PEPAYA CALIFORNIA DENGAN IRIGASI TETES DI DESA SELENGEN KABUPATEN LOMBOK UTARA I Dewa Gede Jaya Negara; Kadek Wiratama; I Wayan Yasa; Humairo Saidah; Anid Supriyadi; Suparjo Suparjo
Jurnal Pepadu Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Pepadu
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v4i2.2645

Abstract

Pengembangan pertanian di lahan kering,sangat menjanjikan jika masyarakat mau tekun melakukan pertanian dengan lebih intensif, dan untuk mendorong kepekaan masyarakat tentang potensi lahannya perlu diberikan pelatihan-pelatihan terkait dengan pemanfaatan lahannya. Dusun Tampes merupakan wilayah desa Selengan yang memiliki potensi lahan kering yang perlu dikembangkan, dengan adanya lahan yang banyak tidak tergarap perlu dimotivasi untuk mau melakukan usahatani pada lahan tersebut. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan lahan untuk penanaman papaya California pada masyarakat dusun Tampes yang berdomisili di sekitar sungai. Dengan harapan lahan tanam yang dibuat nantinya dapat dilanjutkan dengan penanaman bibit papaya, untuk membantu ekonomi masyarakat setempat, karena tanaman ini mempunyai masa panen cukup panjang dan harga jual buanya cukup bangus. Untuk itu karena lahan ini berpasiran sehingga sangat boros air maka perlu diinisiasi penggunaan air irigasi yang efisien seperti sistem tetes. Untuk hal tersebut maka pelatihan oleh tim Unram dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu yang mencakup survey lapangan, persiapan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi. Pelatihan terdiri dari pembersihan lahan, pembuatan petak lahan dan bedengan, dan pembuatan lubang tanam. Berdasarkan hasil pelatihan diketahui bahwa warga telah mampu membuat lahan tanam papaya. Sedangkan evaluasinya adalah keberhasilan dari masing-masing peserta alam membuat lahan tanam. Berdasarkan hasil pelatihan bahwa peserta telah berhasil melakukan pembuatan lahan papaya dengan luasan seluas sekitar 2 ha dengan jumlah warga berpartisipasi sebanyak 26 orang. Dengan fakta ini peserta telah berhasil dilatih untuk membuat lahan awal untuk penanaman papaya California, yang akan dilakukan lebih lanjut. Dengan berhasilnya kegiatan ini, maka tim memberi arahan agar nantinya dapat dilanjutkan dengan pengisian pupuk kompos masing-masing sehingga bisa dilakukan penanamn bibit papaya di lahan masing-masing
Kemampuan Penyerapan dan Reduksi Lengas Tanah Pada Media Polybag Kombinasi Tanah dan Kompos: Soil Moisture Absorption dnd Reduction Capability In Polybag Media Combination of Soil and Compost I Dewa Gede Jaya Negara; Salehudin Salehudin; Suparjo Suparjo; Anid Supriyadi; Humairo Saidah; Lalu Dwiki Axela Andriawan
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 9 No. 2 (2023): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v9i2.447

Abstract

Soil moisture is an important factor needed by plants for growth, and therefore the amount of soil moisture that can be stored depends on the type of soil or the composition of the soil-forming materials. Compost is one of the nutrients that is often used in the manufacture of planting media on land in the form of polybags, and the amount of compost composition on the soil is thought to greatly affect the ability to store water in the media. This study aims to test drip irrigation on a mixture of compost and soil on storage of irrigation water. Tests were carried out at a ratio of 70%: 30%, 50%: 50% and 30%: 70%. Irrigation was tested at a duration of 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes, and the data analyzed included irrigation distribution data, discharge, soil moisture data (w) and daily soil moisture change data. The results of the analysis are presented in the form of tables and graphs, then discussed and concluded descriptively. The results of the analysis show that the flow rate obtained is greater if the difference in water level to the land is greater, and the average Cu value obtained is 95.79% which is very good. With initial soil moisture in the range of 19%-25, soil moisture gain obtained by drip irrigation for 5 minutes -10 minutes is around 12%, and for a duration of 15 minutes soil moisture gain is obtained by 8% -21%. The lowest recharge was obtained on land with 30% soil and 70% compost of 8%-12%. The amount of soil moisture reduction after 24 hours of irrigation test was 6% - 17%, the lowest reduction was at 70% compost and 30% soil around 6%.
THE INFLUENCE OF ASPECT RATIO OF REBAR-WIRE FIBER ON RHEOLOGICAL AND MECHANICAL PROPERTIES OF SELF CONSOLIDATING CONCRETE INyoman Merdana; Fathmah Mahmud; Pathurrahman; Suparjo
Jurnal Infrastruktur Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Infrastruktur
Publisher : Jurnal Infrastruktur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/infrastruktur.v9i2.5120

Abstract

It is often observed that compacting device is not applied optimally when faced with difficult placement situations and self-compacting concrete is as one of solution. The production of the concrete is carried out by optimizing aggregate size and proportion as well as certain amount of superplasticizer. In order to improve tensile strength of concrete, then local rebar wire fiber, widely known in Indonesia as Bendrat, can be involved to the fresh concrete, however workability of Self-compacting concrete will be reduced as the aspect ratio of rebar wire fiber increases. This research is intended to discover the effect of aspect ratio of local rebar wire fiber on the mechanical properties of Normal Strength Self compacting concrete. Concrete samples used in this study are 150x300mm concrete cylinder made according to EFNARC recommendation. The diameter of rebar-wire fiber is kept constant namely 0.7mm whereas the aspect ratio varies between 60-100. Compressive strength, Splitting tensile strength and Flexural strength of Self-compacting concrete is obtained by testing of concrete samples according to SNI 1974:2011, SNI 2491:2014 and SNI 4431:2011 respectively. The results showed that Rheological properties of fresh concrete and mechanical properties of self-compacting concrete are highly influenced by aspect ratio of rebar wire fiber. Rheological properties, such as Flowability, Passing ability and Segregation resistance decreases as the aspect ratio increases. Moreover, the research result indicate that Compressive strength of self-compacting concrete is insignificantly improved as the Aspect rasio increase. Optimum compressive strength is obtained from concrete specimens with aspect rasio of 70. On the other hand, the addition of rebar wire fiber on the fresh concrete significantly govern the properties of Tensile strength of self-compacting concrete with the optimum aspect rasio ranging from 70-80.
Penyuluhan Tentang Bangunan Sederhana Tahan Gempa Dari Beton Bertulang dan Bambu Plester di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara I Wayan Sugiartha; Suparjo; Aryani Rofaida; I Wayan Yasa; Jauhar Fajrin
Portal ABDIMAS Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v1i1.2336

Abstract

Kerusakan dan kerugian terbesar yang diakibatkan oleh gempa Lombok tahun 2018 di Kabupaten Lombok Utara adalah sektor permukiman yaitu sebesar 72,43 % dengan total rumah rusak sebanyak 63.332 unit. Desa Karang Bajo adalah salah satu desa di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara dimana terdapat cukup banyak rumah warga yang mengalami kerusakan dengan katagori sedang dan berat pasca gempa tahun 2018. Permasalahan yang ditemui bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara membuat bangunan yang lebih tahan terhadap gempa ditinjau dari aspek struktural. Disisi lain, potensi tanaman bambu di Kecamatan Bayan cukup banyak namun pemanfaatannya belum optimal khususnya untuk membuat rumah yang aman dari gempa bumi. Dengan demikian penyuluhan tentang pembangunan rumah dari pasangan batu maupun rumah dari bambu plester yang tahan gempa ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat di Desa Karang Bajo. Metode kegiatan yang dilaksanakan dikemas dalam bentuk demo dan penyuluhan. Demo dilakukan untuk menjelaskan secara langsung bagaimana cara membuat rumah dari pasangan batu dengan struktur beton bertulang dan rumah bambu plester yang tahan gempa. Adapun kegiatan penyuluhan ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu persiapan penyuluhan, pembuatan materi dan gambar-gambar desain sebagai alat bantu penyuluhan, koordinasi dengan Kepala Desa dan menentukan jadwal dan lokasi/tempat penyuluhan. Dari hasil penyuluhan terlihat bahwa masyarakat desa Karang Bajo telah mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang bangunan sederhana tahan gempa dari beton bertulang dan bambu plester. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan dapat ditularkan kepada keluarga dekat dan masyarakat disekitarnya
Pendampingan Perbaikan Rumah Korban Gempa Lombok: Studi Kasus di Dusun Orong, Batulayar-Lombok Barat Jauhar Fajrin; Muhammad Muchlis; Miko Eniarti; Suparjo; Pathurahman
Portal ABDIMAS Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v1i1.2364

Abstract

Salah satu tantangan utama pada saat proses pemulihan setelah kejadian bencana gempa adalah proses perbaikan tempat tinggal masyarakat. Setelah masa darurat selesai dan masyarakat kembali dari tempat pengungsian, mereka kembali ke rumahnya yang sudah rusak bahkan hancur berantakan. Pada tahap seperti ini masyarakat berada dalam situasi kebingungan dan kurang pasti harus melakukan apa. Tulisan dalam artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana cara membangun kembali rumahnya dari puing-puing bekas yang tersisa dan bahan bangunan yang ada disekitarnya. Konsep yang ditawarkan disini adalah sebuah desain rumah yang masih termasuk dalam katagori hunian sementara (huntara) tetapi bisa memenuhi semua kebutuhan dasar penghuni layaknya sebuah rumah tinggal dan bisa ditempati dalam waktu tahunan sampai masyarakat siap membangun kembali rumahnya secara permanen. Bahan yang digunakan adalah bahan yang tersedia disekitar lingkungan pemukiman dan beberapa bagian merupakan daur ulang dari puing-puing bekas rumah yang mengalami kerusakan. Konsep hunian sementara ini telah berhasil didesain, dibangun dan diaplikasikan
Sosialisasi Rumah Sehat Tahan Gempa di Desa Teros Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur Ngudiyono; Didi S. Agustawijaya; Akmaluddin; Buan Anshari; Ni Nyoman Kencanawati; Hariyadi; Aryani Rofaida; Pathurahman; Suparjo; Baiq Wiranda Danetta Baiduri
Portal ABDIMAS Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v1i2.3389

Abstract

Desa Teros adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur dengan tingkat kepadatan penduduk 5.009 jiwa/km2 dan termasuk kategori kepadatan tinggi. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan, rumah dan juga penghuninya. Rumah sebagai tempat tinggal harus memenuhi aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bagi penghuninya. Rumah sehat harus memenuhi kriteria: akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan. Penduduk yang tinggal di permukiman padat dan berada di daerah rawan gempa memiliki kerentanan terkena dampak gempa karena keterbatasan ruang terbuka. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi, pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat di Desa Teros tentang pentingnya rumah sehat tahan gempa untuk permukiman yang berada di daerah rawan gempa. Kegiatan ini sekaligus mendukung program pemerintah melaksanakan manajemen penanggulangan bencana sebagai upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, menghadapi bencana gempa. Metode yang digunakan adalah metode ceramah yang dikombinasi dengan gambar-gambar dan video. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab tentang rumah sehat tahan gempa. Berdasarkan hasil pre test dan post test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta tentang rumah sehat tahan gempa dari 20% menjadi 92%. Dengan demikian, kegiatan pengabdian ini telah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang rumah sehat tahan gempa. Sehingga dengan konstruksi rumah sehat tahan gempa dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan memperkecil resiko bangunan runtuh dan jatuhnya korban jiwa jika terjadi gempa